MAKMUR
NIS. 19.10.101.007
AHLINAUTIKA TINGKAT I
TAHUN 2019
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Nama : MAKMUR
ALFAHAD.
Merupakan karya asli. Seluruh ide yang ada dalam karya ilmiah ini, kecuali tema
dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide yang saya susun sendiri.
Jika pernyataan di atas sebaliknya, maka saya bersedia menerima sanksi yang di
MAKMUR
iii
PERSETUJUAN SEMINAR
NIS : 19.10.101.007
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
MV. ALFAHAD
MAKMUR
NIS. 19.10.101.007
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
NIP.
v
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum Wr. Wb. Segala Puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh karena Rahmat dan Izin-Nya selama ini,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan KIT ini, dengan judul: “Analisis
akhir ini merupakan salah satu persyaratan bagi Pasis dalam menyelesaikan
studinya pada program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut (DP) Tingkat I di PIP
Makassar.
KIT ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dari susunan kalimat, segi
bahasa, cara penulisan serta pembahasan materi. Untuk itu penulis senantiasa
semangat, nasehat, materi serta bantuan doa kepada penulis dalam penyelesaian
dalam penyelesaian KI
yang telah membantu dalam penyusunan KIT ini namun tidak dapat disebutkan
vii
ABSTRAK
Penelitian ini diadakan di atas kapal MV. Alfahad. Sumber data yang
diperoleh adalah data primer yang langsung dari tempat penelitian dengan cara
melakukan pengamatan dan tanya jawab langsung dengan cara melakukan
pengamatan tanya jawab langsung dengan perwira anak buah kapal khususnya
bagian deck, literatur-literatur yang berkaitan dengan judul KIT ini
ABSTRACT
The results obtained from this study indicate that the occurrence of fire
in a lifeboat on the MV. Alfahad because it was caused by the embers coming out
of the chimney from the ship which was caused by the Enjector which did not pull
out.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMANJUDUL.............................................................................
ABSTRAK ...........................................................................................
ABSTRACT .........................................................................................
C. Batasan Masalah.................................................................
F. Hipotesis.............................................................................
C. Temuan ……………………………………………..
A. Kesimpulan ………………………………………….
B. Saran ………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penumpang dan muatan dalam jumlah banyak ke tempat tujuan dengan aman
passenger, kapal general cargo, kapal container, kapal tanker, kapal bulk
carrier, kapal harbour tug ship assisting yang mempunyai tingkat resiko
untuk melakukan fire drill minimal 1 (satu) kali dalam sebulan untuk kapal
Indonesia perlu melihat kembali konsep yang sudah ada yang ternyata belum
yang masih pantas dan layak untuk diterapkan, baik masalah konstruksi,
Adapun fakta yang penulis alami saat bekerja pada kapal MV. Alfahad
yaitu terjadi kebakaran di sekoci lambung kiri kapal saat pelayaran dari Jeddah
atas, sangat menarik perhatian penulis untuk mengkaji lebih jauh dalam karya
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
Sekoci.
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis diharapkan bagi anak buah kapal secara umum dapat
dilakukan oleh Nahkoda dan perwira jaga untuk mengolah gerak kapal
pada saat terjadi kebakaran disekoci lambung kiri kapal dan penggunaan
penanganan kebakaran
F. Hipotesis
dikemukakan, hipotesis yang diambil adalah diduga Bara api yang keluar dari
Alfahad .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Faktor Manusia
pemadam kebakaran .
2. Panik dan tidak fokus menghadapi sesuatu bahaya yang datang secara
tiba-tiba.
kehilangan kapal dan bahkan jiwa manusia, oleh sebab itu penting sekali
kebakaran diatas-kapal
kebakaran tersebut. Tanggapan ini harus standard untuk semua kapal dan
5
setiap personil yang sign on diatas kapal, ia harus sudah tahu organisasi
kebakaran yang ada dan tahu posisinya dan tugasnya tersebut. Perlu diketahui
bahwa tidak ada satupun kejadian keadaan darurat (emergency) yang sama dan
setiap situasi harus siap dievaluasi sebelum diambil suatu tindakan. Setelah
penilaian dilakukan atas insiden yang terjadi Nahkoda atau Perwira yang
tindakan berisiko yang tidak perlu agar supaya jangan dilakukan, konsep
team yang kecil akan lebih mudah diukur dan diatur serta dengan cepatnya
Perhubungan, 2000:45).
operasi keadaan darurat. Maksud dan tujuan organisasi bagi setiap situasi
adalah untuk:
bahayanya
a. Persiapan
Nahkoda dan para perwira harus menyadari bahwa apa yang harus
6
b. Tindakan pendahuluan
harus langsung menuju tempat yang telah ditentukan sesuai sijil dan
anjungan.
satu suling pendek dan satu tiup panjang terus menerus. Anak buah
f. Formasi Team
Tujuan pembahasan hand out ini dapat diasumsikan jumlah crew kapal
Formasi team :
services.
Misalnya :
d) Menyiapkan logistic
g. Keefektifan Team
5) Electrical skill
9) Damage control
Keadaan darurat akan diterapkan bila kapal berada di atas dok atau
perwira jaga
darat
tersebut
dan tugas masing-masing anggota team dalam muster list daftar periksa
tersebut adalah :
11
penyimpanan peralatan.
3) 4 life line
7) 2 kampak tangan
11) 1 explosimeter
arrangement, fire and safety control plans, muster and check list
dan SAR
di atas kapal.
hubungan kerja menjadi kurang harmonis. Hal ini terjadi di atas kapal MV.
Alfahad
Klasifikasi Kebakaran
jenis bahan yang terbakar dan media yang akan digunakan untuk
kebakarannya.
dan air
adalah tepung pemadam (dry powder), foam (busa), air dalam bentuk
c. Klas C : listrik
Alat pemadam yang dipergunakan adalah pasir halus dan kering, dry
14
kerja keras.
belakang
standby
D. Faktor Kapal
yang biasanya dialami adalah badai, gelombang yang tinggi yang dipengaruhi
oleh musim/badai, arus yang besar, kabut yang mengakibatkan jarak pandang
yang terbatas. Namun yang penulis alami pada kasus ini adalah cuaca yang
sangat panas dan kebakaran disekoci akibat bara api yang keluar dari cerobong
asap.
BAB III
A. Lokasi Kejadian
Bara api yang keluar dari cerobong asap atau panel disebabkan karena enjector
kebakaran terjadi disekoci lambung kiri kapal, maka tindakan preventif yang
dilakukan adalah menempatkan kapal diatas angin dengan cikar kekiri , angin
17
berhembus dari lambung kanan sehingga badan kapal terbebes dari amukan
api, Setelah itu baru anak buah kapal memadamkan kebakaran tersebut dengan
menggunakan alat padam (nozzle dan slang pemadam ) dan api segera
padam.
C. Temuan
diakibatkan oleh bara api yang keluar dari cerobong asap kamar mesin. Dari
hasil laporan atau berita acara dari masinis jaga bahwa terjadi kerusakan pada
nozzle enjektor.
salah satu nozzle yang tidak mengabut yang mengakibatkan pembakaran tidak
sempurna. Sehingga temperature pada turbin gas naik atau melebihi dari pada
kebakaran.
terutama dalam pemilihan media yang cocok , bahan apa yang terbakar dan
terbakar adalah sekoci, tapi media yang digunakan oleh anak buah kapal
akan saling menunjang satu sama lain. Apabila terjadi suatu keadaan yang
kapal.
ditanggulangi lagi
Sikap ini akan jelas terlihat jika awak kapal tidak mengetahui
kemungkinan seperti:
D. Urutan Kejadian
di kapal MV. Al Fahad adalah sebagai berikut, pada saat itu kapal membawa
Port Taufiq Egyptian (Mesir) yang dapat ditempuh dalam waktu 36 jam, saat
20
perjalanan di alur Suez gulf yaitu kira-kira jam 10.30 atau sekitar 15 jam
mengambil tindakan preventif dengan kapal di olah gerak (stand by) mesin
dan kapal di cikar kiri untuk menempatkan kapal diatas angin agar kapal
terbebas dari amukan api sementara ABK yang lain berusaha untuk
memadamkan api dengan menggunakan foam dan dry chemical serta Co2
ternyata tidak efektif, setelah posisi kapal berada di atas angin dilakukan
jaga pada saat itu maka ditemukan bahwa terjadinya kebakaran tersebut
api keluar dari cerobong asap kemudian terbawa angin dan jatuh mengenai tali
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melihat fakta dan masalah yang terjadi diatas kapal, maka
Enjektor yang tidak mengabut dapat mengeluarkan bunga api / bara api
melalui cerobong asap yang menjadi pemicu terjadinya kebakaran pada sekoci
B. Saran
dilakukan secara berkala pada enjektor pada injector, dan sebaiknya alat-alat
menanggulangi kebakaran.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Diklat Perhubungan Laut, (2000) Advanced Fire Fighting, Jakarta , Badan
Diktat Perhubungan Laut
Politeknik Ilmu Pelayaran, (2008), International Safety Guide For Oil Tanker
Dan Terminals, Makassar, Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar
RIWAYAT HIDUP
1981, SMA Sawerigading Makassar tahun 1985, Strata “A”/ ANT-III BPLP
Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar tergabung pada Angkatan XVIII Tahun 2019.
sekarang, kemudian pernah berlayar 1980 sampai 1982 bekerja pada kapal MV.
Penulis menikah dengan Dra. Atika Musa Gani pada tahun 1993 dan telah
dikaruniai anak : 1. Poerwanto S.S.T. Pel, 2. Drg. Eka poernama Sari dan 3 .