Anda di halaman 1dari 40

KARENAMU CORONA

Kau berada dimana mana

Di sana di sini kau selalu ada

Hadirmu bagai misteri di muka bumi ini

Disini disana tumbalmu berjatuhan

Tua muda laki-laki perempuan bahkan para medispun kau lalap

Dalam setiap insan

Hari demi hari penuh kegalauan

Hari demi hari penuh kekuatiran

Hari demi hari penuh ketakutan

Hari demi hari penuh keraguan

Karenamu

Semua dirumahkan karenamu

Munculnya berbagai permaalahan baru karenamu

Namun,semua tiada putus asa untuk melawanmu

Doa-doa dipanjatkan diseluruh penjuru

Agar tragedi corona cepat berlalu


TAK MAU JADI KAWAN

Bentukmu sangat mungil tak terlihat oleh mata

Namun kau sangat berbahaya

Keberadaanmu dimana mana, di kanan dikiri disekelilingku

Bagai kawan yang setia mendampingi setiap langkah manuasia

Namun mereka tak satupun menyukaimu

Kedahiranmu membuat masalah pada berbagai kehidupan

Kendala ekonomi, kesehatan, pedidikan bahkan pada hal beribadah

Ekonomi menjadi sulit

Orang sehat semakin sedikit

Banyak orang menjadi

Pendidikan bagai terjepit

Semua orang tak mau menjadi kawanmu

Semua orang hanya ingin melawanmu

ALLAH TOLONGLAH KAMI !


Corona wahai corona!

Semenjak dirimu hadir di muka bumi ini

Sebagian dari kami mengurung diri

Dirumah kami masing-masing

Belajar kami pandu dari rumah

Mereka pun belajar dari rumah

Mereka mengirim tugas dari rumah

Mereka beribadah di rumah

Corona wahai corona!

Entah apa masalah kami

Sehingga dirimu datang serempak mendatangi kami

Bagai bala tentara yang selalu sigap menyerang kami

Corona wahai corona!

Kami tau dirimu adalah salah satu makhluk ciptaan yang Maha Kuasa

Atas kuasa Nya juga kau berada

Dan dirimu pun selalau tunduk pada Nya

Ra Rabb yang Maha Kuasa!

Tolonglah Kami umatmu

Lepaskan kami dari derita yang Kau berikan

Lepaskan derita anak - anak kami dari cobaan corona ini


TAK SEINDAH NAMAMU

Ketika ku dengar namamu

Sepintas indah di telinga ku

Ketika kulihat bentukmu

Begitu indah bagai bunga nauclea

Namun ketika ku kenal lebih dekat

Dirimu sangat menyeramkan

Membuat orang ketakutan

Tak satupun mau berdekatan

Disaat kami terpapar olehmu

Tak lagi kami mampu bercanda

Tak lagi kami mampu berbicara

Tak lagi kami mampu berbahagia

Yang bisa kami lakukan hanya bisa berbagi duka

Kapankah kau akan berlalu

Kapan kau akan pergi meninggalkanku

Anak anak kami sangat rindu ingin bertemu

Belajar bersama teman dan guru


KEDATANGAN KORONA

Kedatanganmu tak bisa terlihat oleh mata

Namun bisa bergerak ke mana saja kau suka

Begitu bebasnya bergerak diudara

Menyapu siapa saja tanpa mereka tahu

Kedatangannu begitu asing terdengar

Kedatanganmu begitu tiba -tiba

Kadatanganmu mengundang banyak tanya

Separah apa wajah dan rupanya

Kini bala tentaramu telah merajalela

Melahap siap saja yang terlena

Yang aku tau dimana- mana

Kau telah membunuh banyak nyawa

Rasa Bahagia tiada lagi ada

Begitu cepat saudara saudara kita berpulang pada Yang Maha Kuasa

Air mata dan doa mengiringi kepergiannya

Semoga mereka tenang di sisi Nya


KITA PASTI BISA

Corona

Kau tak terlihat tapi kau jahat

Kau makhluk alam tapi kau kejam

Sepintas kau seperti influensa tapi kau berbahaya

Sepintas wajahmu membuat Bahagia tapi kau membuat duka

Corona

Kami berjuang melawanmu

Mulut dan hidung tertutup rapat

Dengan masker yang begitu kuat

Jarak kami tak lagi dekat

Hanya bisa bicara melalui sinyal perangkat

Budaya cuci tangan selalu kami terapkan

Supaya kami semua ama

Corona

Bersama kami melawanmu mencari kemenangan

Usaha dan doa kami panjatkan

Semoga derita corona segera bisa terbebaskan


CORONA SANG PERAMPAS

Siapakah engkau wahai Corona?

Semua merasa takut

Semua merasa kalut

Semua mengurung diri di rumah

Semua tidak ke sekolah

Semua tidak ke tempat beribadah

Siapa engkau wahai corona?

Engkau datang bagai perampas

Kau merampas kebebasan kami

Kau merampas kesehatan kami

Kau merampas kebersamaan kami

Kau merampas kebahagiaan kami

Siapa engkau wahai corona

Kini kami tak peduli siapa dirimu

Kami punya keyakinan kuat

Bahwa kau pasti akan pergi suatu saat


SANG PAHLAWAN CORONA

Wahai para medis yang aku cintai

Aku bangga padamu

Demi kebahagiaan sesama, kau rela berjuang

Berusaha berupaya selamatkan jiwa

Semangatmu

Senyummu

Kesabarannu

Aku bangga padamu

Beban di pundakmu tak pernah surut

Tekadmu mengagumkan

Doaku menyertai kalian

Terimakasih pahlawanku

Pengorbanan dan ketulusanmu begitu besar

Berbagai resiko kau tantang

Semangat berjibaku kau sandang

Demi jiwa agar tak melayang


SENYUM KERINDUAN

Ketakutan, kecemasan selalu menghantui diri

Sejak kau hadir di bumi ini

Pergi…………………

Pergilah dari bumi pertiwiku

Kami merindukan keceriaan

Kami rindu senyuman indahmu

Kami rindu sekolah seperti dulu

Kami rindu………

Kami rindu……

Cukuplah sudah penderitaan ini

Karenamu,corona

Pergi…………

Cepatlah kau pergi jangan pernah kau kembali

Biarkan pertiwiku tersenyum

Biarkan pertiwiku bersinar

Bersinar dan terus bersinar

Tiada henti
CORONA

Corona,itulah sebutanmu

Corona dunia medis menamaimu

Corona bukan virus sembarangan

Corona virus yang mematikan

Dunia mengkhawatirkan kedatanganmu

Jangankan menyapa, mendekatpun tak ada yang mau

Mereke bermasker untuk menghalaumu

Mereka memvaksin untuk menginun dirinya

Namun apakah merekatahunkelemahanku?

Aku tak mampu melawan protokol kesehatan

aku tak anggup menggapai mangsa di kejauhan

aku tak sanggup mendekat

tatkala mereka menjaga diri penuh sigap ketat dan kuat


AMBULANCE

Suaramu melengking

Menyayat telinga

Menggores hati gundah gulana

Menoreh isi hati penuh lara

Ambulance tak sempat memasang wajah duka

Meratap tak henti memecah udara kota

Sirine yang kau punya

Suaramu telah mengalahkan masa

Hingga semua menepi

Dalam hati kecil merka mereka bicara

Silahkan melaju tanpa henti

Sampai tujun yang kau ingini

Dalam hati kecil merka bicara

Hanya aada dua kata

Ada dan tiada

Setumpuk doa mereka panjatkan Semoga selalu diberi keselamatan


PAHLAWANKU

Suasana gerah tak kau rasa

Cucuran peluh tak pernah kau keluhkan

Lapisan bajumu kau tebalkan

Wajahmu kau sembunyikan

Hingga parasmu tampak semu

Dibalik maskermu

Wahai para medis dan dokter

Dibaik prokes yang ketat

Semangatmu hebat

Kerjamu cepat

Bahkan mautpun kadang kau dapat

Pahawanku......

Kau rawat merka dengan ikhlas

Seluruh pasien Covid 19

Hingga mereka segera terbebas

Dari virus yang mengganas


JARAK HIDUP DAN MATI

Jarak kematian begitu dekat

Jarak kematian begitu rapat

Satu persatu menunggu giliran

Satu persatu menanti antrian

Upacara tak lagi diperlukan

Cukup pulasarayang disederhanakan

Lihatlah para petugas itu!

Degup jantung menjadi terbiasa

Menari –nari tanpa irama yang pasti

Ketika subuh menjelang

Ketika terang membayang

Ketika siang menerang

Ketika senja merembang

Ketika malam membenam

Duka tak pernah kenal waktu

Bagai dalam medan perang

Jarak hidup dan mati begitu dekat


PERJUANGAN PARA PAHLAWAN PANDEMI

Mereka berjuang siang dan malam

Menyembunyikan lelah dalam-dalam

Mereka tinggalkan keluarga

Merka tak lagi bercanda dengan saudara

Demi menyelamatkan banyak raga

Dengan tekat peduli pada sesama

Beberapa dari mereka bernasib tak mujur

Bagai daun di musim gugur

Namun hatimu sangat luhur

Semangatmu tak pernah luntur

Mereka berjunag susah payah

Mari kita bantu dengan tetap dirumah


KUTAHU ENGKAU BOSAN

Kutahu engaku bosan menatap layar

Kutahu engkau jemu dengan wajah digital

Yang hanya bisa menyapa tanpa raga

Tanpa bersua nyata

Kau tinggalkan kebiasaan bersalaman

Kau tak bisa lagi ketaman – taman

Kau hilangkan canda dengan teman

Segunduk keluhkutiada lagi makna

Semua saling berusaha

Mempertahankan hidup adan asa

Bilamana saatya nanti

Ketika duka pagebluk ini berhenti

Ku tahu kan lepaskerinduanmu

Bagai menghaul duka dan sendu


JAGA JARAK

Jaga jarak bagai jurus ampuh

Membentengi raga – raga yang rapuh

Dari anak – anak hingga para sesepuh

Jaga jarak bagai tameng sakti

Pelindung diri dari virus pandemi

Namunjaga jarak tiada kan berarti

Tanpa adanya sadar diri

Sebarka berita jaga jarak

Lakasanakan anjuran jaga jarak

Tertobkan perintah jaga jarak

Karena jarakmu sebagai batas nyata

Dari bahagia dan nestapa

Akibat virus corona


ISOLASI MANDIRI

Semua telah tahu

Kini adalah tahun kelabu

Tak satupun berani bertamu

Kamipun tak berani terima tamu

Apakah ini wujud kemarahan sang Pencita

Ataukah hanya sekedar ujian

Adakah yang akan Kembali ke pangkuanNya malam ini?

Seseorang berteriak dari balik jendela

Bahkan ia tahu pintu tak akan mungkin dibuka

Karena corona

Terdengar suara tangis dan tawa

Dari balik pintu yang tekunci rapat

Harapan nan penuh semangat

Bersama obat dengan takaran tepat

Bersama sisa tenaga yang tak lagi kuat


PERANG MELAWAN CORONA

Kita buuh senjata

Tapi bukan senapan

Bukan juga senjata tajam

Musuh kita bagai tantara rahasia yang tak kasat mata

Senjata andalan yang selalu kita butuhkan

Kesehatan yang terjaga

Sesekali kita harus menyerang dan meyerbu mengakhiri pandemic ini

Teriakan perang terus berkumandang

Senjata desinfekatan terus diluncurkan

Berbaris menghadang lawan diujung perbatasan

Seiring peluh yang mengucur

Bersama senjata yang terus meluncur

Berharap Pandemi segera dilebur

Walau kita menyadari sejumlah besar kekalahan tak lagi bisa dihitung dengan jari

Menghilangkan sejumlah nama dan nyawa

Namun semangat perang melawan pandemi tak akan berhenti


PELAJARAN CUCI TANGAN

Masih terbayang selalu di ingatan

Senandung irama mengiri ngi sebuag syair

Yang riang di nyanyikan semenjak anak - anak lahir

Sebelum kita makan

Cuci tanganmu dulu

Tak menngenal usang syair itu selalu terngiang

Namun kini

Cuci tangan menjadi sebuah kewajiban yang harus selalu dilakukan

Tak boleh sekalipun di lengahkan

Kematian mengancam secara diam – diam

Masa tanggap darurat selau diterapakan

Betapa kita semua dibuat penuh kekhawatiran

Tak ada lagi kenyamanan,

Kematian benar-benar mengancam diam-diam

Mari kita seluruh warga dunia untuk selalu cuci tangan setiap waktu

Saatnya bersatu membersihkan diri kita untuk bersama melawan corona


SEDERET BANGKU SAKSI BISU

Lihatlah sederet bangku yang tertata rapi itu !

Andai ia punya mata

Andai ia punya telinga

Andai ia punya rasa

Andai ia bisa bertutur kata

Ia pasti hendak bercerita dan bercanda

Pada seluruh raga yang duduk diatasnya

Ia pasti akan bertanya

Mengapa merek ada di sana

Sederet bangku itu seakan menedengarkan

Urutan dan suara antrean panjang mengumandang

Memanggil dan mengundang nama

Bagi siapapun yang telah datang

Sederet bangku itu seakan bersaksi denga yakin

Bagi siapa saja yang telah mendapat vaksin

Sederet bangku itu seakan mempersilahkan

Bagi siapapun yang menginginkan kekebalan

Dari kejamnya virus corona yang mematikan


VAKSIN CORONA

Jari –jemari para medis yang terampil itu

Bagai menari tana menepi

Hilir mudik silih berganti

Berpegang pada bilah jarum yang terisi

Bak cairan sakti

Penyerang pasukan virus corona

Berbagai nama tercipta

Sinovak

Moderma

Astrazenika

Nama – nama itu lak lagi asing dipendengaran

Semua mudah untuk dirapalkan

Siapapun bisa mendapatkan

Berbagai asa diharapkan

Berbagai doa dipanjatkan

Demi sebuah keselamatan


DUNIA TANPA WARNA

Hai....

Wujudmu mungiltak kasad mata

Tapi kemampuanmu telah melenyapkan ribuan nyawa

Belum puaskah kau merenggut kebahagiaan umat manusia ?

Semua orang terbatas dalam gerak langkahnya

Kehadiranmu telah membuat dunia tanpa warna

Kesunyian melanda seluruh kota

Perjumpaaan manusia hanya sebatas menatap tanpa tutur kata

Kita dituntut pada kesabaran

Yang tak pernah diketahui kapan akan berujung di muara

Kapan dunia ini akan berwarna lagi

Kapan kita akan berjumpa lagi

Doaku semoga corona segera pergi


KEHADIRAN VAKSIN

Tak pernah ada yang mengira

Tak pernah ada yang menduga

Corona menyebar tanpa mengenal kasta

Seketika berubah tanpa makana

Tiada lagi kata – kata

Banyak yang berjuang di sana

Berbekal peduli pada sesama

Kini sedikit senyum merekah

Kalut dan kelam berangsur menjadi cerah

Kehadiran vaksin sebagai penguat

Menciptakan kekbalan diri penuh tekat

Manfaatkan waktu – waktu yang tersisa

Tumbuhkan segenap asa

Melalui kehadiran vaksin di Indonesia


KISAH PEREMPUAN HEBAT

Angin ikut menyampaikan kisah haru para ibu

Serta para perempuan hebat itu

Melayani bangsaku tanpa kenal waktu

Dirumah sakit itu

Ia berharap Corona segeraberlalu

Berpegang pada sebuah restu

Bertaruh nyawa meregang rindu

Dirumah itu perempuan berujar

Dari para ibu penuh sabar

Mendampingi anak belajar

Baginya tugas itu terasa tak wajar

Namun ia tetap gencar bagai pengajar

Mencipatkan generasi bangsa teepelajar

Bibrnya tak pernah lepas dari do’a

Bilamana corona akan sirna


BURUH PERUSAHAAN

Lihatlah mereka para buruh perusahaan !

Diberhentikan tanpa ampunan

Berdalih derita kerugian

Menjadi korban perusahaan

Sejenak muncul pemikiran

Bagaimana mereka mencari pemasukan

Kemana lagi mereka menggantungkan

Sejenakmuncul pemikiran

Kemana mereka akan menempuh jalan

Taktik baru perekonomianharus segera mereka temukan

Demi menyambung dan memenuhi kebutuhan

Dalam kesedihan para buruh perusahaan

Melintas dibenak berbagai pertanyaan

Mengapa corona ini bisa terjadi

Mengapa derita ini samapai kepada kami


SEPINYA OBYEK WISATA AKIBAT CORONA

Pemandangan sepinya dunia akibat virus corona

Mewabah tampak jelas dari angkasa

Taman publik, stasiun, tempat suci tampak kosong

Kosong melompong

Nyiur dipantai yang melambai

Tiada lagi yang mendekati

Ombak yang menggulung tinggi

Seakan kehilangan sang pemerhati

Riuh riuh suara para penjaja makanan

Kini tak lagi terdengarkan

Lapak – lapak tertutup rapat

Terkunci dan terikat oleh kawat

Tinggallahkini rasapenat

Sambil berharap corona segera lenyap


GORESAN HATI PASIEN CORONA

Seiring waktu yang berlalu

Seiring jarum jam yang masih berdenting

Aku hanya bisa berbaring

Aku tak sanggup untuk bergeming

Serasa kayu lapuk yang mengering

Ingin aku berdiri

Ingin aku segera berlari

Ingin aku bebas dariderita ini

Virus corona yang menggila

Menggiring raga – raga yang terlena

Pelanggar disiplin tiada kira

Kni aku masih terbaring

Meratapi nasib yang demikina mendenging

Hingga kepala teras pening

Pemberontakan pada diri ini mulai kambuh

Semangat ku pakasa tumbuh

Karena aku ingin segera sembuh


KISAH PERSAHABATAN VAKSIN DAN MASKER

Vaksin dan masker bagai dua sejoli

Kerja dan fungsimu saling mengisi

Oh masker.............

Daya tangkalmu begitu hebat

Menghalau virus dengan cepat

Oh maker.............

Bagai tameng kemanusiaan

Nari nestapa dan penderitaan

Dari kejamnya corona yang mematika

Oh vaksin.............

Tiada yang paham dari apa kau dibuat

Namun dibanyak tempat mudah didapat

Oh vaksin..............

Kerjamu bagai tentara yang siap menyerang

Ciptakan pertahan diri ditengah genderang perang

Melawan virus – virus penuh garang

Oh masker oh vaksin..............

Dimanapun kalian berada

Kalian harus selau bersama


WASPADA DAN CURIGA

Jangan pernah menyalahkan kami semua

Karena curiga menimpa siapa saja

Semilir anginpun mengundang tanya

Apa yang sengaja kau tebarka ke seluruh dunia

Jangan pernah kau menyalahkan kami

Yang hanya memandang tanpa suara

Wajah bermasker tak mampu mengekpresikan jiwa

Hanya mata yang bicara

Sebagai isyarat bahasa

Kata waspada ikut menata hati

Berperan mengubah perilaku adaptasi

Pada tiap detik harus terawasi

Tanpa lengah tanpa durasi

Protokol kesehatan diterapka selalu

Agar corona segera berlalu


COBALAH KAU MENGERTI !

Cobalah kau pahami

Cobalah kau mengerti

Apakah bumi ini terlalu lelah?

Begitu banyaknya manusia berulah

Apakah bumi ini sudah rentan?

Disana sini terjadi kerusakan

Deritadan bencana corona datang perlahan

Membuat bumi keresahan

Membuat manusia ketakutan

Membuat para umara kewalahan

Cucuran peluh paramedis menjadi bukti

Bahwa ada yang masih peduli

Masyarakat saling memberi

Para dermawan bagai lomba donasi

Segala bantuan datang dari penjuru negeri


SEMANGAT PAHLAWAN PANDEMI

Ku berdiri di lorong pintu

Kaki tanganku terasa beku bertabur pilu

Kuatahu hatimu menjerit

Namun kau terus bangkit

Melawan raga – raga yang terjangkit

Dengan hanya menyaksikan

Aku sudah merasa kepanasan

Dibalik baju hazmat yang menyekat badan

Serta banyaknya lapisan yang merka kenakan

Tersimpan tangisan bak dimedan pertempuran

Menyelamatakan pasien yang teru berdatangan

Sungguh ironis berita terdengarkan

Mereka digarda depan terkadang menjadi korban

Namun paramedis itu tetap ikhlas

Berjuang melawan covid 19


KELAS MAYA

Suasana mencekam dalam apitan ketakutan

Menderu bersama kabar kematian

Mengalir ditengah warta corona

Si jahat pembawa bencana

Tak ada lagi senyum sapa anak- anakku

Tak ada lagi goresan ditembok bukti kenakalanmu

Tak ada lagi bunyi sepatu riuh

Tak ada lagi sorak gemuruh

Kini semua menjadi kelas maya

Selebar layar digital penuh daya

Hanya jari bergerak mencari

Kelas semu penuh teka teki

Denga keberhasilan yang tak pasti

Namun semangat junag selalu menemani diri

Menyampaikan ilmu dengan hati luhur

Seiring Semangat yang tak pernah luntur


BELAJAR DARI RUMAH

Tiga ratus enampuluh lima hari telah berlalu

Tak pernah lagi kalian kunjungi buku

Di perpustakaan itu

Mungkinkan tampak usang dan berdebu

Apakah kau bisa menjawab pertanyaan ini

Hai Buku?

Bagaimana pendapatmu tentang pandemi?

Anak – nak tak lagi ke sekolah

Hanya bisa belajar di rumah

Belajar jarak jauh menjadi solusi jitu

Agar kalian selalu dekat dengan ilmu

Aku rasa kalian sangat mengerti

Setiap detik setiap hari

Berita virus ini muncul di televisi

Kapnkan bencana ini kan berhenti


SENYUM PENYINTAS COVID 19

Lihatlah senyuman ramah

Yang akan merka bawa sampe rumah

Rasa syukur mereka panjatkan

Rasa terimasih mereka ucapkan

Masa sulit telah terlewatkan

Tempat karantina merka tinggalkan

Dampak kesembuhan mereka rasakan

Tergambar jelas diingatan meeka

Pandemi belumlah sirna

Gelombang pasien terus – menerus ada

Genderang perang melawan virus terus bergema

Tak lupa mereka tinggalkan pesan

Patuhi protokol kesehatan

Jaga jarak, pake masker dan jauhi kerumunan


BANGKITNYA SEMANGAT BARU

Saat kesendirian teruntai pada raga

Menatap langit membisu tanpa suara

Menerawang masa setahun yang lalu

Dunia pendidikan tercengangkan

Karena pandemi yang mengguncang

Lawanlah pagi dan senja dengan satu tujuan

Cita – cita memori lama harus segera diselesaiakan

Langkahkan kaki dan terus berjalan

Gapailah gunung bentangan wawasan

Tatkala derai air mata membasahi pipi

Asa menggapai cita terpatri di hati

Harapan kesuksesan sebagai tapak dan langkah perjalanan

Tumbuh sejalan perputaran zaman

Hiraukan hari esok bagai pemburu

Jejaki harapan baru


JANGAN PERNAH KALIAN MENYERAH

Anak anakku !...........

Langkah demi langkah telah kalian jalani

Masa demi masa telah kalian laui

Melewati cobaan dan rintangan

Gerah dan lelah sebagai teman

Namun semangat tetap kalian kobarkan

Mengejar waktu denga harapan

Melawan seluruh hari hancurkan keraguan

Tebaslah kesombongan

Kuatkan keimanan

Belajar dengan penuh kesabaran

Teruslah maju pantang menyerah

Hilangkan kata mengalah

Gapai cita – cita demi masa depan cerah

Yang selam ini kalian nantikan

Demi kehidupan kalian di masa depan


JADILAH INSAN SEHAT

Anakku …

Ketika dirimu tenggelam dalam belanga duka

Bangunlah !

Semangatlah !

Pantanglah kau menyerah

Jauhkan kata kalah

Janganlah kau lengah

Ketika Sang Khalik memtengkan kuasanya

Ketika virus corona itu ada

Yakinlah pada sang Pencipta

Suatu saat penangkaplun diberikannya

Segala daya telah diupayakan

Demi mahalnya sebuah Kesehatan

Bentengi dirimu dengan keimanan

Patuhi Protokol Kesehatan

Jadilah insan yang sehat

Ingatlah ,harapan besar dipundakmu

Masa depan ditanganmu


PASKA COVID 19 DIMATA ANAK MUDA

Kreativitasmu mengisi aspirasi

Menciptakan sinergi dan kolaborasi

Saling menopang dan mengisi

Dampak covid yang selalu mendominasi

Tuangkan gagasanmu

Optimalkan intelektualmu

Bagai aspirator Indonesia maju

Pemikiran dan takat kuat

Mampu mensejhterakan rakyat

Peranmu sangat diperlukan

Bangsa ini,menghadapi berbagai tantangan

Semangat perjuangan

Senantiasa di bangkitkan

Dalam mewujudkan persatuan


MISTERI ILLAHI

Ya Allah..

Segalanya ditanganmu

Meski sudah berusaha penuh

Para ahli dan dokter telah berpeluh

Upayakan usir corona setiap waktu

Misteri dibalik kejadian tiada yang tahu

Manusia telah berusaha

Berbagai cara dan upaya

Namun corona belum sirna

Merka bagai Ababil menyerang Abraha

Bahkan yang beragamapun kena

Hanya Engkau yang tahu misteri ini

Meskipun orang bilang ini pandemi

Namun kbenaran tidak diketahui

Ya Allah

Ku mohon Engkau mengapuni

Segala salah dan khilaf yang tak terhitung

Dan lenyapkan corona dari muka bumi


DOA CORONA

Ya Allah yang Maha melindungi

Lindungi kau dari virusmu ini

Virus yang sudah bersama kami

Semakin lama semakin menjadi – jadi

Ya Allah yan tuhan kami

Jangan Engkau biarkan corona membunuh kami

Sesungguhnya corona adalah makhlukMu

Angkat dan hilangkan melaui kuasa Mu

Ya Allah ya tuhan kami

Ampunkanlah khilaf kami

Yang telah melangkah di bumi tanpa bijak berperi

Bahkan tanpa kami menyadari

Ilailas tu lilfirdausiahla

Walaaqwa’ala nuril jahimi

Fahabil taubatau waghfir dzunubi

Fainnaka ghafiru dzanbil adzimi

Anda mungkin juga menyukai