Anda di halaman 1dari 7

Kembali Kami Pada-Mu

Kembali kamu pada-Mu


Pulang jua pada akhirnya.

Jauh sudah melanglang buana


Merasa diri serba bisa

Kecanggihan terlihat dimana-mana


Kini kami diajari kembali
Untuk sekedar bersihkan diri.

Kami telah lupa


Bagaimana membasuh dengan wudhu

Kini kami Kau ajarkan


Untuk selalu mencuci tangan.

Kami telah lupa


Bahwa Engkau selalu ada

Kini kami kau ajarkan


Lewat doa yang keluar dari sukma.

Kami telah lupa


Bahwa kematian ada di mana saja
Terlena dengan harta dunia
Adzan menyeru kami lalaikan.

Kini kami kau ajarkan


Bahwa kematian selalu mengintai
Di rumah, di jalan, di pasar
Kematian sekarang di mana-mana.

Ya Allah ampuni kami


Bersihkan segala dosa kami
Berilah kami rahmat
Kembali pada-Mu dengan khidmat.

PENTING: Puisi tentang virus corona untuk ANAK SD. Merupakan kumpulan beberapa puisi
yang diperuntukan anak sd sebagai bahan ajar selama belajar di rumah.

Balada Insan 2020


Telah tersiar kabar
Manusia semakin tak karuan
Melawan agama terang-terangan
Menghinakan orang-orang beriman.

Teknologi telah melalaikan


Bukannya bersyukur kepada Tuhan
Bahwa manusia diberikan akal
Yang membuat mereka semakin pintar.

Seolah akal bukan pemberian


Seolah milik mereka, bukan dari Tuhan.

Maka datanglah diam-diam


Virus corona dari Wuhan
Banyak insan bergelimpang
Mati cepat oleh virus tak kelihatan.

Manusia panik tak karuan


Berita kematian cepat menyebar
Tak terasa orang tertular
Tiba-tiba maut sudah di hadapan.

Ibadah Dalam Hening


Mari berdoa dalam hening
Di rumah masing-masing.

Bahwa hati ini akan terhubung


Kepada Tuhan Pencipta Alam.

Bersimpuhlah
Dengan sepenuh keikhlasan.
Walau tiada mata yang melihat
Tiada telinga yang mendengar
Mari kita beribadah

Dalam keheningan
Mungkin kita sedang diajarkan
Agar beribadah dalam kesunyian.

Jangan riya’
Ingin dilihat mata manusia

Jangan sum’ah
Ingin didengar amal ibadahnya.

Tetapi
Serahkan seluruh ibadah
Hanya kepada Tuhan Yang Esa.

Puisi Menyentuh Hati Para Nakes


Pandemic virus corona melanda berbagai lini. Sudah banyak cerita para tenaga kesehatan
yang tak boleh pulang ke rumah.

Mereka benar-benar berjuang di dalam lelah. Sebagian meninggal karena harus juga tertular
saat merawat pasien covid-19 ini.

Inilah puisi haru para pejuang kesehatan.

Kami berjuang
Di garda terdepan.

Kalaupun harus mati


Maka itu kematian terindah.

Kami berjibaku
Melawan musuh tak terlihat
Jika sedikit saja kami lalai
Habislah kami jatuh terkulai.
.
.
Wahai anakku di rumah
Jangan engkau ke mana-mana
Ibu di sini sedang berjuang
Di antara maut dan kehidupan.
Betapa kami rindu
Untuk pulang ke rumah
Kembali bersama seperti dahulu
Ah, rindu ini begitu mengharu biru.

.
.

Seandainya ibu mati


Tak perlu meratapi
Tak usah mengecup
Hanya doamu yang ibu perlukan.

Peluk hangat dari jauh


Dari ibumu yang berselimut rindu.

Baca juga salah satu puisi sedih mengenai ibu. Ditulis dalam kumpulan puisi kenangan
bersama ibu tercinta. Puisi untuk mengenang segala keindahan bersama ibu kita.

Kapankah Corona Akan Usai?


Insan mati beribu-ribu
Di asia di eropa
Keluarga menangis pilu
Sesak hati hadapi bencana.

Manusia bergelimpangan
Bagai pohon yang rapuh
Roboh tertepa angin ringan
Air mata menetes jatuh.

Apakah ini sebuah pertanda


Allah telah turunkan murka
Sebab insan bergelimang dosa
Meninggalkan nilai-nilai agama?

Apakah ini sebuah nasehat


Bagi orang-orang yang beriman
Agar selalu mencari selamat
Di dunia apalagi di hari kemudian.

.
.
Kapankah bencana akan usai
Hati lelah menahan gelisah
Pikiran kami kusut masai
Diliputi kabut resah.

Mohon ampuni diri kami


Yang hampir lupa diri
Hidup dengan sifat takabur
Padahal sudah dinanti kubur.

Semoga bencana virus corona segera usai. Dan semua bisa kembali menjalankan
aktivitasnya seperti semula. Anak-anak bisa kembali sekolah. Orang tua tenang bekerja.

corona
corona datang tanpa di pinta
berkelana dialam semesta
mengertak bumi yang sudah tua
merenggut nyawa manusia
corana congkak tak berbijak
merangkak bagai cicak
menyebar begitu singkat
mengancam bumi yang sehat
manusia bumi sedang diuji
sepantas apa dia dibumi
corana akan terurai dengan udara
bersama sajak doa doa

Corona
Ini sulit hilang
Sampai sekarang tiada yang bisa menghentikannya
Ini semacam virus
Virus cinta maksudku
Setiap malam ku batuk, rindu
Setiap siang ku panas, gelisah
Kepalaku pusing,
Pusing memikirkan mu
Dan sekarang, aku terinfeksi
Gejala ini sudah lama
Namun ku dinyatakan positif baru saat ini
Aku positif mencintaimu

Coronavirus COVID-19
Bangun pagiku sedikit mendebarkan dari biasanya
Kau mengacaukan rencana pagiku

kau mengacaukan rencana manusia lain selain diriku


Kabar darurat tentang wabahmu dimana mana
Semua orang khawatir atasmu
 
Corona...
Kau tak terlihat
Namun wabahmu menyebar di seluruh dunia
Ribuan jiwa melayang atasmu
Seluruh orang takut denganmu
Bahkan seluruh dunia sedang mencari pembunuhmu
 
Corona...Keluarlah dari bumi
Cukup sudah kau membunuh manusia
Cukup sudah kau merugikan dunia
Cukup sudah kau mengacaukan dunia
Apalagi yang akan kau cari?
 
Corona...
Aku telah memohon kepada Tuhanku
Aku memohon untuk lindungi semua manusia darimu
Bersiaplah kau pergi
Karena ku yakin..
Doaku kepada Tuhanku yang akan mengalahkanmu
 
Jakarta, 14 Maret 2020
Billy Surya Dilaga

Anda mungkin juga menyukai