Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN MAGANG PRAKTIK KERJA

PROSES ALIGNMENT SHAFT PROPELLER KM EGON DI DIVISI


PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PT. PAL INDONESIA

Oleh
MUHAMMAD YOSI AMMIRUL WICAKSANA
NIM. 19050754045

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kondisi geografis negara Indonesia sebanyak dua pertiga
wilayahnya berupa lautan, total luas laut Indonesia sebesar 3,25 juta
km2. Berdasarkan kondisitersebut Indonesia disebut sebagai negara
maritim. Sebagai negara maritim Indonesia mempunyai potensi
ekonomi yang besar karena terletak di jalur perdagangan internasional
dengan diapit oleh dua Benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia
dan juga terletak diantara dua Samudra yaitu Samudra Hindia dan
Samudra Pasifik, hal tersebut dapat dimanfaatkan menjadi sumber
kekuatan ekonomi nasional dan melakukan beragam inovasi teknologi
dibidang kemaritiman.Salah satu yang perlu dikembangkan ialah
industri perkapalan.
Kapal merupakan alat transportasi yang banyak digunakan
dalam dunia perdagangan internasional. Perdagangan internasional
menggunakan alattransportasi kapal sangatlah efisien, dengan biaya
yang cukup murah dapat mengangkut muatan yang lebih banyak
dibandingkan transportasi yang lain. Gunamendukung dan
memajukan industri perdagangan yang menggunakan jasa kapal dalam
mengangkut muatan barang, maka perlu dilakukan perawatan dan
perhatiankhusus pada bagian bagian kapal terutama bagian yang
berkontak langsung denganair laut. Bagian kapal yang berkontak
langsung dengan air laut sering muncul beberapa masalah seperti
korosi dan kerusakan lain yang dapat mengakibatkan kerusakan yang
fatal pada kapal dan mengakibatkan kerusakan lingkungan dan korban
jiwa. Agar menjaga keamanan dan keselamatan kapal ketika berlayar
perludilakukan perbaikan pada kapal. Perbaikan pada kapal didukung
denganberkembangnya teknologi dan sumber daya manusia yang
sangat baik.
PT. PAL Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam
industri maritim yang terletak di Jalan Ujung, Ujung, Kec. Semampir,
Kota Surabaya, JawaTimur. PT. PAL Indonesia memproduksi
pembuatan Kapal Perang, Kapal Niaga maupun Kapal Selam. Selain
Pembuatan kapal di PT. PAL Indonesia juga melakukan kegiatan
pemeliharaan dan perbaikan pada kapal, salah satu kapal yangsedang
melakukan reparasi ialah Kapal Pelni KM. Egon yang sedang
melakukan reparasi di PT. PAL Indonesia, Kapal Pelni KM Egon
merupakan kapal yang mengangkut penumpang, barang dan
kendaraan.
Berdasarkan pemaparan tersebut, PT. PAL Indonesia mempunyai
tugas untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan pada bagian
kapal yang mengalami masalah, salah satunya ialah terdapat masalah
pada bagian poros propeler dan kemudi kapal, dengan adanya divisi
pemeliharaan dan perbaikan PT.PAL Indonesiadapat dilakukan
pemeliharaan dan perbaikan sesuai dengan kebutuhan komponen
tersebut. Dengan adanya permasalahan tersebut kami melakukan
observasi guna memenuhi tugas mata kuliah magang praktek kerja dan
untuk memenuhi Laporan magang praktek kerja yang dilakukan di PT.
PAL Indonesia.

B. Tujuan
Kegiatan Magang Praktik Kerja ini bertujuan untuk mengetahui dan
menganalisis Proses Alignment Shaft Propeller KM EGON di Divisi
Perbaikan dan Pemeliharaan PT. PAL Indonesia.

C. Batasan Masalah
Perlu adanya batasan masalah agar pembahasan mengenai Proses
Alignment Shaft Propeller KM EGON di Divisi Perbaikan dan
Pemeliharaan PT. PAL Indonesia dapat lebih terarah dan lebih mudah
dipahami. Dalam hal ini batasan masalahnya yaitu proses alignment
pada KM EGON dimana kapal tersebut sedang melakukan perawatan
rutin di untuk perbaikan dan pemeliharaan di PT. PAL Indonesia.

D. Manfaat
Adapun manfaat dilakukannya Magang Praktik Kerja, antara lain:

1. Bagi Perguruan Tinggi


a. Dapat digunakan sebagai bahan rujukan dan pedoman untuk
menganalisa penerapan kurikulum untuk mata kuliah Magang
Praktik Kerja

b. Menjadi jembatan kerja sama antara mahasiswa dengan pihak


industri
c. Agar dapat memperoleh atau bertukar informasi dalam dunia
teknik

d. Dapat menjadi bahan untuk penelitian

2. Bagi perusahaan
Dari proses analisa dan laporan Magang Praktik Kerja dapat
menjadi bahan evaluasi kefisienan proses pengerjaan yang
dilakukan di industri.

3. Bagi Mahasiswa
a. Memperoleh informasi tentang dunia kerja
b. Memperoleh pengalaman mengenai teknologi yang dipakai dan
yang sedang berkembang di dunia industri saat ini
c. Memenuhi mata kuliah Praktik Kerja Industri
d. Dapat mengetahui kondisi nyata pada lingkungan kerja
e. Menjadi referensi dalam penulisan laporan Magang Praktik
Kerja
f. Mengetahui Proses Alignment Shaft Propeller KM EGON di Divisi
Perbaikan dan Pemeliharaan PT. PAL Indonesia.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Sistem Propulsi
Sebuah kapal agar dapat bergerak membutuhkan sebuah sistem
yang disebutsebagai sistem propulsi. Sistem propulsi merupakan
sistem penggerak dalam suatukapal. Dengan adanya sistem propulsi
ini, kapal akan mampu mengatasi gaya-gayahambat yang ada. Oleh
sebab itu dibutuhkan beberapa komponen untuk menyusun sistem
propulsi. Adapun komponen tersebut diataranya Main engine, sistem
transmisi dan alat gerak (propulsor), tiga komponen tersebut
merupakan komponenpenyusun sistem propulsi. Susunan ketiga
komponen tersebut berdasarkan rancangan dan misi dari masing-
masing kapal. Hal ini berarti setiap kapal memilikisistem propulsi
yang berbeda, tergantung pada misi dari kapal (Lu et al., 2022).

Gambar 2. 1 Sistem Propulsi pada Kapal

Sumber: (Prasetya et al., 2016)

B. Sistem Transmisi
Sistem transmisi pada kapal adalah sistem yang dimana dayanya
di keluarkan dari Motor Penggerak Utama (Main Engine) yang
digunakan untuk menggerakkan kapal dengan thrust yang
diinginkan. Sistem transmisi pada kapal dibutuhkan untuk
memindahkan daya dari mesin utama. Pada kapal alat yang dapat
mentransmisi disebut dengan gearbox.
1. Gearbox

Gambar 2. 2 Gearbox

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Gearbox adalah suatu komponen berupa rumah untuk roda gigi.
Konstruksi untuk gearbox harus dibuat dengan tepat agar saat roda
gigi berputar pada sumbunya dapat meminimalisir terjadinya suatu
gesekan (Bustami Ibrahim, 2018). Gearbox adalah suatu kotak berisi
geat transmisi yang berfungsi untuk memindahkan tenaga atau daya
dari mesin utama ke mesin pendukung atau alat penggeraknya
(Mawardi, 2017).
Fungsi utama gearbox pada kapal adalah menghubungkan main
engine dengan poros propeller, di sinilah tempat perubahan daya yang
dihasilkan oleh suatu Main Engine diubah dan disesuaikan dengan
putaran propeller yang dibutuhkan agar tidak terjadi kavitasi dan
daya dapat dipergunakan secara maksimal untuk menggerakkan
kapal. Selain itu juga Gearbox berfungsi untuk merubah kecepatan.
Gearbox dipasang sebagai penghubung antara poros engkol main
engine dengan poros propeller.
2. Prinsip Kerja Gearbox
Prinsip kerja dari gearbox adalah membuat putaran dari poros input
(input shaft) menuju ke poros utama (main shaft) yang dihubungkan
dengan kopling / Clutch. Torsi yang ada pada poros utama (main
shaft) akan diteruskan ke Propeller. Perbedaan rasio dan bentuk dari
gigi gigi yang menyebabkan keluaran RPM berbeda. Gearbox juga
dapat mengatur putaran dari Main Engine menuju ke Propeller (Made
Andrean, 2004).
2.1.Cara Kerja Gearbox
Menurut Muhadi Eko Prayitno (2012), Cara kerja gearbox yang
meliputi penggunaannya pada kapal dan juga sebagai sistem
penggerak propeller, akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Selain sebagai ”Speed Reducer” fungsi lain gearbox terutama
dalam keperluan industry seperti pabrik, pertambangan,
perikanan, dan lainnya adalah untuk memperkuat daya / tenaga
dari electric motor. Seiring dengan fungsi utama gearbox sebagai
pengurang kecepatan, secara otomatis gearbox juga berfungsi
untuk memperkuat torsi dari dinamo suatu diesel. Tanpa
didukung oleh gearbox yang sesuai, dinamo motor atau mesin
diesel akan kesulitan untuk mengangkat benda-benda berat ,jika
dipaksaakan dapat mempercepat usia dinamo motor atau
bahkan merusak motor tersebut. Aplikasi pada bidang
perkapalan misalnya, biasanya gearbox di gunakan sebagai
tenaga penyokong untuk menaikan atau menurunkan jangkar,
terutama pada kapal yang besar, berat jangkar bias mencapai
puluhan ton rasa nya mustahil bagi dinamo yang memiliki
kecepatan 900 rpm per menit untuk mengangkat jangkar
tersebut.
b. Sistem penggerak pada kapal berupa propeller, arah perputaran
propeller bergantung pada perputaran porosnya yang dihasilkan
pada main enginenya. Pada umumnya main engine hanya bisa
menghasilkan perputaran dalam satu arah saja yaitu searah
dengan perputaran jarum jam atau sebaliknya kapal untuk
bergerak maju atau mundur dilakukan dengan mengatur arah
perputaran propellernya. Arah perputaran suatu propeller
bergantung pada arah perputaran porosnya. Sedang poros
propeller berputar sesuai dengan perputaran yang dihasilkan
oleh main engine, sedangkan main engine sendiri hanya berputar
satu arah saja dengan kata lain tidak dapat diatur arah
perputarannya, namun bukan berarti arah perputaran propeller
juga tidak dapat diubah. Untuk dapat mengubah arah
perputaran poros propeller perlu adanya suatu alat yang dapat
mentranmisi arah perputaran, alat tersebut adalah gearbox.
C. Propeller
Propeller merupakan salah satu bagian mesin yang dapat berfungsi
sebagaialat penggerak mekanik. Propeller dapat diasumsikan juga
sebagai alat yangdigunakan untuk dapat menghasilkan gaya dorong
yang berasal dari daya mesin yang kemudian ditransmisikan melalui
sebuah poros. Perbedaan tekanan yang dihasilkan dari propeller yaitu
antara permukaan depan dan belakang sudu (blade).Saat ini
penggunaan propeller banyak digunakan dalam dunia industri
penerbangan, maritim dan mesin energi (Kusuma Abi, 2021).
1. Jenis-Jenis Propeller
Jenis-jenis propeller berdasarkan ukuran suatu kapal dibedakan
menjadi 9 jenisdiantaranya yaitu:
a. Fixed Pitch Propeller (FPP)
Fixed Pitch Propeller (FPP) jenis baling-baling ini disebut juga
sebagai tipebaling-baling dengan pitch rendah. Tipe propeller ini
dapat digunakan untuk kapalbesar dengan rpm relatif rendah dan
torsi yang dihasilkan tinggi.
b. Controllable Pitch Propeller (CPP)
Controllable Pitch Propeller (CPP) jenis baling-baling ini
disebut sebagai tipe propeller yang dapat diubah-ubah. Propeller jenis
ini merupakan baling-balingkapal dengan langkah daun propeller
yang dapat diubah sesuai dengan kebutuhan salah satu contohnya
untuk rpm rendah bisa menggunakan pitch yang besar dan rpm
tinggi bisa menggunakan pitch yang rendah.
c. Integrated Propeller and Rudder (IPR)
Integrated Propeller and Rudder (IPR) jenis baling-baling ini
merupakan jenis tipe yang hubnya sudah terintegrasi dan berpadu
dengan rudder (kemudi). Jenis ini merupakan pengambangan
terbaru dari propulsi kapal.
d. Azimuth Thrusters
Azimuth Thrusters merupakan jenis propeller yang digunakan
untuk mempermudah kapal dalam manuver namun pemakaian
alat penggerak dengan posisi berada di bagian atas sehingga dapat
memberikan tempat yang lebih lapan untuk menemapatakan
penggerak utamanya baik berupa motor diesel ataupun motor
listrik.
e. Adjustable Bolted Propeller (ABP)
Adjustable Bolted Propeller (ABP) jenis baling-baling ini
merupakan pengembangan dari FPP yang mana daun dari baling-
balingnya dapat dibuat terpisah kemudian dipasang pada boss
propeller dengan baut, sehingga memudahkan untuk dapat distel
pitchnya pada nilai optimum yang akan dicapai.
f. Electrical Poods
Electrical Poods merupakan jenis propulsi motor listrik yang
mulai dari 5 –25 Mwatt, dan dapat menggantikan penggunaan
propeller dengan poros rudder konvensional.
g. Tunnel Thrusters
Tunnel Thrusters merupakan jenis propeller yang ditempatkan
didalam terowongan, biasanya propeller jenis ini digunakakn
sebagai alat bantu manuver sehingga dapat mempermudah kapal
manuver terutama di pelabuhan.
h. Waterjet
Waterjet merupakan jenis propulsi yang memanfaatkan
fluida air untuk mendapatkan gaya dorong dari kapal. Biasanya
jenis propeller ini dapat digunakanuntuk kapal yang berkecepatan
tinggi.
i. Contra Rotating
Contra Rotating atau disebut sebagai dua propeller yang
dipasang secara berlawanan pada suatu poros pendorong. Salah
satunya yaitu dengan menempatkanbaling-baling kedua (belakang)
satu poros pendorong dengan baling-baling pertama(depan).
Keuntungan yang didapatkan yaitu dapat memulihkan rotasi slip
stream yang disebabkan oleh baling-baling pertama (depan).

2. Bagian-Bagian Propeller
Bagian-bagian yang terdapat pada propeller adalah sebagai berikut.
a. Hub
Hub atau biasanya disebut boss dari propeller dicakram
tengah dimana propeller terpasang. Pada umumnya hub tidak
dapat menghasilkan drive sehingga yang ideal adalah
menghilangkannya. Sebagai masalah praktis meskipun hub
jarang bisa kurang dari 14% dari diameter agar memiliki
kekuatan yang cukup.
b. Keyway
Keyway atau alur pasak (spi) poros baling-baling yang
dapat mengirimkan torsi dari proos ke propeller melalui bantuan
kunci. Keyway sendiri memiliki bentuk persegi panjang seperti
logam ramping panjang di sepanjang poros yang cocok dengan
slot alur pasak yang dapat digiling atau dipotong ke interior
bagian hub.
c. Blades
Blades atau bilah propeller merupakan sirip atau foil
bengkok yang keluar dari hub. Hal tersebut mearupakan
tindakan dari bilah yang dapat menggerakan perahu melalui air.
d. Blade Face
Blade face atau bisa disebut dengan bilah muka merupakan
sisi bertekananatau permukaan bertekanan dari blade. Hal
tersebut merupakan sisi yang mendorong air ketika kapal akan
bergerak maju. Sedangkan bagian belakang bilahmerupakan sisi
bertekanan rendah dari ilah dengan sisi menghadap ke depan.
e. Blade Root and Blade Trip
Blade Root and Blade Tip meruapakan titik dimana blade
terpasang ke hub.Kemudian ujung bilah merupakan ujung yang
ekstrem yang mana posisinya sejauhmungkin dari pusat poros
propeller.
f. Leading and Trailing Edges

Leading and Trailing Edges merupakan ujung pisau yang


dapat membelahair, akan tetapi belakang adalah tepi darimana
air itu mengalir.

D. Poros Propeller
Poros propeller merupakan salah satu komponen mesin yang
memegang peranan penting dalam konstruksi transportasi air (kapal
laut). Propeller dipasang pada poros yang dihubungkan langsung
dengan mesin kapal. Jika mesin kapal dihidupkan maka poros
propeller akan berputar dan memutar propeller. Kecepatanputaran
propeller sama dengan putaran poros dimana kecepatan putaran poros
bergantung kecepatan putaran mesin kapal. Dengan berputarnya
propeller maka kapal laut mendapatkan tenaga untuk bergerak.
Dengan demikian poros propeller mempunyai fungsi yang sangat
besar, karena putaran propeller dipengaruhi oleh kondisi poros
propeller (Satriananta, M.G, 2019). Perlu diketahui bahwa beban yang
harus dipikul oleh poros secara pasti ada tiga (3) macam yaitu gaya
tarik, gayatekan dan gaya puntir. Pada saat kapal bergerak maju,
maka akibat adanya gaya dorong baling-baling terhadap air yang
diteruskan ke pondasi mesin dan mendorong kapal maju kedepan,
poros akan mengalami gaya tekan, sedangkan adanya putaran mesin
yang memutar poros maka poros akan mengalami gaya puntir
(Muchammad, 2016).
E. Alignment
Alignment adalah pekerjaan untuk meluruskan dua sumbu antara
sumbu poros penggerak dengan sumbu poros yang digerakkan
dengan batas toleransi tertentu agar tidak terjadi gesekan, getaran dan
faktor lainnya. Alignment sendiri berfungsi untuk memperpanjang
usia (lifetime) suatu mesin agar dapat mengurangi biaya beban
operasional perbaikan. Contohnya dalam pengerjaan pelurusan pusat
poros pada kapal, dikarenakan ketepatan penempatannya akan
dijadikan pedoman untuk pemasangan beberapa komponen shafting
arrangement antara lain i-bracket, v-Bracket, stern tube, radial bearing,
thrust block, flange, flexible coupling. Ketidaklurusan (misalignment) saat
pemasangan poros penggerak dengan poros yang digerakkan akan
mengakibatkan vibrasi yang tinggidan hal itu dapat mempercepat
kerusakan elemen-elemen mesin dan menurunkan performa mesin.
1. Jenis-Jenis Misalignment
1. Offset Misalignment

Gambar 2. 3 Offset misalignment

Sumber : Dokumen Pribadi


Offset Misalignment adalah posisi kedua poros dalamkeadaan tidak
sejajar dengan ketinggian yang berbeda. Pada umumnya, pengukuran
misalignment ini, diukur dalam seperseribu inchi. Secara teoritis,
pengukuran offset misalignment, diukur di tengah sambungan.
2. Angular Misalignment

Gambar 2. 4 Angular Misalignmen

Sumber : Dokumen Pribadi


Angular Missalignment adalah ketidaklurusan kedua poros yang
posisinya saling menyudut tetapi kedua porosnya memiliki
ketinggian yang sama. Pada misalignment ini, sudut antara dua poros
terbentuk yang biasanya disebut slope.
3. Combination Misalignment

Gambar 2. 5 Combination Misaligment

Sumber : Dokumen Pribadi


Combination Misalignment adalah ketidaklurusan yang terjadi pada
kedua poros dalam ketinggian maupun kedua poros saling menyudut.
2. Metode Alignment

1. Metode Straightedge

Gambar 2. 6 Metode Straightedge

Sumber : Dokumen Pribadi


Metode straightedge adalah metode yang digunakan pada
alignment dalam menentukan offset bagian kopling. Metode ini
menggunakan alat bantu feeler gauge. Feeler gauge ini berfungsi
untuk mengukur jarak antara bagian atas kopling dan juga bawah
kopling.
2. Metode Dial Indicator ( Rim and Face )

Gambar 2. 7 Metode Dial Indicator

Sumber : Dokumen Pribadi


Metode Dial Indicator adalah metode yang digunakan dalam
menentukan offset antara bagian kopling dan mengukur perbedaan
sudut antara wajah kopling. Metode ini lebih akurat daripada metode
straightedge karena metode ini menggunakan alat dial indicator.
Pengukuran offset antara bagian kopling dapat dilihat dari
pembacaan rim. Untuk pengukuran perbedaan sudut antara wajah
kopling dapat dilihat dari pembacaan face.

3. Metode Cross Dial

Gambar 2. 8 Metode Cross Dial

Sumber : Dokumen Pribadi


Metode ini menggunakan alat dial indicator sebanyak 2 buah
dalam proses alignmentnya. Alat dial indicator dipasang tepat 180
derajat secara terpisah untuk mengetahui bacaan dari antar poros.
Offset misalignment dan angular alignment dapat dideteksi secara
bersamaan.
4. Metode Laser

Gambar 2. 9 Metode Laser

Sumber : Dokumen Pribadi


Metode ini menggunakan laser sebagai alat untuk menjangkau jarak
antar poros. Misalignment dapat dideteksi oleh metode ini karena
terdapat pergerakan laser pada permukaan detector saat kedua poros
bergerak secara bersamaan

F. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah sarana untuk mencegah kecelakaan, cacat
dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Tujuan dilaksanakan
keselamatan kerja berdasarkan Undang - Undang RI no. 1 tahun 1970
pasal 3 tentang keselamatan kerja ialah sebagai berikut (Indonesia,
1970):
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar atau radiasi, suara dan getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik
physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerjanya.
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang.
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat,
perlakuan dan penyimpanan barang.
17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait
dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang
bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah
untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3
juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang
lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral,
legalitas, dan finansial. Semua organisasi memiliki kewajiban untuk
memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada
dalam kondisi aman sepanjang waktu. Praktek K3 (keselamatan
kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan
kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan
menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. K3 terkait dengan
ilmu kesehatan kerja, teknik keselamatan, teknik industri, kimia, fisika
kesehatan, psikologi organisasi dan industri, ergonomika, dan psikologi
kesehatan kerja.
3. Istilah-istilah yang ditemui dalam dalam dunia kerja
a. Hazard adalah suatu keadaan yng dapat menimbulkan kecelakaan,
penyakit dan kerusakan yang menghambat kemampuan pekerja.
b. Danger bahaya adalah tingkat bahaya suatu kondisi yang dapat
mengakibatkan peluang bahaya yang mulai tampak sehingga
mengakibatkan memunculkan suatu tindakan.
c. Risk adalah prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam
siklus tertentu.
d. Incident adalah memunculnya kejadian yang bahaya yang dapat
mengadakan kontak dengan sumber energi yang melebihi
ambang batas normal.
e. Accident adalah kejadan bahaya yang disertai dengan adanya
korban atau kerugian baik manusia maupun peralatan.
4. Cara pengendalian ancaman bahaya kesehatan kerja
a. Pengendalian teknik
1) Mengganti prosedur kerja
2) Menutup atau mengisolasi bahan bahaya
3) Menggunakan otomatisasi pekerja
4) Ventilasi sebagai pengganti udara yang cukup
b. Pengendalian administrasi
1) Mengatur waktu yang pas/ sesuai antara jam kerja dengan
istirahat
2) Menyusun peraturan k3
3) Memasang tanda-tanda peringatan
5. Standart keselamatan kerja
Pengamanan sebagai tindakan keselamatan kerja.
a. Perlindungan badan yang meliputi seluruh badan.
b. Perlindungan mesin.
c. Pengamanan listrik yang harus mengadakan pengecekan berkala.
d. Pengamanan ruangan, meliputi sistem alarm, alat pemadam
kebakaran, penerangan yang cukup, ventilasi yang cukup, jalur
evakuasi yang khusus.

G. Alat Pelindung Diri


Alat-alat pelindung diri untuk keselamatan kerja pada waktu di
tempat industri antara lain:

1. Pakaian Kerja / Wearpack


Pakaian kerja yang digunakan harus mempunyai ukuran dan
bentuk yang fleksibel, sehingga tidak menghambat gerak para
karyawan. Biasanya disertai reflector tape beraneka warna dan
ukuran sebagai indicator untuk aspek keselamatan (safety).
Gambar 2. 10 Pakaian Kerja/Wearpack

Sumber : Dokumentasi Pribadi

2. Helm Pengaman
Helm ini biasanya terbuat dari plastik dengan kekuatan tertentu
yang dapat melindungi kepala dari benturan benda keras. Standard
warna dari helm ini disetiap sektor industri atau tempat kerja bisa
saja berbeda-beda.

Gambar 2. 11 Helm Pengaman

Sumber : Dokumentasi pribadi


3. Sarung Tangan
Sarung tangan berfungsi untuk melindungi seluruh tangan dari
benda-benda tajam ketika melakukan maintenance sebuah mesin, dan
lain-lain

Gambar 2. 12 Sarung Tangan

Sumber : Dokumentasi pribadi


4. Sepatu Kerja / Safety Shoes
Sepatu Kerja salah satu Alat Pelindung Diri (APD) yang harus
dipakai oleh seseorang ketika bekerja guna menghindari resiko
kecelakaan. Bukan sekedar membuat perlindungan bagian tubuh
pekerja pada adanya resiko kecelakaan saja, tetapi dengan memakai
sepatu safety pekerja akan lebih leluasa bergerak. Ujung sepatu ini
terdapat baja pelindung, untuk melindungi kaki dari benturan
benda kerja.

Gambar 2. 13 Safety Shoes


Sumber : Dokumentasi pribadi
H. Peralatan Maintenance
1. Katrol
Katrol digunakan sebagai lintasan kawat agar bisa diberikan
pembebanan.

Gambar 2. 14 Katrol
Sumber : Dokumentasi pribadi
2. Kawat
Kawat yang berdiameter 0,5 mm digunakan sebagai acuan
pelurusan pada proses alignment.

Gambar 2. 15 Kawat
Sumber : Dokumentasi pribadi

3. Jangka Kaki
Jangka kaki berfungsi sebagai alat ukur pada proses alignment,
untuk mengukur jarang antara kawat dengan bearing.

Gambar 2. 16 Jangka Kaki


Sumber : Dokumentasi pribadi
4. Jangka Sorong
Jangka sorong digunakan untuk mengukur jangka kaki setelah
dilakukan proses pengukuran dengan jangka kaki tersebut.

Gambar 2. 17 Jangka Sorong


Sumber : Dokumentasi pribadi

5. Pembebanan
Pembebanan diberikan menggunakan besi berukuran 30 kg
untuk menjaga ketegangan kawat.

Gambar 2. 18 Pembebanan
Sumber : Dokumentasi pribadi
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan


1. Profil PT. PAL Indonesia
PT. PAL Indonesia sebagai salah satu industri strategis yang
memproduksi alat utama sistem pertahanan Indonesia khususnya di
bidang kelautan. PT. PAL Indonesia mempunyai peran penting dalam
mendukung pengembangan industri kelautan nasional. Tujuan
terbentuknya PT. PAL Indonesia ialah sebagai pusat keunggulan
maritim nasional. Oleh karena itu PT. PAL Indonesia telah berhasil
membuktikan reputasinya sebagai kekuatan utama dalam
pengembangan industri maritim nasional.

Gambar 3. 1 PT. PAL Indonesia

Sumber: (www.pal.co.id)
PT. PAL Indonesia merupakan perusahaan galangan kapal terbesar
di Indonesia. Memiliki keunggulan bisnis pada kapabilitas
Pembangunan dan rancang bangun Kapal Perang dan Kapal Niaga;
Pembangunan dan Maintenance, Repair, dan Overhaul (MRO) Kapal
Selam; Maintenance, Repair, dan Overhaul Kapal Perang, Kapal Niaga,
dan produk-produk kemaritiman; General Engineering produk Energi
dan Elektrifikasi; dan Technology Development. Logo Perusahaan PT.
PAL Indonesia adalah sebagai berikut.

Gambar 3. 2 Logo PT. PAL Indonesia

Sumber: (www.pal.co.id)
PT. PAL Indonesia selalu menjaga dan memelihara produk yang
berkualitas dan juga memberikan jasa yang sempurna. Agar dapat
menjaga kualitas yang sudah ada PT. PAL Indonesia mempunyai visi
dan misi guna bersaing bisnis di pasar global. Berikut visi dan misi
dari PT. PAL Indonesia.
a. Visi
Perusahaan kontruksi di bidang industri maritim dan energi
berkelas dunia.

b. Misi

1. Kami adalah pembangun, pemelihara dan penyedia jasa


rekayasa untuk kapal atasdan bawah permukaan serta
engineering procurement dan construction dibidang energi.
2. Kami adalah penyedia layanan terpadu yang ramah lingkungan
untuk kepuasanpelanggan.
3. Kami berkomitmen membangun kemandirian industri
pertahanan dan keamanan matra laut, maritim dan energi
kebanggan nasional.

2. Sejarah PT PAL Indonesia


PT. PAL Indonesia, bermula dari sebuah galangan kapal yang
bernama Marine Establishment (ME) yang didirikan oleh pemerintah
Hindia Belanda pada tahun 1939. ME mempunyai tugas dan fungsi
untuk melakukan perawatan dan perbaikan kapal-kapal laut yang
digunakan sebagai armada Angkatan Laut Belanda yang menjaga
kepentingan daerah kolonial. Pada masa perang dunia kedua,
pemerintah Hindia Belanda di Indonesia menyerah kepada
pemerintah Jepang, sehingga perusahaan ini beralih nama menjadi
Kaigun SE 2124.Setelah kemerdekaan, pemerintah Indonesia
menasionalisasikan perusahaan menjadi Penataran Angkatan Laut
(PAL).
Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 370/61 Tahun 1961,
Penataran Angkatan Laut disebut ke dalam Departemen Angkatan
Laut dan namanya diubah menjadi Komando Angkatan Laut
(Konatal). Sejak tahun 1961, Konatal tidak lagi berstatus sebagai
perusahaan negara dan bertugas untuk memelihara, memperbaiki dan
membangun kapal-kapal Angkatan Laut. Peranan PAL dalam
pengembangan armada TNI AL terus dilakukan sesuai dengan
perkembangan teknologi kelautan. Sampai akhirnya pada tahun
1978, Konatal diubah statusnya menjadi Perum Penataran Angkatan
Laut. PAL bertransformasi menjadi suatu unit kegiatan usaha milik
pemerintah. Pemerintah RI kemudian mengeluarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 4 Tahun 1980 yang mengubah status PAL dari
Perum menjadi Persero hingga bernama PT. PAL Indonesia, sesuai
dengan akta nomor 12 yang dibuat olehnotaris Hadi Moentoro, S.H.
yang saat itu menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi.
Prof. Dr. Bacharuddin Jusuf Habibie, diangkat menjadi Dirut oleh
Presiden Soeharto dan pada 15 April 1985 PT. PAL Indonesia
diresmikan sebagai Persero. Hingga tahun 1982, bisnis utama PT. PAL
Indonesia berupa perbaikan dan pemeliharaan kapal, yaitu kapal
perang dan kapal niaga. Setelah itu, perusahaan mengembangkan
bisnis pada bidang perkapalan dengan memproduksi kapal perang
dan kapal niaga untuk kebutuhan dalam negeri, maupun luar negeri.
Pada tahun 1983, PT. PAL Indonesia mengawali program
pembangunan kapal baru jenis kapal patroli cepat untuk memenuhi
kebutuhan bea cukai.
POLRI dan TNI AL dimulai dari FPB 28 meter hingga FPB 57 meter
dan kemampuan tersebut terus berkembang sehingga mampu
membangun Yacht 60 Meter. Pada tahun 1990 berhasil dibangun
Tanker 6.500 DWT dan Caraka Jaya 3.650 DWT oleh PT. PAL
Indonesia. Selanjutnya perusahaan berhasil menyelesaikan rancangan
bangun tanker 17.500 DWT dan 30.000 DWT, selanjutnya desain
produk kapal Caraka Jaya tersebut dikembangkan menjadi desain
Palwo Buwono yang merupakan jenis kapal kelas 10.000 DWT
dan 30.000 DWT. Kemampuan ini terus ditingkatkan hingga mampu
mendesain dan memproduksi Bulk Carrier 50.000 DWT dengan
branding Internasional "Star 50" serta Kapal Cepat Rudal (KCR) 60
Meter. Dalam bidang rancang bangun produk kapal perang, PT. PAL
Indonesia saat ini terus melakukan inovasi untuk meningkatkan
kemampuan dalam rancang bangun kapal kelas korvet dengan
melakukan kerja sama dengan Galangan Kapal Belanda (DSNS) untuk
membangun 1 (satu) unit kapal Perusak Kawal Rudal (PKR 10514)
serta kerja sama dengan galangan kapal Korea Selatan (DSME) untuk
membangun tiga unitkapal selam U209-1400.
Seiring dengan upaya mengembangkan perusahaan, sejak tahun
1986 PT.PAL Indonesia juga mengembangkan kompetensinya dalam
bidang rekayasa umum, yaitu dengan memasuki usaha bidang
industri energi seperti pembuatan peralatan pembangkit tenaga listrik
dan peralatan industri minyak bumi dan gas. Kemudian untuk
produk-produk non-kapal tersebut, kualitas produk PT. PAL
Indonesia juga berstandar Internasional sehingga untuk bidang
tersebut perusahaan juga telah mendapatkan kepercayaan dari pihak
luar negeri seperti dari General Electric, Amerika Serikat. Sesuai
dengan kemampuan perusahaan baik dibidang teknologi desain
maupun investasi dan manufaktur, maka profil usaha PT. PAL
Indonesia diarahkan pada produk kapal niaga, produk kapal perang
(industri pertahanan), oli, dan gas industri, pembangkit listrik serta
kemampuan pemeliharaan dan perbaikan kapal.

Gambar 3. 3 Logo DEFEND ID

Sumber: Dokumen Pribadi


Pada 20 April tahun 2022 PT. PAL Indonesia secara resmi masuk
kedalam anggota Holding BUMN Industri Pertahanan yang diberi
nama DEFEND ID. Peresmian tersebut Dilakukan oleh Presiden RI
Bapak Joko Widodo yang didampingi oleh Menteri Badan Usaha Milik
Rakyat (BUMN) RI Bapak Erick Tohir dan Menteri Pertahanan RI
Bapak Prabowo Subianto. Holding ini merupakan gabungan dari lima
(5) perusahaan BUMN yang bergerak di bidang industry pertahanan
yaitu terdiri dari PT. LEN industri (persero) sebagai induk dari
DEFEND ID yang beranggotakan PT. Pindad, PT. Dirgantara, PT. PAL
Indonesia dan PT. Dahana. Harapan terbentuknya DEFEND ID ini
dapat menjadi lompatan bagi industri pertahanan Indonesia untuk
bertransformasi membangun ekosistem industri pertahanan yanguat
dan modern. Selain itu juga dengan adanya DEFEND ID ini
diharapkan bisa mempercepat kemandirian industri pertahanan
Indonesia dalam memenuhi kebutuhan alutsistadalam negeri baik dari
sisi kuantitas SDM maupun kualitas teknologinya.
3. Bidang Usaha PT. PAL Indonesia
PT. PAL Indonesia memiliki tujuan awal untuk menjadi pusat
keunggulan industri maritim nasional, hal tersebut telah dibuktikan
dengan kualitas dari PT. PAL Indonesia sebagai kekuatan utama
dalam melakukan pengembangan di industri maritim. PT. PAL
Indonesia telah melakukan upaya untuk memperkuat pondasi
pengembangan industri maritim, PT. PAL Indonesia terus bekerja
keras menyebar luaskan perkembangan mengenai pengetahuan,
teknologi dan ketrampilan dari industri maritim nasional kepada
masyarakat luas. Upaya tersebut dilakukan sebagai langkah besar
Indonesia dalam memasuki industri global bidang pertahanan. Sebagai
penggerak utama alutsista matra laut, pada masa yang akan datang
PT. PAL Indonesia akan terus berupaya meningkatkan kemampuan
untuk berperan dalam Driving Synergy to Global Marine Access. PT.
PAL Indonesia berperan penting untuk membawa industri maritim
Indonesia menuju kepada pemenuhan pasar maritim global. PT PAL
Indonesia berlokasi di jalan Ujung, Ujung, Kec. Semampir, Kota
Surabaya, Jawa Timur. Dengan memiliki kegiatan bisnis utamanya
meliputi :
1. Memproduksi kapal perang dan kapal niaga

2. Memberikan jasa perbaikan dan pemeliharaan kapal

3. Rekayasa umum dengan spesifikasi tertentu berdasarkan


kebutuhan konsumenatau pihak klien.
Pada saat ini kapal hasil produksi dari PT. PAL Indonesia telah
berlayar di perairan internasional seluruh dunia, hal tersebut
membuktikan bahwa kemampuan produksi dan kualitas hasil
produksi rancang bangun kapal dari PT. PAL Indonesia telah diakui
oleh internasional.
PT. PAL Indonesia dengan jumlah karyawan 1.300 personil sebagai
perusahaan galangan kapal dengan segudang pengalaman telah
menguasai pembangunan produk-produk berkualitas sebagai berikut.
1. Produksi kapal cepat dan kapal khusus

2. Produksi Jasa Harkan

3. Produksi kapal niaga


4. Rekayasa umum
5. Pengembangan sumberdaya manusia

6. Pengembangan masyarakat dan lingkungan

4. Budaya Perusahaan
PT. PAL Indonesia berkomitmen mengemban budaya AKHLAK
yang menjadi spirit setiap perusahaan BUMN yang terdapat di
Indonesia. Nilai inti dari AKHLAK yang terdiri dari Nilai-Nilai
Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif, yang
merupakan kristalisasi nilai nilai Perusahaan BUMN, diyakini selaras
dengan strategi bisnis PT. PAL Indonesia yang akan mendorong insan
PT. PAL Indonesia. AKHLAK yang dicetuskan untuk mewujudkan
spirit kerja BUMN mengandung arti sebagai berikut:

Gambar 3. 4 Logo AKHLAK BUMN

Sumber: Dokumen Pribadi

1. Amanah

Kata kunci: Integritas, Terpercaya, Bertanggung Jawab, Komitmen,


Jujur, Disiplin
Memegang teguh kepercayaan yang diberikan senantiasa
berperilaku dan bertindak selaras dengan perkataan dan menjadi
seseorang yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab dan
bertindak jujur dan berpegang teguh kepada nilai moral dan etika
secara konsisten.

2. Kompeten
Kata kunci: Profesional, Pelanggan, Pelayanan Memuaskan,
Unggul, Excellent,Smart
Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas dengan terus
menerus meningkatkan kemampuan / kompetensi agar selalu
mutakhir dan selalu dapat diandalkan dengan memberikan kinerja
terbaik dan menghasilkan kinerja danprestasi yang memuaskan.
3. Harmonis
Kata kunci: Peduli, Keberagaman
Saling peduli dan menghargai perbedaan dengan berperilaku
saling membantu dan mendukung sesama insan organisasi maupun
masyarakat dan selalu menghargai pendapat, ide atau gagasan orang
lain dan menghargai kontribusi setiap orang dari berbagai latar
belakang.
4. Loyal

Kata kunci: Komitmen, Dedikasi, Kontribusi


Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
dengan menunjukkan komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan
dan bersedia berkontribusi lebih dan rela berkorban dalam mencapai
tujuan & menunjukkan kepatuhan kepada organisasi dan negara.
5. Adaptif

Kata kunci: Inovatif, Antusias terhadap perubahan, Proaktif


Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun
menghadapi perubahan dengan melakukan inovasi secara konsisten
untuk menghasilkan yang lebih baik dan terbuka terhadap
perubahan, bergerak lincah, cepat dan aktif dalam setiap perubahan
untuk menjadi lebih baik dan bertindak proaktif dalam menggerakan
perubahan.
6. Kolaboratif

Kata kunci: Kerja Sama, Sinergi untuk hasil yang lebih baik
Mendorong kerja sama yang sinergis dengan senantiasa terbuka
untuk bekerja sama dengan berbagai pihak dan mendorong terjadinya
sinergi untuk mendapatkan manfaat dan nilai tambah dan bersinergi
untuk mencapai tujuan bersama.
Selain itu, PT. PAL Indonesia juga mempunyai budaya dalam
menjaga kebersihan di lingkungan kerja yang di jargonkan sebagai 5R.
Berikut penjelasan dari 5R.
1. Ringkas, memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan
menyingkirkansesuatu yang tidak dibutuhkan di tempat kerja.
2. Rapi, Menyimpan atau menempatkan barang sesuai dengan
tempatnya.

3. Resik, Membersihkan lingkungan pekerjaan, mesin atau


peralatan dan barang yang ada di lingkungan kerja agar
terhindar dari kotoran.
4. Rawat, mempertahankan hasil yang telah dicapai pada 3R
diatas denganmembakukannya.
5. Rajin, terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga
dan meningkatkanapa yang telah dicapai.

5. Stuktur Organisasi Perusahaan


PT. PAL Indonesia memiliki struktur organisasi yang diterbitkan
melalui surat keputusan NO. SKEP/07/10000/VI/2022 pada tanggal
09 juni 2022. Struktur organisasi PT. PAL Indonesia ditunjukkan pada
Gambar 2.5 berikut.

Gambar 3. 5 Struktur Organisasi PT.PAL Indonesia

Sumber: PT. PAL Indonesia

Berdasarkan Gambar 2.5 PT. PAL Indonesia dipimpin oleh Direktur


Utama (10000) yang membawahi satu (1) organisasi fungsional dan
Sembilan (9) organisasi struktural. Berikut merupakan penjelasan dari
organisasi-organisasi tersebut.

a. Manajemen Representatif (MR) (1A000)


Manajemen Representatif (MR) merupakan satu-satunya organisasi
fungsional yang ada di PT. PAL Indonesia. Manajemen Representatif
memiliki tugas untuk memastikan segala kebijakan dan prosedur
kerja dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang disepakati di
dalam dokumen sistem manajemen. Selain itu, MR juga memiliki
tugas-tugas sebagai berikut:
1. Mengembangkan sistem manajemen yang
diimplementasikan di dalam organisasi sehingga sistem bisa
berjalan dengan baik guna menopang kelancaran dan
kemajuan organisasi.
2. Memberikan laporan dan masukan kepada manajemen
perihal implementasi ISO di dalam organisasi, sekaligus
menjadi jembatan penghubung arah kebijakan manajemen
terhadap implementasi ISO.
3. Sebagai koordinator dalam rapat tinjauan manajemen yang
diselenggarakan secara periodik dan dengan agenda yang
sudah ditetapkan.
b. Direktorat Produksi (20000)
Direktorat produksi (20000) merupakan direktorat yang bertugas
untuk membawahi enam (6) organisasi struktural yaitu dintaranya
Divisi Rekayasa Umum, Divisi Kapal Niaga, Divisi Kapal Perang,
Divisi Kapal Selam, Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan, dan Divisi
Production Management Office. Berikut penjelasan dari keenam divisi
diatas.
1) Divisi Rekayasa Umum (21000)
Memiliki tugas antara lain:
1. Mengelola dan mengkoordinir fungsi desain dalam hal
pengendalian biaya danjadwal desain rekayasa.
2. Mengelola, mengkoordinir fungsi perencanaan dan
pengendalian biaya serta jadwal pekerjaan produksi dan
pengadaan material.
3. Mengelola dan mengkoordinir fungsi jaminan kualitas,
pelayanan pelanggan, keuangan dalam hal penyusunan Cash
Out Plan dan laporan keuangan proyek.
4. Melaksanakan koordinasi dengan para pekerja
departemen pelaksanaanpekerjaan yang terkait.
5. Membuat laporan evaluasi setelah proyek selesai.

6. Melaksanakan pembangunan proyek-proyek secara efektif


dan efisien sesuai aspek QCDHSE (Quality, Cost, Delivery,
Healthy, Safety, Environment).
2) Divisi Kapal Niaga (22000)
Memiliki tugas antara lain:
1. Melaksanakan perencanaan pembangunan kapal-kapal
niaga sesuai dengan kebijakan Direktur Pembangunan
Kapal.
2. Melaksanakan pemasaran dan penjualan untuk produk
dan jasa bagi fasilitas
idle capacity.

3. Merinci IPP (Instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah


dibuat oleh Direktorat Pembangunan Kapal menjadi
jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya proyek yang
terperinci.
4. Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal
secara efektif dan efisien sesuai aspek QCD.
5. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan
pembangunan proyek-proyek agar mendapatkan hasil
yang memenuhi standar kualitas dengan penggunaan
biaya, tenaga, material, peralatan, keselamatan kerja dan
waktu seefektif mungkin.
3) Divisi Kapal Perang (23000)
Memiliki tugas antara lain:

1. Melaksanakan pembangunan kapal-kapal perang sesuai


dengan kebijakanDirektur Pembangunan Kapal.
2. Melaksakan pemasaran dan penjualan untukproduk jasa
bagi fasilitas yang idlecapacity.
3. Merinci IPP (Instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah
dibuat oleh Direktorat Pembangunan Kapal menjadi
jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya proyek yang
terperinci.
4. Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal secara
efektif dan efisien sesuai aspek QCD.
5. Mengendalikan dan mengawasi pelaksaan pembangunan
proyek-proyek agar mendapatkan hasil yang memenuhi
standar kualitas dengan penggunaan biaya, tenaga,
material, peralatan keselamatan kerja dan waktu seefektif
mungkin.
4) Divisi Kapal Selam (24000)
Memiliki tugas antara lain:
1. Melaksanakan pembangunan kapal-kapal selam sesuai
dengan kebijakan Direktur Pembangunan Kapal.
2. Melaksakan pemasaran dan penjualan untukproduk jasa
bagi fasilitas yang idlecapacity.
3. Merinci IPP (Instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah
dibuat oleh Direktorat Pembangunan Kapal menjadi
jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya proyek yang
terperinci.
4. Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal secara
efektif dan efisien sesuai aspek QCD.
5. Mengendalikan dan mengawasi pelaksaan pembangunan
proyek-proyek agar mendapatkan hasil yang memenuhi
standar kualitas dengan penggunaan biaya, tenaga,
material, peralatan keselamatan kerja dan waktu seefektif
mungkin.
5) Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan (25000)
Memiliki tugas antara lain:

1. Melaksanakan perencanaan pemeliharaan dan


perbaikan kapal maupun non kapal sesuai kebijakan
Direktur Pemeliharaan dan Rekayasa Umum.
2. Melaksanakan pemasaran dan penjualan untuk produk
dan jasa bagi fasilitas idle capacity.
3. Merinci IPP (Instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah
dibuat oleh Direktorat Pemeliharaan dan Rekayasa
Umum menjadi jadwal pelaksanaan proyek dan nilai
biaya proyek yang terperinci.
4. Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal
secara efektif dan efisien, sesuai aspek QCD.
5. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan
pembangunan proyek agar mendapatkan hasil pekerjaan
yang memenuhi standar kualitas dengan menggunakan
biaya, tenaga, material, peralatan keselamatan kerja dan
waktu seefektif mungkin.

c. Production Management Office (26000)


Production Management Office atau PMO bertanggung jawab untuk
pelaksanaan proyek-proyek yang sifatnya memperbaiki atau
meningkatkan efektivitas kinerja pada pelayanan administratif dengan
tingkat kompleksitas yang rendah dan estimasi biaya yang
dikeluarkan tergantung portofolio yang sudah ditetapkan. PMO pada
dasarnya adalah entitas yang mendefinisikan dan memelihara
standarisasi proses yang terkait dengan manajemen produksi,
programatau portofolio.
d. Direktorat Pemasaran (30000)
Direktorat pemasaran berfokus pada strategi pengembangan pasar
yang bertujuan memperluas segmentasi terhadap produk kapal.
Tugas-tugas dari direktorat pemasaran antara lain:
1. Melaksanakan perencanaan pemasaran jangka panjang dan
jangka pendekproduk kapal maupun non kapal.
2. Melaksanakan riset pasar, segmentasi pasar dan studi kelayakan
terhadapproduk kapal dan non kapal.
3. Melaksanakan pemasaran dan penjualan produk kapal dan non
kapal.

4. Melaksanakan pengembangan produk dan pengembangan pasar


untukmendukung produk baru.
5. Melaksanakan monitoring terhadap pelaksanaan proyek dalam
aspek biaya dan kepuasan pelanggan. Serta satu organisasi
fungsional yaitu PMT (ProjectManagement Team).
1) Divisi Pemasaran dan Penjualan Kapal (31000)
Memiliki tugas antara lain:

1. Melakukan pemasaran dan penjualan bidang kapal untuk


pencapaian target perolehan kontrak sesuai pada RKAP.
2. Melakukan ship design sketching sesuai batasan desain yang
telah didefinisikan mengikuti Design Trend & Design Features
untuk menghasilkanship outline design.
3. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan proyek dari
aspek komersial dan atau aspek legal setelah berakhirnya
kontrak untuk digunakan referensi proyekberikutnya.
2) Divisi Penjualan Rekayasa Umum dan Harkan (32000)
Divisi penjualan rekayasa umum dan harkan PT. PAL
Indonesia mempunyai tugas adalah sebagai berikut.
1. Merencanakan penjualan produk rekayasa umum dan jasa
pemeliharaan dan perbaikan kapal mengacu pada
pencapaian target perolehan kontrak sesuai ditetapkan
pada RKAP.
2. Mengembangkan strategi penjualan dalam rangka
meningkatkan perolehan order melalui analisis pasar,
penetrasi pasar maupun segmentasi pasar disesuaikan
dengan kapasitas yang dikuasai termasuk diverifikasi
usaha.
3. Menjaga dan meningkatkan ketersediaan pasar dan
menjalin komunikasi yang baik dengan pelanggan dan
mempertahankan pelanggan yang telah ada.
3) Divisi Supply Chain (33000)
Memiliki tugas antara lain:
1. Merencanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan sumber daya untuk pelaksanaan
pekerjaan pengadaan barang dan jasa serta
penyimpanan material peralatan dalam rangka
menunjang kegiatan produksi dan operasional
perusahaan.
2. Mengembangkan strategi, sistem di bidang pengadaan
barang dan jasa sertapenyimpanan material / peralatan.
3. Membuat Procurement Plan berbasis SBLC/Integrated
Schedule dan Cash Out Plan berbasis budget IPP, cost
control.
4. Mengatur pembuatan dan penetapan kontrak pengadaan
sesuai kewenangannya serta melakukan koordinasi
pelaksanaan proses pengadaan.
4) Divisi Kawasan dan K3LH (34000)
Divisi Kawasan bertanggungjawab dalam merencanakan
dan melaksanakan kebijakan perusahaan dalam bidang
pengelolaan dan pemeliharaan gedung, infrastruktur, utilitas,
asset perusahaan, tata ruang dan tata graha, kebersihan dan
pertamanan, pencegahan dan penanggulangan kebakaran serta
pengadaan barang dan jasa non produksi serta sarana dan
prasarana perkantoran di lingkungan PT. PAL Indonesia. Divisi
Keamanan dan K3LH bertanggung jawab dalam merencanakan,
menjabarkan, melaksanakan, mengevaluasi, dan melakukan
continuous improvement kebijakan perusahaan dalam bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Lingkungan Hidup (K3LH),
Sistem Manajemen Lingkungan (SML), Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) serta sistem
keamanan dan ketertiban di lingkungan PT. PAL Indonesia.

e. Direktorat Keuangan, Manajemen Resiko dan SDM (40000)


Divisi-divisi yang berada di bawah Direktorat Keuangan,
ManajemenRisiko, dan SDM adalah sebagai berikut.
1) Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan (PSP) (41000)
Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan secara umum
merencanakan, mengkoordinasikan dan melaksanakan
pengawasan sumber daya untuk pelaksanaan pekerjaan
Perencanaan Perusahaan ke depan (RJPP/jangka panjang dan
RKAP/jangka pendek), dan penetapan kebijakan & prosedur
manajemen risiko serta penggunaan perangkat asesmen risiko
di perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Tanggung
jawab dari Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan (PSP)
antara lain:
1. Membuat Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) serta
melakukanmonitoring evaluasi atas realisasi pencapaiannya.
2. Membuat Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
serta melakukan monitoring dan evaluasi pencapaian RKAP
tiap tahun.
3. Membuat Analisa SWOT dan analisa sejenisnya.

4. Membuat Indikator Utama Kinerja Perusahaan dan


mengkoordinir cascading nya ke tingkat divisi, serta laporan
monitoring dan evaluasi pencapaian KPI tiap triwulan.
5. Menyusun laporan implementasi KPKU.

6. Membuat Ship Building Line Chart (SBLC) proyek kapal baru


dan proyek rekayasa umum beserta revisinya.
7. Membuat Integrated Schedule per proyek kapal baru,
mengusulkan budget HPP level 2 (budget IPP), dan
membuat kebijakan pembangunan per proyek serta
merencanakan kapasitas produksi untuk proyek kapal
maupun nonkapal secara korporasi.
8. Melaksanakan fungsi budgeting dan kontrol proyek kapal
baru dan rekayasa umum.
9. Melaksanakan evaluasi dan monitoring IPP, SBLC dan
Integrated Schedule.

10. Memonitor pelaksanaan Instruksi Pelaksanaan Pekerjaan


(IPP) semua proyek.

11. Membuat laporan progres semua proyek ke Top Manajemen

12. Menyusun program kerja manajemen risiko, melaksanakan


sosialisasi sebagai upaya meningkatkan budaya sadar risiko
dan koordinasi dengan seluruh unit kerja (risk owner/risk
officer) dalam penerapan manajemen risiko perusahaan
terintegrasi.
13. Membuat kajian analisis tentang manajemen risiko korporasi
dan proyek.

14. Monitoring dan mengelola Mitigasi Risiko Korporasi dan


Proyek signifikan.

15. Pengelolaan kinerja Anak Perusahaan & Asosiasi.

2) Divisi Perbendaharaan (42000)


Memiliki tugas antara lain:

1. Melaksanakan kebijakan pendanaan perusahaa sesuai


dengan prinsip pengelolaan pendanaan dan perbankan yang
berlaku.
2. Melaksanakan strategi optimalisasi return kinerja
keuangan dan likuiditasperusahaan.
3. Melaksanakan analisa pasar keuangan sebagai dasar
pengambilan keputusan dalam rangka mengurangi resiko
pasar keuangan.
4. Melaksanakan studi kelayakan kinerja keuangan proyek
atau bidang usahamandiri.
5. Melaksanakan pengelolaan invoicing dan penagihannya
untuk menunjangoptimalisasi cashflow perusahaan.
3) Divisi Akuntansi (43000)
Memiliki tugas antara lain:

1. Melaksanakan dan mempersiapkan kebijakan akutansi


perusahaan sesuai dengan prinsip akutansi yang berlaku.
2. Melaksanakan perencanaan dan pengendalian serta
pengawasan atas biaya- biaya dan investasi perusahaan.
3. Menyusun rencana jangka pendek, menengah maupun
jangka panjang dalam bidang akutansi dan keuangan untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan perusahaan.
4. Melaksanakan evaluasi dan analisis terhadap pengelolaan
asset liabilities serta kinerja anak perusahaan dan kerjasama
usaha lainnya.
5. Melaksanakan implementasi dan pengembangan software
aplikasi bisnis perusahaan.
4) Divisi Human Capital Management (44000)
Memiliki tugas antara lain:

1. Merencanakan dan mengevaluasi organisasi sesuai dengan


perkembanganbisnis perusahaan.
2. Merencanakan kebutuhan SDM baik jangka pendek
maupun jangka panjangbeserta perkembangannya.
3. Melaksanakan proses administrasi, murasi, promosi, dan
rotasi dalam rangka peningkatan diri sendiri dan
penyegaran penugasan.
4. Merencanakan, mengelola, dan mengembangkan sistem
pelatihan diri baik daridalam maupun dari luar perusahaan.
5. Merencanakan dan mengembangkan sistem informasi
untuk menunjang yang berhubungan dengan pembinaan
dan pengembangan SDM.
5) Divisi Manajemen Resiko (45000)
Fungsi utama Divisi Manajemen Risiko dalam penerapan,
pengembangan dan asesmen sistem manajemen risiko di
tingkat Perusahaan yang terintegrasi dari semua fungsi
manajemen berdasarkan Visi/Misi PT. PAL Indonesia dan
pengendalian implementasi sistem manajemen risiko dalam
rangka mendukung pencapaian produktivitas Perusahaan.

f. SEVP Transformation Management (50000)


Dalam SEVP Transformation Management terbagi menjadi dua
divisi yaitu,Divisi Office of The Board dan Divisi Legal.
1) Divisi Office of the Board (51000)
1. Memastikan ketersediaan informasi dalam pengambilan
suatu keputusan olehdewan komisaris dan direksi
2. Memastikan kehadiran peserta rapat agar kuorum dapat
tercapai sehingga keputusan yang dihasilkan sah dan
kredibel.
2) Divisi Legal (52000)
1. Memberikan nasihat hukum atau pengarahan terkait
dengan masalah hukum, potensi risiko, dan tindakan yang
perlu diambil.
2. Bertanggung jawab untuk mengelola dokumen legal milik
perusahaan seperti kontrak kerja, perjanjian partnership,
sertifikat saham, dan sebagainya.
3. Menganalisis tindakan dan keputusan untuk
mengidentifikasi risiko yang bisa timbul karena
permasalahan hukum.

g. SEVP Technology & Naval System (60000)


Berikut ini akan dijabarkan mengenai divisi yang ada di SEVP
Technology & Naval System.
1) Divisi Technology & Quality Assurance (61000)
Divisi Technology & Quality Assurance bertanggung jawab
dalam merencanakan, mengkoordinasikan, dan melaksanakan
pengawasan sumber daya untuk pelaksanaan pekerjaan bidang
Naval Technology yang terkait dengan:
1. Perencanaan spesifikasi sistem peralatan Deteksi, Pernika,
Navigasi, dan Komunikasi, Indera, Kendali Senjata dan
persenjataan serta pengendalian Integrated Logistic Support
(ILS), perencanaan dan pengendalian (rendal).
2. Melakukan koordinasi antar pembuat (maker) sistem,
Pernika, Navigasi dan Komunikasi, Indera, Kendali Senjata
dan persenjataan (Interface agreement).
3. Perencanaan Top Side Arrangement bekerja sama dengan
pembuat CMS (Combat Management System).
4. Perencanaan Weapon Arrangement bekerja sama dengan
pembuat senjata.
5. Perencanaan Electro Magnetic Compatibility (EMC) dan Electro
Magnetic Interference (EMI).
6. Pembuatan dokumen Integrated Logistic Support (ILS).

7. Melakukan koordinasi dan berintegrasi dengan Platform


Design.

8. Perencanaan Equipment list, material list, Annex order (Purchase


Order Sheet) untuk sistem persenjataan dan sistem navigasi &
komunikasi.
9. Perencanaan prosedur dan pemasangan sensor weapon,
single line diagram, connection line check sampai dengan
function test.
10. Perencanaan dokumen dan pelaksanaan test procedure dan
Finish Plan.

11. Alignment pemasangan sistem persenjataan.

h. Sekertaris Perusahaan (11000)


Sekertaris perusahaan PT. PAL Indonesia mempunyai tugas adalah
sebagaiberikut.
1. Membuat Rencana Jangka Panjang (RJPP) dan melakukan
monitoring evaluasiatas realisasi pencapaian.
2. Membuat indikator utama kinerja perusahaan dan mlaporan
monitoring evaluasi KPI tiap tiga bulan atau triwulan.
3. Membuat Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
dan monitoring evaluasi pencapaian RKAP tiap tahun.
4. Membuat Ship Building Line Chart (SBLC) proyek bangunan
baru dan rekayasa umum beserta revisiannya.
5. Menyusun program kerja manajemen risiko dan
melaksanakan sosialisasi sebagai peningkatan budaya sadar
risiko serta koordinasi dengan seluruh unit kerja dalam
penerapan manajemen risiko perusahaan.

i. Satuan Pengawasan Intern (12000)


Satuan pengawasan intern PT. PAL Indonesia mempunyai tugas
adalahsebagai berikut.
1. Menyelenggarakan pengawasan, pengamatan, analisa, dan
evaluasi terhadap penyelengaraan operasional dan pengelolaan
keuangan perusahaan.
2. Menyusun dan menentukan standar ekonomi, teknis, hukum,
dan manajemen sebagai tolak ukur dalam penilaian atas
pelaksanaan tugas pokok perusahaan.
3. Mencegah kemungkinan penyimpangan operasional
perusahaan melaluipembinaan sumber daya dan dana.
4. Meningkatkan efisiensi pemakaian sumber daya dan dana dalam
mendukungprofitisasi perusahaan.
1) Divisi Teknologi Informasi (13000)
Memiliki tugas antara lain:

1. Merencanakan dan mengembangkan sistem informasi untuk


menjunjung kegiatan yang berhubungan dengan rancang
bangun penelitian.
2. Melaksanakan strategi pada bidang teknologi, penelitian,
dan pengembangan maupun pada bidang lainnya sesuai
dengan pengarahan dan ketentuan direksi.
3. Melaksanakan kegiatan integrited logistic support untuk
kapal-kapal yang diproduksi.

2) Divisi Desain (14000)


Memiliki tugas antara lain:

1. Merencanakan strategi dan sistem beserta pelaksanaannya di


bidang Rendal Desain, Basic Desain, Desain Struktur dan
Perlengkapan Lambung, Desain Perlengkapan Permesinan,
Desain Perlengkapan Listrik, Elektronika dan Senjata,
Penelitian & Pengembangan dengan segala aspek.
2. Pengendalian proses desain, biaya desain serta biaya
Overhead Divisi Desain sehingga diperoleh keyakinan
sasaran atau target RKAP dapat dicapai.
3. Melakukan evaluasi dan analisis hasil pelaksanaan proyek
untuk peningkatan kualitas kinerja Divisi.
4. Ikut serta dalam pengawasan dan pengendalian budget
material proyek, secara kongkrit dengan output desain dan
material list yang berorientasi pada QCD (IPP & SBLC).
5. Peningkatan output dan kualitas desain secara
berkesinambungan dengan sumber daya yang tersedia.
6. Pengkajian cost dan benefit terhadap penggunaan teknologi
dalam peningkatan kualitas Desain Pengkajian Return On
Investment (ROI) terhadap biaya investasi yang dikeluarkan.
6. Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan (Harkan)
Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan dalam menjalakan tugas yang
selaras dengan visi dari perusahaan tentunya memiliki struktur
organisasi pemeliharaan dan perbaikan (Harkan), kedudukan struktur
organisasi, tugas pokok dan fungsi agar dapat mencapi visi PT. PAL
Indonesia. Berikut penjelasan dari pemaparan diatas.

j. Struktur Organisasi Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan


Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan dipimpin oleh Kepala Divisi
dalam struktur organisasinya mempunyai satu tim sekertaris divisi,
tiga (3) Departemen dan dua (2) manager dok (dok apung dan dok
gali). Struktur dari divisi pemeliharaan dan perbaikan dapat
ditunjukkan pada Gambar 2.4 berikut.

Gambar 2. 19 Struktur Organisasi Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan

Sumber: PT. PAL Indonesia

k. Kedudukan dan Organisasi


Kedudukan dan organisasi Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan PT.
PAL Indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Kedudukan

Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan merupakan satuan unit


kerja struktural dengan tingkat divisi yang ada dibawah
naungan dari direktorat produksi dan dipimpin oleh Kepala
Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan, dan bertanggung jawab
kepada Direktur Produksi.
2. Organisasi

Dalam organisasi Kepala Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan


membawahi dan membina:
a. Sekertaris Divisi

b. Departemen Fasilitas

c. Departemen Perencanaan dan Pengendalian

d. Departemen Koordinator Produksi

e. Manajer Dok Gali

f. Manajer Dok Apung

l. Tugas Pokok Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan


Tugas pokok yang dikerjakan oleh Divisi Pemeliharaan dan
Perbaikan PT. PAL Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Menjabarkan, menyusun, strategi pelaksanaan kebijakan
perusahaan beserta program kerja di bidang pemeliharaan
dan perbaikan kapal, non kapal, dan alatapung lainnya.
2. Merencanakan, mengkoordiniasikan dan melaksanakan
pengawasan sumber daya untuk pemeliharaaan dan
perbaikan kapal, non kapal, dan alat apung lainnya

m. Fungsi Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan


Fungsi dari Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan kapal yang ada di
PT. PALIndonesia adalah sebagai berikut:
a. Merancang, melaksanakan dan mengembangkan strategi
serta melakukan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan
perusahaan di bidang pemeliharaan dan perbaikan kapal,
non kapal, dan alat apung lainnya.
b. Merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan sumber
daya untuk melaksanakan tugas-tugas di Divisi
Pemeliharaan dan Perbaikan.
c. Merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan
kegiatan dan program kerja dibidang pemeliharaan dan
perbaikan kapal, non kapal dan alat apung lainnya,
mencakup workload analysis & workload plan, production
scheduling, production engineering, production process
controlling, dan production reporting serta melakukan evaluasi
terhadap pencapaian target program kerja dan menyusun
perbaikan.

7. Departemen Produksi Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan


Sistem manajemen dari departemen produksi divisi pemeliharaan
dan perbaikan memiliki kedudukan, struktur organisasi, tugas pokok
dan fungsi. Berikut merupakan penjelasan dari sistem manajemen
yang ada di departmen produksi divisi pemeliharaan dan perbaikan.
1. Kedudukan

Departemen Produksi merupakan satuan kerja struktural


tingkat departemen dalam organisasi divisi pemeliharaan dan
perbaikan yang dipimpin oleh kepala departemen koordinator
produksi berkedudukan langsung di bawah dan bertanggung
jawab kepada kepala divisi pemeliharaan.
2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang ada di departemen produksi


divisi pemeliharaan dan perbaikan terdapat beberapa bengkel
dan biro seperti: Biro koordinasi pekerjaan (RH00); Bengkel
kontruksi (RH01); Bengkel sistem poros dan kemudi (RH02);
Bengkel sistem bantu katup (RH03); Bengkel mesin perkakas
(RH04); Bengkel permesinan (RH05); Bengkel listrik dan control
(RH06); Bengkel blasting, pengecatan, scaffolding, dan interior
(RH07). Berikut struktur organisasi yang ada di departemen
produksi divisi pemeliharaan dan perbaikan.

Gambar 3. 6 Struktur Organisasi Departemen Produksi Divisi HARKAN

Sumber: PT. PAL Indonesia

3. Tugas Pokok Departemen Produksi

Tugas pokok dari departemen produksi adalah sebagai


berikut:
a. Menjabarkan, menyusun strategi pelaksanaan kebijakan
divisi pemeliharaan dan perbaikan beserta program kerjanya
untuk mengkoordinir pekerjaan produksi utama dalam
bidang permesinan, sistem poros dan kemudi, sistem bantu
dan katup, mesin perkakas dan perakitan, dll.
b. Mengkoordinir pekerjaan produksi, yang meliputi tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi
terhadap kegiatan perbaikan bidang permesinan,
permesinan, sistem poros dan kemudi, sistem bantu dan
katup, mesin perkakas dan perakitan untuk pemeliharaan
dan perbaikan kapal, non kapal dan alat apung lainya.
4. Fungsi Departemen Produksi

Fungsi dari departemen produksi divisi pemeliharaan dan


perbaikan adalah sebagaiberikut:
a. Merancang strategi untuk mengkoordinir pekeraan produksi
dalam bidang sistem permesinan pekerjaan harkan kapal,
non kapal, dan alat apung lainya.
b. Melaksanakan pekerjaan yang meliputi penyiapan sumber
daya (manusia, peralatan, dan dokumen kerja) beserta
dukungan rekayasa (engineering) untuk pelaksanaan
pekerjaan. Melaksanakan: Pekerjaan sistem permesinan dan
konstruksi, Pemeliharaan fasilitas bengkel dan sarana kerja,
Pengawasan dan pengendalian pekerjaan pihak ketiga atas
pertimbangan jadwal dan kapasitas.
c. Mengendalikan kualitas proses/hasil produksi,
jadwal/waktu penyerahan, penggunaan jam orang,
pengendalian peralatan/fasilitas kerja.
d. Mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan yang telah selesai baik
terhadap pemakaian sumber daya (manusia, material,
peralatan dan dokumen kerja) beserta dukungan rekayasa
(engineering) maupun jadwal sebagai dasar peningkatan
produktivitas sesuai tanggung jawabnya.

a. Bengkel Kontruksi (RH01)


Sistem manajemen dari Bengkel Konstruksi Departemen Produksi
Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan adalah sebagai berikut :
a. Kedudukan dan organisasi

Kedudukan bengkel konstruksi adalah sebagai satuan


unit kerja struktural tingkat bengkel dalam organisasi
departemen produksi yang dipimpin oleh seorang kepala
bengkel konstruksi, berkedudukan langsung di bawah dan
bertanggung jawab kepada kepala departemen produksi. Kepala
bengkel konstruksi membawahidan membina fungsional.
b. Tugas pokok

Tugas pokok bengkel konstruksi adalah merencanakan,


mengkoordinir, melaksanakan evaluasi dan melakukan
perbaikan dibidang pelaksanaan dan pengendalian kegiatan
konstruksi meliputi perakitan dan pengelasan.
c. Fungsi
1) Melaksanakan pekerjaan yang meliputi: Pengerjaan beban
kerja yang diterima, dan berkoordinasi dengan bagian yang
terkait dengan unit kerja.
2) Mengkoordinir dan melaksanakan: Pekerjaan perakitan, dan
pengelasan berdasarkan perintah pekerjaan yang telah
disetujui oleh kepala departmenproduksi.

b. Bengkel Sistem Poros dan Kemudi (RH02)


Berikut merupakan penjelasan mengenai bengkel sistem poros dan
kemudi di departemen produksi, divisi pemeliharaan dan perbaikan
adalah sebagai berikut:
a. Kedudukan dan organisasi
Kedudukan bengkel sistem poros dan kemudi adalah sebagai unit
kerja struktural tingkat bengkel dalam organisasi departemen
produksi yang dipimpin oleh seorang kepala bengkel sistem poros
dan kemudi, berkedudukan langsung di bawah dan bertanggung
jawab kepada kepala departemen produksi. Kepala bengkel sistem
poros dan kemudi membawahi dan membina fungsional.
b. Tugas pokok

Merencanakan, mengkoordinir dan melaksanakan


mengevaluasi serta melakukan perbaikan di bidang sistem poros
dan kemudi.
c. Fungsi
1) Merencanakan pekerjaan yang meliputi: Beban kerja yang
diterima dan berkoordinasi dengan bagian yang terkait di
unit kerjanya.
2) Mengkoordinir dan melaksanakan: pemeriksaan, perawatan,
perbaikan, pemeliharaan sistem poros dan kemudi,
finstabilizer, bow thruster berdasarkan Perintah Pekerjaan (PP)
yang telah disetujui kadep koordinator produksi.
3) Mengevaluasi dan melakukan perbaikan pekerjaan bidang
sistem poros dan kemudi, finstabilizer, bow trushter sesuai
tanggung jawabnya.

c. Bengkel Sistem Bantu dan Katup (RH03)


Berikut adalah penjelasan lebih lengkap mengenai bengkel sistem
bantu dan katup di departemen produksi, divisi pemeliharaan dan
perbaikan adalah sebagai berikut:

a. Kedudukan dan organisasi

Kedudukan bengkel sistem bantu dan katup adalah


sebagai unit kerja struktural tingkat bengkel dalam organisasi
departemen produksi yang dipimpin oleh seorang kepala
bengkel sistem bantu dan katup, berkedudukan langsung di
bawah dan bertanggung jawab kepada kepala departemen
produksi. Kepala bengkel sistem bantu dan katup membawahi
dan membina fungsional.
b. Tugas pokok
Merencanakan, mengkoordinasikan dan melaksanakan
mengevaluasi serta malakukan perbaikan di bidang sistem bantu
yang mencakup sitem pipa, sistem klep, lier jangkar, sistem
pompa dan kompresor, pengujian klep-klep, serta pesawat-
pesawat bantu.
c. Fungsi

1. Merencanakan pekerjaan yang meliputi beban kerja yang


diterima dan mengkoordinasikan kepada bagian bagian
yang terkait di unit kerjanya.
2. Mengkoordinir dan melaksanakan pekerjaan pemeliharaan
dan perbaikan sistem pipa, sistem klep, lier jangkar, sistem
pompa dan kompresor, pengujian klep-klep serta pesawat
pesawat bantu berdasarkan Perintah Pekerjaan (PP) yang
telah disetujui kadep koordinator produksi.
3. Mengevaluasai dan malakukan perbaikan pekerjaan bidang
sistem bantu sesuaitanggung jawabnya.

d. Bengkel Mesin Perkakas (RH04)


Berikut adalah penjelasan lebih lengkap mengenai bengkel mesin
perkakas di departemen produksi, divisi pemeliharaan dan perbaikan
adalah sebagai berikut:
a. Kedudukan dan organisasi

Kedudukan bengkel mesin perkakas adalah sebagai


satuan unit kerja struktural tingkat bengkel dalam organisasi
departemen produksi yang dipimpin oleh seorang kepala
bengkel mesin perkakas, berkedudukan langsung di bawah dan
bertanggung jawab kepada kepala departemen produksi. Kepala
bengkel mesin perkakas membawahi dan membina fungsional.
b. Tugas pokok
Merencanakan, mengkoordinir, dan melaksanakan
mengevaluasi serta melakukan perbaikan di bidang mesin
perkakas atau machining meliputi bubut, frais, kolter, sekrap, bor,
surface contact, balancing, dll.

c. Fungsi

1) Merencanakan pekerjaan yang meliputi beban kerja yang


diterima dan mengkoordinasikan kepada bagian yang
terkait di unit kerjanya.
2) Mengkoordinir dan melaksanakan pemeriksaan, perawatan,
perbaikan, dan pengujian mesin perkakas atau machining
meliputi bubut, frais, kolter, sekrap, bor, surface contact,
balancing, dll. Berdasarkan perintah pekerjaan (PP) yang telah
disetujui Kadep Koordinator Produksi
3) Mengevaluasai dan malakukan perbaikan pekerjaan bidang
perkakas sesuai tanggung jawabnya

e. Bengkel Permesinan (RH05)


Berikut adalah penjelasan lebih lengkap mengenai bengkel
permesinan di departemen produksi, divisi pemeliharaan dan
perbaikan adalah sebagai berikut:
a. Kedudukan dan organisasi
Kedudukan bengkel permesinan adalah sebagai satuan
unit kerja struktural tingkat bengkel dalam organisasi
departemen produksi yang dipimpin oleh seorang kepala
bengkel permesinan, Berkedudukan langsung di bawah dan
bertanggung jawab kepada kepala departemen produksi. Kepala
bengkel permesinan membawahi dan membina fungsional.
b. Tugas pokok

Merencanakan, mengkoordinir, dan melaksanakan


mengevaluasi serta melakukan perbaikan di bidang permesinan.
c. Fungsi

1) Merencanakan pekerjaan yang meliputi beban kerja yang


diterima dan mengkoordinasikan kepada bagian bagian
yang terkait di unit kerjanya.
2) Mengkoordinir dan melaksanakan pemeriksaan, perawatan,
perbaikan, dan pengujian mesin penggerak kapal dan non
kapal berdasarkan Perintah Pekerjaan (PP) yang telah
disetujui Kadep Koordinator Produksi.
3) Mengevaluasai dan malakukan perbaikan pekerjaan bidang
permesinaan sesuai tanggung jawabnya.

f. Bengkel Listrik dan Kontrol (RH06)


Berikut adalah penjelasan lebih lengkap mengenai bengkel listrik
dan kontrol di departemen produksi, divisi pemeliharaan dan
perbaikan, adalah sebagaiberikut:
a. Kedudukan dan organisasi

Kedudukan bengkel listrik dan kontrol adalah sebagai


satuan unit kerja struktural tingkat bengkel dalam organisasi
Departemen Produksi yang dipimpin oleh seorang Kepala
bengkel listrik dan kontrol, Berkedudukan langsung di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Departemen Produksi.
Kepala bengkel listrik dan kontrol membawahi dan membina
fungsional.
b. Tugas pokok Merencanakan, mengkoordinir, dan
melaksanakan mengevaluasi serta melakukan perbaikan di
bidang kelistrikan dan kontrol pada kapal.
c. Fungsi

1) Merencanakan pekerjaan yang meliputi beban kerja yang


diterima dan mengkoordinasikan kepada bagian bagian
yang terkait di unit kerjanya.
2) Mengkoordinir dan melaksanakan pemeriksaan, perawatan,
perbaikan, dan pengujian kelistrikan serta kontrol
berdasarkan Perintah Pekerjaan (PP) yang telah disetujui
kadep koordinator produksi.
3) Mengevaluasai dan malakukan perbaikan pekerjaan bidang
kelistrikan dankontrol sesuai tanggung jawabnya.

g. Bengkel Blasting, Pengecatan, Scaffolding¸dan Interior (RH07)


Berikut adalah penjelasan lebih lengkap mengenai bengkel blasting,
pengecatan, scaffolding, dan interior di departemen produksi, divisi
pemeliharaan dan perbaikan, ialah sebagai berikut.

a. Kedudukan dan organisasi

Kedudukan bengkel blasting, pengecatan, scaffolding, dan


interior adalah sebagai satuan unit kerja struktural tingkat
bengkel dalam organisasi departemen produksi yang dipimpin
oleh seorang kepala bengkel blasting, pengecatan, scaffolding,
dan interior, berkedudukan langsung di bawah dan
bertanggung jawab kepada kepala departemen produksi. Kepala
bengkel blasting, pengecatan, scaffolding, dan interior
membawahi dan membina fungsional.
b. Tugas pokok

Merencanakan, mengkoordinir, dan melaksanakan


mengevaluasi serta melakukan perbaikan di bidang blasting,
pengecatan, scaffolding, dan interior padakapal
c. Fungsi

1) Merencanakan pekerjaan yang meliputi beban kerja yang


diterima dan mengkoordinasikan kepada bagian bagian
yang terkait di unit kerjanya.
2) Mengkoordinir dan melaksanakan perawatan, perbaikan
blasting, pengecatan, scaffolding, pada kapal berdasarkan
Perintah Pekerjaan (PP) yang telah disetujui kadep
koordinator produksi.
3) Mengevaluasai dan malakukan perbaikan pekerjaan bidang
Perawatan, perbaikan blasting, pengecatan, scaffolding, pada
kapal sesuai tanggung jawabnya.

B. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan


1. Identitas Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. PAL Indonesia
Direktur Utama : Bapak Kaharudin Djenot
Kepala Dep. Produksi : Bapak Zunaidi
Koordinator Produksi : Bapak Wiyono
Alamat : Jalan Hangtuah No. 00, Ujung,
Semampir, Kota Surabaya Jawa Timur
60155 Indonesia
No. Telp : (62-031) 3292275
Website : www.pal.co.id
e-mail : palsub@pal.co.id

2. Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan Magang Praktik Kerja di PT. PAL Indonesia dimulai
pada hari Senin tanggal 4 Juli 2022 sampai tanggal 28 Oktober 2022.
Kegiatan magang praktik kerja dilaksanakan pada hari senin hingga
hari jum’at yang dimulai pukul 07.30-12.00 WIB. Kegiatan ini
dilaksanakan setengah hari dikarenakan banyaknya peserta praktek
industri sehingga dibagi menjadi dua shift dengan didasarkan
kepada protokol kesehatan anjuran dari pemerintah serta kebijakan
dari PT. PAL Indonesia terkait tingginya kasus COVID-19 di
Indonesia khususnya di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Pada bulan pertama PT. PAL Indonesia mengajarkan terkait
struktur organisasi yang ada di PT. PAL Indonesia, pembekalan
singkat terkait pentingnya penerapan K3LH (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup) Serta pengenalan terkait bengkel
yang ada di Divisi Perbaikan dan Pemeliharaan.
Untuk bulan ke-2 kepala bengkel As dan Propeller memberikan
pengenalan dock kapal, karena pengerjaan dilakukan di dock . Dock
yang dikenalkan pada mahasiswa yakni dock Surabaya dan dock irian.
Dock irian memiliki dimensi lebih besar dan digunakan untuk kapal
yang memiliki dimensi besar pula.
Untuk bulan ketiga pemberian penugasan observasi pada KM
EGON yang berada di dock surabaya. Pemberian tugas ini dilakukan
untuk mengetahui proses perbaikan dan pemeliharaan pada kapal
secara langsung. Dalam hal ini mahasiswa di arahkan untuk memilih
pengerjaan yang akan dijadikan topik dalam laporan. Penulis memilih
proses alignment sebagai topik dalam laporan, karena pengerjaan
alignment shaft propeller sangat sering dilaksanakan oleh bengkel As
dan Propeller pada kapal yang sedang dilakukan perbaikan dan
pemeliharaan di PT. PAL Indonesia.
Pada Bulan keempat yaitu Bulan Oktober, kami sudah mulai
fokus mengerjakan laporan dan melakukan asistensi kepada Bapak
Sugeng selaku kepala bengkel As dan Propeller juga kepada Bapak
Wiyono selaku dosen pembimbing industri. Serta melakukan
koordinasi dengan Bapak Rachmat sampai laporan selesai dan
dikumpulkan ke Divisi HCM & Command Media.
Laporan Kegiatan Mingguan Magang PT.PAL Indonesia
Minggu Nama Deskripsi Kegiatan Dokumentasi
Ke- Kegiatan
1 Pengarahan Pada minggu
Divisi pertama magang,
kelompok kami
diberikan
pengarahan
tentang struktur
organisasi dan K3
di Divisi Perbaikan
dan Pemeliharaan.
Serta diajak
keliling divisi
untuk melihat
bengkel, setelah
itu kami diarahkan
menuju bengkel
yang telah
ditempatkan oleh
divisi.
2 Pengarahan Pada Minggu
oleh Kepala kedua, kelompok
Bengkel kami mulai
dibimbing oleh
kepala bengkel.
Hal-hal yang
dijelaskan meliputi
ruang lingkup
pekerjaan bengkel
as dan propeller.
Di minggu kedua
kami juga
dikenalkan
tentang bagian-
bagian yang ada di
kapal, khususnya
pada bagian as
dan propeller.
3 Proses Pada minggu
Docking ketiga ada kapal
KM. Egon yang
sedang memasuki
dock Surabaya
untuk melakukan
perbaikan. Proses
docking dilakukan
dengan bantuan
kapal kecil karena
jika kapal dengan
ukuran besar
menyalakan baling
baling akan
merusak
permukaan
dibawah air dan
akan tersangkut
karena
kedalamannya
dangkal.
4 Pembersihan Pembersiham
seluruh bagian seluruh bagian
bawah kapal bawah kapal dari
tiram-tiram yang
menempel
dilakukan
menggunakan air
bertekanan tinggi.
Pembersihan
dilakukan sebelum
pembongkaran,
untuk
memudahkan
proses agar lebih
efisien.
5 Proses Proses
Pembongkaran pembongkaran
Daun Kemudi daun kemudi
dan Radder dilakukan untuk
memudahkan
pelepasan tail
shaft, karena letak
daun kemudi tepat
pada tail shaft KM.
Egon.
6 Proses Pembongkaran
pembongkaran dari koker
koker dan berfungsi untuk
inner shaft dapat
mengeluarkan
bantalan thordon
yang ada
didalamnya.
Pembongkaran
koker ini bagian
terakhir yang
dapat dilakukan
karena berada di
bagian tempat
tumpuan dari shaft
propeller itu
sendiri.
Pembongkaran
koker dapat
mempermudah
pengukuran dari
ketebalan bantalan
thordhon. Apabila
koker dan
bantalan tidak
sesuai dengan
standar dapat
dilakukan
penggantian baru
sesuai dengan
anjuran BKI.
7 Pembongkaran Setelah dilakukan
shaft propeller pembongkaran
dan proses terhadap bagian-
akomodasi bagian
menuju penghubung,
bengkel RH04 selanjutnya
dilakukan
pembongkaran
shaft propeller dan
di pindahkan ke
bengkel RH04
untuk dilakukan
perbaikan.

8 Proses Pada kapal KM.


pelepasan Egon terjadi
propeller dari kendala saat
tail shaft pelepasan
propeller dari tail
shaft. Kendala
yang terjadi
adalah susahnya
propeller di lepas
dari tail shaft. Hal
ini disebabkan
oleh seal yang
terpasang sudah
tidak dapat
digunakan
sehingga air laut
dan kotoran dari
laut masuk
kedalam sela-sela
seal yang tekah
rusak tersebut.
sehingga harus
dilakukan
pemotongan seal
secara paksa dan
diberikan pelumas
dan dengan
bantuan crane
untuk memutar
tail shaft agar bisa
terlepas.
9 Proses Proses
alignment alignment di
shaft KM. PT.PAL Indonesia
Egon masih
menggunakan
cara konvensional
dengan
menggunakan
kawat yang diikat
melalui titik yang
telah ditentukan.
Pengukuran
dilakukan
menggunakan
jangka kaki dari
bearing sampai
pada kawat yang
telah dipasang
sebelumnya.
Untuk
mengetahui
ukuran yang
telah ditemukan
oleh jangka kaki,
dilakukan
pengukuran pada
jangka kaki
menggunakan
jangka sorong.
Alignment
dilakukan untuk
menentukan
ukuran bantalan
yang akan
dipasang.
Dengan
mendapat ukuran
bantalan yang
sesuai tail shaft
bisa memiliki
momen puntir
yang sesuai.

10 Machining Kapal KM. Egon


sleeve melakukan
penggantian
sleeve, sehingga
pemesanan sleeve
membutuhkan
waktu tunggu
kurang lebih 1
bulan. Pada
minggu ke 10
dilakukan
pemasangan
sleeve pada tail
shaft kapal.
Setelah terpasang,
sleeve akan
dibubut untuk
menyesuaikan
ukuran setelah
dilakukan
alignment.
11 Machinig Setelah dilakukan
bantalan shaft alignment pada
tail shaft, pada
kapal KM. Egon
diperlukan
penyesuaian
bantalan agar tail
shaft dapat
terpasang secara
tepat. Proses
pembubutan ini
memakan waktu
yang cukup lama,
selain proses
pembubutan yang
lama, terdapat
kendala
menunggu
bantalan datang
juga memakan
waktu yang lama.
12 Penggantian Kapal KM. Egon
sleeve kemudi juga melakukan
KM. Egon penggantian
sleeve pada
kemudi, karena
sleeve yang ada
sudah aus terkena
gesekan. Proses
penggantian ini
dilakukan di
bengkel RH 04.
13 Pemindahan Setelah seluruh
shaft propeller proses perbaikan
dari bengkel shaft propeller dan
menuju kapal, daun kemudi
pemasangan dilakukan di
shaft propeller bengkel perkakas,
dan selanjutnya
pemasangan dipindahkan
daun kemudi menuju dock
Surabaya untuk
dilakukan
pemasangan di
kapal KM. Egon.

14 Pemasangan Setelah seluruh


baut, mur dan komponen
pengecekan dipasangkan,
torsi. dalam
pemasangan baut
dan mur yang ada
pada bagian-
bagian shaft
propeller harus
dilakukan
pengecekan torsi
sesuai standart.
Pengecekan torsi
dilakukan untuk
meminimalisir
terjadinya lepas
baut dan mur
karena tenaga
yang dikeluarkan
besar.
15 Pemberian cat Pemberian pernis
pernis pada pada blade CPP
blade CPP diperlukan agar
blade CPP
terlindungi dari
korosi dari air laut
dan gelembung air
laut. Dan pernis
juga mengurangi
adanya tiram yang
menempel di
blade CPP.
16 Undocking Proses undocking
dan sea trial KM. Egon
KM. Egon dilakukan setelah
seluruh proses
perbaikan dan
pemeliharaan
selesai dilakukan.
Setelah proses
undocking selesai,
langsung
dilakukan sea trial
untuk melihat
kelayakan jalan
dari kapal KM.
Egon.

3. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat


a. Faktor pendukung
1) Pembimbing lapangan yang bersahabat yang selalu
membimbing dan memberi masukan kepada mahasiswa
dalam mencari data dan observasi.
2) Kerja sama yang baik dan sikap saling mengisi antar
mahasiswa yang melaksanakan magang di PT. PAL
Indonesia.
3) Keterlibatan mahasiswa secara langsung dalam segala
macam proses dan kegiatan yang dilakukan operator
semakin menambah pengalaman dan pengetahuan di dunia
kerja.
b. Faktor penghambat
1) Pemberitahuan Magang Praktek Kerja yang belum maksimal
di awal oleh pihak kampus
2) Pelaksanaan Magang Praktik Kerja dilaksanakan setengah
hari kerja dan mahasiswa sudah diharuskan keluar dari PT.
PAL Indonesia diluar waktu yang ditentukan.
C. Pembahasan
1. Data Dimensi Utama Kapal
KM. Egon merupakan kapal dengan jenis Pinisi milik PT. Pelayaran
Nasional Indonesia (PELNI). KM. Egon ini melakukan perbaikan dan
perawatan yang dilakukan di PT. PAL Indonesia. KM. Egon juga
mempunyai data ukuran utama kapal yang dittunjukkan pada Tabel
3.1 sebagai berikut.

Gambar 3. 7 KM. Egon

Sumber: Dokumen Pribadi


Panjang : 94,30 m
Keseluruhan (Loa)
Panjang AP – FP : 88,00 m
(Lpp)
Lebar (B) :16,00 m
Tinggi (H) : 10,50
Sarat Muat Penuh : 4,15 m
(T)
Koefisien Block : 0,79
Luas s/d sarat : ± 1794,25 m2
penuh (BGA)
Bottom : ± 1588,85 m2
Bottop : ± 205,40 m2
Topside : ± 1400,81 m2
Tabel 3. 1 Data Utama Kapal KM. Egon
Sumber: Dokumen Pribadi
2. Docking
Docking dapat dilakukan sesuai dengan docking schedule yang telah
dibuat oleh departemen perencanaan dan pengendalian yang
disesuaikan dengan docking space yang ada. Departemen perencanaan
dan pengendalian kemudian mengeluarkan docking plant, struktur
organisasi proyek perbaikan kapal, dan juga jadwal docking perbaikan.
Sebelum kapal melakukan docking tentunya harus menyusun
dudukan dari kapal terlebih dahulu, penyusunan tersebut harus
sesuai dengan gambar dimensi dari kapal, agar kapal dapat duduk
dengan sempurna. Apabila kapal tidak memiliki gambar dimensi
maka harus dilakukan pengukuran pada bagian kapal terlebih dahulu
untuk menentukan posisi dudukan. Berikut merupakan Gambar 4.2
menunjukkan proses docking kapal.

Gambar 3. 8 Docking KM.Egon

Sumber: Dokumen Pribadi

3. Proses Pembongkaran Daun Kemudi dan Radder


Proses bongkar kemudi ini dilakukan karena letak daun kemudi
yang berada dibelakang propeller, sehingga apabila daun kemudi tidak
dilepas, maka akan sangat mengganggu atau menghambat keluarnya
tail shaft. Jenis propeller yang digunakan pada KM. Egon ini adalah
Controllable Pitch Propeller (CPP) maka proses bongkar blade propeller ini
dilakukan guna mempermudah proses pelepasantail shaft propeller KM.
Egon.
Gambar 3. 9 Proses Pelepasan Daun Kemudi

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 3. 10 Proses Pelepasan Radder


Sumber: Dokumen Pribadi

4. Proses Pembongkaran Aksesoris Pendukung Shaft Propeller


Pembongkaran aksesoris pendukung pada ini bertujuan untuk
mempermudah pencabutan dari shaft propeller sendiri. Dimana banyak
aksesoris pendukung pada shaft propeller yang harus di bongkar
terlebih dahulu. Berikut aksesoris pendukung yang harus dibongkar
terlebiih dahulu sebelum mengeluarkanShaft Propeller.
1. Balde CPP

Balde CPP merupakan bagian dari propeller yang dapat


dilepas dengan melepas baut yang ada di propeller itu sendiri.
Terdapat empat (4) baut dibelakang dan tiga (3) baut dibagian
depan. Pembongkaran blade CPP akan memudahkan akomodasi
dari shaft propeller.
2. Pengedap

Pengedap pada KM. Egon terletak pada bantalan bagian


dalam dimana memiliki fungsi untuk menahan air laut agar tidak
masuk kedalam kapal. Pembongkaran pengadap harus dilakukan
dengan hari-hati karena pengedap mudahrusak karena terbuat dari
karet (seal). Karena apabila terjadi kerusakan pada seal harus
dilakukan penggantian baru agar kapal tidak mengalami kebocoran
pada shaftpropeller.
3. Couple

Couple merupakan aksesoris yang mengguhungkan antara


intermediet shaft dengan shaft propeller. Fungsi dri pembongkaran
couple ini untuk mempermudah pembongkaran innert cup pada
bagian dalam shaft propeller.
4. Innert Shaft

Innert shaft adalah komponen mekanik dari sistem CPP


(Controllable Pitch Propeller) yang berfungsi sebagai jalur masuknya
oli hidrolik dari OD (Oil Distribution) Box yang bertekanan untuk
menggerakkan piston ke arah maju.
5. Outer Shaft

Outer shaft adalah komponen mekanik dari sistem CPP yang


berfungsi sebagai jalur masuknya oli hidrolik dari Oil Distributin
Box yang bertekanan untuk menggerakkan piston kea rah mundur.
6. Shaft Propeller

Pembongkaran shaft propeller ini dilakukan untuk


mengeluarkan shaft propeller dari dalam kapal, dengan tujuan lain
untuk mempermudah pemasangan bantalan atau sleeve yang baru
(setelah dilakukan akomodasi ke bengkel). Setelah shaft propeller
sudah terlepas dari kapal dapat dilakukan pengecekan dan
pengukuran pada shaft propeller, jika sleeve yang digunakan sudah
tidak sesuai dengan standar maka akan dilakukan penggantian
sleeve yang baru.
7. Koker Depan dan Belakang

Pembongkaran dari koker berfungsi untuk dapat


mengeluarkan bantalan thordon yang ada didalamnya.
Pembongkaran koker ini bagian terakhir yang dapat dilakukan
karena berada di bagian tempat tumpuan dari shaft propeller itu
sendiri. Pembongkaran koker dapat mempermudah pengukuran
dari ketebalan bantalan thordhon. Apabila koker dan bantalan tidak
sesuai dengan standar dapat dilakukan penggantian baru sesuai
dengan anjuran BKI.

Gambar 3. 11 Proses Pelepasan Inert Shaft Propeller

Sumber: Dokumen Pribadi

5. Mobilisasi Menuju Bengkel Mesin Perkakas RH04


Setelah proses pelepasan shaft propeller sudah selesai, maka
langkah pekerjaan selanjutnya adalah mobilisasi shaft propeller
menuju bengkel mesin perkakas (RH04) untuk dilakukan tindak
lanjut setelah proses alignment dilakukan.
Gambar 3. 12 Akomodasi Shaft Propeller dari Kapal menuju Bengkel
Pemesinan (RH04)

Sumber: Dokumen Pribadi

6. Alignment Shaft Propeler Kiri KM.Egon


Alignment dilakukan untuk memudahkan pemasangan
shaftr agar sejajar. Karena pada shaft memiliki kemungkinan
bengkok akibat adanya gaya puntir yang terjadi untuk memutar
propeller. Pada proses alignment akan didapatkan data pengukuran
yang akan digunakan sebagai acuan machining pada bantalan shaft
yang akan dilakukan di bengkel RH 04.
4.1.1. Tahapan Persiapan
Proses alignment di PT.PAL Indonesia masih menggunakan cara
konvensional dengan menggunakan kawat yang diikat melalui
titik A-E sesuai gambar 4.6. Pada bagian luar bearing diberikan
katrol yang digunakan sebagai lintasan kawat untuk merubah
posisi kawat horizontal menjadi vertical. Pemberian katrol juga
berfungsi untuk melakukan adjustment pada kawat sehingga
kawat bisa tegang. Pada ujung kawat diberikan pembebanan
sebesar 30 kilogram yang bertujuan sebagai gaya penarik dan
menjaga ketegangan kawat sehingga posisi kawat dapat terjaga
dengan baik.
Gambar 3. 13 Skema pemasangan kawat

Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 3. 14 Pemasangan kawat pada intermediate bearing

Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 3. 15 Pemasangan kawat pada forward bearing

Sumber : Dokumen Pribadi


4.1.2. Tahapan Pelaksanaan
Pengukuran dilakukan menggunakan jangka kaki dari bearing
sampai pada kawat yang telah dipasang sebelumnya. Untuk
mengetahui ukuran yang telah ditemukan oleh jangka kaki,
dilakukan pengukuran pada jangka kaki menggunakan jangka
sorong. Pengukuran menggunakan jangka sorong karena jangka
sorong memiliki toleransi pengukuran 0,001 mm.

Gambar 3. 16 Pengukuran pada Titik C

Sumber : Dokumen Pribadi


Gambar 3. 17 Pengukuran pada titik D

Sumber : Dokumen Pribadi

7. Hasil Alignment
Gambar 3. 18 Data hasil alignment shaft KM. Egon

Sumber: Dokumen Pribadi

Data alignment diberikan kepada bengkel RH.04 sebagai acuan


machining bantalan sebelum dilakukan pemasangan shaft propeller
pada KM.Egon.

8. Proses Akomodasi Shaft Propeller ke Kapal


Proses akomodasi dari shaft propeller dilakukan setelah
dilakukan pengecekan ovalitas dan telah lulus uji NDT pada bagian
flange tempat propeller. Setelah selesai shaft propeller dilakukan
perakitan dengan menggabungkan antara shaft propeller, innert shaft
dan propeller tanpa blade. Pada proses tersebut dilakukan pressure
test pada bagian innert shaft yang berfungsi sebagai pengecekan
apakah innert shaft tersebut bocor atau tidak ada ketika di pasang
pada kapal tidak mengalami kebocoran yang dapat berakibat fatal
karena oli pada innert shaftbercampur dengan air laut.
Gambar 3. 19 Akomodasi Shaft Propeller dari Bengkel RH04 ke Kapal

Sumber: Dokumen Pribadi

9. Proses Pemasangan Shaft propeller dan aksesoris pendukung


lainnya
Proses pemasangan shaft propeller dilakukan setelah semua
aksesoris pendukung seperti pengedap, koker, bantalan thordon dll
sudah siap. Pemasangan dimulai dengan menaikkan koker
kedalam area dekat plummer block, kemudian memasukkan
bantalan thordon ke dalam koker dengan cara memberi dry ice
kedalam thordon dengan ruangan kedap, lalu setelah direndam
selama satu hari bantalan thordon dimasukkan kedalam koker.
setelah itu memasukkan koker kedalam housing. Setelah terpasang
shaft propeller dapat dimasukkan kedalam kapal dan dikembalikan
seperti keadaan semula.

Gambar 3. 20 Pemasangan Shaft Propeller


Sumber: Dokumen Pribadi
10. Undocking
Undocking dapat dilakukan apabila kapal sudah selesai
melakukan perbaikan. Proses ini memakan waktu sampai satu hari
dan kapal langsung di pandu dengan menggunakan kapal tunda
untuk dapat keluar dari tempat dock, baik itu floating dock ataupun
graving dock.
11. Sea Trial KM. Egon
Sea trial dilakukan untuk menguji sistem propulsi yang ada
di KM. Egon apakah sudah tidak ada permasalahan saat dilakukan
aktivitas seperti biasanya. Pengujian pada shaft propeller ini
dilakukan untuk mengetahui panas akibat gesekan yang terjadi
pada shaft propeller dengan bantalan. Dengan melakukan
pengetestan pada rpm tertentu kemudian dilakukan pengukuran
suhu pada bagian yang bergesekan. Apabila panas yang terjadi
melebihi panas yang diizin kan maka harus di repair ulang,
sedangkan ketika sudah berjalan sesuai dengan standar makankapal
akan mendapat izin untuk kembali beroprasi dari BKI.

Gambar 3. 21 Sea Trial KM. Egon

Sumber: Dokumen Pribadi


BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kapal merupakan sarana transportasi perdagangan nasional
maupun internasional yang murah karena mampu mengangkut
banyak barang dengan biaya yang relative murah. Dengan
penggunakan kapal yang sangat sering maka kapal itu sendiri harus
sering melakukan perawatan atau docking untuk melakukan
pengecekan kelayakan dari kapal. Banyak bagian kapal yang perlu
mendapatkan perhatian dan perwatan, khususnya bagian sistem
propulsi sebagai sistem penggerak kapal. Kelurusan shaft propeller
menjadi sangat penting untuk menjaga torsi pada titik maksimal.
Proses alignment dilakukan untuk mengetahui ketebalan yang
diperlukan guna machining bantalan, sehigga pemasangan shaft bisa
lurus. Alignment pada PT.PAL masih dilakukan dengan cara yang
konvensional menggunakan kawat yang ditarik dari bearing depan
sampai belakang dan dilakukan pengukuran menggunakan jangka
kaki. Bengkel RH 02 melakukan alignment dan mendapatkan data
yang digunakan sebagai acuan bengkel RH 04 dalam melakukan
machining bantalan.

B. Saran
1. Untuk Mahasiswa
a. Mahasiswa yang akan melaksanakan Magang Praktik Kerja
sebaiknya telah memiliki bekal ilmu yang cukup, sehingga
mahasiswa memiliki gambaran tentang apa saja yang akan
dilakukan di industri dan mampu melakukan pekerjaan dengan
mudah.
b. Mahasiswa harus mampu menerapkan ilmu yang telah
didapatkan di perkuliahan, sehingga ilmunya dapat
diaplikasikan secara nyata.
c. Mahasiswa OJT sebaiknya lebih aktif di lapangan untuk
mempelajari permasalahan yang ada di lapangan. Dengan tujuan
memperdalam ilmu di dunia kerja

2. Untuk Universitas
Demi meningkatkan lulusan mahasiswa jurusan Teknik Mesin
FT UNESA, hendaknya fakultas teknik menyediakan fasilitas
kunjungan industri sebelum mahasiswa melakukan Magang Praktik
Kerja (MPK) dan kegiatan ini tetap dijadikan mata kuliah wajib
agar mahasiswa memperoleh wawasan baru. Selain itu kerjasama
dengan berbagai perusahaan ataupun industri lebih ditingkatkan
agar mahasiswa lebih mudah mendapat relasi saat magang.

3. Untuk Industri
a. Kebersihan dan kerapaian perlu ditingkatkan untuk
meningkatkan kenyamanan dalam bekerja.
b. Lebih ditingkatkan lagi mengenai perawatan harian karena tidak
semua operator melakukan kegiatan tersebut dengan rutin.
c. Supaya disediakan perpustakaan yang dapat bermanfaat
terciptanya transfer informasi yang bersifat edukasi.
d. Perusahaan agar lebih baik memberikan kesempatan kepada
mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang didapat saat kuliah
kedalam dunia industri dengan melibatkan dan memberikan
tugas kepada mahasiswa dalam pekerjaan yang dilakukan. Agar
mendapat pengalaman pada saat melakukan praktek
DAFTAR PUSTAKA

kusuma Abi. (2021). Analisis Tercampurnya Air Pada Sistem Hidrolik


Cotrollable Pitch Propeller Di Kapal Peteka 5402 Skripsi.

Lu, L., Nisa, A., & Aritonang, S. (2022). Meta Analisis Penggunaan
Waterjet Pada Sistem Propulsi Kapal. Jurnal Ilmiah Multidisiplin
Indonesia, 2(2),294–299. Https://Doi.Org/10.53866/Jimi.V2i2.79
Muchammad, A. (2016). Perawatan Poros Baling-Baling Kapal Tb. Permata
Dolphin Di Pt. Samudra Adhi Jaya. 2016.

Prasetya, H. K., Koenhardono, E. S., Teknik, J., Perkapalan, S., &


Kelautan, F. T. (2016). Perencanaan Sistem Propulsi Hybrid Untuk
Kapal Fast Patrol Boat 60 M. Jurnal Teknik Its, 5(2).
PT PAL Indonesia. (2017). Profile company. Surabaya: PT PAL Indonesia
Satriananta, M.G ; Hartono , Yudo; Dan Berlian, A. . (2019). Studi Analisis
Kekuatan Poros Propeller Kapal Kmp. Pertiwi Nusantara Akibat
DikenaiTorsi Dari Propeller. Teknik Perkapalan, 7(1), 421–430.
Utomo, B. (2019). Stern Tube Perannya Sebagai Media Pelumasan Dan
Kekedapan Poros Baling-Baling Kapal. Jurnal Rekayasa Mesin, 14(2),
51.Https://Doi.Org/10.32497/Rm.V14i2.1513

Anda mungkin juga menyukai