Anda di halaman 1dari 10

PEMBIAYAAN IJARAH DAN IMBT

Nama Kelompok :
Lalu Hardi Y. S 1500012156
Syifa Nursaadah 1500012372
Arinda Listya Palupi 1500012377
Siti Hasnah M. Nst 1500012383
Pengertian Pembiayaan Ijarah dan IMBT

Al-Ijarahberasal dari kata Al Ajru yang berarti AlIwadhu atau berarti


ganti. Dalam Bahasa Arab, Al-Ijarah diartikan sebagai suatu jenis akad untuk
mengambil manfaat dengan jalan penggantian sejumlah uang.
Pada dasarnya ijarah didefinisikan sebagai hak untuk memanfaatkan barang atau
jasa dengan membayar imbalan tertentu. Menurut Fatwa Dewan Syarah Nasional
No.09/DSN/MUI/IV/2000, Ijarah adalah akad pemindahan hak guna manfaat
atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah,
tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri, dengan
demikian dalam akad ijarah tidak ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya
pemindahan hak guna saja dari yang menyewakan kepada penyewa.
Dalam kegiatan perbankan Syariah pembiayaan melalui Ijarah dibedakan menjadi
dua yaitu:

1. Didasarkan atas periode atau masa sewa biasanya sewa peralatan.Peralatan itu
disewa selama masa tanam hingga panen. Dalam perbankan Islam dikenal
sebagai Operating Ijarah.
2. Ijarah Muntahiyyah Bit-Tamlik di beberapa negara menyebutkan sebagai
Ijarah Wa Iqtina yang artinya sama juga yaitu sama juga yaitu menyewa dan
setelah itu diakuisisi oleh penyewa ( finance lease ).
Dalam hal penggunaan prinsip syariah pada pembiayaan ijarah. Ijarah adalah
akad sewa menyewa, sedangkan pembiayaan ijarah adalah perjanjian untuk
membiayai kegiatan sewa menyewa. Pada ijarah, bank hanya wajib menyediakan
aset yang disewakan, baik aset itu miliknya atau bukan miliknya. Yang penting
adalah bank mempunyai hak pemanfaatan atas aset yang kemudian disewakannya
Ijarah Muntahia Bittamlik/ IMBT (sewa dan pembelian) adalah perjanjian antara
perusahaan pembiayaan (Muajjir) dengan konsumen sebagai penyewa.(Mustajir).
Dalam Ijarah Muntahia Bittamlik, pemindahan hak milik barang terjadi dengan salah
satu dari dua cara berikut ini :

1. Pihak yang menyewakan berjanji akan menjual barang yang disewakan tersebut
pada akhir masa sewa
2. Pihak yang menyewakan berjanji akan menghibahkan barang yang disewakan
tersebut pada akhir masa sewa
Pada al-Bai wal Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT) dengan sumber pembiayaan
dari Unrestricted Investment Account (URIA), pembayaran oleh nasabah dilakukan
secara bulanan. Hal ini disebabkan karena pihak bank harus mempunyai cash in setiap
bulan untuk memberikan bagi hasil kepada nasabah yang dilakukan secara bulanan
juga. Yang jelas pembiayaan IMBT adalah penyediaan uang untuk membiayai transaksi
dengan prinsip IMBT, bukan akad IMBT itu sendiri.

Perbedaan Ijarah dan Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT)

Aspek akad Dari sisi akad, antara pembiayaan Murabahah dan IMBT terlihat jelas
mengandung perbedaan. Pembiayaan murabahah menggunakan akad jual-beli (al-
bai).
Pembiayaan murabahah menggunakan akad jual-beli (al-bai). Oleh karena itu, syarat
dan rukun jual-beli dalam pembiayaan Murabahah harus terpenuhi. Sedangkan dalam
pembiayaan IMBT digunakan akad sewa menyewa yang prakteknya disertai waad
(janji) dari pihak yang menyewakan untuk memindahkan kepemilikan barang
disewakan kepada pihak penyewa.
Begitu pula dalam pembiayaan IMBT, syarat dan rukun sewa juga harus terpenuhi di
dalamnya. MBT yang secara harfiah berarti sewa yang diakhiri dengan kepemilikan
mensyaratkan perpindahan hak milik ada di akhir akad.
Aspek relasi antar pihak
Sedangkan dari sisi relasi antar pihak yang melakukan akad, dalam pembiayaan
murabahah hubungan yang terjalin antara pihak bank syariah dengan nasabah adalah
hubungan antara penjual dan pembeli. Sedangkan dalam pembiayaan IMBT, hubungan
yang terjalin antara pihak bank syariah dengan nasabah adalah hubungan antara pihak
yang menyewakan dan pihak penyewa.
Aspek perpindahan kepemilikan
Adapun dari aspek perpindahan kepemilikan, dalam pembiayaan murabahah
perpindahan kepemilikannya terjadi di awal akad. Misal, pihak bank syariah melakukan
transaksi jual-beli rumah dengan nasabah. Berarti sejak awal akad (kontrak), rumah
tersebut telah menjadi hak milik nasabah. Dalam hal ini, nasabah diberi kelonggaran
oleh bank syariah melakukan pembayaran secara angsuran sesuai dengan periode waktu
yang disepakati. Sedangkan dalam pembiayaan IMBT, pelaksanaan perpindahan
kepemilikan terjadi di akhir kontrak (akad), di mana bank syariah selaku pihak yang
menyewakan berjanji untuk memindahkan kepemilikan kepada nasabah.
Aspek risiko yang timbul
Dari sisi risiko yang timbul, dalam pembiayaan Murabahah besaran pembayaran
yang dilakukan oleh nasabah mulai dari awal sampai akhir jumlahnya sama (fix).
Dari sisi risiko, pihak bank syariah dan pihak nasabah tidak dibebani oleh fluktuasi
margin murabahah seperti yang terjadi dalam suku bunga di industri perbankan
konvensional. Lain halnya dengan IMBT, margin yang diperoleh pihak bank syariah
berupa biaya sewa yang dibebankan kepada nasabah. Dalam hal ini, bank syariah
dapat mereveiw margin sewa yang berjalan sesuai dengan kondisi makro keuangan
di pasar. Akibatnya, risiko yang muncul dalam pembiayaan IMBT
Dasar Hukum Ijarah
Al- Quran
Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada
dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha
melihat apa yang kamu kerjakan.(QS.al-Baqarah:233)
Al-Hadits
Berikanlah upah kepada orang yang kamu pekerjakan sebelum kering
keringat mereka.(HR. Abu Yala, Ibnu Majah, at-Thabrani dan Tirmidzi)
AplikasiIjarahdiLembagaKeuanganSyariah
Bank-bank Islam yang mengoperasikan produk ijarah, dapat
melakukan leasing, baik dalam bentuk operting lease maupun financial
lease. Akan tetapi, pada umumnya bank-bank tersebut lebih banyak
menggunakan Ijarah Muntahiya bit-Tamlik, karena lebih sederhana
dari sisi pembukuan. Selain itu, bank pun tidak direpotkan untuk
mengurus pemeliharaan aset, baik pada saat leasing maupun
sesudahnya.
TERIMA KASIH
&
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai