Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH OTOMOTIF

SISTEM PENGEREMAN

DISUSUN OLEH :

1. M ROBI NOVALDI (212018005)

2. HERA SUPRIYATI (212018077)

3. M ISEP ISKANDAR (212018012)

POLITEKNIK SUKABUMI

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang karena Rahmat-Nya,
saya  dapat  menyelesaikan  tugas  pembuatan  makalah  rem  tepat  pada  waktunya,dan  rasa
terima kasih pada semua pihak  baik dosen maupun mahasiswa yang telahmendukung dalam
pembuatan makalah ini.
Ilmu bahan merupakan mata kuliah program studi otomotif 1, salah satu materinya yang
diberikan adalah rem. Makalah rem dirancang untuk digunakan sebagai sarana dalam kegiatan
belajar untuk mahasiswa jurusan pendidikan teknik mesin untuk menjadi seorang engineer yang
ahli dalam bidang nya. Makalah ini memuat ringkasan teori dari berbagai sumber yang disusun
secara ringkas dan sistematis .
Saya menyadari bahwa proses penyusunan makalah yang ringkas dan
sistematis,merupakan pekerjaan yang tidak ringan demikian pula dan teknis penulisan dan
tata bahasa tidak luput dengan kesalahan dan kekurangan.
Dari kesadaran tersebut, saya sanga t mengharapkan saran, kritik maupun massukan dari
pembaca dan pemakai makalah rem ini, guna penyempurnaan pada masa pendatang.
Penghargaan yang setinggi – tingginya saya sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu tersusun nya makalah rem ini. Semoga tuhan yang Maha Esa senantiasa memberikan
limpahan rahmat, petunjuk dan bimbingan-Nya terhadap setiap niat baik kita.

Penulis

Sukabumi , 22 Oktober 2019

iii
DAFTAR ISI
BAB I
A. PENDAHULUAN....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………….………………….1
C. TUJUAN PENULISAN………………………………………….………………...1
BAB II
D. DEFINISI REM........................................................................................................2
E.  JENIS – JENIS DAN FUNGSI REM......................................................................3
F.  KOMPONEN REM.................................................................................................8
G.  TROUBLE SHOOTING........................................................................................12
H.  PERAWATAN SISTEM REM..............................................................................13
BAB III
I. PENUTUP................................................................................................................16
J. KESIMPULAN........................................................................................................16
K. SARAN....................................................................................................................16

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Rem mempunyai peranan yang sangat penting dalam teknik kendaraan dan teknik
transportasi   demi   keamaan   dan   keselamatan   dalam  
berkendara.   Pada   dasarnya  rem mempunyai fungsi  untuk memperlambat dan mengatur gerakan
suatu putaran. Adapun rem yang  digunakan  harus  memenuhi  syarat-
syarat  sebagai  berikut  (dapatbekerja  dengan  baik dan cepat, dapat dipercaya dan mempunyai daya
tekan yang cukup,mudah diperiksa dan disetel)
Walaupun  sistem  rem  itu  sangatlah  penting,  namun  banyak  diantara  masyarakat
umum yang belum memahami dan mengerti fungsi, cara kerja dan jenis-
jenis dari remtersebut. Oleh karena itu  penulis membuat makalah ini bertujuan
untuk memperkenalkan fungsi, cara kerja, dan jenis-jenis dari rem
itu sendiri. Dengan adanya makalah inidiharapkan kita bisa lebih mengenal fungsi, cara kerja dan
jenis-jenis rem serta bisamenambah dan memperluas wawasan kita terutama mengenai sistem rem.

B.       RUMUSAN MASALAH
Beberapa permasalah yang diangkat dalam penulisan makalah ini adalah
1.      Apa itu fungsi rem?
2.      Apa saja jenis rem dan bagaimana mekanisme kerja rem?
3.      Apa saja bahan pembuat pada komponen rem?
4.      Apa saja permasalahan yang sering terjadi pada sistem rem?

C.    TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
1.    Mengetahui fungsi dari rem.
2.    Mengetahui  jenis dari rem dan mekanisme kerja rem.
3.    Mengetahui bahan apa saja yang digunakan untuk komponen pada rem.
4.    Mengetahui permasalahan yang sering terjadi pada rem.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI REM

1 Pengertian Rem
Rem adalah suatau bagian Kendaraan yang Peranannya sangat penting dalam sistem mesin,
misalnya pada mesin mobil, sepeda motor, mesin cuci, dan sebagainya. Selain itu rem juga
mempunyai kelemahan yaitu rem sering mengalami blong, hal ini diakibatkan karena pemeliharaan
yang kurang rutin dan penyebab terjadinya rem blong yaitu pad rem habis (aus), minyak rem habis,
dan terjadinya kebocoran pada seal piston rem, master rem, ataupun pada selang remnya, maka dari
itu pemeliharaan rem harus sangat diperhatikan.

2 Fungsi Rem
Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan serta
memberikan kemungkinan dapat memparkir kendaraan ditempat yang menurun.

3 Prinsip Rem
Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan (tidak dihubungkan)
dengan pemindahan daya. Kendaraan cenderung tetap bergerak Kelemahan ini harus dikurangi
dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak hingga berhenti.Mesin merubah energi panas
menjadi energi kinetis (energi gerak) untuk menggerakkan kendaraan.Sebaliknya rem merubah
energi kinetis kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan.Umumnya rem bekerja
disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman
(breaking effect)diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek.

B. JENIS-JENIS DAN FUNGSI REM


A. Rem cakram

Mobil modern kebanyakan telah menerapkan piranti yang satu ini. Biasanya piranti seperti ini
dapat ditemukan pada roda kendaraan baru sehingga dalam setiap penggunaannya menjadi
maksimal dan terarah.Rem cakram menjadi salah satu sistem pengereman modern terbaik pada
mobil dan ideal untuk diterapkan pada setiap mobil, terutama yang telah memakai mesin

2
berkapasitas CC besar. Sistem kerja rem cakram adalah dengan menjepit cakram yang biasanya
dipasang pada roda kendaraan melalui caliper yang digerakkan oleh piston untuk mendorong sepatu
rem (brake pads) ke cakram.
1. Kelebihan rem cakram
Rem cakram dapat digunakan dari berbagai suhu, sehingga hampir semua kendaraan menerapkan
sistem rem cakram sebagai andalanya. selain itu rem cakram tahan terhadap genangan air sehingga
pada kendaraan yang telah menggunakan rem cakram dapat menerjang banjir.Kemudian rem
cakram memiliki sistem rem yang berpendingin diluar (terbuka) sehingga pendinginan dapat
dilakukan pada saat mobil melaju, ada beberapa cakram yang juga dilengkapi oleh ventilasi
(ventilatin disk) atau cakram yang memiliki lubang sehingga pendinginan rem lebih maksimal
digunakan.Kegunaan rem cakram banyak dipergunakan pada roda depan kendaraan karena gaya
dorong untuk berhenti pada bagian depan kendaraan lebih besar dibandingkan di belakang
sehingga membutuhkan pengereman yang lebih pada bagian depan. Namun saat ini telah banyak
mobil yang menggunakan rem cakram pada keempat rodanya.
2. Kekurangan rem cakram
Rem cakram yang sifatnya terbuka memudahkan debu dan lumpur menempel, lama kelamaan
lumpur(kotoran) tersebut dapat menghambat kinerja pengeraman sampai merusak komponen pada
bagian caliper, seperti piston bila dibiarkan lama. Oleh sebab itu perlu dilakukan pembersihan
sesering mungkin.

B. Rem tromol

ungsi Rem Tromol menggunakan sepasang sepatu yang menahan bagian dalam dari tromol yang
berputar bersama – sama dengan roda, untuk menghentikan kendaraan. Walaupun terdapat berbagai
cara pengaturan sepatu rem, jenis leading dan trailing yang paling banyak dipakai pada kendaraan
penumpang dan kendaraan komersial.
Rem Tromoltahan lama karena adanya tempat gesekan yang lebar diantara sepatu dan tromol, tetapi
penyebaran panas agak lebih sulit dibanding dengan rem piringan karena mekanismenya yang agak
tertutup. Karena itu rem tromol hanya dipakai pada roda – roda belakang yang tidak begitu banyak
memerlukan tenaga pengereman.

1. Kelebihan rem tromol


Rem tromol digunakan untuk kendaraan yang memerlukan kerja ekstra dalam pengereman contoh :
kendaraan operasional seperti bis, truk, minibus, dan sebagainya. Jadi rem tromol dapat digunakan
pada beban angkut yang berat (heavy duty) dengan bekerja secara maksimal.
2. Kekurangan rem tromol
Rem tromol yang masih menerapkan sistem tertutup dalam prosesnya. Dengan sistem ini membuat
partikel kotoran pada ruang tromol tersebut. Jadi untuk perawatan membersihkannya harus
membuka roda agar rumah rem dapat dibersihkan dari debu atau kotoran. Pada saat banjir air akan
mengumpul pada ruang tromol sehingga air akan menyulitkan sistem rem untuk bekerja, jadi
setelah rem tromol menerjang banjir, maka harus mengeringkannya dengan menginjak setengah
3
rem saat melaju sehingga bagian dalam rem tromol kering karena panas akibat gesekan, setelah itu
rem dapat digunakan kembali.

Nama-nama bagian rem :


A . Rem Cakram
a) Piringan rotor
b) Selang rem
c) Plat pengatur pad
d) Plat momen
e) Plat rem
f) Pegas penahan pad
g) Pegas anti berisik
h) Shim anti cicit
i) Silinder rem
j) Karet pelindung utama
k) Perapat piston
l) Piston
m) Karet pelindung silinder
n) Ring set
o) Bushing lucur
p) Karet pelindung (Boot)

Fungsi-fungsi Bagian Rem Cakram


1. Piringan rotor
Untuk menjamin pendiginan yang baik
2. Selang rem
Untuk jalurnya fluida atau minyak rem
3. Plat pengatur pad
Untuk menahan rem
4. Plat momen
Penahan silinder agar tidak jatuh
5. Pad rem
Untuk menghentikan piringn rotor yang sekaligus menghentikan kendaran
6. Pegas penahan pad
Untuk menahan pad rem agar tidak goyang atau pad rem tidak lepas karena tergajal
7. Pegas anti berisik
Agar pada saat pengereman berlangsung pad rem tidak berisik
8. Shim anti cicit
Untuk menganjal pad rem pada silinder rem agar yidak lepas
9. Silinder rem
Sebagai wadah dari pad rem 5
4
B. Rem tromol
a. Plat penahan
b. Silinder roda
c. Pegas pembalik
d. Sepatu rem
e. Pen pegas
f. Tromol rem
g. Tuas sepatu h Tuas penyetel.

Fungsi-fungsi bagian Rem Tromol:


1. Plat penahan dipasang pada rumah as belakang bertugas menahan silinder roda dan sepatu rem
bagian yang tidak berputar;
2. Silinder roda menekan sepatu rem pada tromol dengan tekanan hidrolis master silinder;
3. Pegas pembalik sepatu menarik sepatu rem ke posisi semula untuk membebaskannya dari tromol
sesaat injakan pedal dilepaskan;
4. Sepatu rem ditekan terhadap bagian dalam tromol;
5. Pen pegas penahan sepatu;
6. Tromol rem yang dipasang pada poros as, berputar bersama – sama roda;
7. Tuas sepatu rem tangan menekan sepatu pada tromol;
8. Tuas penyetel.

Mekanisme kerja:
A. Master Silinder
Master silinder mengubah gerak pedal rem kedalam tekanan hidraulis.
Master silinder terdiri dari reservoir tank yang berisi minyak rem, demikian juga master silinder
yang membangkitkan tekanan hidraulis. Ada dua tipe silinder: tipe tunggal dan tipe ganda. Master
silinder tipe ganda banyak digunakan dibandingkan tpe tunggal.

B. Boster Rem
Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk segerah
menghentikan kendaraan. Boster rem melipat gandakan daya pemekanan pedal, sehingga daya
pengereman yang lebih besar di perlukan.
Boster dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (type integral) atau dapat juga dipasang
secara terpisah dari master silinder itu sendiri.
5
Boster rem mempunyai diaphragma (memberan) yang bekerja dengan adanya perbedan tekanan
antara tekanan atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari dalam intake manifold mesin. Master
silinder di hubungkan dengan pedal dan memberan untuk memperoleh daya pengereman yang besar
dari langkah pedal yang minimum.
Bila boster rem tidak dapat berfungsi dikarenakan satu dan lain hal,boster rem dirancang
sedemikian rupa sehingga hanya tenaga bosternya saja yang hilang dengan sendirinya rem akan
memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar, tetapi kendaran dapat direm normal tanpa
bantuan boster.Untuk kendaran yang digerakkan oleh mesin diesel, boster remnya diganti dengan
pompa vacum karena kevacuman yang terjadi pada intake manifoldpada mesin diesel tidak cukup
kuat.
Boster body dibagi menjadi bagian depan (ruang tekan tenaga) dan bagian belakang (ruang tekan
variasi), dan masimg-masing ruang dibatasi dengan memberan dan piston boster.
Mekanisme katup pengontrol (control valve mechanis). Termasuk katup udara, katup vakum, katup
pengontrol dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui batang penggerak katup
(valve operating road).

C. Katup Pengimbang
Kendaran dihentikan dengan adanya gesekan antara ban dan ditambah jalan. Gesekan ini akan
sesuai adanya pembagian beban pada roda. Biasanya kendaran yang mesinnya terletak didepan,
bagian depannya lebih berat dibandingkan dengan bagian belakangnya, bila kendaran direm, maka
titik pusat gravitasi akan pindah kedepan (bergerak maju) disebabkan adanya gaya intertia, dan
karena adanya beban yang besar menyatu pada bagian depan.
Bila daya cengkeram pengeremannya berlaku sama terhadap keempat rodanya, maka roda belakang
akan terkunci (menyebabkan slip antara ban dan permukan jalan) ini disebabkan oleh daya
pengereman terlalu besar dengan terkuncinya roda belakang gesekan akan menurun, dan roda
belakang seperti ekor ikan (bergerak kekanan dan kekiri dan sukar terkontrol) dan ini sangat
berbahaya.
Dengan alasan tersebut, diperlukan alat pembagi tenaga sehingga dapat diberikan pengereman yang
lebih besar untuk roda depan dari pada roda belakang atas tersebut disebut katup pengembali
(proportioning valve) atau bias disebut katup P. Alat ini bekerja secara otomatis menurutkan
tekanan hidraulis pada silinder roda belakang dengan demikian daya pengereman (daya cengkeram)
pada roda belakang akan berkurang.
Di samping katup P, efek yang sama akan diperoleh dari load silinder and proportioning valve
(LSPV) yang merubah tekanan awal split point dari roda-roda belakang sesuai
Dengan beban, proportioning and by pass valve (P dan BV) yang meneruskan tekanan master
silinder langsung ke silinder roda tanpa melalui katup P bila system rem dapat tidak berfungsi,
katup decelaration sensing proportioning valve (DSPV) yang membedakan tekanan awal split
pointsesuai dengan,deselerasi selama pengereman dan perlengkapan .

C. KOMPONEN REM

6
1. Pedal rem
2. Boster rem
3. Master silinder
4. Katup P
5. Flexible hose
6. Tuas rem parkir/rem tangan
7. Rem cakram
8. Rem tromol

1. Pedal Rem adalah komponen pada sistem rem yang dimanfaatkan oleh pengemudi untuk
melakukan pengereman.
Fungsi pedal rem memegang peranan yang penting didalam sistem rem. Tinggi pedal harus dalam
tinggi yang ditentukan. Jika terlalu tinggi, diperlukan waktu yang lebih banyak bagi pengemudi
untuk menggerakkan dari pedal gas ke pedal rem, yang mengakibatkan pengereman akan terlambat.
Sebaliknya jika tinggi pedal terlalu rendah, akan membuat jarak cadangan yang kurang yang akan
mengakibatkan gaya pengereman yang tidak cukup.
 Pedal Rem juga harus mempunyai gerak bebas yang cukup. Tanpa gerak bebas ini, piston
master silinder akan selalu terdorong keluar dimana mengakibatkan rem akan bekerja terus
dikarenakan adanya tekanan hidrolis yang terjadi pada sistem rem.
 Disamping itu, harus terdapat jarak cadangan pedal yang cukup pada waktu pedal rem
ditekan; kalau tidak akan terdapat
2. Booster rem merupakan satu komponen pada sistem yang dipasangkan menjadi satu dengan
master silinder dan setelah pedal rem, yang berfungsi untuk mengurangi tenaga yang diperlukan
pengemudi dalam pengereman.
 Booster rem yaitu karena adanya kevakuman dari intake manipol.
 Komponen – komponen boster rem :
1. Piston;
2. Diaphragm spring;
3. Push rod;
4. Diaphragm;
5. Air cleaner element
6. Vacum
3. Master Silinder mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidrolis. Master silinder terdiri
dari resevoir tank yang beri minyak rem, demikian juga piston dan siliner yang membangkitkan
tekanan hidrolis.
 Master silinder ada 2 type yaitu :
1. Tipe Tunggal : Tipe plungger, Tipe konvensional dan tipe portles;

7
2. Tipe Ganda : Tipe ganda konvensional dan tipe double konvensional.
3.
4. Katup P (Propotioning Valve/Katup Pengimbang) berhubung rem depan membutuhkan
tenaga pengereman yang lebih besar dari rem rem belakang sehubungan dengan pemindahan berat
kendaraan yang terjadi pada waktu melakukan pengereman yang kuat.

5. Flexible hose/slang flesible menghubungkan pipa rem dan rem roda untuk mengimbangi
gerakan suspensi.
 Pipa pipa rem berfungsi untuk menyalurkan minyak rem dari master silinder ke ke rem.

6. Tuas rem parkir/rem tangan dan kable rem tangan berfungsi untuk mengerem roda roda
belakang secara mekanis melalui batang penghubung dan kabel kabel. Juga untuk parkir kendaraan
pada jalan turun / mendaki.

7. Rem Cakram/Rem Piringan untuk memberi gaya pengereman kepada roda roda depan.
 Rem piringan walaupun banyak jenis rem piringan prinsip kerjanya adalah bahwa sepasang
pad yang tidak berputar menjepit rotor piringan yang berputar menggunakan tekanan hidrolis,
menyebabkan terjadinya gesekan yang dapat memperlambat atau menghentikan kendaraan.
 Rem piringan efektif karena rotor piringannya terbuka terhadap aliran udara yang dingin dan
karena rotor piringan tersebut dapat membuang air dengan segera. Karena itulah gaya pengereman
yang baik dapat terjamin walau pada kecepatan tinggi. Sebaliknya berhubung tidak adanya self
servo effect, maka dibutuhkan gaya pedal yang lebih besar dibandingkan dengan rem tromol.
Karena alasan inilah booster rem biasanya digunakan untuk membantu gaya pedal.
 Bagian bagian rem piringan :
1. Pen Utama dipasang pada plat penahan memberi tempat bagi kaliper dan memungkinkan silinder
bergerak mundur maju di dalam bushing. Pen diberi perapat untuk mencegah masuknya debu dan
air;
2. Pad Rem Piringan menjepit rotor piringan dengan menggunakan piston pada silinder guna
menciptakan gesekan yang menyebabkan terjadinya pengereman;
3. Rotor Piringan dipasang pada hub as, berputar bersama roda;
a. Lobang Pembuang untuk membuang udara yang masuk kedalam kedalam saluran udara.
b. Kaliper Rem Piringan melindungi piston dalam silinder dan menekan pad terhadap rotor piringan
tatkala piston terdorong oleh tekanan hidrolis;
Sub Pen yang terpasang pada plat torgue, bersama sama denga pen utama, memberi tempat kepada
silinder dan memungkinkan silinder bergerak mundur maju melalui bushing;
4. Plat Penahan terpasang pada bagian dari as, menunjang gerakan silinder yang terjadi pada saat
pad menjepit rotor piringan

8
8. Rem tromol memberikan tenaga pada roda roda belakang baik secara hidrolis maupun mekanis.
 Fungsi Rem Tromol menggunakan sepasang sepatu yang menahan bagian dalam dari tromol
yang berputar bersama sama dengan roda, untuk menghentikan kendaraan. Walaupun terdapat
berbagai cara pengaturan sepatu rem, jenis leading dan trailing yang paling banyak dipakai pada
kendaraan penumpang dan kendaraan komersial.
 Rem Tromoltahan lama karena adanya tempat gesekan yang lebar diantara sepatu dan
tromol, tetapi penyebaran panas agak lebih sulit dibanding dengan rem piringan karena
mekanismenya yang agak tertutup. Karena itu rem tromol hanya dipakai pada roda roda belakang
yang tidak begitu banyak memerlukan tenaga pengereman.
 Bagian bagian rem tromol :
1. Plat penahan dipasang pada rumah as belakang bertugas menahan silinder roda dan
sepatu rem bagian yang tidak berputar;
2. Silinder roda menekan sepatu rem pada tromol dengan tekanan hidrolis master
silinder;
3. Pegas pembalik sepatu menarik sepatu rem ke posisi semula untuk membebaskannya
dari tromol sesaat injakan pedal dilepaskan;
4. Sepatu rem ditekan terhadap bagian dalam tromol;
5. Pen pegas penahan sepatu;
6. Tromol rem yang dipasang pada poros as, berputar bersama sama roda;
7. Tuas sepatu rem tangan menekan sepatu pada tromol.

D. TROUBLE SHOOTING

Rem adalah suatu komponen keselamatan (safety) utama dalam berkendara. Piranti ini sangat
mungkin sekali terjadi kerusakan, terutama bila jarang dilakukan pengecekan atau perawatan
berkala. Suatu komponen yang berperan penting didalam sistem rem adalah kampas rem, kampas
rem merupakan bahan yang terbuat dari campuran keramik dan asbes yang akan mencengkeram
atau menghentikan perputaran piringan cakram pada saat sistem pengereman bekerja. Kerusakan
pada sistem pengereman dapat dianalisis dengan gejala-gejala berikut : 

1. Bergetar. 
Saat Rem diinjak terasa getaran pada pedal rem. Hal ini disebabkan oleh permukaan disc break
atau tromol rem yang sudah tidak rata lagi. Penanganannya adalah dengan membubut cakram atau
tromol dibuat menjadi rata. Pemerataan dengan pemapasan mulai dari ketebalan 0.5-1.5mm masih
dianggap aman. Namun, bila kondisi piringan sudah parah atau goresannya sudah terlalu dalam,
lebih baik mengganti komponennya.

9
2. Mengeluarkan Bunyi Dan Terasa Berat Saat Direm. 
Maksudnya adalah injakan terasa berat atau keras dan kadang mengeluarkan bunyi mendesis. Pada
umumnya mobil moder sudah menggunakan booster untuk memperingan injakan pedal. kalau berat
berarti permasalahan ada di bagian Booster.

3. Kurang Mencengkeram. 
Gejalanya terkadang mobil anda ketika direm masih membutuhkan waktu berapa meter untuk
berhenti. Penyebabnya bisa karena kampas rem sudah tipis dan lapisan asbesnya sudah berkurang.
penanganannya adalah dengan mengganti kampas rem dengan segera supaya piringan atau teromol
tidak tergerus.
 
4. Lari Kiri Atau Kanan. 
Pada gejala ini biasanya saat mobil di rem akan membuang ke salah satu arah. Hal ini disebabkan
karena piston pada master rem salah satu roda macet. penanganannya adalah dengan mengganti seal
dan piston pada master rem. 

5. Rem Dalam. 
Saat di injak, pedal rem terasa dalam. Hal ini disebabkan karena kampas rem sudah tipis
penanganannya adalah dengan mengganti kampas rem baru yang sesuai jenisnya.
 
6. Rem Harus Dikocok/Dipompa. 
Sebelum dipompa pada pedal rem, mobil tidak bisa berhenti. Kemungkinan ada yang bocor
sehingga minyak rem berkurang dan kemasukan angin. penanganannya adalah dengan mengecek
kebocoran mulai dari master atas, slang sampai master bawah atau kaliper rem. Segera Anda
perbaiki melalui langkah membuang angin (bleeding) untuk mengeluarkan angin.

E. PERAWATAN SISTEM REM

Kendaraan yang melaju tentunya perlu suatu sistem yang berguna untuk menghentikan atau
mengontrol kecepatannya, itu adalah definisi sistem rem dan juga alasan mengapa sistem rem
dibuat.
pada kendaraan bermotor seperti mobil untuk rem depan sekarang sudah menggunakan sistem rem
hidrolik yang artinya menggunakan fluida ( minyak ) untuk menggerakan sepatu rem.
Dan berikut adalah tips - tips yang perlu dilakukan untuk menjaga sistem rem tetap bekerja secara
optimal demi menjamin keselamatan anda dalam berkendara :

1. Minyak rem
    Warna        : Minyak rem yang baik adalah yang berwarna terang. Bila sudah berwarna gelap

10
menandakan kualitas minyak rem sudah buruk. Karena seiring pemakaian fluida rem akan panas
terkena induksi dari kerja sepatu rem yang dapat menimbulkan udara yang bisa menyebabkan
sistem rem mengalami kerusakan seperti karat dan kebocoran pada master rem dan komponen
lainnya.

   Apabila warnanya sudah terlanjur sangat gelap keruh dan kotor sebaiknya dilakukan penggantian
master rem set karena pasti sudah terjadi kerusakan dalam master rem karena karat dan komponen
karet-karet di dalamnya sudah lemah.
 Ketinggian : Usahakan agar minyak rem berada di indikator MAX di dalam reservoir minyak rem.
Karena apabila ketinggiannya berkurang menandakan ada kebocoran dalam sistem rem atau
ketebalan sepatu rem sudah menipis. Disarankan untuk segera lakukan pengecekan sistem rem ke
bengkel resmi agar kualitas tetap terjamin dan dapat dipertanggung jawabkan.
   Apabila ketinggiannya turun sangat signifikan, kemungkinan terjadi kebocoran pada sistem rem
segeralah periksakan ke bengkel.

2. Slang - slang persambungan sistem rem


            Periksalah slang-slang secara visual dan amati secara seksama dari kebocoran. Ciri-ciri
terdapat kebocoran adalah slang-slang berdebu lembab
    Periksalah slang-slang dari keretakan, apabila ada sedikit apapun sebaiknya ganti lah slang-slang
persambungan rem tersebut karena sistem rem memiliki tekanan dalam fluidanya yang
memungkinkan keretakan akan lebih besar lagi.

3. Sepatu rem ( kanvas rem ) / Pad rem / Brake pad / Pad kit
              Ceklah secara rutin ketebalan sepatu rem anda. Gunakanlah part asli karena bila
menggunakan part lokal bahannya terlalu keras sehingga piringan rem yang akan habis / rusak.
Usahakan agar ketebalan minimalnya adalah "2 mm dari indikator ketebalan rem" nya. Bukan dari
ketebalan remnya. Sehingga anda mempunyai waktu untuk membawanya ke bengkel untuk
melakukan penggantian sepatu rem.

4. Piringan rem ( rotor )


              Lihat permukaan piringan rem secara visual dari kerataan permukaannya, karena sangatlah
penting demi menghasilkan proses pengereman yang sempurna. Permukaan yang tidak rata dapat
mengakibatkan getar pada pedal rem saat di lakukan pengereman.

5. Caliperrem ( Cakram )
               Periksalah kinerja dari kaliper rem terhadap korosi dan kemacetan pin-pinya dan juga
piston rem. Karena caliper rem yang macet dapat mengakibatkan blokir ( kendaraan cenderung
berbelok ke satu arah saat dilakukan pengereman ). Pemeriksaan mudahnya adalah dengan cara
mengangkat kendaraan dan putarlah ban dengan tangan dan lihatlah kelancaran perputarannya dan
lebih baik lagi bandingkan antara roda kiri dan kanannya.
11
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah:


1.      Rem di rancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan serta
untuk memungkinkan parker pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting sebagai alat

12
keselamatan dan menjamin untuk pengendara yang aman.Menurut para ahli permobilan rem merupakan
kebutuhan sangat penting untuk keamanan berkendara dan juga dapat berhenti di tempat manapun,
dan dalam berbagai kondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman.

2.      Tipe Rem


     Rem yang digunakan pada kendaraan bermotor dapat di golongkan menjadi beberapa tipe
tergantung penggunaannya :
a.     Rem kaki
Rem kaki (foot break) di gunakan untuk mengontrol kecepatan mobil dan menghentikan
kendaraan.
b.    Rem parker
Rem parkir (parking break) digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
c.     Rem tambahan
Rem tambahan (auxiliary break) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan
pada truk diesel atau kendaraan berat.

3.      Pinsip kerja rem ketika kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan
(tidak di hubungkan) dengan pemindahan daya, kendaraan cenderung tetep bergerak. Kelemahan ini
harus di kurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti.
Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik (energi gerak) untuk menggerakkan
kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energi kinetic kembali menjadi energy panas untuk
menghentikan kendaraan. Umumnya, rem bekerja di sebabkan oleh adanya sistem gabungan
penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya
gesekan yang ditimbulkan antara dua objek.

4.      Bahan-bahan pembuat pada komponen rem yaitu :


a.    Baja pres merupakan bahan pembuat backing plat, yang dibuat pada axle housing atauaxle
carier bagian belakang.
b.    Pelat baja merupakan bahan pembuat sepatu rem. Umumnya kanvas(lining) terbuat dari
campuran fiber metallic, brass, lead, plastik, dan sebagainya dan diproses dengan ketinggian panas
tertentu.
c.    Besi tuang merupakan bahan pembuat Tromol rem, Piringan Rem Cakram. Besi kasar kelabu yang
dicairkan bersama-sama dengan besi tua dan baja. Bahan tambahan yang dipakai biasanya kapur,
silisium yang memperkuat dan mempertinggi titik cair. Agar bahan menjadi kulaitas terbaik maka
harus ditambahkan nikel atau krom ketika proses peleburan.
d.   Campuran metalic fiber dan sedikit serbuk besi merupakan bahas pembuat pada rem.

5.      Permasalahan yang sering terjadi dalam sistem rem


a.    Gejala : Gerakan pedal rem terlaludekat dengan lantai
b.    Gejala: Semua rem seret(bhs Jawa)
c.    Gejala: Rem membanting kesatu arah
13
d.   Gejala: Injakan pedal rem terlalu kasar
e.    Gejala: Roda terkunci
f.     Gejala: Rem selip

B.     SARAN
a.    Dalam sistem rem ini, pengguna kendaraan diharapkan memahami fungsi rem, jenis-jenis rem,
serta permasalahan yang sering terjadi pada sistem rem.
b.    Sebaiknya pemerintah mensosialisasikan pentingnya mengetahui fungsi dari setiap jenis rem, dan
permasalahan yang sering terjadi pada rem.
c.    Makalah ini dapat dijadikan bahan referensi penulis selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1997. New Step 1 Training. Jakarta : P.T. Toyota Astra.

Sucahyo, Bagyo, Dkk. 1997. Mesin Tenaga. Surakarta : Tiga Serangkai

Darmawan, Iwan. 2003. Merawat dan Memperbaiki Mobil Bensin. Jakarta : Puspa


Swara

14
Widy Anata. Sistem Rem pada Kendaraan. Available from: w w w . d u n i a - o t o m o t i f -
mobil.blogspot.com.
Accesed Desember 10th 2014. At 04.56 PM.

Anonim. Cara Kerja Rem ABS. Available from: w w w . r e n t a l m o b i l b a l i . n e t


Accesed Desember 11th 2014. At 04.56 AM.

Anonim. Sistem dan Jenis-jenis rem pada mobil. Available from:


www.rentalmobilbali.net
Accesed Desember 12th 2014. At 05.00 AM.

15

Anda mungkin juga menyukai