SISTEM REM
Oleh:
1723042023
2019
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan pratikum Sistem Rem ini.
Laporan Pratikum ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan Laporan ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki Laporan Pratium ini.
Akhir kata kami berharap semoga Laporan Pratikum Sistem Rem ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis,
ii
LEMBAR ASISTENSI LAPORAN PRATIKUM
NIM : 1723042023
Makassar,
iii
DAFTAR ISI
SAMPUL ....................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
LEMBAR ASISTENSI LAPORAN PRATIKUM ...................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 6
A. Latar Belakang ................................................................................................... 6
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 6
C. Tujuan ................................................................................................................ 7
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 8
A. SEJARAH SISTEM REM ................................................................................. 8
B. PENGERTIAN, FUNGSI DAN PRINSIP SISTEM REM ................................ 9
1. Pengertian Rem .............................................................................................. 9
2. Fungsi Rem..................................................................................................... 9
3. Prinsip Rem .................................................................................................. 10
C. JENIS DAN KOMPONEN SISTEM REM ........................................................... 10
4. Rem Tromol ................................................................................................. 10
5. Rem Cakram ................................................................................................. 16
6. Rem Angin ................................................................................................... 19
D. TEKNOLOGI SISTEM REM .............................................................................. 22
1. Brake Assist .................................................................................................. 22
2. ABS .............................................................................................................. 22
3. EBD .............................................................................................................. 23
4. Regenerative Brake ...................................................................................... 23
5. Advance Emergency Braking System (AEBS) ............................................ 24
BAB IV PENUTUP ....................................................................................................... 25
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rem mempunyai peranan yang sangat penting dalam teknik kendaraan dan
teknik transportasi demi keamaan dan keselamatan dalam berkendara.
Pada dasarnya rem mempunyai fungsi untuk memperlambat dan mengatur
gerakan suatu putaran. Adapun rem yang digunakan harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut (dapat bekerja dengan baik dan cepat, dapat dipercaya
dan mempunyai daya tekan yang cukup, mudah diperiksa dan disetel)
B. Rumusan Masalah
Melihat latar belakang diatas maka dapat disimpulkan rumuskaan masalah
sebagai berikut.
1. Sejarah system rem
6
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan laporan yaitu.
1. Mengetahui sejarah singkat sistem rem
2. Mengetahui defenisi dan fungsi dari sistem rem
3. Mengetahui beberapa jenis-jenis dan komponen sistem rem
4. Mengetahui teknologi yang ada pada sistem rem
5. Mengetahui berbagai macam trouble yang ada pada sistem rem
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH SISTEM REM
Saat ini, kita dengan santainya tinggal menginjak rem jika hendak
memperlambat kendaraan. Tak perlu takut rem mengunci karena sudah ada ABS,
tak perlu khawatir blong mengingat material remnya sudah hebat. Cukup
menginjak dengan tenaga sedikit saja karena ada sistem hidraulis yang
membantu kekuatan pengereman.Selain itu ada sederet fitur elektronik lain yang
siap membantu kerja rem agar semakin efektif, dan dapat menghentikan
kendaraan secara aman.
Balik ke 120 tahun lalu, sistem rem begitu sederhana. Sistem ini hanya
berbentuk balok kayu yang melalui tuas ditempelkan ke roda sehingga
menimbulkan gesekan untuk memperlambat kendaraan. Sistem ini bahkan lebih
sederhana daripada rem sepeda mini.Tentu saja saat itu rem tadi dianggap cukup
karena kecepatan kendaraan pun sedemikian rendahnya, bahkan lebih pelan
daripada seseorang yang berlari. Tapi seiring meningkatnya teknologi dan
kecepatan, mau tak mau rem pun mengalami evolusi.
Baru pada 1902, atau sekitar 17 tahun setelah mobil bermesin pertama dibuat,
timbul kebutuhan akan rem yang lebih memadai. Louis Renault disebut sebagai
salah satu pionir rem teromol. Rem model drum dengan sepatu rem di dalamnya,
membuat sistem pengereman ini sangat efektif di zamannya.
Masih di tahun sama, William Lanchester dari Inggris mematenkan jenis rem
baru yakni cakram. Modelnya lebih sederhana dan mampu membuang panas
lebih cepat. Sayangnya, konsep itu belum bisa diterima di masanya. Bentuk rem
terbuka membuat debu mudah mengotori sepatu rem, lagipula ketika itu belum
diperlukan rem yang mampu melepas panas secara cepat. Alhasil, hampir semua
mobil di dunia menggunakan rem teromol.
8
Memasuki era 1950-an yang banyak disebut sebagai era keemasan dunia
otomotif pasca Perang Dunia, kecepatan mobil semakin menggila. Di saat inilah
pabrikan mobil teringat kembali akan penemuan William Lanchester yakni rem
cakram. Chrysler pun menjadi pabrikan pertama yang mengaplikasikan rem
cakram yang digabung dengan sistem hidraulis.Sejak saat itu perkembangan
teknologi rem agak tersendat karena sudah dianggap memadai. Butuh sekitar 20
tahun untuk menyadari bahwa sistem pengereman mobil memiliki cacat bawaan
yang mengerikan.Saat direm keras hingga mengunci, mobil tidak akan bisa
dikendalikan sama sekali. Fenomena ini merenggut banyak nyawa sampai
akhirnya ABS ditemukan. ABS di keempat roda yang dikendalikan penuh oleh
komputer pertama kali hadir di Mercedes Benz S-Class pada 1978.
Rem adalah suatau bagian Kendaraan yang Peranannya sangat penting dalam
sistem mesin, misalnya pada mesin mobil, sepeda motor, mesin cuci, dan
sebagainya. Selain itu rem juga mempunyai kelemahan yaitu rem sering
mengalami blong, hal ini diakibatkan karena pemeliharaan yang kurang rutin
dan penyebab terjadinya rem blong yaitu pad rem habis (aus), minyak rem
habis, dan terjadinya kebocoran pada seal piston rem, master rem, ataupun
pada selang remnya, maka dari itu pemeliharaan rem harus sangat
diperhatikan.
2. Fungsi Rem
9
Untuk memperlambat kecepatan atau menghentikan gerakan roda
kendaraan.
Untuk menahan kendaraan saat parkir dan berhenti pada jalan yang
menurun atau menanjak.
3. Prinsip Rem
Disarikan dari laman resmi Toyota, rem jenis ini digunakan pada
kendaraan lawas, seperti mobil dan motor klasik. Namun seiring berjalannya
waktu, rem jenis ini dikembangkan dengan sistem hidrolik yang digerakkan
melalui tekanan pelumas.
Cara kerja rem tromol mengacu pada gesekan antara kampas rem yang
menempel pada sepatu rem (brake pads) dengan tromol (drum brake) yang
ikut berputar karena pergerakan kampas rem. Kelebihan rem tromol adalah
mampu bekerja optimal walau kendaraan mengangkut beban yang berat.
Kelebihan sistem rem tromol adalah braking power yang tinggi, karena luas
penampang kampaa rem itu lebih lebar dari sistem rem cakram sehingga
mampu menghentikan kendaraan berbobot besar seperti truk tronton.
10
berhenti. Ini karena desain rem yang bekerja secara tolak-menolak (tidak
menjepit) sehingga kurang responsif.
a. Backing plate
Backing plate adalah piringan berbahan logam tipis yang berada teoat
dibelakang sistem rem tromol. Backing plate ini berfungsi sebagai rangka
sekaligus pelindung komponen rem tromol lainnya.
Jika anda lihat maka bentuk backing plate ini adalah lingkaran yang disertai
dengan banyak lubang dan tonjolan. Lubang dan tonjolan ini dibuat untuk
menyesuaikan semua part rem tromol agar bisa bekerja secara maksimal.
b. Silinder roda
11
Semua pasti sudah tahu kalau fungsi silinder roda adalah untuk mengubah
tekanan fluida menjadi gerakan mekanis. Pada sistem rem tromol, ada
beberapa tipe silinder roda yang digunakan.
Namun yang banyak digunakan saat ini adalah tipe wheel cylinder tipe dual
piston yang diaplikasikan pada tromol jenis leading dan trailing. Tipe ini
memiliki ciri silinder roda yang terikat oleh baut ke backing plate dengan dua
buah piston.
Cara kerja wheel cylinder adalah dengan menggunakan hukum pascal ketika
kita injak pedal rem, maka akan ada aliran fluida yang mengarah ke silinder
roda. Aliran yang berlangsung secara terus menerus ini akan meningkatkan
tekanan fluida dan hasilnya mendorong kedua piston yang sudah diletakan di
ujung wheel cylinder. Piston yang terdorong oleh tekanan hidrolis akan
menonjol keluar dan menekan sepatu rem ke arah luar.
12
Brake shoe atau sepatu rem adalah tempat untuk meletakan kampas rem pada
sistem rem tromol. Pada rem cakram, ini disebut brake pad. Brake shoe
berbentuk setengah lingkaran berjumlah dua yang apabila digabungkan akan
membentuk sebuah lingkaran. Dua sepatu rem berbentuk lingkaran tersebut
nantinya akan berada di sisi dalam tromol rem yang berbentuk lingkaran.
Sehingga pengereman bisa berlangsung. Kampas rem ini diletakan dengan
metode ditempel atau dilem pada permukaan luar sepatu rem. Saat permukaan
kampas mulai tipis, kita tidak bisa mengganti hanya kampasnya, melainkan
harus sekalian dengan sepatu rem. Berbeda dengan rem tromol bus dimana
kampas rem dikeling menggunakan paku keling. Ini bisa diganti hanya
kampasnya.
Fungsi utama return spring adalah untuk mengembalikan posisi sepatu rem
seusai proses pengereman berlangsung. Ketika kita menekan pedal rem,
sepatu rem bergerak ke arah luar dan menempel dengan tromol rem. Namun
ketika kita lepas pedal rem, maka sepatu rem harus bisa kembali mengincup.
Ada dua buah pegas biasanya dalam satu rem tromol yaitu ;
Upper spring, pegas ini berada dibagian atas tepatnya dibawah wheel
cylinder. Fungsi utama pegas ini adalah untuk mengembalikan posisi
sepatu rem agar menutup.
Lower spring, sementara pegas kedua yang terletak didekat adjuster
berfungsi menjaga agar dua buah sepatu rem bisa menekan adjuster.
13
f. Brake shoe adjuster.
Dibagian bawah rem tromol mobil akan kita temui mekanisme screw adjuster.
Fungsinya sebagai penyetel celah antara kampas rem tromol dengan
permukaan tromol saat pedal rem tidak ditekan. Prinsip kerja penyetelan ini,
menggunakan prinsip sekrup. Dimana ada dua buah komponen utama yang
terdiri dari baut dan mur. Saat kota putar baut penyetel sesuai jarum jam maka
baut akan masuk. Ini menyebabkan panjang adjuster mengecil atau celah rem
longgar. Sebaliknya, ketika kita putar berlawanan jarum jam maka adjuster
akan semakin memanjang sehingga celah rem bisa lebih rapat,
Ini salah satu perbedaan rem tromol motor dan mobil, kalau motor tidak
dilengkapi dengan mekanisme parking brake tapi untuk mobil ada mekanisme
rem parking yang membuat konstruksinya lebih rumit. Terbilang ada dua
buah lever pada mekanisme rem parkir ini yaitu
Park brake lever, salah satu ujung lengan ini memiliki engsel yang
tersambung pada brake shoe bagian atas. Sementara ujung lainnya,
terhubung ke kabel rem.
Brake shoe link, lengan ini akan menghubungkan park brake lever dengan
brake shoe yang satunya,
Cara kerja rem parkir ini, ketika kita tarik tuas rem maka park brake lever
akan tertarik. Tarikan ini akan mendorong brake shoe link untuk bergerak
kearah luar, sehingga kampas rem sekunder langsung menempel dengan
permukaan tromol. Kemudian, karena kampas rem sekunder sudah mentok
14
maka akan terjadi efek pengungkit dimana tarikan park brake lever juga
mendorong kampas rem primer ke permukaan tromol.
h. Drum/tromol rem
Tromol rem merupakan komponen berbahan baja tuang yang berbentuk selerti
drum atau tabung. Fungsi drum ini adalah sebagai media gesekan bersama
kampas rem agar putaran roda bisa berhenti. Tromol tersambung ke baut roda,
sehingga kapanpun mobil bergerak pasti tromol akan bergerak. Ketika kampas
rem menyentuh permukaan tromol akibatnya timbul gesekan karena tromol
rem bersifat dinamis (berputar) dan kampas rem statis (diam). Hasilnya
berupa panas yang juga akan menghentikan putaran tromol rem.
15
5. Rem Cakram
Baik pada sepeda motor ataupun mobil, disc brake atau rem cakram memiliki
nama komponen yang hampir sama. Tapi ada perbedaan terutama pada
dimensi dan desain komponen. Komponen sistem rem cakram adalah sebagai
berikut
a. Disc (piringan)
gambar 5. Piringan
1. Solid disc
Solid disc berbahan baja solid dengan ketebalan hampir 2 cm.
Piringan jenis solid disc ini banyak diaplikasikan pada sistem rem
cakram mobil.
2. Ventilated disc
Jenis kedua sering dipakai pada sistem rem sepeda motor.
Ventilated disc memiliki ketebalan yang lebih kecil, namun di
sekitar piringan terdapat banyak lubang sebagai ventilasi.
b. Brake caliper.
Fungsi brake caliper tidak jauh berbeda dengan master silinder pada rem
tromol. Komponen ini akan mengubah tekanan hidraulik menjadi energi
16
gerak berupa tekanan. Kaliper rem juga memiliki dua jenis yaitu fixed
caliper dan floating caliper.
Fixed caliper memiliki dua buah piston yang akan bergerak berlawanan
saat mendapatkan tekanan hidraulik. Gerakan tersebut akan menjepit
kampas rem diantara piston. Sementara pengertian floating caliper adalah
kaliler yang melayang. Dikatakan melayang karena kaliper ini dapat
bergerak kekiri dan kekanan. Hal itu dikarenakan kaliper inj hanya
memiliki satu buah piston disalah satu sisi, sehingga saat piston bergerak
otomatis kaliper akan bergeser menyesuaikan.
c. Piston
Piston pada rem cakram berbeda dengan piston pada mesin. Dinamakan
piston karena berbentuk tabung seperti piston. Fungsinya untuk menekan
kampas rem secara merata. Piston pada rem cakram mobil memiliki
diameter lebih besar dari pada piston rem cakram sepeda motor. Hal ini
17
dapat dilihat dari dimensi kedua rem ini yang berbeda. Namun keduanya
masih memiliki fungsi yang sama.
d. Piston seal
e. Niple bleed
Hal yang tak boleh ketinggalan dalam sistem rem hidraulik baik cakram
ataupun tromol adalah bleed point atau niple bleed. Komponen ini
berfungsi untuk membuang kandungan udara didalam sistem hidraulik
rem. Udara didalam sistem hidraulik rem akan mengakibatkan tenaga
pengereman tidak maksimal. Alasanya, udara dapat dikompresi. Sehingga
ketika pedal ditekan, maka tekanan itu akan terkompresi oleh udara
didalam sistem hidraulik. Akibatnya rem bisa blong.
18
f. Brake pad
Brake pad atau kampas rem adalah komponen diam yang berfungsi
sebagai media gesek. Seperti yang disinggung sebelumnya, sistem
pengereman bekerja dengan menggesekan dua material. Dua material itu
adalah piringan dan kampas rem. Kampas rem terbuat dari berbagai
bahan organik, metal, dan keramik.
g. Caliper bracket
Breacket ini tujuanya sebagai pemegang kaliper rem agar tidak bergerak.
Pada mobil, kaliper akan dihubungkan ke steering knuckle. Namun
bentuk kaliper tidak memungkinkan untuk di hubungkan secara langsung.
Sehingga perlu komponen tambahan berupa breacket yang berfungsi
menahan kaliper rem. Sementara pada sepeda motor, breacket ini
berfungsi untuk mendukung agar kaliper mampu digunakan pada piringan
yang biasanya memiliki diameter lebih besar.
6. Rem Angin
19
Ada dua jenis rem angin yaitu :
Rem angin dibuat untuk menghasilkan daya pengereman yang tinggi dengan
penekanan pedal yang ringan. Pada sistem rem angin pedal ditekan tidak
secara langsung menekan brake pad, pedal rem hanya membuka dan menutup
brake valve,daya pengereman diperoleh dari angin bertekanan. Sehingga daya
pengereman dapat maksimal dengan penekanan pedal yang ringan. Sistem ini
cocok diaplikasikan pada mobil berbobot besar seperti truk dan bus. Untuk
bisa menghasilkan pengereman yang maksimal, ada beberapa komponen
tambahan lain antara lain :
1. Kompressor
20
dilengkapi presure regulator yang akan menghentikan kompresi udara
saat tekanan maksimal telah dicapai.
2. Air Tank
Udara bertekanan dari kompresor udara akan disimpan di air tank. Udara
ini hanya bersifat sementara, karena udara bertekanan iniakan disalurkan
ke berbagai sistem yaitu pengereman, horn, dan komponen lainya. Air
tank dilengkapi dengan air dryer yang akan menyaring elemen air yang
terbawa dalam udara. Uap air itu akan dikumpulkan dalam suatu bagian
dan air tersebut harus dibuang melalui check valve.
3. Brake Chamber
4. Brake Valve
Brake valve adalah rangkaian yang terdiri dari pegas dan serangkaian
katup. Brake valve akan membuka dan menutup aliran udara bertekanan
dari air tank ke brake chamber. Brake valve dilengkapi relay valve untuk
mengaktifkan rem dengan cepat.
5. Brake Lining
Brake lining populer dengan nama kampas rem. Umumnya bus dan truk
menggunakan sistem rem tromol, sehingga tuas dari brake chamber
diteruskan dengan mekanikal untuk menggerakan kampas rem.
6. Air Hose
21
D. TEKNOLOGI SISTEM REM
1. Brake Assist
2. ABS
22
Sistem kerja rem ABS membuat roda tidak terkunci saat pengemudi
melakukan pengereman terlalu dalam alias force brake. Dan menjadikan roda
tidak dapat untuk dikontrol maupun digerakkan baik ke kiri atau ke kanan,
dan menjadi sulit saat ingin menghindari objek tabrakan. Sistem ini juga dapat
memberi kontrol pengendalian pada kondisi jalan basah. Ketika sensor ABS
mendeteksi adanya penguncian roda, sistem akan memerintahkan piston rem
melepas sejenak jepitan kanvas rem dan menjepit lagi setelah roda sudah
berputar. Biasanya bila ABS sedang bekerja, ditandai dengan adanya getaran
pada pedal rem.
3. EBD
Fitur EBD ini berfungsi mengatur tekanan rem sesuai beban dan kecepatan
masing-masing roda, sehingga secara keseluruhan pengereman dapat
dilakukan sesuai kebutuhan. Atau dengan kata lain, merupakan fitur
penyeimbang tekanan rem pada masing-masing roda. Dalam beberapa
kondisi, setiap roda kendaraan mempunyai kebutuhan yang beda-beda saat
melakukan pengereman, contohnya saat mobil mengangkut banyak barang
bawaan.
4. Regenerative Brake
Istilah ini memang enggak begitu populer, Anda mungkin lebih mengenalnya
sebagai Active City Stop atau Smart City atau Smart City Brake Support. Inti
sistem ini adalah radar yang bisa mendeteksi jarak dengan mobil di depan.
Bila sistem mendeteksi akan terjadi tabrakan, mobil akan secara otomatis
menginjak rem hingga mobil berhenti tanpa menyentuh mobil di depan.
24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
25