Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor dari kemajuan suatu bangsa. Kualitas
pendidikan dapat dilihat dari tercapainya kemajuan hasil belajar siswa dalam menguasai
materi pelajaran. Pada saat ini pendidikan masih didominasi oleh suatu kebiasaan yang
menganggap bahwa ilmu didapatkan dari apa yang dikatakan guru, atau dengan kata lain
ilmu didapatkan dari sekolah dan apa yang diterima oleh murid di sekolah. Menurut
Daryanto (1997:544), sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar serta tempat
menerima dan memberi pelajaran. Jadi, sekolah sebagai suatu sistem sosial dibatasi oleh
sekumpulan elemen kegiatan yang berinteraksi dan membentuk suatu kesatuan sosial sekolah
yang demikian bersifat aktif kreatif artinya sekolah dapat menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi masyarakat dalam hal ini adalah orang-orang yang terdidik.
Dari definisi tersebut bahwa sekolah adalah suatu lembaga atau organisasi yang diberi
wewenang untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Sebagai suatu organisasi
sekolah memiliki persyaratan tertentu. Sekolah adalah suatu lembaga atau tempat untuk
belajar seperti membaca, menulis dan belajar untuk berperilaku yang baik. Sekolah juga
merupakan bagian integral dari suatu masyarakat yang berhadapan dengan kondisi nyata
yang terdapat dalam masyarakat pada masa sekarang. Sekolah juga merupakan lingkungan
kedua tempat anak-anak berlatih dan menumbuhkan kepribadiannya.
Pada tanggal 16 mei 2005 diterbitkan peraturan pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005
tentang standar nasional pendidikan. Dengan PP 19/2005 itu, semua sekolah di Indonesia
diarahkan dapat menyelenggarakan pendidikan yang memenuhi standar nasional. pendidikan
standar wajib dilakukan oleh sekolah, delapan standar tersebut setahap demi setahap harus
bisa dipenuhi oleh sekolah. Secara berkala sekolah pun diukur pelaksanaan delapan standar
itu melalui akreditasi sekolah. Tahap-tahap itulah yang diharapkan kepada setiap sekolah
yang ada terkhusus di Indonesia agar mendidik para siswa sebagaimana tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945 bahwa salah satu tujuan Negara ialah mencerdaskan kehidupan
bangsa. sekolah negeri adalah sekolah yang dioperasikan/disediakan oleh negara
(pemerintah) dengan segala fasilitas gratis, mulai dari kelas hingga guru digaji oleh
pemerintah untuk memberikan fasilitas kepada rakyat Indonesia. Sedangkan sekolah swasta
adalah sekolah yang diperasikan oleh pihak swasta. Namun pada kenyataan, banyak orang
tua memilih sekolah swasta dengan rela mengeluarkan uang SPP yang banyak setiap
bulannya hanya untuk mendapatkan fasilitas belajar nyaman baik dari sekolah maupun dari
pengajarnya. Terdapat beberapa perbedaan yang mendasar antara guru yang mengajara di
sekolah negeri dan sekolah swasta. Jika ditinjau dari latar belakang pendidikannya boleh
dikatakan sama, tetapi terdapat perbedaan dari segi perhatian terhadap anak didiknya,
kurikulum, pola mengajar, dan lain-lain.
Mengacu pada pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional dan penjelasan pasal 15 yang
menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang tertentu. Pengertian ini
mengandung pesan bahwa setiap institusi yang menyelenggarakan pendidikan keJuruan
harus berkomitmen menjadikan tamatannya mampu bekerja dalam bidang tertentu
(Depdikbud, 1995). Berdasarkan definisi di atas, maka sekolah menengah kejuruan sebagai
sub sistim pendidikan nasional seyogyanya mengutamakan mempersiapkan peserta didiknya
untuk mampu memilih karir, memasuki lapangan kerja, berkompetisi, dan mengembangkan
dirinya dengan sukses di lapangan kerja yang cepat berubah dan berkembang. Namun,
apakah sistem sekolah yang ada di Indonesia terkhusus sekolah negeri maupun swasta
mampu mengemban tanggung jawab yang dituntutkan untuk sekolah menengah.
Pola mengajar guru di sekolah negeri cenderung tidak memiliki inovasi dalam
mengajar, format pengajarannya satu arah dengan cara menghafal textbook, memahami
materi dengan mendengarkan guru, sehingga murid sekolah negeri susah dalam
beragumentasi (Sanggedi dan Gozali, 2011), sedangkan murid swasta banyak melakukan
presentasi di depan kelas, adu argumentasi, sehingga murid swasta lebih cenderung pandai
dalam mengungkapkan pendapatnya (sangdedi, 2010). Mengacu pada pada isi Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3 mengenai tujuan
pendidikan nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan
merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja
di bidang tertentu. Pengertian ini mengandung pesan bahwa setiap institusi yang
menyelenggarakan pendidikan keJuruan harus berkomitmen menjadikan tamatannya mampu
bekerja dalam bidang tertentu (Depdikbud, 1995). Berdasarkan definisi di atas, maka sekolah
menengah kejuruan sebagai sub sistim pendidikan nasional seyogyanya mengutamakan
mempersiapkan peserta didiknya untuk mampu memilih karir, memasuki lapangan kerja,
berkompetisi, dan mengembangkan dirinya dengan sukses di lapangan kerja yang cepat
berubah dan berkembang. Namun, apakah sistem sekolah yang ada di Indonesia terkhusus
sekolah negeri maupun swasta mampu mengemban tanggung jawab yang dituntutkan untuk
sekolah menengah.
Permasalahan mengenai “sekolah manakah yang lebih baik, sekolah negeri atau
swasta”, kontroversi yang menyangkutpautkan permasalah kualitas sekolah membuat para
orangtua yang memang benar-benar memikirkan masa depan anaknya menjadi kebingungan
apabila dihadapkan pada masalah tersebut. Secara umum masyarakat memandang, sekolah
negeri dan swasta dibedakan pada hal-hal berikut: pertama, kepemilikan. Sekolah negeri
adalah sekolah miilik umum dan dibiayai oleh negara dari pemerintah pusat atau pemerintah
daerah. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 31 ayat 4, negara memprioritaskan anggaran
pendidikan sekurang-kurangnya 20 % dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan nasional. Sedangkan sekolah swasta adalah sekolah yang dimiliki oleh
perorangan atau sekelompok masyarakat dalam bentuk yayasan atau organisasi
kemasyarakatan. Kedua, pungutan SPP (sumbangan Penunjang Pendidikan). Sekolah Negeri
tidak dipungut SPP untuk SD, SMP/sederajat karena telah disokong oleh program BOS
sedangkan untuk SMU/sederajat biaya SPP relatif terjangkau sehingga masih dapat dirasakan
oleh masyarakat yang kurang mampu. Sedangkan bagi sekolah swasta, BOS belum bisa
mencukupi sehingga sebagian sekolah memungut SPP baik di SD, SLTP apalagii SLTA.
Besaran SPP sekolah bervariasi sesuai dengan kemampuan yayasan dan masyarakat (wali
murid) yang ditetapkan secara bersama. Ketiga, pengajar, tenaga kependidikan. Sekolah
negeri, tenaga pengajar mayoritas berstatus pegawai negeri dan jika kekurangan tenaga
pengajar sekolah diperbantukan guru honorer. Dari status guru honorer juga dapat diajukan
menjadi pegawai negeri. Sedangkan sekolah swasta, tenaga pengajar adalah pegawai
swasta. Keempat, Fasilitas. Jika menyinggung fasilitas, sekolah negeri dan swasta juga
berbeda. Bila melihatnya pada sekolah swasta yang bonafid sekolah swasta bisa mengungguli
sekolah negeri yang menyandarkan bantuan negara. Tapi secara umum fasilitas sekolah
negeri relatif lebih baik, karena tidak semua sekolah swasta memiliki finansial lebih.
Dari perbedaan-perbedaan di atas, menyekolahkan anak di keduanya (negeri-swasta)
memiliki kelebihan dan kelemahan. Secara umum, menyekolahkan anak di sekolah negeri
biayanya relatif lebih murah dibandingkan di sekolah swasta. Karena pembiayaan sekolah
swasta lebih mengandalkan dari pungutan atau partisipasi siswa atau wali murid sedang
sekolah negeri bergantung ke pemerintah. Namun, apakah biaya sekolah akan berbanding
lurus dengan kualitas sekolah terkhusus sekolah SMK yang ada di kabupaten Maros?.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis bermaksud mengkaji dan membandingkan
kualitas sekolah negeri dan sekolah swasta yang kemudian menuangkannya dalam proposal
ini dengan judul : “PERBANDINGAN KUALITAS BELAJAR SMK NEGERI DAN SMK
SWASTA JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN YANG ADA DI KABUPATEN
MAROS”, guna membandingkan prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
dengan Sekolah Menengah Swasta jurusan Teknik Kendaraan Ringan terkhusus di daerah
Kabupaten Maros, yang diharapkan dapat membantu para orang tua dalam memastikan
kualitas pendidikan anaknya.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan beberapa masalah
sebagai berikut :
1. Masih banyaknya sekolah baik sekolah negeri dan sekolah swasta terkhusus di kabupaten
Maros yang belum mampu memenuhi tuntutan terkhususnya Sekolah Menengah
Kejuruan.
2. Banyaknya alumni dari Sekolah Menengah Kejuruan terkhususnya jurusan Teknik
Kendaraan Ringan yang terfokus pada daerah kabupaten Maros yang belum mampu
bersaing di dunia kerja, karena kurang intensnya pengetahuan yang siswa dapatkan di
sekolah.
3. Beberapa kalangan orang tua bahkan siswa itu sendiri yang mengalami kebingungan
apabila ingin melanjutkan pendidikan tingkat menengah karena merasa bimbang memilih
kualitas sekolah manakah yang lebih baik, sekolah negeri atau sekolah swasta.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara sekolah menegah kejuruan negeri
dengan swasta, terkhusus jurusan teknik kendaraan ringan di Kabupaten Maros?

D. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa jurusan teknik kendaraan ringan pada
sekolah negeri dengan sekolah swasta.
2. Sebagai bahan rujukan untuk kepada instansi pendidikan yang ada di Kabupaten Maros
guna mengevaluasi sistem sekolah yang dimana dalam hal ini prestasi belajar siswa.
3. Sebagai sarana pembanding yang dapat digunakan oleh para orang tua maupun siswa
untuk memilih atau melanjutkan jenjang pendidikan ketingkat sekolah menengah.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Perbedaan prestasi belajar siswa jurusan Teknik Kendaraan Ringan Pada sekolah negeri dan
sekolah swasta.
Seperti yang dijelaskan pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
Tahun 2003 pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional dan penjelasan pasal 15 yang
menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang tertentu. Maka dari tuntutan
hal tersebut, dipandang perlu untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa yang
nantinya secara tidak lansung akan memperlihatkan sebagaimana luas pengetahuan siswa
terkhusus jurusan teknik kendaraan ringan untuk siap terjun di dunia kerja. Berdasarkan latar
belakang dan identifikasi masalah, maka rumusan msalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini yaitu seberapa besar perbedaan prestasi belajar siswa pada sekolah negeri dan
swasta.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah sebagai media perbandingan kualitas
sekolah dalam hal prestasi belajar siswa yang diharapkan nantinya dapat dijadikan rujukan
oleh instansi pendidikan di Kabupaten Maros sebagai bentuk evaluasi sistem pendidikan
kejuruan ditengah-tengah tingginya tuntutan yang dibebankan pada sekolah kejuruan. Selain
sebagai bahan evaluasi bagi instansi pendidikan diharapkan pula dapat menjadi bahan acuan
untuk para orang tua maupun siswa untuk memilih sekolah yang nantinya sebagai tempat
menuntut ilmu selanjutnya.

B. Metode

Anda mungkin juga menyukai