Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH CHASIS OTOMOTIF

SISTEM REM

Disusun Oleh :

MUH. ASWAN SETIAWAN

HENDRIK ANWAR

HASNAH

A. MUH REYNENDRA ARIF

RIVALDI ARIFIN

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan anugerah-Nya sehingga Makalah tentang “SISTEM REM” ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Kami berharap agar makalah ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pembaca
sekalian.Kami menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, apalagi Makalah yang
dibuat ini. Makalah ini memang masih jauh dari sempurna, baik dalam hal isi, maupun
penyajiannya. Karena itu kami mengharapkan segala sara dan kritik yang bersifat membangun
dari semua pihak untuk memperbaiki Makalah ini agar lebih layak untuk dibaca.
Akhir kata, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya bila ada kata-
kata yang salah dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian.

PENULIS
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Rem mempunyai peranan yang sangat penting dalam teknik kendaraan dan teknik
transportasi demi keamaan dan keselamatan dalam berkendara. Pada dasarnya
rem mempunyai fungsi untuk memperlambat dan mengatur gerakan suatu putaran.
Adapun rem yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (dapat bekerja
dengan baik dan cepat, dapat dipercaya dan mempunyai daya tekan yang cukup, mudah
diperiksa dan disetel)

Walaupun sistem rem itu sangatlah penting, namun banyak diantara masyarakat
umum yang belum memahami dan mengerti fungsi, cara kerja dan jenis-jenis dari rem
tersebut. Oleh karena itu penulis membuat makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan
fungsi, cara kerja, dan jenis-jenis dari rem itu sendiri. Dengan adanya makalah ini
diharapkan kita bisa lebih mengenal fungsi, cara kerja dan jenis-jenis rem serta bisa
menambah dan memperluas wawasan kita terutama mengenai sistem rem.

2. RUMUSAN MASALAH
Beberapa permasalah yang diangkat dalam penulisan makalah ini adalah

1. Sejarah system rem

2. Defenisi dan fungsi system rem

3. Jenis dan komponen system rem

4. Teknologi pada system rem

5. Permasalahan yang sering terjadi pada sistem rem


BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH SISTEM REM
Saat ini, kita dengan santainya tinggal menginjak rem jika hendak memperlambat
kendaraan. Tak perlu takut rem mengunci karena sudah ada ABS, tak perlu khawatir blong
mengingat material remnya sudah hebat. Cukup menginjak dengan tenaga sedikit saja
karena ada sistem hidraulis yang membantu kekuatan pengereman.Selain itu ada sederet
fitur elektronik lain yang siap membantu kerja rem agar semakin efektif, dan dapat
menghentikan kendaraan secara aman.

Balik ke 120 tahun lalu, sistem rem begitu sederhana. Sistem ini hanya berbentuk balok
kayu yang melalui tuas ditempelkan ke roda sehingga menimbulkan gesekan untuk
memperlambat kendaraan. Sistem ini bahkan lebih sederhana daripada rem
sepeda mini.Tentu saja saat itu rem tadi dianggap cukup karena kecepatan kendaraan pun
sedemikian rendahnya, bahkan lebih pelan daripada seseorang yang berlari. Tapi seiring
meningkatnya teknologi dan kecepatan, mau tak mau rem pun mengalami evolusi.

Baru pada 1902, atau sekitar 17 tahun setelah mobil bermesin pertama dibuat, timbul
kebutuhan akan rem yang lebih memadai. Louis Renault disebut sebagai salah satu pionir
rem teromol. Rem model drum dengan sepatu rem di dalamnya, membuat sistem
pengereman ini sangat efektif di zamannya.

Masih di tahun sama, William Lanchester dari Inggris mematenkan jenis rem baru yakni
cakram. Modelnya lebih sederhana dan mampu membuang panas lebih cepat. Sayangnya,
konsep itu belum bisa diterima di masanya. Bentuk rem terbuka membuat debu mudah
mengotori sepatu rem, lagipula ketika itu belum diperlukan rem yang mampu melepas panas
secara cepat. Alhasil, hampir semua mobil di dunia menggunakan rem teromol.

Perkembangan Teknologi Memasuki era 1910-an, kegilaan orang akan balap mulai
berkembang. Sistem rem pun lantas mengalami lompatan signifikan di 1918 ketika Malcolm
Loughead, salah satu pendiri Lockheed Aircraft Corporation menemukan sistem hidraulis.
Memanfaatkan hukum bejana dari Bernoulli, Sistem rem hidraulis memungkinkan kita
mengerem dengan tenaga injakan pedal lebih sedikit.

Memasuki era 1950-an yang banyak disebut sebagai era keemasan dunia otomotif pasca
Perang Dunia, kecepatan mobil semakin menggila. Di saat inilah pabrikan mobil teringat
kembali akan penemuan William Lanchester yakni rem cakram. Chrysler pun menjadi
pabrikan pertama yang mengaplikasikan rem cakram yang digabung dengan
sistem hidraulis.Sejak saat itu perkembangan teknologi rem agak tersendat karena sudah
dianggap memadai. Butuh sekitar 20 tahun untuk menyadari bahwa sistem pengereman
mobil memiliki cacat bawaan yang mengerikan.Saat direm keras hingga mengunci, mobil
tidak akan bisa dikendalikan sama sekali. Fenomena ini merenggut banyak nyawa sampai
akhirnya ABS ditemukan. ABS di keempat roda yang dikendalikan penuh oleh komputer
pertama kali hadir di Mercedes Benz S-Class pada 1978.

Dan era pengereman modern berbasis komputer pun dimulai.Peranti elektronik lantas
banyak memainkan peranan penting dalam memaksimalkan sistem rem. Kehadiran EBD
(Electronic Brake- Force Distribution) makin menyempurnakan ABS dengan membagi daya
pengereman sesuai kebutuhan masing-masing roda. Bahkan memasuki 1990an, sistem
pengereman dipakai sebagai salah satu perangkat penunjang sistem kontrol kestabilan. Saat
mobil tidak terkendali, komputer akan mengaktifkan rem secara individual untuk
mengembalikan posisi mobil.

B. PENGERTIAN, FUNGSI DAN PRINSIP SISTEM REM


1. Pengertian Rem

Rem adalah suatau bagian Kendaraan yang Peranannya sangat penting dalam sistem
mesin, misalnya pada mesin mobil, sepeda motor, mesin cuci, dan sebagainya. Selain itu
rem juga mempunyai kelemahan yaitu rem sering mengalami blong, hal ini diakibatkan
karena pemeliharaan yang kurang rutin dan penyebab terjadinya rem blong yaitu pad rem
habis (aus), minyak rem habis, dan terjadinya kebocoran pada seal piston rem, master
rem, ataupun pada selang remnya, maka dari itu pemeliharaan rem harus sangat
diperhatikan.

2. Fungsi Rem
 Untuk memperlambat kecepatan atau menghentikan gerakan roda kendaraan.

 Mengatur kecepatan selama berkendara.

 Untuk menahan kendaraan saat parkir dan berhenti pada jalan yang menurun atau
menanjak.
3. Prinsip Rem

Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan (tidak
dihubungkan) dengan pemindahan daya. Kendaraan cenderung tetap bergerak Kelemahan
ini harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak hingga
berhenti.Mesin merubah energi panas menjadi energi kinetis (energi gerak) untuk
menggerakkan kendaraan.Sebaliknya rem merubah energi kinetis kembali menjadi energi
panas untuk menghentikan kendaraan.Umumnya rem bekerja disebabkan oleh adanya
sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking
effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek.
C. JENIS DAN KOMPONEN SISTEM REM
1. Rem Tromol

Disarikan dari laman resmi Toyota, rem jenis ini digunakan pada kendaraan
lawas, seperti mobil dan motor klasik. Namun seiring berjalannya waktu, rem jenis ini
dikembangkan dengan sistem hidrolik yang digerakkan melalui tekanan pelumas.

Cara kerja rem tromol mengacu pada gesekan antara kampas rem yang menempel
pada sepatu rem (brake pads) dengan tromol (drum brake) yang ikut berputar karena
pergerakan kampas rem. Kelebihan rem tromol adalah mampu bekerja optimal walau
kendaraan mengangkut beban yang berat. Kelebihan sistem rem tromol adalah braking
power yang tinggi, karena luas penampang kampaa rem itu lebih lebar dari sistem rem
cakram sehingga mampu menghentikan kendaraan berbobot besar seperti truk tronton.

Meski demikian, rem tromol tidak bisa langsung menghentikan kendaraan secara
cepat. Tapi dibutuhkan jarak tertentu agar kendaraan bisa berhenti. Ini karena desain rem
yang bekerja secara tolak-menolak (tidak menjepit) sehingga kurang responsif.

a. Backing plate
Backing plate adalah piringan berbahan logam tipis yang berada teoat dibelakang sistem
rem tromol. Backing plate ini berfungsi sebagai rangka sekaligus pelindung komponen
rem tromol lainnya.
Jika anda lihat maka bentuk backing plate ini adalah lingkaran yang disertai dengan
banyak lubang dan tonjolan. Lubang dan tonjolan ini dibuat untuk menyesuaikan semua
part rem tromol agar bisa bekerja secara maksimal.

b. Silinder roda

Semua pasti sudah tahu kalau fungsi silinder roda adalah untuk mengubah tekanan fluida
menjadi gerakan mekanis. Pada sistem rem tromol, ada beberapa tipe silinder roda yang
digunakan.
Namun yang banyak digunakan saat ini adalah tipe wheel cylinder tipe dual piston yang
diaplikasikan pada tromol jenis leading dan trailing. Tipe ini memiliki ciri silinder roda
yang terikat oleh baut ke backing plate dengan dua buah piston.

Bagian-bagian didalam wheel cylinder antara lain ;


 Piston, merupakan komponen yang mengubah tekanan hidrolik ke bentuk energi
mekanis.
 Spring, ini dipakai untuk mengembalikan posisi piston ke posisi semula.
 Piston Boot, boot adalah karet yang didesain khusus sebagai seal agar tidak terjadi
kebocoran fluida (minyak rem) dari dalam wheel cylinder.
 Bleedder nut, merupakan bagian khusus untuk membuang udara dari dalam saluran
hidrolis.
 Wheel cylinder housing, merupakan rumah wheel cylinder yang berbentuk silinder
dan berbahan logam.

Cara kerja wheel cylinder adalah dengan menggunakan hukum pascal ketika kita injak
pedal rem, maka akan ada aliran fluida yang mengarah ke silinder roda. Aliran yang
berlangsung secara terus menerus ini akan meningkatkan tekanan fluida dan hasilnya
mendorong kedua piston yang sudah diletakan di ujung wheel cylinder. Piston yang
terdorong oleh tekanan hidrolis akan menonjol keluar dan menekan sepatu rem ke arah
luar.
c. Sepatu rem dan kampas

Brake shoe atau sepatu rem adalah tempat untuk meletakan kampas rem pada sistem rem
tromol. Pada rem cakram, ini disebut brake pad. Brake shoe berbentuk setengah lingkaran
berjumlah dua yang apabila digabungkan akan membentuk sebuah lingkaran. Dua sepatu
rem berbentuk lingkaran tersebut nantinya akan berada di sisi dalam tromol rem yang
berbentuk lingkaran. Sehingga pengereman bisa berlangsung. Kampas rem ini diletakan
dengan metode ditempel atau dilem pada permukaan luar sepatu rem. Saat permukaan
kampas mulai tipis, kita tidak bisa mengganti hanya kampasnya, melainkan harus
sekalian dengan sepatu rem. Berbeda dengan rem tromol bus dimana kampas rem
dikeling menggunakan paku keling. Ini bisa diganti hanya kampasnya.

d. Return spring (upper spring dan lower spring)


Fungsi utama return spring adalah untuk mengembalikan posisi sepatu rem seusai proses
pengereman berlangsung. Ketika kita menekan pedal rem, sepatu rem bergerak ke arah
luar dan menempel dengan tromol rem. Namun ketika kita lepas pedal rem, maka sepatu
rem harus bisa kembali mengincup.

Ada dua buah pegas biasanya dalam satu rem tromol yaitu ;
 Upper spring, pegas ini berada dibagian atas tepatnya dibawah wheel cylinder.
Fungsi utama pegas ini adalah untuk mengembalikan posisi sepatu rem agar
menutup.
 Lower spring, sementara pegas kedua yang terletak didekat adjuster berfungsi
menjaga agar dua buah sepatu rem bisa menekan adjuster.

e. Brake shoe holder


Untuk rem tromol mobil, sepatu rem memang terletak menempel pada backing plate.
Namun yang perlu digaris bawahi adalah sepatu rem ini bersifat dinamis (bergerak-
gerak). Sehingga mekanisme holder yang dipakai harus bisa menunjang hal ini. Brake
shoe holder terdiri dari sebuah pin yang memiliki pengunci, per dan plat penekan. Ketiga
bagian ini saat dipasangkan akan menjaga sepatu rem tetap menempel pada backing plate
tapi masih bisa digerakan kekiri dan kekanan.
f. Brake shoe adjuster.

Dibagian bawah rem tromol mobil akan kita temui mekanisme screw adjuster. Fungsinya
sebagai penyetel celah antara kampas rem tromol dengan permukaan tromol saat pedal
rem tidak ditekan. Prinsip kerja penyetelan ini, menggunakan prinsip sekrup. Dimana ada
dua buah komponen utama yang terdiri dari baut dan mur. Saat kota putar baut penyetel
sesuai jarum jam maka baut akan masuk. Ini menyebabkan panjang adjuster mengecil
atau celah rem longgar. Sebaliknya, ketika kita putar berlawanan jarum jam maka adjuster
akan semakin memanjang sehingga celah rem bisa lebih rapat,

g. Parking brake lever

Ini salah satu perbedaan rem tromol motor dan mobil, kalau motor tidak dilengkapi
dengan mekanisme parking brake tapi untuk mobil ada mekanisme rem parking yang
membuat konstruksinya lebih rumit. Terbilang ada dua buah lever pada mekanisme rem
parkir ini yaitu

 Park brake lever, salah satu ujung lengan ini memiliki engsel yang tersambung pada
brake shoe bagian atas. Sementara ujung lainnya, terhubung ke kabel rem.
 Brake shoe link, lengan ini akan menghubungkan park brake lever dengan brake shoe
yang satunya,

Cara kerja rem parkir ini, ketika kita tarik tuas rem maka park brake lever akan tertarik.
Tarikan ini akan mendorong brake shoe link untuk bergerak kearah luar, sehingga kampas
rem sekunder langsung menempel dengan permukaan tromol. Kemudian, karena kampas
rem sekunder sudah mentok maka akan terjadi efek pengungkit dimana tarikan park
brake lever juga mendorong kampas rem primer ke permukaan tromol.
h. Drum/tromol rem

Tromol rem merupakan komponen berbahan baja tuang yang berbentuk selerti drum atau
tabung. Fungsi drum ini adalah sebagai media gesekan bersama kampas rem agar putaran
roda bisa berhenti. Tromol tersambung ke baut roda, sehingga kapanpun mobil bergerak
pasti tromol akan bergerak. Ketika kampas rem menyentuh permukaan tromol akibatnya
timbul gesekan karena tromol rem bersifat dinamis (berputar) dan kampas rem statis
(diam). Hasilnya berupa panas yang juga akan menghentikan putaran tromol rem.

i. Parking brake cable

Kabel ini, memang tidak berbeda dengan kabel berbahan kawat baja lainya. Fungsi utama
kabel rem parkir adalah untuk menghubungkan gerakan tuas rem parkir dengan parking
brake lever yang ada pada rem.
2. Rem Cakram

Baik pada sepeda motor ataupun mobil, disc brake atau rem cakram memiliki nama
komponen yang hampir sama. Tapi ada perbedaan terutama pada dimensi dan desain
komponen. Komponen sistem rem cakram adalah sebagai berikut

a. Disc (piringan)

Sesuai namanya, piringan rem berbentuk bulat menyerupai sebuah piringan


fungsinya sebagai media yang akan bergesekan. Piringan rem berhubungan dengan
roda, artinya saat roda berputar piringan juga ikut berputar. Disc ini menjadi
komponen berputar yang akan bergesekan dengan kampas rem. Sesuai desain,
piringan rem dibagi menjadi dua jenis yaitu ;

1. Solid disc
Solid disc berbahan baja solid dengan ketebalan hampir 2 cm. Piringan jenis
solid disc ini banyak diaplikasikan pada sistem rem cakram mobil.

2. Ventilated disc
Jenis kedua sering dipakai pada sistem rem sepeda motor. Ventilated disc
memiliki ketebalan yang lebih kecil, namun di sekitar piringan terdapat banyak
lubang sebagai ventilasi.

b. Brake caliper.

Fungsi brake caliper tidak jauh berbeda dengan master silinder pada rem tromol.
Komponen ini akan mengubah tekanan hidraulik menjadi energi gerak berupa
tekanan. Kaliper rem juga memiliki dua jenis yaitu fixed caliper dan floating caliper.
Fixed caliper memiliki dua buah piston yang akan bergerak berlawanan saat
mendapatkan tekanan hidraulik. Gerakan tersebut akan menjepit kampas rem
diantara piston. Sementara pengertian floating caliper adalah kaliler yang melayang.
Dikatakan melayang karena kaliper ini dapat bergerak kekiri dan kekanan. Hal itu
dikarenakan kaliper inj hanya memiliki satu buah piston disalah satu sisi, sehingga
saat piston bergerak otomatis kaliper akan bergeser menyesuaikan.

c. Piston

Piston pada rem cakram berbeda dengan piston pada mesin. Dinamakan piston
karena berbentuk tabung seperti piston. Fungsinya untuk menekan kampas rem
secara merata. Piston pada rem cakram mobil memiliki diameter lebih besar dari
pada piston rem cakram sepeda motor. Hal ini dapat dilihat dari dimensi kedua rem
ini yang berbeda. Namun keduanya masih memiliki fungsi yang sama.
d. Piston seal

Piston seal adalah komponen berbahan karet yang memiliki kemampuan sealing
untuk mencegah terjadinya kebocoran minyak rem pada caliper. Setiap komponen
yang berhubungan dengan cairan, pasti mengandalkan seal untuk mencegah
kebocoran. Pada sistem rem cakram, seal ini juga berfungsi untuk mencegah debu
untuk masuk kedalam sistem hidraulik rem saat rem bekerja.

e. Niple bleed

Hal yang tak boleh ketinggalan dalam sistem rem hidraulik baik cakram ataupun
tromol adalah bleed point atau niple bleed. Komponen ini berfungsi untuk
membuang kandungan udara didalam sistem hidraulik rem. Udara didalam sistem
hidraulik rem akan mengakibatkan tenaga pengereman tidak maksimal. Alasanya,
udara dapat dikompresi. Sehingga ketika pedal ditekan, maka tekanan itu akan
terkompresi oleh udara didalam sistem hidraulik. Akibatnya rem bisa blong.

f. Brake pad

Brake pad atau kampas rem adalah komponen diam yang berfungsi sebagai media
gesek. Seperti yang disinggung sebelumnya, sistem pengereman bekerja dengan
menggesekan dua material. Dua material itu adalah piringan dan kampas rem.
Kampas rem terbuat dari berbagai bahan organik, metal, dan keramik.
g. Caliper bracket

Breacket ini tujuanya sebagai pemegang kaliper rem agar tidak bergerak. Pada mobil,
kaliper akan dihubungkan ke steering knuckle. Namun bentuk kaliper tidak
memungkinkan untuk di hubungkan secara langsung. Sehingga perlu komponen
tambahan berupa breacket yang berfungsi menahan kaliper rem. Sementara pada
sepeda motor, breacket ini berfungsi untuk mendukung agar kaliper mampu
digunakan pada piringan yang biasanya memiliki diameter lebih besar.

3. Rem Angin

Saat kendaraan melaju dengan kecepatan rendah daya pengereman yang rendah dapat
menghentikan laju kendaraan namun saat kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi
perlu daya pengereman yang tinggi. Beberapa sistem dibuat agar kerja sistem rem dapat
maksimal antara lain penggunaan boster rem pada rem hidraulis dan sistem rem angin.

Ada dua jenis rem angin yaitu :

a. Combine air brake

Sistem ini menggunakan tenaga hidraulis untuk menekan kampas rem, tapi terdapat
tenaga angin yang menekan hidaulis itu.

b. Full air brake

Pada FAB rem tidak lagi menyertakan komponen hidaulik pada pengoperasiannya.
Sistem ini langsung menggunakan udara bertekanan tinggi.

Rem angin dibuat untuk menghasilkan daya pengereman yang tinggi dengan penekanan
pedal yang ringan. Pada sistem rem angin pedal ditekan tidak secara langsung menekan
brake pad, pedal rem hanya membuka dan menutup brake valve,daya pengereman
diperoleh dari angin bertekanan. Sehingga daya pengereman dapat maksimal dengan
penekanan pedal yang ringan. Sistem ini cocok diaplikasikan pada mobil berbobot besar
seperti truk dan bus. Untuk bisa menghasilkan pengereman yang maksimal, ada beberapa
komponen tambahan lain antara lain :

a. Kompressor

Sistem full air brake menggunakan tenaga angin bertekanan. Sehingga diperlukan
komponen untuk menaikan tekanan angin. Air kompressor berfungsi untuk menekan
udara luar untuk masuk ke tempat penyimpanan yang disebut air tank. Air
kompressor memanfaatkan tenaga mesin sebagai tenaga kompresi. Oleh karena itu
sebuah air kompressor dilengkapi presure regulator yang akan menghentikan
kompresi udara saat tekanan maksimal telah dicapai.

b. Air Tank

Udara bertekanan dari kompresor udara akan disimpan di air tank. Udara ini hanya
bersifat sementara, karena udara bertekanan iniakan disalurkan ke berbagai sistem
yaitu pengereman, horn, dan komponen lainya. Air tank dilengkapi dengan air dryer
yang akan menyaring elemen air yang terbawa dalam udara. Uap air itu akan
dikumpulkan dalam suatu bagian dan air tersebut harus dibuang melalui check valve.

c. Brake Chamber

Brake chamber merupakan rangkaian yang berfungsi mengubah tenaga angin


menjadi gerakan mekanis. Rangkaian ini terdiri dari membran, pegas diafragma, tuas,
dan slack adjuster. Kondisi brake chamber sangat mempengaruhi daya pengereman.

d. Brake Valve

Brake valve adalah rangkaian yang terdiri dari pegas dan serangkaian katup. Brake
valve akan membuka dan menutup aliran udara bertekanan dari air tank ke brake
chamber. Brake valve dilengkapi relay valve untuk mengaktifkan rem dengan cepat.

e. Brake Lining

Brake lining populer dengan nama kampas rem. Umumnya bus dan truk
menggunakan sistem rem tromol, sehingga tuas dari brake chamber diteruskan
dengan mekanikal untuk menggerakan kampas rem.

f. Air Hose

Air hose merupakan selang khusus untuk mengalirkan udara bertekanan. Selang ini
terbuat dari karet sintetis dan logam sehingga diharapkan tidak terjadi kebocoran saat
distribusi udara.
D. TEKNOLOGI SISTEM REM
1. Brake Assist

Brake Assist (BA) berfungsi menambah tekanan pengereman secara otomatis dengan
mengukur kecepatan pedal rem yang diinjak. Dikutip toyotamakassar, Brake Assist
berguna untuk membantu menekan rem. Meskipun rem hanya diinjak sedikit, sistem
secara otomatis akan menambahkan power guna menambah kemampuan pengereman.
BA mampu membaca pelepasan kaki di pedal gas baik secara mendadak maupun
berpindah ke rem. Dengan kemampuannya membaca pergerakan kaki pengemudi, sistem
pengereman BA secara otomatis akan bereaksi dan membantu saat terjadi force braking.

2. ABS

Sistem kerja rem ABS membuat roda tidak terkunci saat pengemudi melakukan
pengereman terlalu dalam alias force brake. Dan menjadikan roda tidak dapat untuk
dikontrol maupun digerakkan baik ke kiri atau ke kanan, dan menjadi sulit saat ingin
menghindari objek tabrakan. Sistem ini juga dapat memberi kontrol pengendalian pada
kondisi jalan basah. Ketika sensor ABS mendeteksi adanya penguncian roda, sistem akan
memerintahkan piston rem melepas sejenak jepitan kanvas rem dan menjepit lagi setelah
roda sudah berputar. Biasanya bila ABS sedang bekerja, ditandai dengan adanya getaran
pada pedal rem.
3. EBD

Fitur EBD ini berfungsi mengatur tekanan rem sesuai beban dan kecepatan masing-
masing roda, sehingga secara keseluruhan pengereman dapat dilakukan sesuai kebutuhan.
Atau dengan kata lain, merupakan fitur penyeimbang tekanan rem pada masing-masing
roda. Dalam beberapa kondisi, setiap roda kendaraan mempunyai kebutuhan yang beda-
beda saat melakukan pengereman, contohnya saat mobil mengangkut banyak barang
bawaan.

4. Regenerative Brake

Karena pengereman membuang banyak energi gerak menjadi panas, beberapa pabrikan
menemukan cara cerdik untuk memanfaatkan energi yang terbuang percuma ini. Jadi
meski sebagian pengereman tetap dilakukan berdasarkan friksi, terdapat pula kumparan
listrik yang siap mengubah energi gerak menjadi listrik.Nah, listrik ini lantas bisa
digunakan untuk beragam keperluan. Di mobil hybrid listrik tadi akan digunakan untuk
mengisi baterai. Ada juga yang memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan di mobil
saat mesin dimatikan otomatis di kemacetan (auto start/stop).
5. Advance Emergency Braking System (AEBS)

Istilah ini memang enggak begitu populer, Anda mungkin lebih mengenalnya sebagai
Active City Stop atau Smart City atau Smart City Brake Support. Inti sistem ini adalah
radar yang bisa mendeteksi jarak dengan mobil di depan. Bila sistem mendeteksi akan
terjadi tabrakan, mobil akan secara otomatis menginjak rem hingga mobil berhenti tanpa
menyentuh mobil di depan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Rem merupakan bagian dari kendaraan yang sangat penting yang memiliki fungsi :
 Memperlambat atau menghentikan kecepatan kendaraan
 Mengatur kecepatan selama berkendara
 Menahan kendaraan pada saat terparkir
2. Rem merubah energy kinetis menjadi energy panas untuk meredam kecepatan kendraan
3. Jenis rem yaitu :
 Rem tromol
 Rem cakram
 Rem angin
4. Teknologi yang terdapat pada system rem :
 Brake assist
 ABS
 EBD
 Regenerative brake
 AEBS

Anda mungkin juga menyukai