Puji dan syukur ke hadirat Tuhan YME atas berkat dan karunia yang telah
dilimpahkan, sehingga kerja praktek serta laporan ini dapat terselesaikan dengan baik
dan lancar.
Laporan Program Latihan Akademik ini disusun sebagai salah satu persyaratan
mata kuliah Kerja Praktek di Program Studi Fisika Instrumentasi, Fakultas
Pendidikan Matematika dan Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia.
Kerja Praktek ini penulis laksanakan pada tanggal 8 Januari sampai dengan 3
Februari 2018.
Penulis menyadari laporan ini dapat terselesaikan berkat bantuan, bimbingan serta
doa yang diberikan oleh banyak pihak. Oleh karena itu penulis hendak
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan kemudahan yang dilimpahkan
sehingga penulis dapat melaksanakan kerja praktek ini dengan baik tanpa
kekurangan suatu apapun.
2. Orang tua yang telah memberikan doa restu, motivasi serta dorongan dan
bimbingan untuk meraih cita-cita penulis.
3. Bapak Sularto selaku training coordinator SSP II yang sudah baik hati dan
menerima dengan baik saat pertama kami datang.
4. Bapak Pujihari seaku superintendent Divisi AEI MS ISM SSP yang selalu
memberikan kami pengarahan, pencerahan dan motivasi untuk selalu belajar
kembali karena kami yang tersadarkan bahwa ilmu yang dimilki masih belum
seberapa.
5. Bapak Wahyu Hidayat selaku Supevisor Instrumentasi & Automation plant 2
selaku pembimbing kami selama melaksanakan kerja praktek di divisi Slab Steel
Plant PT. Krakatau Steel. Terimakasih banyak atas materi dan kesabarannya saat
menyampaikan materi kepada kami.
Penulis
2.3.5. Pabrik Baja Batang Kawat (Wire Rod Mill / WRM) ................................ 16
4.3. Sistem Pengukuran Level Baja Cair di Mould dalam Proses Continous Casting
Machine (CCM) Salab Steel Plant II ...................................................................... 39
4.3.3. Analisis Hubungan Antara Pengukuran Level Baja Cair Pada Mould
Dengan Bukaan Slide Gate .................................................................................. 43
LAMPIRAN ............................................................................................................... 49
Tabel 2.1. Fasilitas utama pabrik baja billet, Sumber data : PT. Krakatau Steel ........ 12
Tabel 2.2. Fasilitas utama pabrik baja slab, Sumber Data: PT. Krakatau Steel .......... 13
Tabel 2.3. Fasilitas utama pabrik baja lembaran panas, Sumber Data: PT. Krakatau
Steel............................................................................................................................. 14
Tabel 2.4. Fasilitas utama pabrik batang kawat, Sumber Data: PT. Krakatau Steel... 17
Tabel 2.5. Fasilitas utama pabrik baja lembaran dingin, Sumber Data: .................... 19
1.4. Tujuan
Tujuan dilakukannya program latihan akademik (PLA) di salah satu
industry adalah sebagai berikut
1.5. Manfaat
Manfaat dari dilaksanakanna Program Latihan Akademik (PLA) adalah
sebagai berikut:
1.5.1.Bagi Perguruan Tinggi
Ukuran 110 x 110 mm, 120 x 120 mm, dan 130 x 130 mm
Standar panjangnya adalah 6 m, 10 m, dan 12 m
Hasil dari produk ini dipakai untuk bahan baku wire rod bar dan
section mill.
Tabel 2.1. Fasilitas utama pabrik baja billet, Sumber data : PT. Krakatau Steel
Tabel 2.3. Fasilitas utama pabrik baja lembaran panas, Sumber Data: PT.
Krakatau Steel
Pabrik kawat baja ini dilengkapi dengan enam mesin pembuat kawat
dan unit pelapis seng. Pabrik ini menghasilkan kawat baja dengan kadar
karbon rendah.
Intermediate Stand
CD Shear
Chopping Shear
10 Finishing Stand
PABRIK BESI
SPONS
BESI SPONS
PABRIK BAJA
SLAB
BAJA SLAB
PABRIK BESI
BILLET
PASAR
4.3. Sistem Pengukuran Level Baja Cair di Mould dalam Proses Continous
Casting Machine (CCM) Salab Steel Plant II
4.3.1. Diagram alur Proses
Berikut merupakan diagram blok pengendalian level baja cair dengan
EMLI.
Jika level baja cair pada mould turun maka permeabilitasnya adalah
udara dan jika level baja cair pada mould tinggi maka permeabilitasnnya
adalah bahan ferromagnetic yaitu baja cair. Baja cair ini memiliki
permeabilitas yang lebih tinggi dibandingkan udara sehingga kerapatan
Berdasarkan grafik diatas, saat level baja cair baru 35,60% maka
bukaan slide gate sebesar 69,20 % artinya slide gate terbuka dengan
kecepatan aliran baja cair dari tundish sebesar 1,14.
Pada grafik pada gamabar 23, saat level baja cair telah mencapai
titik terendah atau akan mencapai titik 0 maka bukaan slide gate akan
mencapai 82,8 % dengan kecepatan aliran baja cair daari tundish
mencapai 0,95. Lalu, grafik pada gambar 25, saat level baja cair
mencapai titik nol maka slide gate akan terbuka sebesar 70% dengan
keceatan aliran baja cair dari tundish sebesar 0,59.
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan observasi dan penelitian yang dilakuakn maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Proses Continous Casting Machine (CCM) merupakan proses akhir dari
pembuatan baja slab
2. Sistem pengukuran level baja cair pada mould di SSP II menggunakan
sistem EMLI. Dimana EMLI merupakan suatu sistem yang digunakan untuk
mengontrol level bja cair dengan menggunakan sifat gelombang
elektromagnetik.
3. Dalam pengukuran level baja cair, semakin tinggi level baja cair pada mould
maka arus yang dihasilkan pada coil cassette akan semakin tinggi juga
karena semakin tinggi level baja cair semakin besar perubahan medan
magnetiknya begitupun sebaliknya.
4. Pada sistem EMLI output yang dihasilkan dihubungkan ke PLC Interstop
dengan keluaran 4 – 20 mA dan hasil keluaran dari EMLI akan
dihubungkan ke PLC Interstop untuk pengaturan kerja piston pada bukaan
slide gate tundish.
5. Semakin tinggi level baja cair maka presentase bukaan slide gate pada
tundish akan semakin kecil yang berarti slide gate akan tertutup dan
kecepatan aliaran baja cair dari tundish akan mengecil.
6. Sistem kontrol yang digunakan dalam pengukuran level baja cair dengan
bukaan slide gate tundish yaitu menggunakan kontrol PID.