WATOETOELIS
Oleh:
15080583023
FAKULTAS EKONOMI
2017
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM : 15080583023
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan segala
Watoetoelis.
praktik kerja lapangan maupun dalam penyusunan laporan PKL ini, sehingga
dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Pada kesempatan ini, penulis
1. Ayah dan ibu tercinta yang selalu senantiasa memberikan doa, didikan, serta
beasiswa seumur hidup, sehingga penulis mampu mencapai tahap seperti saat
ini.
2. Bapak Made Dudy Satyawan, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Program Studi
Surabaya
3. Ibu Susi Handayani, SE., Ak., M.Ak., CA, selaku pembimbing PKL yang
Lapangan
iii
Penulis senantiasa menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak
Karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik. Semoga laporan ini bermanfaat dalam
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Daftar Isi...................................................................................................................v
v
2.3.3. Aktivitas di Divisi Pengolahan ....................................................................16
b. Stasiun Pemurnian..............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR BAGAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
sebagai salah satu institusi pendidikan untuk menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas, handal dan siap pakai. Sehingga Untuk mencapai tujuan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu program mata kuliah
yang menjadi bagian integral dari kurikulum. Praktik Kerja Lapangan (PKL)
akuntansi pada perusahaan lokasi Praktik Kerja Lapangan (PKL). Kegiatan PKL
ini juga dapat dilaksanakan pada perusahaan manufaktur seperti Pabrik Gula (PG)
Watoetoelis.
1
Pabrik Gula (PG) Watoetoelis merupakan salah satu pabrik gula dibawah
watoetoelis tersebut, salah satunya adalah Divisi Sumber Daya Manusia (SDM)
dan Divisi Akuntansi, Keuangan dan Umum (A.K.U). Divisi Sumber Daya
Manusia (SDM) dan Divisi Akuntansi, Keuangan dan Umum (A.K.U) merupakan
salah satu dari tujuh divisi yang terdapat pada PG Watoetoelis yang memiliki
keuangan dan umum. Meski proses bisnis dan tanggungjawab dari dua divisi
tersebut berbeda, tetapi terdapat proses bisnis yang terkait satu sama lain, yakni
proses penyusunan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan). Selain dua
divisi tersebut, terdapat beberapa divisi lain yang menjadi bagian dari PG
berbeda namun tetap terkait satu sama lainnya, khususnya dalam proses
untuk beradaptasi dan berlatih menyesuaikan diri dengan dunia kerja yang
sesungguhnya, sehingga mahasiswa mampu menjadi SDM yang handal dan siap
pakai. Selain itu, Praktik Kerja Lapangan ini juga dilakukan untuk mengetahui
segala proses yang terjadi di Pabrik Gula (PG) Watoetoelis, khususnya dalam
2
1.2. Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
1. Tujuan Umum
Surabaya
pengembangan profesi
c. Sebagai sarana studi banding antara ilmu pengetahuan dan teknologi yang
alternatif penyelesaiannya.
2. Tujuan Khusus
Watoetoelis, Sidoarjo
1. Bagi Mahasiswa
3
b. Menyiapkan mahasiswa sehingga lebih memahami kondisi dunia kerja yang
sesungguhnya
baru melalui kegiatan dengan para pakar industri yang telah berpengalaman
di lapangan
(RKAP) PG Watoetoelis
a. Mendapat umpan balik dari lapangan mengenai isi materi yang telah
Negeri Surabaya
4
BAB II
PELAKSANAAN PKL
R.I No.15 Tanggal Tahun 14 Februari 1996 tentang pengalihan bentuk Badan
Usaha Milik Negara dari PT Perkebunan (Eks.PTP 19, Eks.PTP 21-22 dan
Eks.PTP 27) yang dilebur menjadi PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) dan
tertuang dalam akta notaris hukum Kamil, SH No.43 Tanggal 11 Maret 1996 yang
mengalami perubahan kembali sesuai akta notaris Sri Eliana Tjahjoharto, SH.
No.1 Tanggal 2 Desember 2011. Pada tanggal 2 Oktober 2014, Menteri BUMN
PTPN I, II, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII, XIII, XIV dengan PTPN III
1. Industri gula yang dipasarkan di dalam negeri melalui persaingan bebas dan
5
2. Tembakau, dilakukan penjualan langsung kepada pembeli industri (Pabrikan)
1. PG Watoetoelis
2. PG Kremboong
3. PG Toelangan
4. PG Gempolkerep
5. PG Djombang Baru
6. PG Tjoekir
7. PG Lestari
8. PG Meritjan
9. PG Pesantren Baru
10. PG Ngandiredjo
11. PG Modjopanggong
PT. Perkebunan Nusantara juga memiliki unit usaha lain yang bekerja sama
pelayanan kesehatan
6
kebutuhan pabrik gula dan kebun tembakau sendiri, juga dilakukan ekspor ke
Swiss
juga memiliki visi dan misi yang mendasari kegiatan dan tujuan PT Perkebunan
1. Visi Perusahaan
2. Misi Perusahaan
7
2.1.2. Sejarah Singkat Pabrik Gula (PG) Watoetoelis
Pada tanggal 5 Januari 1839, dua perusahaan swasta milik Belanda yakni
N. V. Cooy dan Caster Van Voor Hout mendirikan sebuah pabrik gula dan diberi
nama pabrik gula Watoetoelis. Pada saat awal mula didirikan, Pabrik gula
Watoetoeis mempunyai kapastas giling sebesar 1.500 TCD (Ton Cane per Day).
Ketika masa kedudukan Jepang di Hindia Belanda, semua pabrik milik Belanda
berada di bawah kekuasaan pemerintah Jepang. Akan tetapi, ketika sekutu yang
semua perusahaan-perusahaan yang awal mula milik Belanda mulai dikuasai oleh
terdiri dari 7 unit pabrik gula yang didasarkan sesuai dengan keresidenannya.
Seiring berjalannya waktu, Perusahaan perkebunan ini berganti nama, hingga pada
(PTPN) X (Persero) yang terdiri dari 11 Unit Pabrik gula, salah satunya ialah PG.
Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Lokasinya tepat berada di tepi jalan
Nusantara Unit Pabrik Gula (PG) Watoetoelis yang terletak di Jl. Raya Krian,
Prambon, Temu, Sidoarjo, Jawa Timur. Kegiatan PKL ini dilaksanakan pada
8
tanggal 03 Juli 2017 hingga 05 Agustus 2017 pada hari senin hingga sabtu setiap
Tabel. 1.
Jadwal/Jam kerja PT Perkebunan Nusantara Unit PG Watoetoelis
Hari Jam Kerja
Senin 06.30 14.45 WIB
Selasa 06.30 14.45 WIB
Rabu 06.30 14.45 WIB
Kamis 06.30 14.45 WIB
Jumat 06.30 11.00 WIB
Sabtu 06.30 12.00 WIB
Sumber : Data Diolah Penulis
Kegiatan PKL disesuaikan dengan disiplin ilmu dan keahlian sesuai dengan
dengan melakukan berbagai aktivitas sesuai anjuran dari pihak instansi. Kegiatan
kesepakatan.
Tabel. 2.
Tabel Pelaksanaan Kegiatan PKL PG Watoetoelis
Minggu Ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5
Pengenalan Lingkungan
1
Kantor
2 Pelaksanaan PKL
3 Pengambilan Data-data
4 Penyusunan Laporan PKL
Sumber : Data Diolah Penulis
9
Adapun Kegiatan Praktek Kerja Lapangan yaitu :
Watoetoelis yang terkait dengan proses produksi. Pada minggu pertama, penulis
divisi terkait proses, kegiatan dan aktivitas yang terjadi pada divisi baik di luar
maupun di dalam masa produksi. Selain itu, penulis juga melakukan proses
wawancara terkait proses pengajuan biaya yang telah dituangkan dalam RKAP
pada awal tahun terkait. Pada saat melakukan observasi dan wawancara, penulis
ditempatkan pada divisi terkait layaknya peserta PKL pada bidang tersebut
meskipun bertolak belakang dengan disipilin ilmu dan keahlian peserta. Hal ini
dunia kerja yang sesungguhnya. Beberapa divisi terkait yang penulis observasi
dan wawancara pada minggu pertama adalah Divisi Tebang, Muat dan Angkut
kegiatan observasi dan wawancara sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
10
saat melakukan wawancara, sehingga tidak ada pengulangan yang akan
menghambat waktu kerja pihak yang terkait. Pada waktu senggang, penulis
menyempatkan diri untuk mulai menyusun laporan praktik kerja lapangan (PKL).
pada divisi instalasi, Divisi Sumber Daya Manusia dan Divisi Akuntansi,
Keuangan dan Umum bagian Gudang. Pada minggu ini, penulis lebih banyak
serta suasana pada divisi SDM. Kegiatan yang dilakukan antara lain :
(Pegawai Kotrak Waktu Tertentu Dalam Masa Giling) 2017. Dalam proses
ini, dibutuhkan sikap teliti sehingga tidak ada perlengkapan yang terlewatkan
yang akan menghambat berjalannya kegiatan tes tulis. Selain itu juga
persiapan berjalan dengan baik dan tidak ada yang terlewatkan. Sikap
2. Menjadi panitia pelaksana tes tulis Calon Pegawai PKWT DMG (Pegawai
penulis dihadapkan dengan 355 peserta tes tulis sehingga dibutuhkan sikap
secara tertib mengikuti tes tulis tersebut, dari awal hingga akhir kegiatan.
11
3. Melaksanakan observasi pabrik pada proses giling (Produksi) pertama.
4. Menyusun Ketak dan surat jalan pembelian gula karyawan tetap, pensiunan,
Pada minggu ketiga, penulis telah aktif pada beberapa kegiatan dan aktifitas
pada divisi sumber daya manusia. Penulis diberi arahan dan materi mengenai SAP
12
2016 (Kontrak yang telah berakhir) dengan data karyawan PKWT DMG 2017
(Kontrak baru) menggunakan aplikasi SAP bagian SDM. Dalam Proses ini,
data 355 karyawan PKWT DMG yang digunakan salah satunya untuk
Krian 1.
Pada Minggu keempat, penulis aktif pada dua divisi yakni divisi SDM dan
divis A.K.U (akuntansi, keuangan dan umum). Pada minggu keempat ini, penulis
dari masing-masing pelaporan RKAP yang telah disusun dari tiap divisi. Dalam
proses ini, dibutuhkan ketekunan dan ketelitian sehingga dapat dipastikan bahwa
penyusunan ini telah benar-benar memuat setiap hal yang dibutuhkan oleh setiap
13
divisi. Selain itu, di SDM penulis kembali membuat ketak dan surat jalan yang
diperlukan untuk pembelian gula bagi karyawan PKWT DMG 2017, dan mulai
Pada Minggu Kelima, penulis lebih aktif dalam pembuatan laporan PKL
seperti peraturan dan instruksi dari pendamping lapangan. Selain itu, penulis
melakukan entry data perjalanan dinas guna menentukan BPD (Biaya Perjalanan
Dinas) setiap karyawan yang melakukan perjalanan dinas. Dalam proses ini juga
laporan PKL, salah satunya adalah dengan melakukan wawancara dan observasi
untuk setiap lini divisi yang terdapat di PG Watoetoelis. Berikut merupakan hasil
Divisi Tebang Muat dan Angkut (TMA) merupakan salah satu bagian dari
Divisi Tanaman dimana divisi ini selalu melakukan koordinasi dengan divisi
tanaman dalam melaksanakan Tebang dan Angkut Bahan Baku Tebu (BBT).
Divisi TMA melakukan tebang dan angkut BBT sesuai jadwal yang telah
14
kematangan dan kesiapan BBT milik Petani Tebu Rakyat (PTR) dan milik sendiri,
PTR di Forum Temu Kemitraan (FTK) yang dijabarkan dalam FTK wilayah oleh
Baku Giling (BBG). Pada saat menyiapkan dan memenuhi Bahan Baku Giling
(BBG), bagian tanaman harus memastikan bahwa tanaman tebu yang akan
dijadikan BBG harus memiliki dan memenuhi standar 4 tepat, yaitu Tepat Waktu,
KBD dilakukan antara bulan Oktober hingga bulan Juli menjelang proses
15
3. Tebu Giling Musim Tanam (MT) II
hasil sampingan berupa ampas, tetes, dan blotong. Proses produksi tersebut
utama dalam penentuan mutu hasil produksi terletak pada bahan baku dan bahan
pembantu lainnya. Bahan Baku Tebu (BBT) berasal dari Petani Tebu Rakyat
(PTR) dan Tebu Sendiri (TS) milik pabrik gula. BBT didatangkan dari tiga
sumber yakni Tebu Asli Daerah (TAD), Tebu Sendiri (Lahan Sewa) dan Tebu
Rakyat Mandiri Daerah se-PTPN X dan Luar Wilayah PTPN X se-Jawa Timur
dan Madura.
Bahan Baku Tebu (BBT) yang telah diterima oleh PG Watoetoelis akan
solar/premium.
16
Setelah tebu benar-benar telah diterima dan siap melalui proses produksi,
tebu akan segera diolah melalu beberapa stasiun yang nantinya akan
a. Stasiun Gilingan
Pada stasiun gilingan, tebu memasuki proses awal produksi, dimana BBT
(Bahan Baku Tebu) akan melalui proses penggilingan dengan hasil akhir berupa
Nira (Cairan) mentah dan juga Ampas Tebu. Nira mentah merupakan cairan yang
sering dikenal sebagai air tebu dimana nira mentah ini akan kembali diproses pada
digunakan sebagai Bahan bakar mesin pabrik yang menunjang proses produksi.
b. Stasiun Pemurnian
Pada pabrik gula, pemurnian memegang peran penting dalam produksi gula,
karena hasil pemurnian ini akan sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas gula
kandungan non gula dalam nira mentah sebanyak mungkin dengan tetap menjaga
agar sukrosa tidak mengalami inversi dan kerusakan. Secara garis besar proses
17
1. Pembentukan inti endapan Ca3(PO4)2, meliputi penambahan Phosfat,
Hasil akhir dari pemurnian adalah Nira Jernih yang akan diproses lagi di
Stasiun Penguapan, dan Blotong (Ampas) yang dapat dijadikan sebagai pupuk
kompos yang dapat dijual kembali secara lelang, atau pun digunakan sendiri pada
c. Stasiun Penguapan
Selanjutnya, hasil dari stasiun pemurnian yakni nira jernih akan diproses
lagi pada stasiun penguapang. Stasiun penguapan adalah stasiun yang digunakan
untuk menetralkan nira dengan cara penguapan atau pemisahan kadar air dari nira
d. Stasiun Masakan
Setelah dari stasiun penguapan, nira kental kemudian diproses lagi di stasiun
masakan. Distasiun ini, nira kental akan melalui proses kristalisasi untuk
mendapatkan Kristal gula yang baik. Pada stasiun masakan, nira kental dibuat
18
dalam kondisi lewat jenuh melalui dua cara, yaitu pengurangan Solvent, dan
menurunkan Solubilitas.
e. Stasiun Puteran
(stroop dan klare). Pada prinsipnya, proses pengkristalan terjadi dalam pan
Kristal gula dipisahkan dari stroop dan klare pada stasiun ini.
mulai dari analisa tanah dan sebagainya hingga analisa kematangan BBT yang
dilakukan oleh sub bagian Lab. Hama, Analisis Limbah, dan analisa kualitas gula.
dilakukan Analisa kematangan BBT, yang nantinya jadwal tebang akan dibuat
19
2.3.5. Aktivitas di Divisi Instalasi
kelengkapan dan kelayakan mesin dalam pabrik, didalam maupun diluar masa
Overhole atau perbaikan total dimana kegiatan ini rutin dilakukan setelah masa
Watoetoelis memiliki tenaga kerja yang terbagi menjadi dua, yaitu Pegawai Tetap
dan PKWT (Pegawai Kerja Waktu Tertentu). Pegawai tetap merupakan pegawai
yang bertanggungjawab dengan segala proses didalam maupun diluar masa giling
tanpa terikat kontrak atau perjanjian waktu tertentu. Sedangkan tenaga kerja
PKWT (Pegawai Kerja Waktu Tertentu) merupakan pegawai yang terikat dengan
20
2. PKWT LMG (Pegawai Kerja Waktu Tertentu Luar Masa Giling)
bertanggungjawab tentang segala hal yang berkaitan dengan keuangan dan umum.
Pada divisi ini, terdapat beberapa tugas dan aktivitas yang dilakukan, yaitu;
3. Distribusi produksi gula dan kredit koperasi untuk modal kerja di bagian TU
Hasil-Pengkreditan.
cash flow atau arus kas di bagian Perencanaan dan Pengawasan (PP), kasir
dan pembukuan.
dan pedoman penyusunan yang diturunkan berupa surat edaran oleh pihak direksi.
berikut:
21
1) Pembahasan RKAP berdasarkan Surat Edaran RKAP tahun 2017
pembahasan dalam Rapat umum pemegang saham (RUPS) mengenai RJPP dan
RKAP yang diusulkan direksi. RUPS tahunan mengenai RKAP diadakan paling
lambat 30 hari setelah tahun anggaran berjalan. Dalam pembahasan ini, terdapat
antara lain pembahasan Angka Dasar, Investasi, Biaya Tenaga Kerja dan Laba
Rugi.
investasi yang terkait langsung dengan proses produksi seperti perawatan atau
dilakukan setiap unit usaha gula dan tembakau pada akhir Juli hingga pertengahan
Agustus. Pada Unit Pabrik gula Watoetoelis, penyusunan RKAP dilakukan pada
dikompilir oleh divisi keuangan segera setelah turunnya surat edaran direksi.
waktu satu minggu sebelum nantinya dikirim kepada divisi akuntansi untuk
22
Watoetoelis. Umumnya, susunan RKAP yang telah dibuat masing-masing divisi
dalam perkiraan biaya tahun tertentu dengan tahun sebelumnya (Biaya Historis),
pada saat melakukan perkiraan, atau format penyusunan RKAP yang berbeda dari
menyiapkan format yang sama untuk setiap penyusunan RKAP setiap tahunnya.
wajib digunakan oleh setiap Unit Usaha Gula termasuk PG Watoetoelis. Terdapat
beberapa hal yang diperhatikan dan menjadi bagian wajib bagi Rencana Kerja dan
1. Pembahasan formasi tenaga kerja pada pertengahan bulan juli yang dilakukan
2. Pembahasan Angka dasar produksi yang dilakukan pada Akhir bulan juli
volume dan rendemen tebu). Pembahasan ini merupakan salah satu acuan
23
untuk menghitung biaya tanaman yang dibutuhkan.
giling.
Manager PG Watoetoelis.
rancangan RKAP kepada kantor direksi. Susunan biaya yang telah disusun oleh
setiap divisi akan diperiksa kembali oleh divisi akuntansi sebelum proses
rekapitulasi biaya. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi perbedaan antara nominal
dari biaya yang disajikan secara rinci dengan nominal biaya yang direkapitulasi.
24
Menurut Haruman (2016: 1), Anggaran adalah suatu proses yang terdiri dari
dan pengendalian (Controling) dalam upaya mencapai tujuan secara efektif dan
efisien
Menurut Sasongko (2016: 2), Anggaran adalah rencana kegiatan yang akan
dijalankan oleh manajemen dalam satu periode yang tertuang secara kuantitatif.
pengendalian yang akan dijalankan oleh manajemen untuk satu periode anggaran
tertentu yang tertuang secara kuantitatif dalam upaya mencapai tujuan secara
Pada umumnya, data dan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam
menyusun anggaran dapat diperoleh dari kegiatan dan kejadian masa lalu, masa
telah disusun oleh suatu perusahaan menjadi satu bagian anggaran tahun tertentu.
Pemakaian dan Pembelian Bahan Baku, Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung,
25
Anggaran Biaya Overhead Produksi, Anggaran Biaya Produksi, Anggaran
Operasi, Anggaran Laba Rugi, Anggaran Kas, dan Anggaran Neraca. Anggaran
Anggaran Induk
26
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki kewajiban untuk menyusun
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sesuai dengan pernyataan pada
rencana kinerja dan keuangan tahunan yang disusun oleh suatu perusahaan
pembiayaan yang terjadi baik diluar maupun didalam perusahaan yang terkait
dengan operasional dan non operasional perusahaan. Rencana kerja dan anggaran
perusahaan merupakan Plan for future (rencana untuk mendatang) yang wajib
disiapkan perusahaan guna mencapai rencana dan tujuan dari perusahaan, Work
plan (rencana kerja) yang berpedoman pada data aktual tahun-tahun sebelumnya,
dan In amounts (dalam angka), dimana penyusunan RKAP disusun dalam bentuk
angka-angka.
Perusahaan) pada PG Watoetoelis telah sesuai dengan teori yang telah dijelaskan
oleh Catur Sasongko dan Safrida Rumondang Parulian. Namun, ada beberapa
yang telah mencerminkan proses penyusunan anggaran yang terdapat dalam teori,
27
Penyusunan Rencana Anggaran dan Kinerja Perusahaan Pabrik Gula
28
2.4.1. Rencana Biaya
Biaya merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
penyusunan RKAP yang telah diberikan oleh divisi akuntansi, keuangan dan
inilah yang menjadi biaya yang nantinya digunakan sebagai biaya produksi
sesuatu yang berkaitan dengan ketenagakerjaan, baik biaya gaji dan upah,
terjadi di divisi instalasi (dibua oleh divisi instalasi) baik biaya tenaga kerja,
29
bahan-bahan yang digunakan untuk perbaikan, biaya perbaikan, retribusi air,
6. Biaya Umum merupakan biaya yang terkait dengan ketentuan khusus seperti
penyusunan terhadap rencana produksi serta prognosa biaya produksi yang akan
setiap jengkal lahan tebu milik PG Watoetoelis dan milik petani tebu rakyat
(PTR).
dimiliki baik Tebu Sendiri (TS) maupun Tebu Rakyat yang masih didalam
Taksasi merupakan taksiran atau perkiraan terhadap bahan baku, baik harga bahan
baku, jumlah rendemen, jumlah bahan baku mapun luas lahan/kebun yang
produksi, kemungkinan yang akan diperoleh pada masa yang akan datang.
30
Perhitungan taksi dan prognosa yang dilakukan oleh divisi Tanaman dan divisi
Quality Assurance/Quality Control, dimana dua divisi ini merupakan divisi yang
menjadi salah satu bagian penting dalam menyediakan Bahan Baku Tebu dan
pemeriksaan tingkat Rendemen serta tingkat hasil produksi yang akan diperoleh.
Perhitungan ini diperuntukkan menghitung luas wilayah kebun baik itu tebu
perjanijan kerja sama, maupun tebu rakyat bebas. Terdapat beberapa Tebu
TR-K merupakan tebu rakyat yang terikat kontrak maupun kredit petani yang
rakyat semi pembinaan yang terikat kontrak maupun kredit, tetapi kredit yang
tidak sepenuh TR-K. Yang ketiga TRM-LL merupakan tebu rakyat bebas
2. Kuantitas Tebu yang dapat dihasilkan dari Tebu Sendiri dan Tebu rakyat
3. Rendemen Tebu yang diperoleh dari Tebu Sendiri dan Tebu Rakyat
31
4. Produksi Hablur, SHS, dan Tetes
pada proses produksi nira akan dikeluarkan dari batang tebu dan diolah
tanaman tebu.
Tetes merupakan hasil yang diperoleh dari proses pemutaran dan penyaringan
mengetahui berapa banyak tetes yang dapat dihasilkan dari prses produksi
gula yang mana produksi tetes ini memiliki andil dalam menciptakan laba
perusahaan.
Laba rugi merupakan salah satu laporan wajib yang harus disajikan oleh
laporan keuangan. Untuk itu, sebelum memasuki tahun anggaran yang baru, PG
pada masa yang akan datang dalam tahun anggaran selanjutnya. Prognosa laba
Pokok Penjualan, Biaya-biaya yang terdiri dari Biaya Gula dan Biaya Tetet yang
meliputi biaya produksi, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan aktiva benda, Biaya
Umum dan Administrasi, serta komponen Pendapat dan Biaya lain diluar Usaha.
32
Perhitungan prognosa laba rugi diperoleh dari perhitungan Rencana biaya
yang dilakukan oleh setiap divisi PG Watoetoelis, dimana Rencana biaya tersebut
telah direkapitulasi oleh divisi akuntansi sehingga menjadi satu bagian dari rincian
melakukan perhitungan prognosa laba rugi yang menjadi salah satu komponen
Nusantara X.
perkuliahan dengan praktik di dunia kerja, khususnya untuk Rencana Kerja dan
komponen anggaran yang tidak disusun secara terpisah seperti teori yag telah
perencanaan RKAP atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan Anggaran,
telah sesuai dengan teori akuntansi anggaran yang diperoleh dibangku perkuliahan
(proyeksi) Laporan keuangan berupa Laporan Laba rugi yang menjadi salah satu
komponen dari laporan keuangan menurut PSAK no.1 tentang penyajian laporan
33
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
mendapatkan pengetahuan dan ilmu yang baru terkait dengan dunia kerja yang
tahunan dari Rencana Jangka Panjang (RJP) BUMN, dimana BUMN memiliki
BUMN.
kewajiban untuk menyusun RKAP, tak terkecuali unit Pabrik Gula (PG)
Watoetoelis, yakni :
a. Rencana Biaya; dibuat oleh seluruh divisi yang terdapat pada PG Watoetoelis
berdasarkan kebutuhan dan data historis dari biaya pada masing-masing divisi
34
hasil produksi yang direncanakan akan diperoleh pada tahung anggaran
tertentu.
mengetahui gambaran perusahaan terkait laporan laba rugi pada masa yang
Gula dan Biaya Tetet yang meliputi biaya produksi, biaya tenaga kerja, biaya
3.2. Saran
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Universitas
Kerja sama pihak universitas dengan instansi sudah cukup banyak membantu
35
3. Bagi PT. Perkebunan Nusantara X Unit Pabrik Gula Watoetoelis
yang telah disediakan oleh pihak akuntansi agar tidak terjadi kesalahan
36
DAFTAR PUSTAKA
Sasongko, Catur dan S.R Parulian. 2016. ANGGARAN. Edisi Kedelapan. Jakarta:
Salemba Empat
LAMPIRAN
38
Tes Tulis Pegawai Kerja Waktu Tertentu (PKWT) Dalam Masa Giling (DMG)
39
Syukuran Tebang Tebu Divisi Tebang, Muat, Angkut
40
Observasi Pabrik; Giling Pertama Tahun 2017
41
Input Data Perjalanan Dinas
42
Lampiran 2. Absensi Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
43
44
45
Lampiran 3. Lampiran Nilai Praktik Kerja Lapangan
46
Lampiran 4. Kartu Bimbingan Laporan Praktik Kerja Lapangan
47
48