Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang karena Rahmat-Nya,
saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah rem tepat pada waktunya, dan rasa terima
kasih pada semua pihak baik dosen maupun mahasiswa yang telah mendukung dalam
pembuatan makalah ini.

Ilmu Bahan merupakan mata kuliah program studi pendidikan teknik mekatronika, salah
satu materinya yang diberikan ialah rem . Makalah rem dirancang untuk digunakan sebagai
sarana dalam kegiatan belajar untuk mahasiswa jurusan pendidikan teknik mekatronika untuk
menjadi seorang engineer yang ahli dalam bidangnya. Makalah ini memuat ringkasan teori
dari berbagai sumber yang disusun secara ringkas dan sistematis.

Saya menyadari bahwa proses penyusunan makalah yang ringkas dan sistematis,
merupakan pekerjaan yang tidak ringan. Demikian pula dalam teknik penulisan dan tata bahasa
tak luput dari kesalahan dan kekurangan.

Dari kesadaran tersebut, saya sangat mengharapkan saran, kritik maupun masukan dari
pembaca dan pemakai makalah rem ini, guna penyempurnaan pada masa mendatang.

Penghargaan yang setinggi-tinginya saya sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu tersusunnya makalah rem ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasaa
memberikan limpahan rahmat, petunjuk dan bimbingan-Nya terhadap setiap niat baik kita.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A.    LATAR BELAKANG............................................................................................

B.     RUMUSAN MASALAH.......................................................................................

C.     TUJUAN PENULISAN.........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................

A.    DEFINISI REM......................................................................................................

B.     JENIS – JENIS DAN FUNGSI REM....................................................................

C.     KOMPONEN REM................................................................................................

D.    TROUBLE SHOOTING........................................................................................

E.     PERAWATAN SISTEM REM..............................................................................

BAB III PENUTUP............................................................................................................

A.    KESIMPULAN......................................................................................................

B.     SARAN...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Rem mempunyai peranan yang sangat penting dalam teknik kendaraan dan teknik
transportasi demi keamaan dan keselamatan dalam berkendara. Pada dasarnya rem mempunyai
fungsi  untuk memperlambat dan mengatur gerakan suatu putaran. Adapun rem yang digunakan
harus  memenuhi  syarat-syarat  sebagai  berikut  (dapat  bekerja  dengan  baik dan cepat, dapat
dipercaya dan mempunyai daya tekan yang cukup, mudah diperiksa dan disetel)

Walaupun  sistem  rem  itu  sangatlah  penting,  namun  banyak  diantara  masyarakat


umum yang belum memahami dan mengerti fungsi, cara kerja dan jenis jenis dari rem tersebut.
Oleh karena itu  penulis membuat makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan fungsi, cara
kerja, dan jenis-jenis dari rem itu sendiri. Dengan adanya makalah ini diharapkan kita bisa
lebih mengenal fungsi, cara kerja dan jenis-jenis rem serta bisa menambah dan memperluas
wawasan kita terutama mengenai sistem rem.

B.       RUMUSAN MASALAH

Beberapa permasalah yang diangkat dalam penulisan makalah ini adalah

1.      Apa itu fungsi rem?

2.      Apa saja jenis rem dan bagaimana mekanisme kerja rem?

3.      Apa saja bahan pembuat pada komponen rem?

4.      Apa saja permasalahan yang sering terjadi pada sistem rem?

C.    TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah

1.    Mengetahui fungsi dari rem.

2.    Mengetahui  jenis dari rem dan mekanisme kerja rem.

3.    Mengetahui bahan apa saja yang digunakan untuk komponen pada rem.

4.    Mengetahui permasalahan yang sering terjadi pada rem.

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI REM

2.1 Pengertian Rem

Rem adalah suatau bagian Kendaraan yang Peranannya sangat penting dalam sistem mesin,
misalnya pada mesin mobil, sepeda motor, mesin cuci, dan sebagainya. Selain itu rem juga
mempunyai kelemahan yaitu rem sering mengalami blong, hal ini diakibatkan karena
pemeliharaan yang kurang rutin dan penyebab terjadinya rem blong yaitu pad rem habis (aus),
minyak rem habis, dan terjadinya kebocoran pada seal piston rem, master rem, ataupun pada
selang remnya, maka dari itu pemeliharaan rem harus sangat diperhatikan.

2.2 Fungsi Rem

Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan serta
memberikan kemungkinan dapat memparkir kendaraan ditempat yang menurun.

2.3 Prinsip Rem

Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan (tidak dihubungkan)
dengan pemindahan daya. Kendaraan cenderung tetap bergerak Kelemahan ini harus dikurangi
dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak hingga berhenti.Mesin merubah energi
panas menjadi energi kinetis (energi gerak) untuk menggerakkan kendaraan.Sebaliknya rem
merubah energi kinetis kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan.Umumnya
rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar.
Efek pengereman (breaking effect)diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua
obyek.

B. JENIS-JENIS DAN FUNGSI REM

A. Rem cakram

Mobil modern kebanyakan telah menerapkan piranti yang satu ini. Biasanya piranti seperti ini
dapat ditemukan pada roda kendaraan baru sehingga dalam setiap penggunaannya menjadi
maksimal dan terarah.Rem cakram menjadi salah satu sistem pengereman modern terbaik pada
mobil dan ideal untuk diterapkan pada setiap mobil, terutama yang telah memakai mesin
berkapasitas CC besar. Sistem kerja rem cakram adalah dengan menjepit cakram yang biasanya
dipasang pada roda kendaraan melalui caliper yang digerakkan oleh piston untuk mendorong
sepatu rem (brake pads) ke cakram. 1. Kelebihan rem cakram Rem cakram dapat digunakan dari
berbagai suhu, sehingga hampir semua kendaraan menerapkan sistem rem cakram sebagai
andalanya. selain itu rem cakram tahan terhadap genangan air sehingga pada kendaraan yang
telah menggunakan rem cakram dapat menerjang banjir.Kemudian rem cakram memiliki sistem
rem yang berpendingin diluar (terbuka) sehingga pendinginan dapat dilakukan pada saat mobil
melaju, ada beberapa cakram yang juga dilengkapi oleh ventilasi (ventilatin disk) atau cakram
yang memiliki lubang sehingga pendinginan rem lebih maksimal digunakan.Kegunaan rem
cakram banyak dipergunakan pada roda depan kendaraan karena gaya dorong untuk berhenti
pada bagian depan kendaraan lebih besar dibandingkan di belakang sehingga membutuhkan
pengereman yang lebih pada bagian depan. Namun saat ini telah banyak mobil yang
menggunakan rem cakram pada keempat rodanya.

2. Kekurangan rem cakram

Rem cakram yang sifatnya terbuka memudahkan debu dan lumpur menempel, lama kelamaan
lumpur(kotoran) tersebut dapat menghambat kinerja pengeraman sampai merusak komponen
pada bagian caliper, seperti piston bila dibiarkan lama. Oleh sebab itu perlu dilakukan
pembersihan sesering mungkin.

B. Rem tromol

ungsi Rem Tromol menggunakan sepasang sepatu yang menahan bagian dalam dari tromol yang
berputar bersama – sama dengan roda, untuk menghentikan kendaraan. Walaupun terdapat
berbagai cara pengaturan sepatu rem, jenis leading dan trailing yang paling banyak dipakai pada
kendaraan penumpang dan kendaraan komersial.

Rem Tromoltahan lama karena adanya tempat gesekan yang lebar diantara sepatu dan tromol,
tetapi penyebaran panas agak lebih sulit dibanding dengan rem piringan karena mekanismenya
yang agak tertutup. Karena itu rem tromol hanya dipakai pada roda – roda belakang yang tidak
begitu banyak memerlukan tenaga pengereman.

1. Kelebihan rem tromol

Rem tromol digunakan untuk kendaraan yang memerlukan kerja ekstra dalam pengereman
contoh : kendaraan operasional seperti bis, truk, minibus, dan sebagainya. Jadi rem tromol dapat
digunakan pada beban angkut yang berat (heavy duty) dengan bekerja secara maksimal.

2. Kekurangan rem tromol

Rem tromol yang masih menerapkan sistem tertutup dalam prosesnya. Dengan sistem ini
membuat partikel kotoran pada ruang tromol tersebut. Jadi untuk perawatan membersihkannya
harus membuka roda agar rumah rem dapat dibersihkan dari debu atau kotoran. Pada saat banjir
air akan mengumpul pada ruang tromol sehingga air akan menyulitkan sistem rem untuk bekerja,
jadi setelah rem tromol menerjang banjir, maka harus mengeringkannya dengan menginjak
setengah rem saat melaju sehingga bagian dalam rem tromol kering karena panas akibat gesekan,
setelah itu rem dapat digunakan kembali.

2.5 Nama-nama bagian rem


A . Rem Cakram

a) Piringan rotor

b) Selang rem

c) Plat pengatur pad

d) Plat momen

e) Plat rem

f) Pegas penahan pad

g) Pegas anti berisik

h) Shim anti cicit

i) Silinder rem

j) Karet pelindung utama

k) Perapat piston

l) Piston

m) Karet pelindung silinder

n) Ring set

o) Bushing lucur

p) Karet pelindung (Boot

1.1 Fungsi-fungsi Bagian Rem Cakram

1. Piringan rotor

Untuk menjamin pendiginan yang baik

2. Selang rem

Untuk jalurnya fluida atau minyak rem

3. Plat pengatur pad

Untuk menahan rem

4. Plat momen
Penahan silinder agar tidak jatuh

5. Pad rem

Untuk menghentikan piringn rotor yang sekaligus menghentikan kendaran

6. Pegas penahan pad

Untuk menahan pad rem agar tidak goyang atau pad rem tidak lepas karena tergajal

7. Pegas anti berisik

Agar pada saat pengereman berlangsung pad rem tidak berisik

8. Shim anti cicit

Untuk menganjal pad rem pada silinder rem agar yidak lepas

9. Silinder rem

Sebagai wadah dari pad rem 5

B. Rem tromol

1. a Plat penahan
2. b Silinder roda
3. c Pegas pembalik
4. d Sepatu rem
5. e Pen pegas
6. f Tromol rem
7. g Tuas sepatu h Tuas penyetel.

1.2 Fungsi-fungsi bagian Rem Tromol

1. Plat penahan dipasang pada rumah as belakang bertugas menahan silinder roda dan
sepatu rem bagian yang tidak berputar;
2. Silinder roda menekan sepatu rem pada tromol dengan tekanan hidrolis master silinder;
3. Pegas pembalik sepatu menarik sepatu rem ke posisi semula untuk membebaskannya dari
tromol sesaat injakan pedal dilepaskan;
4. Sepatu rem ditekan terhadap bagian dalam tromol;
5. Pen pegas penahan sepatu;
6. Tromol rem yang dipasang pada poros as, berputar bersama – sama roda;
7. Tuas sepatu rem tangan menekan sepatu pada tromol;
8. Tuas penyetel.
1.3 TIPE REM TRMOL

1. Tipe Rem Tromol

a. Tipe Leading Trailing

Pada tipe ini terdapat satu wheel silinder dengan dua piston yang akan mendorong bagian atas
dari tromol rem. Leading shoe lebih cepat aus dari pada trailing shoe.

b. Tipe Two Leading

Tipe ini mempunyai dua wheel silinder yang masing-masing memiliki satu piston. Keuntungan
tipe ini yaitu : Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya
pengereman baik. Kerugian tipe ini : Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing
shoe sehingga daya pengereman kurang baik.

c. Tipe Dual Two Leading

Tipe ini mempunyai 2 silinder roda (wheel cylinder), yang masing-masing memiliki 2 buah
piston, dan menghasilkan efek pengereman yang baik saat kendaraan maju maupun mundur.

d. Tipe Uni-Servo

Tipe ini mempunyai 1 wheel cylinder dengan 1 piston.Keuntungan : Saat kendaraan maju kedua
sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik. Kerugian : Saat kendaraan
mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik.

e. Tipe Duo-Servo

Tipe ini merupakan penyempurnaan dari tipe uni-servo yang mempunyai 1 wheel cylinder
dengan 2 piston.Gaya pengereman tetap baik tanpa terpengaruh oleh gerakan kendaraan.

2.6 Sistem Rem

Sistem rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan


kendaraan atau memungkinkan perkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting
untuk keamanan berkendaraan dan juga dapat berhenti ditempat manapun, dan dalam berbagai
kondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman.

2.7 Prinsip Rem

Kendaran tidak dapat berhenti segera apabila mesin dibebaskan (tidak dihubungkan) dengan
pemindah daya, kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dapat di kurangin
dengan maksud menurunkan kecepatan gerakan hingga berhenti. Mesin merubah energi panas
menjadi energi kinetik (energi gerak) untuk menggerakan kendaraan. Sebaiknya, rem bekerja
disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan system gerak putar. Efek
pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek.

2.8 Type Rem

Rem yang dipergunakan pada kendaran bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa type
tergantung pada penggunaannya.

1. Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan
kendaran.
2. Rem parkir (parking break) digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
3. Rem tanbahan (auluxialy brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang
digunakan pada truk diesel dan kendaran berat.

4. Engines break digunakan ada kalanya untuk menurunkan kecepatan kendaraan, Beaking effect
(reaksi pengereman) ditimbulkan oleh tahanan putarn dari mesin itu sendiri, tidak ada khusus
yang diperlukan, untuk ituengine break tidak diterangkan

1. Rem kaki

Rem kaki (foot break) di kelompokan menjadi dua tipe,yaituh:

1. Rem hidraulis (hydraulic break)


2. Rem panematik (peneumatic break)

Rem hidraulis lebih respond lebih cepat dibanding tipe lainnya, dan juga konstruksinya yang
khusus dan handal (superior design flexibility). Dengan adanya keuntungan tersebut, rem
hidraulis banyak digunakan pada kendaran penumpang truk ringan.

Sistem rem panematik termasuk kompresor atau jenis yang menghasilkan udara, udara yang
bertekanan yang digunakan untuk menambah daya pengereman. Tipe sistem rem ini banyak
digunakan pada kendaran berat seperti truk dan bus.

Cara kerja rem hidraulis sebagai berikut: rem hidraulis menekan mekanisme rem dan
menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme pengereman akan menimbulkan daya pengereman.

2.Rem Parkir

Rem parkir (parking brake) terutama digunakan untuk memarkir kendaraan. Rem parkir terbagi
menjadi dua tipe : tipe roda belakang dan tipe center brake Kendaraan penumpang menggunakan
tipe roda belakang, dan kendaraan truk atau niaga menggunakan tipe center brake.

3.Rem Tambahan
fungsi utama rem adalah mengurangi putaran roda, bukan sebagai alat penghenti kendaraan.
Alhasil, masih banyak ditemukan mobil tanpa fitur ABS akan tetap meluncur meskipun sudah
menginjak rem. Ini bukan persoalan roda yang masih berputar, tapi adanya gaya sentrifugal,
yang berbanding lurus dengan kecepatan mobil (semakin cepat mobil, semakin besar gaya
sentrifugal).

2.9 Mekanisme kerja

A. Master Silinder

Master silinder mengubah gerak pedal rem kedalam tekanan hidraulis.

Master silinder terdiri dari reservoir tank yang berisi minyak rem, demikian juga master silinder
yang membangkitkan tekanan hidraulis. Ada dua tipe silinder: tipe tunggal dan tipe ganda.
Master silinder tipe ganda banyak digunakan dibandingkan tpe tunggal.

B. Boster Rem

Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk segerah
menghentikan kendaraan. Boster rem melipat gandakan daya pemekanan pedal, sehingga daya
pengereman yang lebih besar di perlukan.

Boster dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (type integral) atau dapat juga
dipasang secara terpisah dari master silinder itu sendiri.

Boster rem mempunyai diaphragma (memberan) yang bekerja dengan adanya perbedan tekanan
antara tekanan atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari dalam intake manifold mesin.
Master silinder di hubungkan dengan pedal dan memberan untuk memperoleh daya pengereman
yang besar dari langkah pedal yang minimum.

Bila boster rem tidak dapat berfungsi dikarenakan satu dan lain hal,boster rem dirancang
sedemikian rupa sehingga hanya tenaga bosternya saja yang hilang dengan sendirinya rem akan
memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar, tetapi kendaran dapat direm normal tanpa
bantuan boster.Untuk kendaran yang digerakkan oleh mesin diesel, boster remnya diganti dengan
pompa vacum karena kevacuman yang terjadi pada intake manifoldpada mesin diesel tidak
cukup kuat.

Boster body dibagi menjadi bagian depan (ruang tekan tenaga) dan bagian belakang (ruang tekan
variasi), dan masimg-masing ruang dibatasi dengan memberan dan piston boster.

Mekanisme katup pengontrol (control valve mechanis). Termasuk katup udara, katup vakum,
katup pengontrol dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui batang penggerak
katup (valve operating road).

C. Katup Pengimbang
Kendaran dihentikan dengan adanya gesekan antara ban dan ditambah jalan. Gesekan ini akan
sesuai adanya pembagian beban pada roda. Biasanya kendaran yang mesinnya terletak didepan,
bagian depannya lebih berat dibandingkan dengan bagian belakangnya, bila kendaran direm,
maka titik pusat gravitasi akan pindah kedepan (bergerak maju) disebabkan adanya gaya intertia,
dan karena adanya beban yang besar menyatu pada bagian depan.

Bila daya cengkeram pengeremannya berlaku sama terhadap keempat rodanya, maka roda
belakang akan terkunci (menyebabkan slip antara ban dan permukan jalan) ini disebabkan oleh
daya pengereman terlalu besar dengan terkuncinya roda belakang gesekan akan menurun, dan
roda belakang seperti ekor ikan (bergerak kekanan dan kekiri dan sukar terkontrol) dan ini sangat
berbahaya.

Dengan alasan tersebut, diperlukan alat pembagi tenaga sehingga dapat diberikan pengereman
yang lebih besar untuk roda depan dari pada roda belakang atas tersebut disebut katup
pengembali (proportioning valve) atau bias disebut katup P. Alat ini bekerja secara otomatis
menurutkan tekanan hidraulis pada silinder roda belakang dengan demikian daya pengereman
(daya cengkeram) pada roda belakang akan berkurang.

Di samping katup P, efek yang sama akan diperoleh dari load silinder and proportioning valve
(LSPV) yang merubah tekanan awal split point dari roda-roda belakang sesuai

Dengan beban, proportioning and by pass valve (P dan BV) yang meneruskan tekanan master
silinder langsung ke silinder roda tanpa melalui katup P bila system rem dapat tidak berfungsi,
katup decelaration sensing proportioning valve (DSPV) yang membedakan tekanan awal split
pointsesuai dengan,deselerasi selama pengereman dan perlengkapan lainnya.

C. KOMPONEN REM

1. Pedal rem
2. Boster rem
3. Master silinder
4. Katup P
5. Flexible hose
6. Tuas rem parkir/rem tangan
7. Rem cakram
8. Rem tromol

1. Pedal Rem adalah komponen pada sistem rem yang dimanfaatkan oleh pengemudi untuk
melakukan pengereman.

 Fungsi pedal rem memegang peranan yang penting didalam sistem rem. Tinggi pedal
harus dalam tinggi yang ditentukan. Jika terlalu tinggi, diperlukan waktu yang lebih banyak bagi
pengemudi untuk menggerakkan dari pedal gas ke pedal rem, yang mengakibatkan pengereman
akan terlambat. Sebaliknya jika tinggi pedal terlalu rendah, akan membuat jarak cadangan yang
kurang yang akan mengakibatkan gaya pengereman yang tidak cukup.

 Pedal Rem juga harus mempunyai gerak bebas yang cukup. Tanpa gerak bebas ini, piston
master silinder akan selalu terdorong keluar dimana mengakibatkan rem akan bekerja terus
dikarenakan adanya tekanan hidrolis yang terjadi pada sistem rem.

 Disamping itu, harus terdapat jarak cadangan pedal yang cukup pada waktu pedal rem
ditekan; kalau tidak akan terdapat

2. Booster rem merupakan satu komponen pada sistem yang dipasangkan menjadi satu
dengan master silinder dan setelah pedal rem, yang berfungsi untuk mengurangi tenaga yang
diperlukan pengemudi dalam pengereman.

 Booster rem yaitu karena adanya kevakuman dari intake manipol.

 Komponen – komponen boster rem :

1. Piston;
2. Diaphragm spring;
3. Push rod;
4. Diaphragm;
5. Air cleaner element;
6. Vacuum.

3. Master Silinder mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidrolis. Master silinder
terdiri dari resevoir tank yang beri minyak rem, demikian juga piston dan siliner yang
membangkitkan tekanan hidrolis.

 Master silinder ada 2 type yaitu :

1. Tipe Tunggal : Tipe plungger, Tipe konvensional dan tipe portles;

2. Tipe Ganda : Tipe ganda konvensional dan tipe double konvensional.

2. Katup P (Propotioning Valve/Katup Pengimbang) berhubung rem depan


membutuhkan tenaga pengereman yang lebih besar dari rem � rem belakang
sehubungan dengan pemindahan berat kendaraan yang terjadi pada waktu melakukan
pengereman yang kuat.

3. Flexible hose/slang flesible menghubungkan pipa rem dan rem roda untuk mengimbangi
gerakan suspensi.

4. Pipa � pipa rem berfungsi untuk menyalurkan minyak rem dari master silinder ke ke
rem.
5. Tuas rem parkir/rem tangan dan kable rem tangan berfungsi untuk mengerem roda �
roda belakang secara mekanis melalui batang penghubung dan kabel � kabel. Juga untuk
parkir kendaraan pada jalan turun / mendaki.

6. Rem Cakram/Rem Piringan untuk memberi gaya pengereman kepada roda � roda


depan.

 Rem piringan walaupun banyak jenis rem piringan prinsip kerjanya adalah bahwa
sepasang pad yang tidak berputar menjepit rotor piringan yang berputar menggunakan tekanan
hidrolis, menyebabkan terjadinya gesekan yang dapat memperlambat atau menghentikan
kendaraan.

 Rem piringan efektif karena rotor piringannya terbuka terhadap aliran udara yang dingin
dan karena rotor piringan tersebut dapat membuang air dengan segera. Karena itulah gaya
pengereman yang baik dapat terjamin walau pada kecepatan tinggi. Sebaliknya berhubung tidak
adanya self servo effect, maka dibutuhkan gaya pedal yang lebih besar dibandingkan dengan rem
tromol. Karena alasan inilah booster rem biasanya digunakan untuk membantu gaya pedal.

 Bagian � bagian rem piringan :

1. Pen Utama dipasang pada plat penahan memberi tempat bagi kaliper dan
memungkinkan silinder bergerak mundur maju di dalam bushing. Pen diberi
perapat untuk mencegah masuknya debu dan air;

2. Pad Rem Piringan menjepit rotor piringan dengan menggunakan piston pada
silinder guna menciptakan gesekan yang menyebabkan terjadinya pengereman;

3. Rotor Piringan dipasang pada hub as, berputar bersama roda;

4. Lobang Pembuang untuk membuang udara yang masuk kedalam kedalam saluran
udara;

5. Kaliper Rem Piringan melindungi piston dalam silinder dan menekan pad
terhadap rotor piringan tatkala piston terdorong oleh tekanan hidrolis;

6. Sub Pen yang terpasang pada plat torgue, bersama � sama denga pen utama,
memberi tempat kepada silinder dan memungkinkan silinder bergerak mundur
maju melalui bushing;

7. Plat Penahan terpasang pada bagian dari as, menunjang gerakan silinder yang
terjadi pada saat pad menjepit rotor piringan.

8. Rem Tromol memberikan tenaga pada roda � roda belakang baik secara hidrolis
maupun mekanis.
 Fungsi Rem Tromol menggunakan sepasang sepatu yang menahan bagian dalam dari
tromol yang berputar bersama � sama dengan roda, untuk menghentikan kendaraan. Walaupun
terdapat berbagai cara pengaturan sepatu rem, jenis leading dan trailing yang paling banyak
dipakai pada kendaraan penumpang dan kendaraan komersial.

 Rem Tromoltahan lama karena adanya tempat gesekan yang lebar diantara sepatu dan
tromol, tetapi penyebaran panas agak lebih sulit dibanding dengan rem piringan karena
mekanismenya yang agak tertutup. Karena itu rem tromol hanya dipakai pada roda � roda
belakang yang tidak begitu banyak memerlukan tenaga pengereman.

 Bagian � bagian rem tromol :

1. Plat penahan dipasang pada rumah as belakang bertugas menahan silinder roda
dan sepatu rem bagian yang tidak berputar;
2. Silinder roda menekan sepatu rem pada tromol dengan tekanan hidrolis master
silinder;
3. Pegas pembalik sepatu menarik sepatu rem ke posisi semula untuk
membebaskannya dari tromol sesaat injakan pedal dilepaskan;
4. Sepatu rem ditekan terhadap bagian dalam tromol;
5. Pen pegas penahan sepatu;
6. Tromol rem yang dipasang pada poros as, berputar bersama � sama roda;
7. Tuas sepatu rem tangan menekan sepatu pada tromol;
8. Tuas penyetel.

D. TROUBLE SHOOTING

Rem adalah suatu komponen keselamatan (safety) utama dalam berkendara. Piranti ini sangat
mungkin sekali terjadi kerusakan, terutama bila jarang dilakukan pengecekan atau perawatan
berkala. Suatu komponen yang berperan penting didalam sistem rem adalah kampas rem, kampas
rem merupakan bahan yang terbuat dari campuran keramik dan asbes yang akan mencengkeram
atau menghentikan perputaran piringan cakram pada saat sistem pengereman bekerja. Kerusakan
pada sistem pengereman dapat dianalisis dengan gejala-gejala berikut :
1. Bergetar.
Saat Rem diinjak terasa getaran pada pedal rem. Hal ini disebabkan oleh permukaan disc break
atau tromol rem yang sudah tidak rata lagi. Penanganannya adalah dengan membubut cakram
atau tromol dibuat menjadi rata. Pemerataan dengan pemapasan mulai dari ketebalan 0.5-1.5mm
masih dianggap aman. Namun, bila kondisi piringan sudah parah atau goresannya sudah terlalu
dalam, lebih baik mengganti komponennya.

2. Mengeluarkan Bunyi Dan Terasa Berat Saat Direm.


Maksudnya adalah injakan terasa berat atau keras dan kadang mengeluarkan bunyi mendesis.
Pada umumnya mobil moder sudah menggunakan booster untuk memperingan injakan pedal.
kalau berat berarti permasalahan ada di bagian Booster.

3. Kurang Mencengkeram.
Gejalanya terkadang mobil anda ketika direm masih membutuhkan waktu berapa meter untuk
berhenti. Penyebabnya bisa karena kampas rem sudah tipis dan lapisan asbesnya sudah
berkurang. penanganannya adalah dengan mengganti kampas rem dengan segera supaya piringan
atau teromol tidak tergerus.
4. Lari Kiri Atau Kanan.
Pada gejala ini biasanya saat mobil di rem akan membuang ke salah satu arah. Hal ini
disebabkan karena piston pada master rem salah satu roda macet. penanganannya adalah dengan
mengganti seal dan piston pada master rem.
5. Rem Dalam.
Saat di injak, pedal rem terasa dalam. Hal ini disebabkan karena kampas rem sudah tipis.
penanganannya adalah dengan mengganti kampas rem baru yang sesuai jenisnya.
6. Rem Harus Dikocok/Dipompa.
Sebelum dipompa pada pedal rem, mobil tidak bisa berhenti. Kemungkinan ada yang bocor
sehingga minyak rem berkurang dan kemasukan angin. penanganannya adalah dengan mengecek
kebocoran mulai dari master atas, slang sampai master bawah atau kaliper rem. Segera Anda
perbaiki melalui langkah membuang angin (bleeding) untuk mengeluarkan angin.

E. PERAWATAN SISTEM REM

Kendaraan yang melaju tentunya perlu suatu sistem yang berguna untuk menghentikan atau
mengontrol kecepatannya, itu adalah definisi sistem rem dan juga alasan mengapa sistem rem
dibuat.
pada kendaraan bermotor seperti mobil untuk rem depan sekarang sudah menggunakan sistem
rem hidrolik yang artinya menggunakan fluida ( minyak ) untuk menggerakan sepatu rem.
Dan berikut adalah tips - tips yang perlu dilakukan untuk menjaga sistem rem tetap bekerja
secara optimal demi menjamin keselamatan anda dalam berkendara :

1. Minyak rem
    Warna        : Minyak rem yang baik adalah yang berwarna terang. Bila sudah berwarna gelap
menandakan kualitas minyak rem sudah buruk. Karena seiring pemakaian fluida rem akan panas
terkena induksi dari kerja sepatu rem yang dapat menimbulkan udara yang bisa menyebabkan
sistem rem mengalami kerusakan seperti karat dan kebocoran pada master rem dan komponen
lainnya.
                        Apabila warnanya sudah terlanjur sangat gelap
keruh dan kotor sebaiknya dilakukan penggantian master rem set karena pasti sudah terjadi
kerusakan dalam master rem karena karat dan komponen karet-karet di dalamnya sudah lemah.
    Ketinggian : Usahakan agar minyak rem berada di indikator MAX di dalam reservoir minyak
rem.
                         Karena apabila ketinggiannya berkurang menandakan ada kebocoran dalam
sistem rem atau ketebalan sepatu rem sudah menipis. Disarankan untuk segera lakukan
pengecekan sistem rem ke bengkel resmi agar kualitas tetap terjamin dan dapat dipertanggung
jawabkan.
                         Apabila ketinggiannya turun sangat signifikan, kemungkinan terjadi kebocoran
pada sistem rem. Segeralah periksakan ke bengkel.

2. Slang - slang persambungan sistem rem


             Periksalah slang-slang secara visual dan amati secara seksama dari kebocoran. Ciri-ciri
terdapat kebocoran adalah :
                       -Slang-slang berdebu lembab
             Periksalah slang-slang dari keretakan, apabila ada sedikit apapun sebaiknya ganti lah
slang-slang persambungan rem tersebut karena sistem rem memiliki tekanan dalam fluidanya
yang memungkinkan keretakan akan lebih besar lagi.
3. Sepatu rem ( kanvas rem ) / Pad rem / Brake pad / Pad kit
              Ceklah secara rutin ketebalan sepatu rem anda. Gunakanlah part asli karena bila
menggunakan part lokal bahannya terlalu keras sehingga piringan rem yang akan habis / rusak.
Usahakan agar ketebalan minimalnya adalah "2 mm dari indikator ketebalan rem" nya. Bukan
dari ketebalan remnya. Sehingga anda mempunyai waktu untuk membawanya ke bengkel untuk
melakukan penggantian sepatu rem.

4. Piringan rem ( rotor )


              Lihat permukaan piringan rem secara visual dari kerataan permukaannya, karena
sangatlah penting demi menghasilkan proses pengereman yang sempurna. Permukaan yang tidak
rata dapat mengakibatkan getar pada pedal rem saat di lakukan pengereman.

5. Caliper rem ( Cakram )


               Periksalah kinerja dari kaliper rem terhadap korosi dan kemacetan pin-pinya dan juga
piston rem. Karena caliper rem yang macet dapat mengakibatkan blokir ( kendaraan cenderung
berbelok ke satu arah saat dilakukan pengereman ). Pemeriksaan mudahnya adalah dengan cara
mengangkat kendaraan dan putarlah ban dengan tangan dan lihatlah kelancaran perputarannya
dan lebih baik lagi bandingkan antara roda kiri dan kanannya.

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah:

1.      Rem di rancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan


kendaraan serta untuk memungkinkan parker pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat
penting sebagai alat keselamatan dan menjamin untuk pengendara yang aman. Menurut para
ahli permobilan rem merupakan kebutuhan sangat penting untuk keamanan berkendara dan
juga dapat berhenti di tempat manapun, dan dalam berbagai kondisi dapat berfungsi dengan
baik dan aman.

2.      Tipe Rem

     Rem yang digunakan pada kendaraan bermotor dapat di golongkan menjadi beberapa tipe
tergantung penggunaannya :

a.     Rem kaki

Rem kaki (foot break) di gunakan untuk mengontrol kecepatan mobil dan menghentikan
kendaraan.

b.    Rem parker

Rem parkir (parking break) digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.

c.     Rem tambahan

Rem tambahan (auxiliary break) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan
pada truk diesel atau kendaraan berat.

3.      Pinsip kerja rem ketika kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin
dibebaskan (tidak di hubungkan) dengan pemindahan daya, kendaraan cenderung tetep bergerak.
Kelemahan ini harus di kurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendaraan
hingga berhenti. Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik (energi gerak) untuk
menggerakkan kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energi kinetic kembali menjadi energy
panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya, rem bekerja di sebabkan oleh adanya sistem
gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh
dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek.

4.      Bahan-bahan pembuat pada komponen rem yaitu :

a. Baja pres merupakan bahan pembuat backing plat, yang dibuat pada axle
housing atau axle carier bagian belakang.
b. Pelat baja merupakan bahan pembuat sepatu rem. Umumnya kanvas(lining) terbuat dari
campuran fiber metallic, brass, lead, plastik, dan sebagainya dan diproses dengan
ketinggian panas tertentu.
c. Besi tuang merupakan bahan pembuat Tromol rem, Piringan Rem Cakram. Besi kasar
kelabu yang dicairkan bersama-sama dengan besi tua dan baja. Bahan tambahan yang
dipakai biasanya kapur, silisium yang memperkuat dan mempertinggi titik cair. Agar
bahan menjadi kulaitas terbaik maka harus ditambahkan nikel atau krom ketika proses
peleburan.
d. Campuran metalic fiber dan sedikit serbuk besi merupakan bahas pembuat pad rem.

5.      Permasalahan yang sering terjadi dalam sistem rem

a. Gejala : Gerakan pedal rem terlaludekat dengan lantai


b. Gejala: Semua rem seret(bhs Jawa)
c. Gejala: Rem membanting kesatu arah
d. Gejala: Injakan pedal rem terlalu kasar
e. Gejala: Roda terkunci
f. Gejala: Rem selip

B.     SARAN

a. Dalam sistem rem ini, pengguna kendaraan diharapkan memahami fungsi rem, jenis-jenis


rem, serta permasalahan yang sering terjadi pada sistem rem.
b. Sebaiknya pemerintah mensosialisasikan pentingnya mengetahui fungsi dari setiap jenis
rem, dan permasalahan yang sering terjadi pada rem.
c. Makalah ini dapat dijadikan bahan referensi penulis selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1997. New Step 1 Training. Jakarta : P.T. Toyota Astra.


Sucahyo, Bagyo, Dkk. 1997. Mesin Tenaga. Surakarta : Tiga Serangkai

Darmawan, Iwan. 2003. Merawat dan Memperbaiki Mobil Bensin. Jakarta : Puspa

Swara

Widy Anata. Sistem Rem pada Kendaraan. Available from: w w w . d u n i a - o t o m o t i f -


mobil.blogspot.com.

Accesed Desember 10th 2014. At 04.56 PM.

Anonim. Cara Kerja Rem ABS. Available from: w w w . r e n t a l m o b i l b a l i . n e t

Accesed Desember 11th 2014. At 04.56 AM.

Anonim. Sistem dan Jenis-jenis rem pada mobil. Available from:

www.rentalmobilbali.net

Accesed Desember 12th 2014. At 05.00 AM.

  I. Solihin. Drs, Mulyadi. S.Pd., 2002 Perbaikan Chasis dan pemindahan tenaga, SMK. Tingkat
2, Bandung, CV. ARMICO.

Anda mungkin juga menyukai