MARINE DIESEL
(ME 184411)
Disusun oleh :
KELOMPOK 5
R ABDURRAHMAN JODI PRASETIYO (04211840000120)
M FAHMI AULIARAHMAN (04211940000002)
JOHAN MARTHERRY (04211940000039)
ALIFIANO RENDI PUTRA SATRIANI (04211940000088)
ANGGITO YUSUF HAMKA (04211940000102)
FITRIA HERAWATI (5019201177)
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Resmi Praktikum Marine Diesel Semester Genap
2020/2021 yang telah disusun oleh kelompok 5:
Telah diteliti dan disetujui sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut
selama melakukan praktikum di Laboratorium Marine Power Plant (MPP) pada Semester
Genap 2020/2021.
MUHAMMAD SYUHRI
NRP. 04211740000054
ABSTRAK
Mesin diesel merupakan motor bakar pembakaran dalam yang mengaplikasikan
panas kompresi untuk menciptakan penyalaan dan membakar bahan bakar yang telah
diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Proses pembakaran mesin diesel yaitu melalui 4 tahap
intake, compression, power, dan exhaust. Keunggulan yang dimiliki mesin diesel ini yaitu
biaya pemeliharaan yang relatif murah karena tidak perlu pergantian busi, harga bahan bakar
yang lebih murah, lebih efisien dan memiliki realibilitas yang bagus. Namun ada pula
kelemahan yang dimiliki oleh mesin diesel, yakni memerlukan aki besar, tingkat getaran yang
besar karena tekanan tinggi, dan menyebabkan suara mesin lebih berisik, selain itu mesin
diesel juga harganya mahal karena membutuhkan material yang lebih kuat untuk menahan
tekanan tinggi. Banyaknya peran dan fungsi mesin diesel pada bidang marine khususnya di
bidang maritime, maka Teknik Sistem Perkapalan melaksanakan praktikum marine diesel ini
yang diharapkan mahasiswa dapat lebih mengetahui hubungan-hubungan yang terjadi pada
mesin diesel. Pada praktikum marine diesel yang digunakan adalah mesin diesel merk
Yanmar TF85 yang sudah dirangkai dengan alternator dan juga beban berupa lampu. Pada
praktikum ini, praktikan ditugaskan untuk mencari data seperti RPM mesin diesel maupun
generator, tegangan, arus, daya, dan juga banyak bahan bakar yang digunakan. kemudian
dianalisa dan dihitung menggunakan formula diketahui bahwa semakin besar daya mesin
semakin kecil nilai SFC. Diketahui juga semakin besar daya yang dilakukan mesin maka
semakin besar pula torsinya, begitu sebaliknya. Pada praktikum juga diketahui pada saat
mesin menghasilkan daya kecil maka konsumsi bahan bakar spesifik nya akan tinggi.
Sebaliknya jika daya yang dihasilkan oleh mesin tinggi maka konsumsi bahan bakarnya akan
menurun. Dan juga didapatkan jika daya dan efisiensi thermal pada putaran yang berbeda
memiliki nilai yang tidak berbeda jauh dan ketika nilai daya semakin besar maka efisiensi
thermal akan semakin besar karena efisiensi thermal berbanding lurus dengan daya. Dan
dapat disimpulkan mesin diesel jika dihubungkan dengan daya yang semakin besar dan
semakin besar putaran yang dilakukan mesin diesel mempengaruhi konsumsi bahan bakar
yang digunakan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan mesin diesel saat ini sudah berkembang dengan sangat pesat.
Mesin diesel banyak digunakan untuk berbagai macam alat transportasi seperti truk,
bis, kapal dan lainnya. Tingkat efisiensi yang tinggi dengan konsumsi bahan bakar
yang relatif rendah merupakan keunggulan mesin diesel dibandingkan dengan mesin
lainnnya. Mesin ini lebih irit dibandingkan mesin bensin karena mesin diesel lebih
efisisen 40% - 50%. Sehingga tidak heran bahwa hampir seluruh kapal menggunakan
mesin diesel sebagai penggerak utama. Mesin diesel juga memeliliki kekuatan yang
lebih tinggi dan memiliki daya tahan yang lama. Selain itu memiliki tenaga yang lebih
besar juga.
DASAR TEORI
2.1 Mesin Diesel
Motor bakar diesel atau biasa disebut mesin diesel pertama diperkenalkan oleh
Rudolph Diesel, seorang ilmuan jerman pada tahun 1892. Mesin diesel adalah mesin
pembakaran dalam, karena cara penyalaan bahan bakarnya dilakukan dengan
menyemprotkan bahan bakar ke dalam udara yang bertekanan dan bertemperatur
tinggi, sebagai akibat dari proses kompresi ada beberapa hal yang mempengaruhi
kinerja mesin diesel, antara lain besarnya perbandingan kompresi, tingkat
homogenitas campuran bahan bakar dengan udara, karakteristik bahan bakar
(termasuk cetane number), dimana cetane number menunjukan kemampuan bahan
bakar itu sendiri.
Mesin diesel memiliki efisiensi termal terbaik dibandingkan dengan mesin
pembakaran dalam maupun pembakaran luar lainnya, karena memiliki rasio kompresi
yang sangat tinggi. Mesin diesel kecepatan-rendah (seperti pada mesin kapal) dapat
memiliki efisiensi termal lebih dari 50%. Mesin diesel dikembangkan dalam versi dua-
tak dan empat-tak. Mesin ini awalnya digunakan sebagai pengganti mesin uap. Sejak
tahun 1910-an, mesin ini mulai digunakan untuk kapal dan kapal selam, kemudian
diikuti lokomotif, truk, pembangkit listrik, dan peralatan berat lainnya. Motor diesel
adalah jenis khusus dari mesin pembakaran dalam karakteristik utama pada mesin
diesel yang membedakannya dari motor bakar yang lain, terletak pada metode
pembakaran bahan bakarnya.
Ditinjau dari cara memperoleh energi thermal ini mesin kalor dibagi menjadi
dua golongan, yaitu mesin pembakaran luar dan mesin pembakaran dalam. Pada
mesin pembakaran luar atau sering disebut juga sebagai eksternal combustion
engine. Proses pembakaran terjadi diluar 5 mesin,energi thermal dari gas hasil
pembakaran dipindahkan ke fluida kerja mesin melalui dinding pemisah, Contohnya
mesin uap. pembakaran dalam atau sering disebut juga sebagai internal combustion
engine, proses pembakaran berlangsung di dalam motor bakar itu sendiri sehingga
gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Mesin
pembakaran dalam umumnya dikenal juga dengan nama motor bakar. Dalam
kelompok ini terdapat motor bakar torak dan sistem turbin gas.
2.1.1 Komponen Mesin Diesel
Di dalam mesin diesel ini dapat dibagi menjadi 2 bagian yakni Structural Parts dan Moving
Parts. Structural Parts merupakan bagian motor diesel yang tidak bergerak yang berfungsi
sebagai dudukan/mounting dari moving parts, tempat saluran pendinginan pelumasan dan
udara, serta pelindung dari moving parts. Sedangkan Moving parts merupakan bagian mesin
yang bergerak untuk mengubah energi hasil pembakaran menjadi energi mekanik.
1. Langkah Hisap
Pada langkah ini piston bergerak dari posisi TMA menuju TMB. Selama
pergerakan tersebut katup hisap terbuka sedangkan katup exhaust tertutup
sehingga ruang bakar akan menjadi vakum dan udara akan masuk ke dalam
ruang bakar.
2. Langkah Kompresi
Pada langkah ini piston bergerak dari posisi TMB menuju TMA. Selama
pergerakan piston katup hisap dan exhaust tertutup sehingga udara yang telah
terhisap sebelumnya akan termampatkan / terkompresi didalam ruang bakar.
Selama proses kompresi udara akan meningkat hingga mencapai suhu 9000 C.
3. Langkah Usaha
Pada saat langkah usaha, ketika posisi piston hampir berada di posisi
TMA, Nozzle menyemprotkan bahan bakar ke dalam ruang bakar. Ketika
posisi piston berada di puncak TMA campuran udara dan bahan bakar yang
terkompresi mengakibatkan terjadinya pembakaran dan ledakan sehingga
piston akan mengalami gaya dorong menuju TMB.
4. Langkah Buang
Pada langkah ini piston yang sebelumnya berada di TMB akibat ledakan
karena proses kompresi, akan bergerak menuju TMA. Selama pergerakan
menuju TMA katup hisap tertutup dan katup Exhaust terbuka. Hal ini
mengakibatkan hasil sisa pembakaran di dalam ruang bakar akan terdorong
keluar melalui saluran Exhaust. Selanjutnya tahapan proses langkah kerja
pada mesin akan berlanjut seperti pada langkah pertama sehingga
menghasilkan putaran pada poros engkol.
Pada rumus tersebut, didapatkan bahwa daya dan torsi memiliki hubungan
berbanding lurus. Jika torsi ditingkatkan, maka daya yang dihasilkan akan semakin
besar, begitu juga sebaliknya. Namun, torsi maksimum tidak diperoleh pada
putaran yang persis sama saat diperoleh daya maksimum. Saat diberikan beban
berat, maka daya maksimum engine berada pada RPM rendah sehingga torsi
maksimum tercapai pada saat RPM rendah. Sebaliknya saat diberikan beban
ringan, daya maksimum engine berada pada RPM tinggi sehingga torsi maksimum
tercapai lebih rendah dibandingkan dengan beban berat.
𝑃 = 𝑖 . 𝐵𝑀𝐸𝑃 . 𝐿 . 𝐴. 𝑧. 𝑅𝑝𝑠
𝑃
𝐵𝑀𝐸𝑃 =
𝑖 . 𝐿 . 𝐴 . 𝑧 . 𝑅𝑝𝑠
Selain itu, ada yang dinamakan konsumsi bahan bakar spesifik (SFC). SFC atau
Specific Fuel Oil Consumpsion adalah ukuran konsumsi bahan bakar dibandingkan
dengan daya yang dihasilkan oleh kerja mesin, Perhitungan ini diperlukan untuk
mengetahui jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah
daya yang diinginkan dalam selang waktu tertentu. Konsumsi bahan bakar spesifik
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
𝑀𝑓
𝑠𝑓𝑐 =
𝐵𝑟𝑎𝑘𝑒 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟
SFC = Konsumsi bahan bakar spesifik (Kg/Kwh)
Brake Power = Daya Poros Engkol (kW)
Mf = Jumlah bahan bakar persatuan waktu (kg/h)
Mesin kalor yang sering beroperasi biasanya memiliki nilai efisiensi sekitar 30%
hingga 50%. Losses yang memberikan dampak paling besar pada pengurangan
efisiensi ini terjadi saat tenaga dari supplai bahan bakar diubah menjadi Indicated
Horse Power (IHP).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Dalam pelaksanaan praktikum ini, diperlukan beberapa alat dan bahan yangtertera di
bawah sebagaimana berikut
Digunakan untuk
mengukur besarnya
7 Wattmeter Digital
arus dan voltage dari
generator
Digunakan sebagai
beban mesin yang
8 Lampu 100 Watt
akan diamati pada
proses praktikum
Digunkan sebagai
penghubung dan
9 Saklar pemutus arus listrik
pada beban
Digunakan sebagai
bahan bakar agar
10 Bahan bakar mesin
mesin diesel
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan praktikum
2. Menyalakan mesin diesel dengan cara mengeset rotel dari stroke ke full run
3. Memutar engkol mesin sambil menahan kopling, ketika dirasa engkol
sudah tepat bisa lepas kopling
4. Mengatur pengaturan kecepatan putaran fly wheel mesin sesuai tabel
pengamatan dengan menggeser tuas gas dengan starting handle dan
memperhatikan putaran fly wheel dengan tachometer sampai putaran
mendekati rpm yang diinginkan sesuai data
5. Menyalakan beban berupa lampu, selanjutnya lihat voltase dan arus pada
display
6. Mengukur kecepatan putaran generator pada kondisi beban yang telah diminta
7. Melakukan pengambilan data pada gelas ukur untuk waktu konsumsi
bahanbakar per 20 ml
8. Menulis data dan membuat grafik.
BAB IV
Tabel 4.1 Data Hasil Praktikum Percobaan Pertama Putaran Engine 1700 RPM
Tabel 4.2 Data Hasil Praktikum Percobaan Kedua Putaran Engine 1800 RPM
Putaran Jumlah
Engine Putaran Nyata Tegangan Arus Load bahan Waktu
(RPM) Generator (RPM Beban (V) (Ampere) Factor bakar (ml) (s)
1320 0 150 0 174
1319 1000 165 3,78 152
1321 1500 178 5,02 125
1800 0,85 20
1325 2000 181 8,98 113
1335 2500 192 9,24 99
1340 3000 218 12,99 78
Tabel 4.3 Data Hasil Praktikum Percobaan Ketiga Putaran Engine 1900 RPM
Putaran Jumlah
Engine Putaran Nyata Tegangan Arus Load bahan Waktu
(RPM) Generator (RPM Beban (V) (Ampere) Factor bakar (ml) (s)
1342 0 169 0 168
1341 1000 178 4,76 119
1345 1500 178 6,08 107
1900 0,85 20
1351 2000 197 9,12 89
1353 2500 200 9,57 81
1369 3000 220 12,65 55
Tabel 4.4 Data Hasil Praktikum Percobaan Keempat Putaran Engine 2000 RPM
Putaran Jumlah
Engine Putaran Nyata Tegangan Arus Load bahan Waktu
(RPM) Generator (RPM Beban (V) (Ampere) Factor bakar (ml) (s)
1430 0 202 0 155
1433 1000 206 4,77 102
1445 1500 213 7,89 90
2000 0,85 20
1451 2000 215 8 77
1450 2500 220 9,43 75
1459 3000 220 12,78 52
Tabel 4.5 Data Hasil Praktikum Percobaan Kelima Putaran Engine 2100 RPM
Jumlah
Putaran bahan
Engine Putaran Nyata Tegangan Arus Load bakar Waktu
(RPM) Generator (RPM Beban (V) (Ampere) Factor (ml) (s)
1500 0 211 0 115
1513 1000 219 4,89 90
1515 1500 224 6,53 82
2100 0,85 20
1542 2000 231 8,89 79
1565 2500 228 9,2 50
1600 3000 231 12,89 42
4.1 Perhitungan
Dalam perhitungan ini, digunakan data kedua percobaan 18000 RPM
sebagai contoh perhitungan dengan data sebagai berikut:
Putaran Engine : 1800 RPM
Beban : 1000
Tegangan : 165 Volt
Arus : 3,78 Ampere
Load Factor : 0,85
Jumlah Bahan Bakar : 20 ml
Waktu : 152 s
𝑉. 𝐼. 𝐶𝑜𝑠 𝜃
𝑃=
𝜂 𝐺𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟. 𝜂 𝐵𝑒𝑙𝑡
Dimana:
𝐶𝑜𝑠 𝜃 = 0,9
η Generator = 0,85
𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟
η Belt =
𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟
Maka:
165 × 3,78 × 0,9
P =
0,85 × 1
P = 660,3882353 𝑊𝑎𝑡𝑡
P = 0,660388235 𝑘𝑊
Dengan cara perhitungan yang sama, didapatkan hasil perhitungan
untuk data lain sebagai berikut:
Dimana
𝑅𝑃𝑀
RPS = = 30
60
Maka:
0,6603882353
τ =
2 𝑥 3,14 𝑥 30
τ = 0,003503468 kNm
τ = 3,5034684 Nm
Dengan cara perhitungan yang sama, didapatkan hasil perhitungan
untuk data lain sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Torsi
Putaran Putaran Nyata
Putaran Engine
Engine Generator Power (kW) Torsi (kNm) Torsi (Nm)
(RPS)
(RPM) (RPM)
28,33333333 1225 0 0 0
28,33333333 1231 0,672564706 0,003777953 3,77795285
28,33333333 1235 1,034512941 0,005811101 5,81110053
1700
28,33333333 1245 1,109096471 0,006230054 6,23005361
28,33333333 1249 2,062122353 0,011583422 11,5834223
28,33333333 1247 2,500623529 0,014046586 14,0465857
30 1320 0 0 0
30 1319 0,660388235 0,003503468 3,5034684
30 1321 0,946122353 0,005019335 5,01933497
1800
30 1325 1,720990588 0,009130139 9,13013864
30 1335 1,878437647 0,009965421 9,96542123
30 1340 2,998397647 0,015906994 15,9069936
31,66666667 1342 0 0 0
31,66666667 1341 0,89712 0,004508876 4,50887629
31,66666667 1345 1,145901176 0,005759237 5,75923694
1900
31,66666667 1351 1,902324706 0,00956098 9,56098043
31,66666667 1353 2,026588235 0,010185522 10,1855222
31,66666667 1369 2,946705882 0,014809983 14,8099834
33,33333333 1430 0 0 0
33,33333333 1433 1,040421176 0,004967645 4,96764519
33,33333333 1445 1,779427059 0,008496138 8,49613837
2000
33,33333333 1451 1,821176471 0,008695477 8,69547713
33,33333333 1450 2,196635294 0,010488161 10,488161
33,33333333 1459 2,976988235 0,014214072 14,2140718
35 1500 0 0 0
35 1513 1,133904706 0,005156187 5,15618683
35 1515 1,548762353 0,007042662 7,0426624
2100
35 1542 2,174389412 0,009887566 9,88756637
35 1565 2,220988235 0,010099464 10,0994645
35 1600 3,152742353 0,014336415 14,3364151
4.2.3 Perhitungan BMEP
Perhitungan Brake Mean Effective Pressure (BMEP) dapat
menggunakan persamaan berikut:
𝑃 = 𝑖 . 𝐵𝑀𝐸𝑃 . 𝐿 . 𝐴. 𝑧. 𝑅𝑝𝑠
𝑃
𝐵𝑀𝐸𝑃 =
𝑖 . 𝐿 . 𝐴 . 𝑧 . 𝑅𝑝𝑠
Dimana:
BMEP = Tekanan efektif rata-rata (kPa)
i = 0,5 untuk 4-stroke
L = 0,087 (m)
A = 0,005674502 (m2)
Z = 1 (Jumlah Silinder)
Maka:
0,660388235
𝐵𝑀𝐸𝑃 =
0,5 𝑥 0,087 𝑥 0,005674592𝑥 1 𝑥 30
Maka:
0,00002 𝑥 830
M𝑓 =
0,0422222
M𝑓 = 0,393157895 𝐾𝑔/ℎ
Maka:
0,393157895
𝑠𝑓𝑐 = 𝑥 1000
0,660388235
𝑠𝑓𝑐 = 595,3435778 𝑔/𝑘𝑊ℎ
Dengan cara perhitungan yang sama, didapatkan hasil perhitungan
untuk data lain sebagai berikut:
𝐵𝑟𝑎𝑘𝑒 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟
𝜂𝑡ℎ =
𝑄 𝑓𝑢𝑒𝑙
Dimana:
LHV = 41800 kJ/kG
QFuel = 𝑀𝑓 𝑥 𝐿𝐻𝑉
QFuel = 0,393157895 𝑥 41800
QFuel = 16434 (kJ/h)
= 4,565 (kJ/s)
Brake Power = 0,660388235 (kJ/h)
Maka:
0,660388235
𝜂𝑡ℎ = 𝑥 100%
4,565
𝜂𝑡ℎ = 14,47%
Dengan cara perhitungan yang sama, didapatkan hasil perhitungan
untuk data lain sebagai berikut:
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Efisiensi Thermal
Putaran
Putaran
Nyata
Engine Power (kW) Mf (kg/h) Qfuel (kJ/h) Qfuel (kJ/s)
Generator ηthermal
(RPM)
(RPM)
400
300
200
100
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
DAYA (KW)
1700 RPM 1800 RPM 1900 RPM 2000 RPM
2100 RPM Poly. (1700 RPM) Poly. (1800 RPM) Poly. (1900 RPM)
Poly. (2000 RPM) Poly. (2100 RPM)
Pada grafik 4.1 Perbandingan SFC dan Daya dapat dilihat pada
RPM 2100 terdapat variasi daya pada data ke-5 yang dimana nilainya
mengalami kenaikan, seharusnya nilainya turun sesuai dengan rumus
di atas yaitu berbanding terbalik. Hal ini kemungkinan terjadi karena
kesalahan dalam pengambilan data pada praktikan saat melakukan
praktikum.
4.3.2. Grafik ηthermal vs Daya
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Daya (kW)
1700 RPM 1800 RPM 1900 RPM
2000 RPM 2100 RPM Poly. (1700 RPM)
Poly. (1800 RPM) Poly. (1900 RPM) Poly. (2000 RPM)
Poly. (2100 RPM)
2
1.5
1
0.5
0
1500 1600 1700 1800 1900 2000 2100 2200
RPM
Pada grafik 4.3 Perbandingan daya full load dan rpm, daya full
load terbesarnya yaitu 2,9983 kW. Pada praktikum ini, digunakan
generator sebagai sumber tegangan dan arus agar mesin bekerja.
Oleh karena itu, nilai daya dari mesin tersebut sangat bergantung
pada tegangan dan arus dari generator tersebut. Selain itu, nilai
efisiensi belt dan efisiensi generator juga ikut mempengaruhi
besarnya daya mesin yang dihasilkan.
16
15.5
Torsi (kNm)
15
14.5
14
13.5
1500 1600 1700 1800 1900 2000 2100 2200
RPM
200
BMEP
100
0
1500 1600 1700 1800 1900 2000 2100 2200
RPM
1 kW 1,5 kW 2 kW
2,5 kW 2,5 kW 3 kW
Expon. (1 kW) Expon. (1,5 kW) Expon. (2 kW)
Expon. (2,5 kW) Expon. (2,5 kW) Expon. (3 kW)
2
1.5
1
0.5
0
1500 1600 1700 1800 1900 2000 2100 2200
RPM
PENUTUP
5.1 Kesimpulan