Anda di halaman 1dari 24

MEKANIKA FLUIDA I

TEKNIK MESIN

MECHANICAL ENGINEERING
A. Sejarah Perkembangan Mekanika Fluida

1. Perkembangan Mekanika Fluida

Fluida sering disebut sebagai zat alir yang terdiri dari zat cair dan gas. Ilmu ini berkembang sangat
pesat berdasarkan pendekatan empiris dan eksperimental yang mempunyai ruang lingkup sangat luas, yaitu
mempelajari karakteristik dan perilaku fluida baik dalam bentuk zat cair maupun gas. Ilmu mekanika fluida
adalah gabungan dari teori hidrodinamika, hidrolika eksperimen dan aerodinamika yang berkembang sejak
akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20. Ludwig Prandlt (1875-1953) dianggap sebagai pencetus lahirnya
ilmu mekanika fluida dengan karya yang terpenting adalah konsep lapisan batas

Beberapa ilmuan yang berjasa dalam pengembangan ilmu mekanika fluida antara lain: Archimedes (287-212
SM) yang mengemukakan benda terapung dan teori pendukungnya

Blaise Pascal (1623-1662) ahli Matematika terkenal telah memberikan kontribusi yang penting pada
bidang hidrolika dengan teori hisdrostatika.

MECHANICAL ENGINEERING
Gambar 1-1 History-Faces of Fluid Mechanics

Sir Isaac Newton (1642-1727) ahli fisika yang memberikan kontribusi pada ilmu hidrolika dengan
rumusan hukum aliran fluida viskos (kental) yaitu hubungan antara tegangan geser yang terjadi dan
gradien kecepatan

Osborn Reynolds (1842-1912) mengembangkan teknik model fisik gerak sedimen dasar dan meneliti masalah
kavitasi, mengusulkan bilangan tak berdimensi yang dikenal dengan bilangan Reynolds (Re)

MECHANICAL ENGINEERING
Beberapa ilmuan yang berjasa dalam pengembangan ilmu mekanika fluida antara lain: Leonardo da
Vinci (1452-1519) melakukan penelitian tentang aliran fluida cair melalui saluran terbuka. Henri Pitot
(1695-1771) menemukan alat untuk mengukur kecepatan aliran zat cair, dan alat tersebut dikenal
dengan tabung Pitot. Daniel Bernoulli (1667-1748) mengemukakan hukum kekekalan energi dan
kehilangan energi selama proses pengaliran fluida. Leonard Euler (1707-1783) mengembangkan
persamaan aliran fluida ideal yang terkenal dengan persamaan Euler. Louis Navier (1785-1836) dan Sir
George Stokes (1819-1903) yang menyempurnakan persamaan Euler menjadi persamaan gerak fluida
viskos, yang dikenal dengan persamaan Navier-Stokes. Jean Louis Poiseuille (1799-1869)
mengembangkan persamaan aliran laminer. Henri Darcy (1803-1858) mengemukakan hukum tahanan
aliran melalui pipa. Giovanni Venturi (1746-1822) mempelajari pengaruh perubahan penampang pipa
dan saluran terhadap tekanan dan profil aliran. Osborn Reynolds (1842-1912) mengembangkan teknik
model fisik gerak sedimen dasar dan meneliti masalah kavitasi, mengusulkan bilangan tak berdimensi
yang dikenal dengan bilangan Reynolds (Re)

MECHANICAL ENGINEERING
2. Definisi Mekanika Fluida
 Mekanika adalah cabang ilmu yang menelaah hal-hal yang berkaitan
dengan gaya dan gerakan.
 Fluida adalah zat yang berada dalam keadaan cair (liquid) dan gas.
 Zat cair adalah zat yang untuk jumlah massa tertentu akan memiliki
volume tertentu yang tidak tergantung pada bentuk benda dimana zat cair
tersebut ditempatkan

3. Pengkategorian dalam Mekanika Fluida


Secara garis besar mekanika fluida dibagi menjadi dua, yaitu
 fluida statis (fluida diam, tidak bergerak); dan
 fluida dinamis (fluida bergerak).
Pengkategorian dan peristilahan dalam mekanika fluida dijelaskan pada
diagram pada Gambar 1.7 bawah ini.
Pengkategorian dan peristilahan dalam mekanika fluida dijelaskan pada diagram pada Gambar 1.7
bawah ini.

Gambar 1.7. Pengkategorian dalam Mekanika Fluida


 Pada fluida yang tidak bergerak (statis), gaya yang terjadi
adalah akibat tekanan fluida pada batas/dinding dimana
fluida berada.
 Fluida dianggap sebagai satu kesatuan materi yang kontinyu
(fluid as continuum) yang dapat dibagi secara tak terbatas
dengan mengabaikan perubahan perilaku molekul
secara individual. Sejumlah molekul fluida tersebut diamati
perilaku dan perubahannya sebagai satu kesatuan secara
makroskopik.

Dalam material padat, atom diikat secara ketat oleh gaya intermolekular. Dalam zat cair gaya
intermolekular menjaga kedekatan antar molekul; tapi gaya intermolekular tersebut tidak merata dan
seketat pada material padat. Adanya gangguan gaya yang kecil saja memungkinkan satu atau beberapa
atom terlepas dari yang lainnya. Fluida dianggap material kontinyu dengan ikatan yang merata seperti
halnya material padat; dan dengan demikian property fluida seperti tekanan, kecepatan, dan temperatur
didefinisikan pada semua bagian dengan mengabaikan perbedaan struktur molekular antar bagian
tersebut
Gambar 1.3. Mekanika
fluida sebagai bagian dari
mekanika material
kontinyum

Studi mekanika fluida memiliki kemiripan dengan bidang mekanika yang lain, misalnya
mekanika material padat (rigid) dan mekanika dalam ilmu Fisika. Hukum Newton II, hukum
konservasi massa dan hukum Termodinamika I & II juga digunakan dalam mekanika fluida.
 mekanika kontinyum adalah studi fisik dari materi kontinyu; terdiri dari mekanika fluida dan
mekanika material padat. Studi mengenai materi yang memiliki karakteristik mendua antara fluida
dan material padat disebut rheology

 Fluida Newtonian adalah sebutan untuk fluida yang akan mengalir secara kontinyu berapapun
gaya geser diberikan padanya. Gaya geser yang terjadi pada fluida ini akan selalu berbanding
lurus secara linier dengan gradien kecepatan pada arah tegak lurus bidang gaya geser
 fluida yang mengalir terus tanpa dipengaruhi gaya-gaya yang bekerja pada fluida, sehingga
viskositasnya tidak berubah. Contoh Air, alkohol, dan gliserol

 Fluida non-Newtonian mengalir tidak kontinyu; jika dikenai tegangan geser


misalnya dengan mengaduknya, maka akan timbul area kosong yang kemudian perlahan akan
terisi kembali. Contoh fluida non-Newtonian adalah bahan puding (yang masih cair) dan cairan
cat. cat, minyak pelumas, lumpur, darah, obat-obatan cair, dan bubur kertas

 Perbedaan utama antara fluida Newtonian dan non Newtonian adalah bahwa fluida Newtonian memiliki
viskositas konstan, sedangkan fluida non-Newtonian memiliki viskositas variabel.
Gaya yang bekerja pada fluida dikelompokkan menjadi 2;

 pertama, gaya pemukaan (surface force) yaitu gaya yang bekerja pada batas/permukaan fluida

melalui kontak fisik, terdiri dari gaya tekan atau tekanan dan gaya geser;

 kedua, gaya badan (body force) yaitu gaya yang bekerja tanpa kontak fisik dimana gaya

tersebut didistribusikan ke seluruh elemen fluida, terdiri dari gaya gravitasi, gaya sentrifugal,

gaya Coriolis dan gaya elektromagnetik. gaya-gaya yang diperhitungkan adalah tekanan, gaya

geser dan gravitasi, sedang yang lainnya diabaikan.

Gambar 1.2. Tegangan atau


stress pada permukaan
material
2. Fluida dalam Kehidupan Sehari-hari

Beberapa aplikasi mekanika fluida, seperti sistem perpipaan atau saluran yang akan dialiri oleh
fluida serta kelengkapannya amat penting diketahui oleh manusia. Misalnya: pipa yang dialiri air minum,
saluran pembuangan limbah, saluran drainase, talang atap rumah, saluran air (sungai), saluran bahan
bakar pada kendaraan, sistem perpipaan AC dan beberapa instalasi di industri yang memerlukan aliran
fluida, termasuk saluran pembuluh darah pada manusia dan hewan

Penerapan mekanika fluida pada bengkel mobil (seperti dongkrak) dan beberapa alat angkat yang
digunakan di industri atau perusahaan sangat bermanfaat dan membantu mempercepat penyelesaian
pekerjaan kita. Prinsip kerja dongkrak perlu dipelajari dan difahami, sebab dongkrak yang berukuran
kecil mampu mengangkat mobil dengan berat ratusan bahkan ribuan kilogram (kg). Penerapan yang
lain, yaitu pada radiator air atau uap panas untuk memanaskan air dirumah dan radiator pendingin
dalam sebuah mobil tergantung pada aliran fluida agar dapat memindahkan panas dengan efektif.

MECHANICAL ENGINEERING
3. Definisi dan Sifat-sifat Fluida

Fluida didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir, mempunyai partikel yang mudah bergerak
dan terus menerus berubah bentuk apabila mengalami tegangan geser. Jadi fluida tidak mampu
menahan tegangan geser tanpa berubah bentuk dan senantiasa menyesuaikan diri dengan tempat
(wadah) dimana ia berada

Fluida dibedakan atas:


 fluida cair (incompressible fluid) artinya yang tidak dapat dimampatkan, misalnya air dan
 fluida gas (compressible fluid) atau fluida yang dapat dimampatkan (ditekan), misalnya udara.

Fluida cair dan gas mempunyai sifat-sifat yang serupa antara lain:
 kedua zat tidak melawan perubahan bentuk
 kedua zat tidak mengadakan reaksi terhadap gaya geser, karena apabila ada sentuhan sedikit saja,
maka dua lapisan yang saling berdampingan akan bergerak antara satu terhadap lainnya.

MECHANICAL ENGINEERING
 Perbedaan utama antara zat cair dan gas adalah:

- zat cair mempunyai permukaan bebas dan massanya

hanya akan mengisi volume yang diperlukan dalam suatu

ruangan (wadahnya), sedangkan gas tidak mempunyai

permukaan bebas dan massanya akan mengisi atau

menempati volume seluruh ruangan.

- zat cair merupakan fluida yang tak dapat dimampatkan atau

sifat kemampatannya sangat kecil (dapat diabaikan),

sedang gas adalah fluida yang dapat dimampatkan.

- zat cair mempunyai kerapatan (massa jenis) lebih besar

daripada gas
MECHANICAL ENGINEERING
 Sifat-sifat fluida adalah parameter atau variabel penting yang perlu diketahui dalam memahami
mekanika fluida, yaitu antara lain:

1. Kerapatan (density) atau rapat massa (massa jenis)


2. Berat jenis
3. Rapat Relatif (spesific gravity)
4. Viskositas

1. Kerapatan (density) atau rapat massa (massa jenis)

Sifat penting dari zat adalah rasio (perbandingan) antara massa terhadap volumenya pada temperatur
dan tekanan tertentu yang disebut kerapatan atau rapat massa (massa jenis).

Nilai massa jenis fluida bermacam-macam yang meliputi cairan dan gas. Hal ini disebabkan
oleh jumlah dan besar partikel penyusun fluida tersebut. Dimana partikel tersebut bisa
berubah sewaktu-waktu akibat efek dari luar (lingkungan)

MECHANICAL ENGINEERING
Nilai massa jenis fluida bermacam-macam yang meliputi cairan dan gas. Hal ini disebabkan oleh jumlah
dan besar partikel penyusun fluida tersebut. Dimana partikel tersebut bisa berubah sewaktu-waktu
akibat efek dari luar (lingkungan)
2. Berat jenis

Berat jenis adalah berat zat (benda) tiap satuan volume (V) pada temperatur dan tekanan
tertentu yang diberi notasi  (gamma). Berat suatu benda W (N) adalah hasil kali antara
massa m (kg) dan percepatan gravitasi (g = 9,81 m/s2).
3. Viskositas
Viskositas (kekentalan) adalah kemampuan suatu fluida untuk menahan atau melawan tegangan atau
gaya geser. Tegangan geser () antara dua lapis zat cair adalah sebanding dengan gradien kecepatan
dalam arah tegak lurus dengan gerak zat (du/dz).

nilai koefisien
viskositas air
adalah Sη =
5,94x10-6
Ns/m².
Fluida Bingham antara lain adalah lumpur sungai, lumpur pengeboran, cat minyak, dan
pasta gigi. Fluida Newton (Newtonian fluid) bersifat sesuai hukum ( = du/dy) adalah
fluida yang koefisien viskositas dinamiknya () bergantung pada temperatur dan tekanan,
namun tidak bergantung pada besar gradien kecepatan (du/dy), contohnya: air dan
udara. Pada fluida Newton hubungan antara tegangan geser () dengan gradien
kecepatan (du/dy) merupakan garis lurus yang melalui titik asal, dan garis miring
menyatakan viskositas dinamik. Fluida bukan Newton (non-Newtonian fluid) berubah
bentuk sedemikian rupa sehingga tegangan gesernya tidak sebanding dengan dengan
perubahan bentuk geser, kecuali pada tegangan geser yang sangat rendah, contohnya:
fluida plastik dan dilatan.
TUGAS I

1. Jelaskan mengapa atau kapan fluida dapat mengalir (bergerak dari suatu tempat ke tempat lain),
berikan contohnya.
2. Tuliskan beberapa satuan dan konversi satuan yang digunakan untuk beberapa variabel dalam
mekanika fluida.
3. Tuliskan beberapa nilai rapat relatif dan massa jenis dari beberapa jenis fluida (cair dan gas) selain
yang telah tercantum atau terdapat pada Tabel 1-1

Anda mungkin juga menyukai