Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mekanika fluida adalah suatu ilmu yang memelajari perilaku fluida baik dalam keadaan diam (static)
maupun bergerak (dynamic) serta akibat interaksi dengan media batasnya (zat padat atau fluida dengan
γang lain) . Seperti kebanyakan disipilin ilmu lainnya, mekanika fluida mempunyai sejarah panjang dalam
pencapaian hasil-hasil pokok hingga menuju ke era modern seperti sekarang ini. Mekanika fluida
berkembang sejalan dengan perjalanan perkembangan peradaban manusia. Banyak aspek kehidupan
manusia yang terkait dengan mekanika fluida, seperti transportasi, industri, aerodinamik bangunan,
mesin-mesin fluida, dan kesehatan.

Ilmu mekanika fluida sudah terfikirkan sejak zaman pra sejarah. Hal tersebut dibuktikan dengan
adanya beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan fluida. Seperti adanya kapal layar yang
dilengkapi dengan dayung dan system pengairan.

Suatu zat yang mempunyai kemampuan mengalir dinamakan Fluida. Cairan adalah salah satu jenis
fluida yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Letak partikelnya lebih merenggang karena gaya
interaksi antar partikelnya lemah. Gas juga merupakan fluida yang interaksi antar partikelnya sangat
lemah sehingga diabaikan.

fluida dapat ditinjau sebagai sistem partikel dan kita dapat menelaah sifatnya dengan
menggunakan konsep mekanika partikel. Apabila fluida mengalami gaya geser maka akan siap untuk
mengalir. Jika kita mengamati fluida statis misalnya di air tempayan. Berdasarkan uraian diatas, maka
pada makalah ini akan dibahas mengenai fluida statis.

1.2 Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk membuat mahasiswa dapat lebih memahami segala hal
mengenai mekanika fluida, jenis-jenisnya, atau bahkan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Perkembangan Fluida
Ilmu mekanika fluida sudah terfikirkan sejak zaman pra sejarah. Hal tersebut dibuktikan dengan
adanya beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan fluida. Seperti adanya kapal layar yang
dilengkapi dengan dayung dan system pengairan. Mekanika fluida adalah suatu ilmu yang memelajari
perilaku fluida baik dalam keadaan diam (static) maupun bergerak (dynamic) serta akibat interaksi dengan
media batasnya (zat padat atau fluida dengan γang lain) . Seperti kebanyakan disipilin ilmu lainnya,
mekanika fluida mempunyai sejarah panjang dalam pencapaian hasil-hasil pokok hingga menuju ke era
modern seperti sekarang ini. Mekanika fluida berkembang sejalan dengan perjalanan perkembangan
peradaban manusia. Banyak aspek kehidupan manusia yang terkait dengan mekanika fluida, seperti
transportasi, industri, aerodinamik bangunan, mesin-mesin fluida, dan kesehatan.

Adapun para nama-nama yang dapat kita sebut diantaranya adalah.

Yang pertama mempelajari hidrolika adalah Leonardo Da Vinci (pertengahan abad XV) dengan karya
tulisnya : On The Flow Of Water And River Structures. Setelah itu ia melakukan observasi dan memperoleh
pengalaman membangun instalasi hidrolika di MILAN ( ITALIA ) dan juga di Florence dsb.

Berikutnya muncul Galileo dengan studi sistematik mengenai dasardasar hidrostatika. Pada 1643
seorang murid Galileo bernama Torricelli memperkenalkan hukum tentang aliran-bebas zat cair melewati
lobang (celah).

Pada 1650 diperkenalkan hukum distribusi tekanan dalam zat cair yang dikenal dengan hukum Pascal.
Hukum tentang gesekan dalam fluida yang mengalir; yang sangat terkenal sampai saat ini dirumuskan
oleh Isaac Newton. Selain itu ia juga dikenal sebagai penemu teori viskositas, dan pula dasar teori
mengenai similaritas hidrodinamik. Salah satu ilmu berharga dari Newton adalah Hukun Newton Akan
tetapi hukum -hukum tersebut sampai dengan pertengahan abad XVIII statusnya masih ngambang karena
tak ada ilmu yang betul-betul mendalam tentang sifat fluida. Dasar teori mekanika fluida dan hidrolika
kemudian menjadi baku setelah Daniel Bernouli dan Leonhard Euler memperkenalkan ilmunya dalam
abad XVIII. Daniel Bernoulli seorang pakar kelahiran SWISS (1700 – 1780)

Pada masa prasejarah, kebudayaan-kebudayaan kuno sudah memiliki pengetahuan yang cukup
untuk memecahkan persoalan-persoalan aliran tertentu. Sebagai contoh perahu layar yang sudah
dilengkapi dengan dayung dan sistem pengairan untuk pertanian sudah dikenal pada masa itu. Pada abad
ketiga sebelum Masehi, Archimedes dan Hero dari Iskandariah, memperkenalkan hukum jajaran genjang
untuk penjumlahan vektor. Selanjutnya Archimedes (285-212 SM) merumuskan hukum apung dan
menerapkannya pada benda-benda terapung atau melayang, dan juga memperkenalkan bentuk kalkulus
differensial sebagai dasar dari model analisisnya.

Sejak awal Masehi sampai zaman Renaissance telah terjadi perbaikan dalam rancangan sistem-sistem
aliran seperti: kapal, saluran, dan talang air. Akan tetapi tidak ada bukti-bukti adanya perbaikan yang
mendasar dalam analisis alirannya. Akhirnya kemudian Leonardo da Vinci (1452-1519) menjabarkan
persamaan kekekalan massa dalam aliran tunak satu-dimensi. Leonardo da Vinci adalah ahli ekspremen
yang ulung, dan catatancatatannya berisi deskripsi mengenai gelombang, jet atau semburan, loncatan
hidraulik, pembentukan pusaran dan rancangan-rancangan seretan-rendah (bergaris-alir) serta seretan-
tinggi (parasut). Galileo (1564-1642) memperkenalkan beberapa hukum tentang ilmu mekanika. Seorang
Perancis Edme Moriotte (1642-1684) membangun terowongan angin yang pertama dan menguji model-
model di dalam eksperimenya.

Soal-soal mengenai permasalahan momentum fluida akhirnya dapat dianalisis oleh Isaac Newton
(1642-1727) setelah memperkenalkan hukum-hukum gerak dan hukum kekentalan untuk fluida linear
yang sekarang dinamakan fluida Newton. Teori itu mula-mula didasarkan pada asumsi fluida ideal
(sempurna) dan tanpa gesekan dan para ahli matematikawan abad kedelapan belas seperti: Daniel
Bernoulli dan Leonhard Euler (Swiss), Clairaut dan D’Alembert? (Perancis), Joseph-Louis? Lagrange (1736-
1813), Pierre-Simon? Laplace (1749-1827), dan Gerstner (1756-1832), mengembangkan ilmu matematika
untuk mekanika fluida (Hidrodinamika) dan banyak menghasilkan penyelesaian-penyelesaian dari soal-
soal aliran tanpa gesekan. Sedangkan Euler mengembangkan persamaan gerak diferensial dan bentuk
integralnya yang sekarang disebut persamaan Bernoulli.

D’Alembert?. memakai persamaan ini untuk menampilkan paradoksnya bahwa suatu benda yang
terbenam di dalam fluida tanpa gesekan mempunyai seretan nol, sedangkan Gerstner memakai
persamaan Bernoulli untuk menganalisis gelombang permukaan.

Para ahli teknik mulai menolak teori yang sama sekali tidak realistik dan mulai mengembangkan
hidraulika yang bertumpu pada ekperimen. Ahli-ahli eksperimen seperti Pitot, Chezy, Borda, Bossut,
Coulomb (1736-1806), Weber (1804-1891), Francis (1815-1892), Russel (1808-1882), Hagen (1797-1889),
Frenchman Poiseuille (1799-1869), Frenchman Darcy (1803-1858), Manning (1816-1897), Bazin (1829-
1917) dan Saxon Weisbach (18061871) banyak menghasilkan data tentang beraneka ragam aliran seperti
saluran terbuka, hambatan kapal, aliran melalui pipa, gelombang, dan turbin.

Pada akhir abad kesembilan belas hidraulika eksperimental dan hidrodinamika teoritis mulai
dipadukan. William Froude (1810-1879) dan putranya, Robert (1842-1924) mengembangkan hukum-
hukum pengujian model, Lord Rayleigh (1842-1919) mengusulkan metode analisis dimensional, N.P.
Petrov (1836-1920) yang menyelidiki aplikasi teori Newton tentang gesekan dalam fluida ; sehingga
dianggap sebagai penemu teori Pelumas Mesin (lubrication), dan Osborne Reynolds (1842-1912)
memperkenalkan bilangan Reynolds takberdimensi yang diambil dari namanya sendiri. Sementara itu,
sejak Navier (1785-1836) dan Stokes (1819-1903) menambahkan suku-suku kental newton pada
persamaan gerak dan dikenal dengan persamaan Navier-Stokes ? yang belum dapat digunakan untuk
aliran sembarang. Selanjutnya pada tahun 1904 setelah seorang insinyur Jerman Ludwig Prandtl (1875-
1953) menerbitkan makalah yang paling penting yang pernah ditulis orang di bidang mekanika fluida yaitu
bahwa aliran fluida yang kekentalannya rendah seperti aliran air atau aliran udara dapat dipilah menjadi
suatu lapisan kental (lapisan batas) di dekat permukaan zat padat dan antar muka dan lapisan luar yang
hampir encer yang memenuhi persamaan Euler dan Bernoulli. Teori lapis batas ternyata merupakan salah
satu alat yang paling penting dalam analisis-analisis aliran modern disamping teori yang dikembangkan
oleh Theodore von Karman (1881-1963) dan Sir Geofrey I. Taylor (1886-1975).

Perkembangan ilmu mekanika fluida dewasa ini sangat dipercepat dengan perkembangan metode
pengukuran / instrumentasi yang dldukung dengan erkembangan komputer, baik dalam hal perangkat
keras maupun perangkat lunak (software). Selain ilu, perkembangan metode komputasi flluida sangat
membantu untuk menganalisa hasil-hasil eksperimen di laboratorium. Metode komputasi ini bersifat
sebagai counter part dari hasil eksperimen. Berbagai studi eksperimen dan numerik/komputasi fluida
telah diusahakan untuk meningkatkan peran mekanika fluida didalam peningkatan efisiensi energi. Usaha
penurunan gaya drag akibat sifat kentalnya fluida merupakan satu contoh konkrit dalam usaha
peningkatan unjuk kerja sebuah peralatan yang menggunakan fluida sebagai media kerja. Didalam sistem
pengajaran di perguruan tinggi, mekanika fluida diajarkan di berbagal jurusan, terutama jurusan-jurusan
yang terkait dengan ilmu pengetahuan alam, khususnya ilmu keteknikan. Sebagai contoh, ilmu mekanika
fluida selain diajarkan di Jurusan Teknik Mesin juga diajarkan di Jurusan Teknik Fisika, Teknik Sipil, Teknik
Lingkungan, dan Teknik Kelautan

2.2 Definisi Fluida


Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car, air dan gas karena kedua zat ini
dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam
fluida karena tidak bisa mengalir.

Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat dikelompokan
ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair,
zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan
angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia
menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang
melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau
melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia
setiap saat meskipun sering tidak disadari.

2.3 Jenis-jenis Fluida

Fluida dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Fluida Statis

Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan
bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa
partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser.

Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan tidak sederhana. Contoh fluida
yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai gaya oleh gaya apapun, seperti gaya
angin, panas, dan lain-lain yang mengakibatkan air tersebut bergerak. Contoh fluida statis yang tidak
sederhana adalah air sungai yang memiliki kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan dari
permukaan sampai dasar sungai.

Cairan yang berada dalam bejana mengalami gaya-gaya yang seimbang sehingga cairan itu tidak
mengalir. Gaya dari sebelah kiri diimbangi dengan gaya dari sebelah kanan, gaya dari atas ditahan dari
bawah. Cairan yang massanya M menekan dasar bejana dengan gaya sebesar Mg. Gaya ini tersebar
merata pada seluruh permukaan dasar bejana. Selama cairan itu tidak mengalir (dalam keadaan statis),
pada cairan tidak ada gaya geseran sehingga hanya melakukan gaya ke bawah oleh akibat berat cairan
dalam kolom tersebut.

2. Fluida dinamis

Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk memudahkan dalam
mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai kecepatan yang konstan terhadap waktu), tak
termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak kental, tidak turbulen (tidak mengalami
putaran-putaran).

2.4 Karakteristik Fluida


1. Massa Jenis

Pernahkah Anda membandingkan berat antara kayu dan besi? Benarkah pernyataan bahwa besi lebih
berat daripada kayu? Pernyataan tersebut tentunya kurang tepat, karena segelondong kayu yang besar
jauh lebih berat daripada sebuah bola besi. Pernyataan yang tepat untuk perbandingan antara kayu dan
besi tersebut, yaitu besi lebih padat daripada kayu. Anda tentu masih ingat, bahwa setiap benda memiliki
kerapatan massa yang berbeda-beda serta merupakan sifat alami dari benda tersebut. Dalam Fisika,
ukuran kepadatan (densitas) benda homogen disebut massa jenis, yaitu massa per satuan volume. Jadi
massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu
benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan
total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi
(misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki
massa jenis lebih rendah (misalnya air).

2. Tegangan Permukaan

Mari kita amati sebatang jarum atau sebuah silet yang kita buat terapung di permukaan air sebagai
benda yang mengalami tegangan permukaan. Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-
molekul zat cair dipermukaan zat cair. Di bagian dalam cairan sebuah molekul dikelilingi oleh molekul lain
disekitarnya, tetapi di permukaan cairan tidak ada molekul lain dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini
menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang menarik molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi
permukaan, oleh molekul yang ada di bagian bawah permukaan cairan.

Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini diberi jarum atau silet, molekul
bagian bawah permukaan akan memberikan gaya pemulih yang arahnya ke atas, sehingga gaya pemulih
ke atas ini dapat menopang jarum atau silet tetap di permukaan air tanpa tenggelam.

Gaya ke atas untuk menopang jarum atau silet agar tidak tenggelam merupakan perkalian koefisien
tegangan permukaan dengan dua kali panjang jarum. Panjang jarum disini adalah permukaan yang
bersentuhan dengan zat cair.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari tegangan permukaan adalah kecenderungan
permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.

3. Kapilaritas

Tegangan permukaan ternyata juga mempunyai peranan pada fenomena menarik, yaitu kapilaritas.
Contoh peristiwa yang menunjukkan kapilaritas adalah minyak tanah, yang dapat naik melalui sumbu
kompor. Selain itu, dinding rumah kita pada musim hujan dapat basah juga terjadi karena adanya gejala
kapilaritas.

Untuk membahas kapilaritas, kita perhatikan sebuah pipa kaca dengan diameter kecil (pipa kapiler)
yang ujungnya terbuka saat dimasukkan ke dalam bejana berisi air. Kita dapat menyaksikan bahwa
permukaan air dalam pipa akan naik. Lain hasilnya jika kita mencelupkan pipa tersebut ke dalam bejana
berisi air raksa. Permukaan air raksa dalam tabung akan turun atau lebih rendah daripada permukaan air
raksa dalam bejana. Gejala inilah yang disebut dengan gejala kapilaritas.
Pada kejadian ini, pipa yang digunakan adalah pipa kapiler. Oleh karena itu, gejala kapilaritas adalah
gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler. Permukaan zat cair yang berbentuk cekung atau cembung
disebut meniskus. Permukaan air pada dinding kaca yang berbentuk cekung disebut meniskus cekung,
sedangkan permukaan air raksa yang berbentuk cembung disebut meniskus cembung.

Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi adalah gaya tarik menarik antar
molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain tidak dapat
menempel karena molekulnya saling tolak menolak.

sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini menyebabkan
antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik karena molekulnya saling tarik
menarik atau merekat.

Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara partikel air dengan
kaca lebih besar daripada kohesi antar partikel airnya. Sebaliknya, pada gejala kapilaritas air raksa, adhesi
air raksa dengan kaca lebih kecil daripada kohesi antar partikel air raksa. Oleh karena itu, sudut kontak
antara air raksa dengan dinding kaca akan lebih besar daripada sudut kontak air dengan dinding kaca.

Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya tegangan permukaan
yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.

Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari:

a. Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa dinyalakan.

b. Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.

c. Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.

Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa masalah berikut ini :

Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga dinding dalam juga basah.

Air dari dinding bawah rumah merembes naik melalui batu bata menuju ke atas sehingga dinding rumah
lembab.

4. Viskositas

Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik


dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas adalah
"Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang "tipis", memiliki viskositas lebih rendah,
sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah
viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida tersebut. Viskositas menjelaskan
ketahanan internal fluida untuk mengalir dan mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran
dari pergeseran fluida.

Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu disebut
kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut fluide ideal.

5. Tekanan Hidrostatis
Masih ingatkah Anda definisi tekanan? Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu
permukaan bidang dan dibagi luas permukaan bidang tersebut. Secara matematis, persamaan tekanan
dituliskan sebagai berikut.

p= F/ A

dengan: F = gaya (N),

A = luas permukaan (m2), dan

p = tekanan (N/m2 = Pascal).

Persamaan diatas menyatakan bahwa tekanan p berbanding terbalik dengan luas permukaan bidang
tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang sama, luas bidang yang kecil akan mendapatkan tekanan
yang lebih besar daripada luas bidang yang besar.

Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan hidrostatis disebabkan oleh
fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di dalam fluida diakibatkan oleh gaya
berat fluida yang berada di atas titik tersebut. Jika besarnya tekanan hidrostatis pada dasar tabung
adalah p, menurut konsep tekanan, besarnya p dapat dihitung dari perbandingan antara gaya berat fluida
(F) dan luas permukaan bejana (A).

p= F/A

Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan percepatan gravitasi Bumi, ditulis

p= massa x gravitasi bumi / A

Oleh karena m = ρ V, persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai

p = ρVg / A

Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan bejana (A) dan
tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di dasar bejana akibat fluida
setinggi h dapat dituliskan menjadi

p= ρ(Ah) g / A = ρ h g

Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph, persamaannya dituliskan sebagai berikut :

Ph = ρ g h

ph = tekanan hidrostatis (N/m2),


ρ = massa jenis fluida (kg/m3),

g = percepatan gravitasi (m/s2), dan

h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).

Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara akan semakin berkurang. Sebaliknya, semakin
dalam Anda menyelam dari permukaan laut atau danau, tekanan hidrostatis akan semakin bertambah.
Mengapa demikian? Hal tersebut disebabkan oleh gaya berat yang dihasilkan oleh udara dan zat cair.
Anda telah mengetahui bahwa lapisan udara akan semakin tipis seiring bertambahnya ketinggian dari
permukaan Bumi sehingga tekanan udara akan berkurang jika ketinggian bertambah. Adapun untuk zat
cair, massanya akan semakin besar seiring dengan bertambahnya kedalaman. Oleh karena itu, tekanan
hidrostatis akan bertambah jika kedalaman bertambah.

Prinsip tekanan hidrostatis ini digunakan pada alat-alat pengukur tekanan. Alat-alat pengukur
tekanan yang digunakan untuk mengukur tekanan gas, di antaranya sebagai berikut.

a. Manometer Pipa Terbuka

Manometer pipa terbuka adalah alat pengukur tekanan gas yang paling sederhana. Alat ini berupa
pipa berbentuk U yang berisi zat cair. Ujung yang satu mendapat tekanan sebesar p (dari gas yang hendak
diukur tekanannya) dan ujung lainnya berhubungan dengan tekanan atmosfir (p0).

b. Barometer

Barometer raksa ini ditemukan pada 1643 oleh Evangelista Torricelli, seorang ahli Fisika dan
Matematika dari Italia. Barometer adalah alat untuk mengukur tekanan udara. Barometer umum
digunakan dalam peramalan cuaca, dimana tekanan udara yang tinggi menandakan cuaca bersahabat,
sedangkan tekanan udara rendah menandakan kemungkinan badai. Ia mendefinisikan tekanan atmosfir
dalam bukunya yang berjudul “A Unit of Measurement, The Torr” Tekanan atmosfer (1 atm) sama dengan
tekanan hidrostatis raksa (mercury) yang tingginya 760 mm. Cara mengonversikan satuannya adalah
sebagai berikut.

ρ raksa × percepatan gravitasi Bumi × panjang raksa dalam tabung atau

(13.600 kg/cm3 )(9,8 m/s2)(0,76 m) = 1,103 × 105 N/m2

Jadi, 1 atm = 76 cmHg = 1,013 × 105 N/m2

c. Pengukur Tekanan Ban

Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan udara di dalam ban. Bentuknya berupa silinder panjang
yang di dalamnya terdapat pegas. Saat ujungnya ditekankan pada pentil ban, tekanan udara dari dalam
ban akan masuk ke dalam silinder dan menekan pegas. Besarnya tekanan yang diterima oleh pegas akan
diteruskan ke ujung lain dari silinder yang dihubungkan dengan skala. Skala ini telah dikalibrasi sehingga
dapat menunjukkan nilai selisih tekanan udara luar (atmosfer) dengan tekanan udara dalam ban.

6. Rapat Jenis

Density atau rapat jenis (ρ) suatu zat adalah ukuran untuk konsentrasi zat tersebut dan
dinyatakan dalam massa persatuan volume; sifat ini ditentukan dengan cara menghitung
nisbah ( ratio ) massa zat yang terkandung dalam suatu bagian tertentu terhadap volume bagian
tersebut. nilai density dapat dipengaruhi oleh temperatur semakin tinggi temperatur maka
kerapatan suatu fluida semakin berkurang karena disebabkan gaya kohesi dari molekul – molekul fluida
semakin berkurang.
BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan
1. Mekanika fluida adalah suatu ilmu yang memelajari perilaku fluida baik dalam keadaan diam (static)
maupun bergerak (dynamic) serta akibat interaksi dengan media batasnya (zat padat atau fluida dengan
γang lain) .

2. Fluida adalah suatu bentuk materi yang mudah mengalir misalnya zat cair dan gas. Sifat kemudahan
mengalir dan kemampuan untuk menyesuaikan dengan tempatnya berada merupakan aspek yang
membedakan fluida dengan zat benda tegar.

3. Dalam kehidupan sehari-hari, dapat ditemukan aplikasi Hukum Bernoulli yang sudah banyak diterapkan
pada sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan manusia masa kini seperti untuk menentukan
gaya angkat pada sayap dan badan pesawat terbang, penyemprot parfum, penyemprot racun serangga
dan lain sebagainya.

3.2 Saran

Adapun Saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekan-rekan mahasiswa
agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana fluida statis dan dinamis

DAFTAR PUSTAKA
Dake, J, M, K. 1972. Hidrolika Teknik . Erlangga : Jakarata.
Euler,Leonard. 1983. Mekanika Fluida. Jakarta : Erlangga.

Haliday, D. 1996. Fisika 2. Jakarta : Erlangga

Munson, B. R., Young D. F., dan Okiishi, T, H,. 2009. “Mekanika Fluida

Jilid 1dan Jilid 2 Edisi Keempat. Erlangga : Jakarta

Triatmojo, Bambang. 1996. “Hidraulika II”. Beta Offset : Yogyakarta

Soedradjat, S. 1983. Mekanika Fluida dan Hidrolika. Bandung : Nova.

Streeter, VL., dan Wylie, EB. 1985. Mekanika Fluida jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Streeter,V. L., dan Wyle, E. B. 2002. “Mekanika Fluida Jilid 1 dan Jilid 2 Edisi
Kedelapan. Erlangga : Jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara ideal, semua fluida adalah kompressibel, sehingga densitas akan berubah terhadap
tekanan, tetapi dalam kondisi aliran steady dan apabila perubahan densitaas adalah kecil. Maka
pendeakatan yang mempermudah untuk menganalisa permasalahan ini adalah sering menggunakan
pendekataan fluida inkompressibel dan mempunyai densitas konstan. Fluida gas adalah sangat mudah
sangat mudah dikompres, kecuali apabila perubahan tekanan dan densitas adalah sangat kecil. Sehingga
sudah barang tentu fluida gas akan lebih logis apabila dipakai pendekatan fluida dan alirang kompressibel.
Sekarang membicarakan tentang regim aliran. Karakter aliran dalam fluida bisa dikenali dan
dikelompokkan dalam dua bentuk aliran yakni aliran Laminar dan aliran Turbular. Tabung gelas
ditidurakan dalam reservoir air, ujung satu tertutup didalam reservoir sedangkan ujung yang lain diluar
tabung gelas yang dihubungkan dengan katup. Tinta berwarna di Injeksikan dalam tabung melalui ujung
tertutup di dalam reservoar.

Dengan mengatur perubahan permukaan kutub, maka akan terjadi perubahan aliran air dalam
tabung. Apabila pintu katup dibuka hanya dengan sedikit air yang mengalir, maka yang terjadi adalah
pergerakkan filament tinta pewarnna akan lurus dengan tanpa terjadi pencampuran dengan air. Ketika
kecepatan air yang mengalir dalam pipadiperbesar dengan cara membuka katub lebih lebar, maka akan
terjadi derajat pencampuran membesar beserta berubahnya aliran yakni tidak membentuk lintasan garis
lurus dan membentuk gelombang. Apabila kecepatan ditambah lagi maka bentuk gelomabang sebagai
lintasan aliran akan semakin tampak, tetapi dengan kecepatan yang lebih besar lagi akan memperlihatkan
derajat pencampuran yang lebih besar sehingga pola gelembung akan semakimn tidak tampak dan pola
aliran menjadi komplek.

Reynold membuat kesimpulan bahwa dengan aliran yang kecepatannya relative rendah maka
lintasan aliran akan membentuk lintasan lurus dan membentuk lapisan datar atau laminar. Sedangkan
dengan kecepatan aliran yang relative besar akan menghasilkan aliran yang tidak laminar melinkan
komplek (lintasan gerak partikel individual adalah komplek dan saling tidak teratur antara satu dengan
yang lain), pada term ini disebut juga aliran turbulen. sehingga cirri khas dari aliran turbbulen adalah tidak
adanya ketelaturan dalam lintasannya pada skala kecil.

kinematika adalah tinjauan gerak partikel zat cair tanpa memperhatikan gaya yang menyebabkan
gerak tersebut. Kinematika mempelajari kecepatan di setiap titik dalam medan aliran pada setiap saat. Di
dalam aliran zat cair, pergerakan partikel-partikel zat tersebut sulit diamati, oleh karena itu biasanya
digunakan kecepatan pada suatu titik sebagai fungsiwaktu untuk mendefinisikan pergerakan partikel.
Setelah kecepatan didapat, maka dapat diperoleh distribusi tekanan dan gaya yang bekerja pada zat cair.
Aliran fluida adalah suatu proses yang banyak ditemui pada bidang teknik, lingkungan, dan kehidupan
manusia. Proses ini memainkan peranan penting dalam kehidupan, misalnya analisis pencemaran pada
sungai oleh polutan. Untuk itu dibutuhkan pengetahuan tentang aliran fluida secara kualitatif dan
kuantitatif.

1.2 Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui bagian-bagian dari fluida,
kinematika aliran fluida dan macam-macam aliran fluida.

BAB 2

PEMBAHASAN

Fluida secara umum bisa kita bedakan menjadi dua macam, yakni aliran lurus alias laminar dan aliran
turbulen. Aliran lurus bisa sebut sebagai aliran mulus, karena setiap partikel fluida yang mengalir tidak
saling berpotongan. Salah satu contoh aliran laminar adalah naiknya asap dari ujung rokok yang terbakar.
Mula-mula asap naik secar teratur (mulus), beberapa saat kemudian asap sudah tidak bergerak secara
teratur lagi tetapi berubah menjadi aliran turbulen. Aliran turbulen ditandai dengan adanya lingkran-
lingkaran kecil dan menyerupai pusaran dan kerap disebut sebagai arus eddy. Contoh lain dari aliran
turbulen adalah pusaran air. Aliran fluida bisa berupa aliran tunak (steady) dan aliran tak tunak (non-
steady). Maksudnya aliran fluida dikatakan aliran tunak jika kecepatan setiap partikel di suatu titik sesalu
sama. Katakanlah partikel fluida dengan kecepatan tertentu di titik B. Ketika partikel fluida lainnya yang
nyusul dari belakang melewati titik A, kecepatan alirannya sama dengan partikel fluida yang bergerak
mendahului mereka. Hal ini terjadi apabila laju aliran fluida rendah. Contohnya adalah aliran air yang
mengalir dengan tenang. Lalu bagaimanakah dengan aliran tak-tunak? aliran tak tunak berlawanan
dengan aliran tunak. Jadi kecepatan partikel fluida di suatu titik yang sama selalu berubah. Kecepatan
partikel fluida yang duluan berbeda dengan kecepatan partikel fluida yang belakang.
1. Aliran fluida bisa berupa aliran termampatkan (compressible) dan aliran tak-termapatkan
(incompressible). Jika fluida yang mengalir mengalami perubahan volume (atau massa jenis)
ketika ditekan, maka aliran fluida tersebut dikatakan tak termampatkan. Kebanyakan zat cari yang
mengalir bersifat tak-termampatkan.
2. Aliran fluidaa bisa berupa aliran berolak (rotational) dan aliran tak bertolak (irrotational).
3. Aliran fluida bisa berupa aliran kental (viscous) dan aliran tak kental (non-viscous). Kekentalan
dalam fluida itu mirip seperti gesekan pada benda padat. Makin kental fluida, gesekan antara
partikel fluida makin besar. Mengenai viskositas atau kekentalan akan kita kupas tuntas dalam
pokok bahasan tersendiri.

2.1 Aliran Invisit dan Viskositas

Aliran invisid adalah aliran dimana kekentalan zat cair, µ, dianggap nol(zat cair ideal). Sebenarnya
zat cair dengan kekentalan nol tidak ada di alam, tetapi dengan anggapan tersebut akan sangat
menyederhanakan permasalahan yang sangatkompleks dalam hidraulika. Karena zat cair tidak
mempunyai kekentalan maka tidak terjadi tegangan geser antara partikel zat cair dan antara zat cair dan
bidang batas.Pada kondisi tertentu, anggapan µ=0 dapat diterima untuk zat cair dengan kekentalan kecil
seperti air. Aliran Invisid suatu fluida diasumsikan mempunyai viskositas nol. Jika viskositas nol maka
kondiuktivitas thermal fluida tersebut juga nol dan tidak akan terjadi perpindahan kalor kecuali dengan
cara radiasi. Dalam prakteknya, fluida inviscid tidak ada, karena pada setiap fluida timbul tegangan geser
apabila padanya dikenakan juga suatu laju perpindahan regangan.

Aliran viskos adalah aliran di mana kekentalan diperhitungkan (zat cair riil). Keadaan ini
menyebabkan timbulnya tegangan geser antara patikel zat cair yang bergerak dengan kecepatan berbeda.
Apabila zat cair riil mengalir melalui bidang batas yang diam, zat cair yang berhubungan langsung dengan
bidang batas tersebutakan mempunyai kecepatan nol (diam). Kecepatan zat cair akan bertambah
sesuaidengan jarak dari bidang tersebut. Apabila medan aliran sangat dalam/lebar, di luar suatu jarak
tertentu dari bidang batas, aliran tidak lagi dipengaruhi oleh hambatan bidang batas. Pada daerah
tersebut kecepatan aliran hampir seragam. Bagian aliranyang berada dekat dengan bidang batas, di mana
terjadi perubahan kecepatan yang besar dikenal dengan lapis batas (boundary layer ). Di daerah lapis
batas ini tegangangeser terbentuk di antara lapis-lapis zat cair yang bergerak denga kecepatan
berbedakarena adanya kekentalan zat cair dan turbulensi yang menyebabkan partikel zat cair bergerak
dari lapis yang satu ke lapis lainnya. Di luar lapis batas tersebut pengaruhtegangan geser yang terjadi
karena adanya bidang batas dapat diabaikan dan zat cair dapat dianggap sebagai zat cair ideal.

2.2 Aliran Kompresibel dan Tak Kompresibel

Semua fluida (termasuk zat cair) adalah kompresibel sehingga rapat massanya berubah dengan
perubahan tekanan. Pada aliran mantap dengan perbuhan rapat massa kecil, sering dilakukan
penyederhanaan dengan menganggap bahwa zat cair adalah tak kompresibel dan rapat massa adalah
konstan. Oleh karena zat cair mempunyai kemampatan yang sangat kecil, maka dalam analisis mantap
sering dilakukan anggapan zat cair tak kompresibel. Tetapi pada aliran tak mantap sering dilakukan
melalui pipa di mana bisa terjadi perubahan tekanan yang sangat besar, maka kompresibilitas zat cair
harus diperhitungkan.
Bila kerapatan massa fluida berubah terhadap perubahan tekanan fluida maka dikatakan aliran
bersifat kompresibel. Sedang bila praktis tak berubah terhadap perubahan tekanan yang ada dalam
sistem, maka aliran itu dikatakan bersifat tak kompresibel. Zat cair umumnya dapat dianggap mengalir
secara tak kompresibel sedang gas secara umum dipandang mengalir secara kompresibel.Walaupu kasus-
kasus tertentu mungkin aliran gas dapat pula dipandang sebagai tak kompresibel, yaitu bila perubahan
kerapatan massa dalam sistem yang ditinjau praktis dapat diabaikan.

2.3 Aliran Laminer dan Turbulen

Aliran fluida mengikuti bentuknya, sewaktu mengalir aliran fluida membentuk suatu jenis /
bentuk. Jenis dan bentuk dari pergerakan fluida adalah :

1. Aliran Laminar

Aliran laminar adalah aliran fluida yang membentuk menyerupai garis lurus. Aliran laminer terjadi apabila
partikel-partikel zat cair bergerak teratur dengan membentuk garis lintasan kontinyu dan tidak saling
berpotongan. Aliran laminer terjadi apabila kecepatan aliran rendah, ukuran saluran sangat kecil dan zat
cair mempunyai kekentalan besar.

2. Aliran Turbulen

Aliran Turbulen adalah aliran fluida yang tidak membentuk suatu garis lurus. Aliran ini terbentuk
ketika menemui hambatan. Aliran dimana pergerakan dari partikel – partikel fluida sangat tidak menentu
karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar
momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran
turbulen maka turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida
sehingga menghasilkan kerugian – kerugian aliran.

Pada aliran turbulen , partikel-partikel zat cair bergerak tidak teratur dan garis lintasannya saling
berpotongan. Aliran turbulen terjadi apabila kecepatan aliran besar, saluran besar dan zat cair
mempunyai kekentalan kecil. Aliran di sungai, saluran irigasi/drainasi, dan di laut adalah contor dari aliran
turbulen. Aliran yang angka Reynold (Re)-nya besar pada umumnya bersifat turbulen.

Transisi dari Aliran Laminar ke Turbulen

Penyebab suatu aliran laminar berubah menjadi aliran turbulen adalah ketika stabilitas pada
aliran laminar mengalami sedikit gangguan (gaya) yang diberikan sehingga aliran tersebut menjadi tidak
stabil. Untuk menjelaskan fenomena tersebut terdapat teori hydrodynamic instability yang digunakan
untuk menganalisis aliran transisi ini. Suatu aliran dengan kecepatan tertentu, didalamnya terdapat titik
perubahan dapat terlihat pada Gambar 2(a). Aliran ini tidak stabil karana gangguan yang diberikan dan
jika dihitung Reynolds angkanya cukup besar. Ketidakstabilan ini dapat diidentifikasi pertama tentang
aliran yang invicid oleh sebab itu tipe aliran seperti ini disebut aliran inviscid instability.tipe aliran seperti
ini terjadi pada aliran jet, baling-baling, dan lapisan batas antara dua plat sejajar dengan gradien
temperatur yang berlawanan. Aliran dengan kecepatan yang laminar tanpa adanya point of inflexion
disebut viscous instability. Pendekatan tentang aliran tipe ini dapat didekati dengan beberapa aliran
seperti aliran disepanjang dinding yang solid seperti pipa, dan lapisan batas tanpa adanya gradien tekanan
balik.

2.4 Aliran Mantap dan Tak Mantap


Aliran mantap (steady flow) terjadi jika variabel dari aliran (seperti kecepatanV, tekanan p, rapat
massa r, tampang aliranA, debit Q, dsb) disembarang titik pada zat cair tidak berubah dengan waktu.

Aliran tak mantap (unsteady flow) terjadi jika variabel aliran pada setiap titik berubah dengan
waktu. Contoh aliran tak mantap adalah perubahan debit di dalam pipa atausaluran, aliran banjir di
sungai, aliran di estuari (muara sungai) yang dipengaruhi pasang surut. Analisis dari aliran ini adalah
sangat kompleks, biasanya penyelesainnya dilakukan secara numerik dengan menggunakan komputer.

2.5 Aliran Seragam dan Tak Seragam

Aliran disebut seragam (uniform flow) apabila tidak ada perubahan besar dan arah dari kecepatan
dari satu titik ke titik yang lain di sepanjang aliran. Demikian juga dengan variabel-variabel lainnya seperti
tekanan, rapat massa, kedalaman, debit, dsb. Aliran di saluran panjang dengan debit dan penampang
tetap adalah contoh dari aliran seragam. Aliran seragam merupakan aliran yang tidak berubah berubah
menurut menurut tempat tempat. Konsep Konsep aliran seragam dan aliran kritis sangat diperlukan
dalam peninjauan aliran berubah dengan cepat atau berubah lambat laun. Perhitungan kedalaman kritis
dan kedalaman normal sangat penting untuk menentukan perubahan permukaan aliran akibat
gangguan pada aliran.

Aliran tak seragam (non uniform flow) terjadi jika semua variabel aliran berubah dengan jarak.
Contoh dari aliran tak seragam adalah aliran di sungai atau di saluran di daerah dekat terjunan atau
bendung.

2.6 Aliran 1D, 2D, 3D

Dalam aliran satu dimensi (1-D), kecepatan di setiap titik pada tampang lintang mempunyai besar
dan arah yang sama. Sebenarnya jenis aliran semacam ini sangat jarang terjadi. Tetapi dalam analisa
hidraulika, aliran tiga dimensi dapat disederhanakan menjadi satu dimensi berdasarkan beberapa
anggapan, misalnya mengabaikan perubahan kecepatan vertikal dan melintang terhadap kecepatan pada
arah memanjang. Keadaan pada tampang lintang adalah nilai rerata dari kecepatan, rapat massa, dan
sifat-sifat lainnya. Aliran satu dimensi jika parameter aliran (seperti kecepatan, tekanan, kedalaman, dll)
pada suatu saat tertentu dalam waktu hanya bervariasi dalam arah aliran dan tidak di seluruh penampang.
Flow mungkin goyah, dalam hal ini parameter berbeda dalam waktu tetapi masih belum di seluruh
penampang. Contoh aliran satu dimensi adalah aliran dalam pipa .

Dalam aliran dua dimensi (2-D), semua partikel dianggap mengalir dalam bidang sepanjang aliran,
sehingga tidak ada aliran tegak lurus pada bidang tersebut. Untuk aliran di saluran yang sangat lebar,
misalnya di pantai, maka anggapan aliran dua dimensi mendatar adalah lebih sesuai. Aliran dua dimensi
jika dapat diasumsikan bahwa parameter aliran bervariasi dalam arah aliran dan dalam satu arah di sudut
kanan ke arah ini. Arus dalam aliran dua dimensi melengkung garis pada pesawat dan adalah sama pada
semua pesawat paralel. Contohnya adalah aliran atas musuh bendung arus yang khas.

Aliran tiga dimensi (3D) komponen kecepatan ditinjau pada koordinat ruang X,Y,Z yaitu u,v,w.

2.7 Aliran Kritis, Subkritis, dan Superkritis


Aliran kritis merupakan kondisi aliran yang dipakai sebagai pegangandalam menentukan dimesi
bangunan ukur debit. Pada kondisi tersebut, yang disebutsebagai keadaan aliran modular bilamana suatu
kondisi debutnya maksimum danenergi spesifiknya adalam minimum.

Aliran subkritis dan aliran superkritis dapat diketahui melalui nilai bilangan Froude (F) . Bilangan
Froude tersebut membedakan jenis aliran menjaditiga jenis yakni: Aliran kritis, Subkritis dan superkritis
(Queensland Department of Natural Resources and Mines, 2004). Ketiga jenis aliran dapat dijelaskan
sebagai berikut:

a) Aliran kritis, jika bilangan Froude sama dengan 1 (Fr = 1) dan gangguan permukaan (cth: riak yang terjadi
jika sebuah batu di lempar ke dalam sungai)tidak akan bergerak/menyebar melawan arah arus.

b) Aliran subkritis, jika bilangan Froude lebih kecil dari 1 (Fr<1). Untuk aliransubkritis, kedalaman biasanya
lebih besar dan kecepatan aliran rendah (semua riak yang timbul dapat bergerak melawan arus).
Kecepatan air < kecepatangelombang hulu aliran dipengaruhi pengendali hilir.

c) Aliran superkritis, Jika bilangan Froude lebih besar dari 1 (Fr>1). Untuk aliransuperkritis kedalaman
relatife lebih kecil dan kecepatan relative tinggi (segala riak yang ditimbulkan dari suatu gangguan adalah
mengikuti arah arus. Kecepatan air > kecepatan gelombanghulu aliran tidak dipengaruhi pengendali hilir.

Contoh penerapan aliran kritis, subkritis dan superkritis yaitu Aliran Melalui Pintu Sorong / Gerak.
Kondisi aliran melalui pintu sorong (Sluice gate) akan tampak jelas apakah dalam kondisi aliran bebas atau
tenggelam, tergantung dari kedalaman air di hilir pintu yang secara bergantian ditentukan oleh kondisi
aliran dihilir pintu tersebut. Kondisi aliran bebas ( free flow) dicapai bila aliran di hulu pintu adalah sub
kritis, sedangkan aliran di hilir pintu adalah super kirtis.

Prinsip bernoulli penyetakan bahwa dimana kecepatan aliran fluida tinggi,


Ketika sepeda motor bergerak dengan cepat, maka kecepatan udara dari bagian depan dan samping tubuh
kita tinggi. Dengan demikian, tekanan udara menjadi rendah. bagian belakang tubuh kita terhalangi
bagian depan tubuh kita, sehingga kecepatan udara dari belakang tubuhmu tidak berubah menjadi tinggi
(tetap di bagian belakang tubuhmu). Akibatnya tekanan udara, dimana tepat di bagian belakang tubuh
tekanan undara lebih besar maka udara mendorong baju kita ke belakang sehingga baju kita kembung.
Bagaimana dengan daun pintu rumah yang menutu sendiri ketika angin bertiup kencang di luar rumah?
udara yang ada di luar rumah bergerak lebih cepat daripada udara yang ada di dalam rumah. Akibatnya,
tekanan udara di luar rumah labih kecil dari tekanan udara dalam rumah. Karena ada perbedaan tekanan,
dimana tekanan udara di dalam rumah lebih besar, makan pintu didorong keluar. Dengan kata lain, daun
pintu bergerak dari tempat yang tekanan udaranya besar menuju tempat yang sebenarnya. Sebelumnya
kita telat belajar mengenai prinsip Bernoulli. Nah, Om bernoulli juga mengembangkan prinsipnya itu
secara kuantitatif. Untuk menurunkan persamaan Bernoulli, kita anggap aliran fluida tunak & laminar, tak-
termampatkan alias tidak ditekan, viskositas alias kekentalannya juga kecil sehingga bisa diabaikan.
Pada pembahasan mengenai Persamaan Kontinuitas, kita sudah belajar bahwa laju alaira fluida juga dapat
berubah-ubah tergantung luas penampang tabung alir. Berdasarkan prinsip fluida juga dapat berubah-
ubah tergantung luas penampang tabung alir. Berdasarkan prinsip Bernoulli yang dijelaskan di atas tekan
fluida juga bisa berubah-ubah tergantung laju aliran fluida tersebut. Selain itu, dalam pembahasan
mengenai tekan pada Fluida (fluida statis), kita juga belajar bahwa tekanan fluida juga bisa berubah-ubah
tergantung pada ketinggian fluida tersebut. Hubungan penting antara tekanan, laju aliran dan ketinggian
aliran bisa kita peroleh dalam persamaan Bernoulli. Persamaan bernoulli ini sangat penting karena bisa
digunakan untuk menganalisis penerbangan pesawat, pembangkit listrik tenaga air, sisteperpipaan.
Aliran persamaan Bernoulli yang akan kita turunkan berlaku secara umum, maka kita anggap fluida
mengalir elalui tabung alir dengan luas penampang yang tidak sama dan ketinggiannya juga berbeda (lihat
gambar di bawah). Untuk menurunkan persamaan Bernoulli, kita terapkan teorema usaha dan energi
pada fluida dalam daerah tabung air (ingat kembali pembahasan usaha dan energi). Selanjutnya, kita akan
memperhitungkan banyaknya fluida dan usaha yang dilakukan untuk memindahkan fluida tersebut.

BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan
1. Fluida secara umum bisa kita bedakan menjadi dua macam, yakni aliran lurus alias laminar dan aliran
turbulen. Aliran lurus bisa sebut sebagai aliran mulus, karena setiap partikel fluida yang mengalir tidak
saling berpotongan. Salah satu contoh aliran laminar adalah naiknya asap dari ujung rokok yang terbakar.

2. Aliran viskos adalah aliran di mana kekentalan diperhitungkan (zat cair riil). Keadaan ini menyebabkan
timbulnya tegangan geser antara patikel zat cair yang bergerak dengan kecepatan berbeda.

3. Aliran fluida bisa berupa aliran termampatkan (compressible) dan aliran tak-termapatkan
(incompressible). Jika fluida yang mengalir mengalami perubahan volume (atau massa jenis)
ketika ditekan, maka aliran fluida tersebut dikatakan tak termampatkan. Kebanyakan zat cari yang
mengalir bersifat tak-termampatkan.

4. Aliran persamaan Bernoulli yang akan kita turunkan berlaku secara umum, maka kita anggap fluida
mengalir elalui tabung alir dengan luas penampang yang tidak sama dan ketinggiannya juga berbeda
3.2 Saran

Adapun Saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekan-rekan mahasiswa
agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana kinematika aliran fluida.

DAFTAR PUSTAKA
Gibbs, K. 1990. Advanced Physics. New York: Cambridge Press

Martin Kanginan. 2000. Fisika Dasar. Jakarta: Erlangga

Ishaq Mohammad. 2007. Fisika Dasar Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu

Tranggono Agus.2005.Sains Fisika 2B Untuk SMA Kelas 2. Jakarta. Bumi Aksara

Tipler.P.A.1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai