Anda di halaman 1dari 11

iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mekanika merupakan cabang ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan
dengan gaya dan gerakan. Sedangkan fluida dapat diartikan sebagai zat yang akan
bergerak dan mengalami perubahan secara kontinu jika terkena tegangan g,
umumnya zat cair dan gas (Ghurri, 2014). Berdasarkan penjabaran tersebut, maka
mekanika fluida dapat diartikan sebagai cabang ilmu yang mempelajari tentang
gaya dan pergerakan yang terjadi pada zat cair dan gas.
Ilmu mekanika fluida sudah terfikirkan sejak zaman pra sejarah. Hal tersebut
dibuktikan dengan adanya beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan
fluida. Seperti adanya kapal layar yang dilengkapi dengan dayung dan system
pengairan, Selain itu juga dapat ditemukan dalam berbagai tempat, mulai dari
sistem pernapasan dan peredaran darah dalam tubuh hingga pesawat terbang dan
roket angkasa. Dalam teknik sipil, mekanika fluida dapat dimanfaatkan dalam
perancangan perpipaan dan sirkulasi udara.

Mengingat banyaknya aplikasi dari fluida, maka penting untuk dapat


memahami dan menguasai ilmu mekanika fluida. Mekanika fluida tentu saja
didasari oleh berbagai konsep keilmuan terutama yang berhubungan dengan
fisika. Konsep ini tentu tidak serta merta muncul melainkan telah melalui
serangkaian perkembangan dan pembaharuan dalam rangkaian waktu yang
panjang. Rangkaian perkembangan inilah yang dapat disebut sebagai sejarah dari
mekanika fluida. Dengan memahami bagaimana konsep dasar dan gambaran
perkembangan mekanika fluida, maka potensi dari mekanika fluida ini dapat
diobservasi dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah


Merujuk kepada latar belakang yang telah dijabarkan, maka rumusan masalah
yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1
1. Apa saja konsep dasar mekanika fluida?
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan mekanika fluida?
3. Bagaimana penerapan mekanika fluida dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan Pembahasan


Adapun tujuan dari pembahasan dalam makalah ini di antaranya:
1. Memahami konsep keilmuan yang menjadi dasar mekanika fluida
2. Memahami perkembangan dan sejarah mekanika fluida
3. Memahami penerapan mekanika fluida dalam kehidupan sehari-hari

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Mekanika Fluida

Dalam mekanika fluida, segala fluida diasumsikan mengikuti hukum-hukum


fisika. Beberapa di antaranya adalah hukum Newton II, hukum kekekalan
momentum, dan hukum kekekalan massa. Hukum Newton II menyatakan bahwa
perubahan dari gerak (percepatan) selalu berbanding lurus terhadap gaya yang
dihasilkan dan memiliki arah yang sama. Hukum kekekalan momentum
menyatakan bahwa total momentum suatu sistem akan selalu kekal jika resultan
gaya yang bekerja pada sistem tersebut bernilai nol. Sedangkan hukum kekekalan
massa menyatakan bahwa massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun
mengalami berbagai macam proses di dalamnya.

Selain hukum-hukum dasar fisika, ada pula konsep keilmuan lainnya dalam
mekanika fluida seperti hukum Pascal dan hukum Bernoulli. Hukum Pascal
menyatakan bahwa setiap bagian fluida akan menerima tekanan yang sama di
setiap bagian permukaannya jika fluida berada pada ruangan tertutup. Sedangkan
hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan, energi kinetik, dan
energi potensial tiap volume di setiap titik aliran fluida adalah sama.
Perhitungan yang dilakukan dalam mekanika fluida tentu diekspresikan
dalam berbagai dimensi dan satuan. Dimensi adalah ukuran yang digunakan untuk
mengekspresikan secara kuantitatif suatu variabel fisik, sedangkan satuan adalah
cara untuk mengaitkan suatu angka atau jumlah kepada dimensi kuantitatif
(Ghurri, 2014).
Dalam mekanika fluida, hambatan utama yang akan dihadapi adalah masalah
geometri dan viskositas. Kedua hal tersebut menyebabkan perhitungan mekanika
fluida menjadi semakin rumit. Oleh sebab itu, geometri yang digunakan umumnya
berkonsentrasi kepada geometri sederhana seperti piring datar dan pipa
melingkar,sedangkan viskositas/kekentalan dapat diabaikan jika diasumsikan
sebagai aliran ideal. Selain menyebabkan persamaan dasar mekanika fluida
menjadi lebih rumit, viskositas juga memiliki efek tidak stabil pada semua cairan
3
sehingga dapat menimbulkan fenomena acak yang disebut turbulensi.

2.2 Sejarah dan Perkembangan Mekanika Fluida


Ilmu mekanika fluida sudah terfikirkan sejak zaman pra sejarah. Hal tersebut
dibuktikan dengan adanya beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan
fluida hal ini dibuktikan dengan banyaknya bangunan tentang air seperti bangunan
irigasi dan drainase. Bukti lain adalah dibangunnya saluran Sungai Nil dari Laut
Tengah ke Laut Merah pada 1400 SM. Sejarah pengetahuan tentang air sendiri
dimulai oleh Archimedes (287-212 SM) yang mengemukakan hukum benda
terapung dan teori yang mendukungnya. Teori ini menjadi dasar dari
hidraulika pada masa Kekaisaran Romawi di mana pada masa itu telah diketahui
hukum-hukum yang berlaku pada aliran di saluran air. Namun sejak kemunduran
Kekaisaran Romawi, perkembangan hidraulika sempat terhenti hingga 1000
tahun. (Ginting, 2023)

Ilmu hidraulika kemudian dikembangkan kembali oleh Leonardo Da Vinci


(1452 – 1519) yang melakukan penelitian tentang aliran melalui saluran terbuka,
gerak relatif fluida dan benda yang terendam dalam air, pompa hidraulis, dan
sebagainya. Sedangkan ilmu hidrostatika (fluida statis) muncul setelah
dikembangkan oleh Simon Stevin (1548 -1620) dari Belanda pada tahun 1586
serta oleh Galileo (1564-1642) yang menemukan hukum benda jatuh pada zat
cair. Masa di antara Leonardo Da Vinci hingga Galileo disebut sebagai masa
Renaissance. Setelah masa Renaissance, murid dari Galileo bernama Evangelista
Torricelli (1608-1647) menemukan persamaan kecepatan aliran melalui suatu
lubang. Teorema ini baru dapat dibuktikan pada tahun 1692 oleh Varignon.
Perkembangan Mekanika Fluida kemudian berlanjut dengan Edme Mariotte
(1620-1684) menentukan secara eksperimental nilai koefisien debit lubang.
Kemudian Robert Hooke (1635-1703) menemukan teori elastisitas, serta
penelitian tentang anemometer dan baling-baling yang menjadi dasar untuk
pengembangan baling-baling kapal. Adapun Antoin Parent (1666-1716)
mempelajari kincir air dan mencari hubungan antara kecepatan roda dan
kecepatan air untuk mendapatkan rendemen maksimal. Perkembangan pesat
lainnya terkait hidrostatika terjadi saat Blaise Pascal (1623-1662), menemukan

4
teori yang menyatakan bahwa pada zat cair diam, tekanan hidrostatis pada suatu
titik adalah sama dalam segala arah. Setelah itu, Sir Isaac Newton (1642-1728)
memberi sumbangan pada ilmu hidraulika dengan merumuskan aliran fluida
viskos, yaitu bentuk hubungan antara tegangan geser yang terjadi dengan gradien
kecepatan aliran.

Pada abad ke-18, ilmu hidraulika teoritis dipisah dengan hidraulika praktis
(hidrodinamika). Hidrodinamika merupakan aplikasi dari ilmu matematika untuk
analisis aliran fluida. Pengembang ilmu hidrodinamika adalah Daniel Bernoulli,
Leonard Euler, Clairault, dan Jean d’Alembert. Bernoulli (1700-1783)
mengemukakan hukum kekekalan energi dan kehilangan energi selama
pengaliran. Euler mengenalkan persamaan yang menggambarkan aliran fluida
ideal yang disebut dengan Persamaan Euler. Persamaan ini disempurnakan oleh
Louis Navier (1785-1836) dan Sir George Stokes (1819-1903) menjadi persamaan
gerak fluida viskos (Persamaan Navier-Stokes). Adapun nama lain yakni Sir
George Airy (1801-1892) yang menemukan persamaan gelombang amplitudo
kecil, Hermann von Helmholtz (1821-1894) yang mempelajari aliran vortex, garis
arus, analisis dimensi, dan sebagainya, serta Lord Kelvin (1824-1907) yang
mengembangkan teori hidrodinamika untuk hukum pertama dan kedua
termodinamika. (Ksatria Budi, 2012)

2.3 Penerapan Mekanika Fluida dalam Kehidupan Sehari-hari

Manfaat dan terapan fluida baik fluida statis maupun fluida dinamis bagi
kehidupan sangat banyak antara lain yang sering digunakkan dongkrak hidrolik,
pompa hidrolik ban sepeda, mesin hidrolik, rem piringan hidrolik, hidrometer,
kapal laut, kapal selam, balon udara, karburator, sayap pesawat terbang. Selain itu
ilmu mekanika fluida juga dipelajari dan diaplikasikan dalam rekayasa teknik
misalnya dalam perancangan saluran irigasi dan drainase.

Salah satu peran terpenting mekanika fluida adalah kaitannya terhadap


perpipaan. Air bersih dapat mengalir hingga ke rumah kita melalui rekayasa
mekanika fluida. Air harus disuplai dengan debit dan tekanan yang memadai
untuk mengatasi hambatan aliran yang mungkin terjadi di sepanjang pipa (Ghurri,
2014). Begitu pula dengan pipa drainase yang harus memiliki ukuran dan
5
kemiringan yang sesuai agar tidak mudah tersumbat atau mengalami kepenuhan
akibat tidak dapat mengatasi debit air masuk. Lebih lanjut dalam keterkaitannya
terhadap teknik sipil, mekanika fluida juga digunakan dalam merancang waduk,
bendungan, pembangkit listrik tenaga air, kincir angin dan lain sebagainya.

Pemanfaatan lain fluida misalnya terkait dengan tekanan. Contoh objek


tersebut adalah LPG yang sering kita gunakan untuk memasak. LPG disimpan
dalam bentuk cair sehingga mudah untuk didistribusikan. Kemudian dengan
bantuan regulator, tekanan di dalam tabung gas disesuaikan sehingga LPG yang
awalnya cair berubah menjadi gas dan siap untuk digunakan (Ghurri, 2014).
Selain LPG, contoh lain pemanfaatannya yang berhubungan dengan tekanan
adalah dongkrak hidrolik. Dongkrak ini dirancang mengikuti hukum Pascal di
mana terdapat saluran tuas dengan diameter kecil dan saluran pengangkat dengan
diameter lebih besar. Dengan demikian, dongkrak hidrolik yang tuasnya ditekan
ke bawah akan menghasilkan gaya yang lebih besar di saluran pengangkatnya
sehingga dapat mengangkat objek berat

Gambar 1. dongkrak hidrolik

Dalam hal transportasi, mekanika fluida memegang peranan yang tidak

kalah penting. Contohnya pesawat terbang dirancang menggunakan prinsip

6
Bernoulli. Selain itu, pesawat terbang juga didesain dengan bentuk

aerodinamis sehingga dapat lebih baik dalam mengurangi gaya hambat udara.

Aplikasi bentuk aerodinamis juga dapat ditemukan pada badan kapal, mobil

(terutama mobil balap), hingga roket. Oleh itu jika tidak ada ilmu mekanika

fluida, maka teknologi kendaraan tidak akan berkembang sepesat sekarang

ini.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mekanika fluida merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang gaya dan
pergerakan pada zat cair dan gas (fluida). Dalam mekanika fluida, setiap fluida
diasumsikan mengikuti hukum-hukum fisika. Di antaranya adalah hukum Newton
II, hukum kekekalan momentum, dan hukum kekekalan massa. Selain itu, ada
pula konsep keilmuan lain yang turut digunakan misalnya hukum Pascal dan
hukum Bernoulli. Adapun hambatan utama dalam mekanika fluida adalah terkait
masalah geometri dan viskositas.

Penerapan mekanika fluida sudah ada sejak zaman Mesir kuno, sedangkan
ilmu terkait dengan air dimulai oleh Archimedes. Perkembangan mekanika fluida
sempat terhenti sejak keruntuhan Kekaisaran Romawi, namun kembali mengalami
perkembangan pada masa Renaissance. Setelah itu, sejumlah nama seperti
Torricelli, Hooke, Pascal, dan lain sebagainya turut menyumbangkan
perkembangan bagi mekanika fluida. Pada abad ke-18, ilmu hidraulika teoritis
mulai dipisah dari hidraulika praktis (hidrodinamika). Pengembang ilmu
hidrodinamika antara lain Bernoulli, Clairaut, Euler, dan d’Alembert.

Penerapan mekanika fluida sendiri sering kita jumpai dalam kehidupan


sehari- hari. Mulai dari kontur alam hingga dalam tubuh kita sendiri. Selain itu,
struktur buatan seperti perpipaan, waduk, dan pembangkit listrik tenaga air juga
menerapkan mekanika fluida. Adapun alat-alat praktis seperti LPG dan dongkrak
hidrolik hingga kendaraaan pribadi dan pesawat terbang juga menerapkan prinsip-
prinsip mekanika fluida.

8
3.2 Saran

Mengingat banyaknya manfaat dan pengaruh mekanika fluida dalam


kehidupan sehari-hari, maka sepatutnya materi mekanika fluida ini dapat dikuasai
dengan baik. Dengan lebih dulu mengetahui dasar-dasar, perkembangan, dan
aplikasi mekanika fluida, maka diharapkan dapat menjadi fondasi bagi ilmu-ilmu
yang lebih dalam. Mengingat perkembangan yang sangat cepat dan dinamis, maka
diperlukan juga upaya lebih untuk menambah wawasan literasi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ghurri, A. (2014). Dasar-Dasar Mekanika Fluida. Dasar-Dasar Mekanika Fluida, 1.


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/2e54aeb12421ee1a17c35e1
4ba49cb23.pdf
Ginting, J. M. (2023). Mekanika Fluida (Fluid Mechanics).
Ksatria Budi. (2012). Sejarah Hidrolik.
https://www.ilmutekniksipil.com/hidrolika/sejarah-hidraulika

10

Anda mungkin juga menyukai