Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN - 1

MEKANIKA FLUDA
3 SKS
PENDAHULUAN :
SEJARAH MEKANIKA FLUIDA, DEFINISI FLUIDA,
RUANG LINGKUP MEKANIKA FLUIDA, TYPE
ALIRAN FLUIDA, DIMENSI DAN SATUAN

Fakultas : Teknik E-learing Kode Mata Kuliah : W5119002

Program Studi : Teknik Mesin


01 Disusun Oleh : Ir. Komarudin, MT.
ABSTRAK TUJUAN

Mekanika fluida adalah suatu ilmu yang Tujuannya mahasiswa diharapkan


memelajari prilaku fluida baik dalam dapat merencanakan suatu
keadaan diam (static) maupun bangunan air berdasarkan
bergerak (dynamic) serta akibat konsep mekanika fluida, teori
interaksi dengan media batasnya (zat
hidrostatika dan hidrodinamika.
padat atau fluida dengan lain ).
Dimana potensi energy yang terdapat
fluida dapat dimanfaatkan maupun
akan mempengaruhi terhadap kinerja
system yang dipengaruhi oleh media
fluida ini.

2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id
PEMBAHASAN
1.1. Sejarah Mekanika Fluida
Mekanika fluida adalah suatu ilmu yang memelajari prilaku fluida baik dalam
keadaan diam (static) maupun bergerak (dynamic) serta akibat interaksi dengan

disipilin ilmu lainnya, mekanika fluida mempunyai sejarah panjang dalam


pencapaian hasil-hasil pokok hingga menuju ke era modern seperti sekarang ini.
Pada masa prasejarah, kebudayaan-kebudayaan kuno sudah memiliki
pengetahuan yang cukup untuk memecahkan persoalan-persoalan aliran tertentu.
Sebagai contoh perahu layar yang sudah dilengkapi dengan dayung dan system
pengairan untuk pertanian sudah dikenal pada masa itu. Pada abad ketiga
sebelum Masehi, Archimedes dan Hero dari Iskandariah, memperkenalkan hukum
jajaran genjang untuk penjumlahan vektor. Selanjutnya Archimedes (285-212 SM)
merumuskan hukum apung dan menerapkannya pada benda-benda terapung
atau melayang, dan juga memperkenalkan bentuk kalkulus differensial sebagai
bagian dari analisisnya.
Sejak permulaan Masehi sampai zaman Renaissance terus menerus terjadi
perbaikan dalam rancangan sistem-sistem aliran, seperti: kapal, saluran, dan
talang air. Akan tetapi tidak ada bukti-bukti adanya perbaikan yang mendasar
dalam analisis alirannya. Akhirnya kemudian Leonardo da Vinci (1452-1519)
menjabarkan persamaan kekekalan massa dalam aliran tunak satu-dimensi.
Leonardo da Vinci adalah ahli ekspremen yang ulung, dan catatan-catatannya
berisi diskripsi yang seksama tentang gelombang, jet atau semburan, loncatan
hidraulik, pembentukan pusaran, dan rancangan-rancangan seretan-rendah
(bergaris-alir) serta seretan-tinggi (parasut). Galileo (1564-1642) memperkenalkan
beberapa hukum tentang ilmu mekanika. Seorang Perancis, Edme Moriotte (1642-
1684) membangun terowongan angin yang pertama dan menguji model-model di
dalamnya.
Soal-soal yang menyangkut momentum fluida akhirnya dapat dianalisis setelah
Isaac Newton (1642-1727) memperkenalkan hukum-hukum gerak dan hukum
kekentalan untuk fluida linear yang sekarang dinamakan fluida Newton.
Teori itu mula-mula didasarkan atas asumsi fluida ideal (sempurna) dan tanpa
gesekan, dan para matematikawan abab kedelapan belas seperti: Daniel Bernoulli
dan Leonhard Euler (Swiss), Clairaut dan D’Alembert (Perancis), Joseph-Louis
Lagrange (1736-1813), Pierre-Simon Laplace (1749-1827), dan Gerstner (1756-
1832), mengembangkan ilmu matematika untuk mekanika fluida (Hidrodinamika),
dan banyak menghasilkan penyelesaian-penyelesaian dari soal soal aliran tanpa
gesekan. Euler mengembangkan persamaan gerak diferensial dan bentuk
integralnya, yang sekarang disebut persamaan Bernoulli. D’Alembert memakai
persamaan ini untuk menampilkan paradoksnya bahwa suatu benda yang
terbenam di dalam fluida tanpa gesekan mempunyai seretan nol, sedangkan
Gerstner memakai persamaan Bernoulli untuk menganalisis gelombang
permukaan.
2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id
Hasil-hasil ini merupakan hal yang berlebihan, karena asumsi fluida sempurna
dalam praktek hanya mempunyai penerapan yang sangat terbatas dan
kebanyakan aliran di bidang teknik sangat dipengaruhi oleh efek kekentalan. Para
ahli teknik mulai menolak teori yang sama sekali tidak realistik itu, dan mulai
mengembangkan hidraulika yang bertumpu pada ekperimen. Ahli-ahli eksperimen
seperti Pitot, Chezy, Borda, Bossut, Coulomb (1736-1806), Weber (1804-1891),
Francis (1815-1892), Russel (1808-1882), Hagen (1797-1889), Frenchman
Poiseuille (1799-1869), Frenchman Darcy (1803-1858), Manning (1816-1897),
Bazin (1829-1917), dan Saxon Weisbach (1806-1871) banyak menghasilkan data
tentang beraneka ragam aliran seperti saluran terbuka, hambatan kapal, aliran
melalui pipa, gelombang, dan turbin.
Pada akhir abad kesembilan belas, hidraulika eksperimental dan hidrodinamika
teoritis mulai dipadukan. William Froude (1810-1879) dan putranya, Robert (1842-
1924) mengembangkan hukum-hukum pengujian model, Lord Rayleigh (1842-
1919) mengusulkan metode analisis dimensional, dan Osborne Reynolds (1842-
1912) memperkenalkan bilangan Reynolds takberdimensi yang diambil dari
namanya sendiri. Sementara itu, sejak Navier (1785-1836) dan Stokes (1819-
1903) menambahkan suku-suku kental newton pada persamaan gerak dan
dikenal dengan persamaan Navier-Stokes, belum dapat digunakan untuk aliran
sembarang. Selanjutnya pada tahun 1904, setelah seorang insinyur Jerman,
Ludwig Prandtl (1875-1953), menerbitkan makalah yang barangkali paling penting
yang pernah ditulis orang di bidang mekanika fluida. Prandtl menunjukan bahwa
aliran fluida yang kekentalannya rendah, seperti aliran air atau aliran udara, dapat
dipilah menjadi suatu lapisan kental (lapisan batas) di dekat permukaan zat padat
dan antar muka, dan lapisan luar yang hampir encer yang memenuhi persamaan
Euler dan Bernoulli. Teori lapis batas ternyata merupakan salah satu alat yang
paling penting dalam analisis-analisis aliran modern, disamping teori yang
dikembangkan oleh Theodore von Karman (1881-1963) dan Sir Geofrey I. Taylor
(1886-1975).

1.2. Definisi Fluida


Mekanika fluida melihat semua bahan hanya terdiri atas dua keadaan saja, yaitu
fluida dan zat padat. Secara teknis perbedaannya terletak pada reaksi kedua zat
tersebut terhadap tegangan geser atau tegangan singgung yang dialaminya. Zat
padat dapat menahan tegangan geser dengan deformasi yang tetap (static),
sedangkan fluida, betapapun kecilnya tegangan geser yang diberikan, akan
menyebabkan fluida itu begerak. Fluida itu bergerak dan berubah bentuk secara
terus-menerus selama tegangan geser itu bekerja. Oleh karena itu fluida yang
diam (hydrostatic) berarti dalam keadaan tegangan gesernya nol. Secara lengkap
perhatikan Gambar 1.1 di bawah ini.
Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka fluida dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu zat cair dan gas. Perbedaan antara keduanya juga bersifat teknis,
yaitu berhubungan dengan akibat gaya kohesif. Zat cair terdiri atas molekul-
molekul tetap dan rapat dengan gaya kohesif yang relatif kuat, sehingga
cenderung mempertahankan volumenya dan akan membentuk permukaan
bebas yang rata dalam medan gravitasi. Sebaliknya gas, karena terdiri dari

2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id
molekul- molekul yang tidak rapat dengan gaya kohesif yang cukup kecil (dapat
diabaikan), sehingga volume gas dapat memuai dengan bebas dan terus
berubah hingga menemukan batas ruangannya.

Gambar 1.1. Perbedaan mendasar prilaku fluida dan zat padat

Fluida dapat juga dibedakan berdasarkan kekentalannya, yaitu fluida nyata


(viscous fluid) dan fluida ideal (non viscous fluid). Fluida nyata adalah fluida yang
memiliki kekentalan, fluida ini dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari
contohnya air dan udara. Sedangkan fluida ideal, tidak ada dalam kehidupan
sehari-hari dan hanya dipakai dalam teori dan kondisi-kondisi khusus saja.
Dalam pendefinisian mekanika fluida di bagian awal, pembahasan tidak diarahkan
pada struktur molekul. Fluida dianggap sebagai satu kesatuan materi yang
kontinyu (fluid as continuum) yang dapat dibagi secara tak terbatas dengan
mengabaikan perubahan perilaku molekul secara individual.
Sejumlah molekul fluida tersebut diamati perilaku dan perubahannya sebagai satu
kesatuan secara makroskopik. Untuk memahami konsep kontinyum, perhatikan
beda antara struktur molekul material padat, cair dan gas; pada Gambar 1.2 di
bawah ini. Dalam material padat, atom diikat secara ketat oleh gaya
intermolekular. Dalam zat cair gaya intermolekular menjaga kedekatan antar
molekul; tapi gaya intermolekular tersebut tidak merata dan seketat pada material
padat. Adanya gangguan gaya yang kecil saja memungkinkan satu atau beberapa

2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id
atom terlepas dari yang lainnya. Anggapan fluida sebagai material kontinyum
mengabaikan perubahan molekuler tersebut. Fluida dianggap material kontinyu
dengan ikatan yang merata seperti halnya material padat; dan dengan demikian
property fluida seperti tekanan, kecepatan, dan temperatur didefinisikan pada
semua bagian dengan mengabaikan perbedaan struktur molekular antar bagian
tersebut.

(a). Volume zat cair pada wadah yang berbeda

(b). Gas selalu mengisi seluruh ruangan

Gambar 1.2. Perbedaan sifat fluida (zat cair dan gas)

Dalam pendefinisian mekanika fluida di bagian awal, pembahasan tidak diarahkan


pada struktur molekul. Fluida dianggap sebagai satu kesatuan materi yang
kontinyu (fluid as continuum) yang dapat dibagi secara tak terbatas dengan
mengabaikan perubahan perilaku molekul secara individual.
Sejumlah molekul fluida tersebut diamati perilaku dan perubahannya sebagai satu
kesatuan secara makroskopik. Untuk memahami konsep kontinyum, perhatikan
beda antara struktur molekul material padat, cair dan gas; pada Gambar 1.3 di
bawah ini. Dalam material padat, atom diikat secara ketat oleh gaya
intermolekular. Dalam zat cair gaya intermolekular menjaga kedekatan antar
molekul; tapi gaya intermolekular tersebut tidak merata dan seketat pada material
padat. Adanya gangguan gaya yang kecil saja memungkinkan satu atau beberapa
atom terlepas dari yang lainnya. Anggapan fluida sebagai material kontinyum
mengabaikan perubahan molekuler tersebut. Fluida dianggap material kontinyu
dengan ikatan yang merata seperti halnya material padat; dan dengan demikian
2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id
property fluida seperti tekanan, kecepatan, dan temperatur didefinisikan pada
semua bagian dengan mengabaikan perbedaan struktur molekular antar bagian
tersebut.

Gambar 1.3. Ikatan molekul material padat, cair dan gas

Studi mekanika fluida memiliki kemiripan dengan bidang mekanika yang lain,
misalnya mekanika material padat (rigid) dan mekanika dalam ilmu Fisika. Hukum
Newton II, hukum konservasi massa dan hukum Termodinamika I & II juga
digunakan dalam mekanika fluida.

Gambar 1.4 . Mekanika fluida sebagai bagian dari mekanika material kontinyum

Mekanika fluida termasuk dalam studi mekanika kontinyum (continuum


mechanics). Seperti yang ditunjukkan dalam diagram pada Gambar 1.4 di atas,
mekanika kontinyum adalah studi fisik dari materi kontinyu; terdiri dari mekanika
fluida dan mekanika material padat. Studi mengenai materi yang memiliki
karakteristik mendua antara fluida dan material padat disebut rheology. Material
yang demikian hanya bisa mengalir jika tegangan geser mencapai nilai kritis untuk
2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id
material tersebut; misalnya pasta gigi dan bahan dempul. Fluida Newtonian
adalah sebutan untuk fluida yang akan mengalir secara kontinyu berapapun gaya
geser diberikan padanya. Gaya geser yang terjadi pada fluida ini akan selalu
berbanding lurus secara linier dengan gradien kecepatan pada arah tegak lurus
bidang gaya geser. Fluida non-Newtonian mengalir tidak kontinyu; jika dikenai
tegangan geser, misalnya dengan mengaduknya, maka akan timbul area kosong
yang kemudian perlahan akan terisi kembali. Contoh fluida non-Newtonian adalah
bahan puding (yang masih cair) dan cairan cat.
Pengadukan pada fluida non-Newtonian bisa menurunkan viskositasnya, misalnya
cat cair. Dalam keadaan tertentu pasir juga bisa dikategorikan sebagai fluida non-
Newtonian. Pasir dan cat cair memiliki sifat yang sangat berbeda; hal pokok yang
membuat keduanya dikategorikan sebagai fluida non-Newtonian adalah bahwa
keduanya tidak mengalir secara kontinyu.

1.3. Ruang Lingkup Mekanika Fluida


Bumi ini 75% tertutup oleh air (zat cair) dan 100% tertutup oleh udara (gas), oleh
karena itu ruang lingkup mekanika fluida sangat luas dan menyentuh hampir
seluruh segi kehidupan manusia. Ilmu cuaca, oceanography fisis, dan hidrologi
bersangkutan dengan aliran-aliran secara alami, seperti juga halnya dengan
penelaahan medis atas pernafasan dan peredaran darah. Semua masalah
transportasi yang terkait dengan gerak fluida, dengan cabang-cabang khusus
yang telah maju dalam aerodinamika pesawat udara dan roket, dan dalam
hidrodinamika bahari kapal dan kapal selam.
Di dalam bidang energi, hampir seluruh energi elektrik kita dibangkitkan dengan
aliran air (PLTA) atau aliran uap (PLTU) yang memutar turbin. Semua masalah
pembakaran yang melibatkan gerak fluida, seperti juga masalah-masalah
pengairan, pengendalian banjir, penyediaan air, pembuangan limbah, gerak
umban atau proyektil, dan pembangunan jalur minyak dan gas.

1.4. Dimensi dan Satuan


Dimensi adalah ukuran untuk menyatakan peubah fisika secara kuantitatif.
Sedangkan Satuan adalah suatu cara khusus untuk mengaitkan sebuah bilangan
dengan dimensi kuantitatif. Jadi, panjang adalah suatu dimensi yang dapat
dikaitkan dengan peubah-peubah seperti jarak, pergeseran, lebar, simpangan,
dan ketinggian. Meter atau inci keduanya merupakan satuan numeris untuk
menyatakan panjang.
Sistem satuan senantiasa berbeda-beda dari satu negara ke negara lain,
walaupun kesepakatan internasional telah dicapai. Pada mulanya banyak dipakai
satuan Inggris, karena terlalu banyak menggunakan faktor konversi, maka
dianggap rumit dan tidak praktis. Pada tahun 1872 suatu pertemuan internasional
di Perancis mengusulkan suatu perjanjian yang disebut Konvensi Metrik, yang
ditandatangani oleh 17 negara. Konvensi Metrik merupakan perbaikan atas sistem
Inggris, yaitu dengan memperkenalkan sistem desimal. Masalah tetap ada, sebab
beberapa negara yang sudah menggunakan sistem metrik pun masih
menggunakan sistem Inggris untuk satuan-satuan tertentu, contohnya kalori
padahal seharusnya joule, kilopond padahal seharusnya newton, dan sebagainya.
2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id
Konferensi umum tentang timbangan dan ukuran diselenggarakan pada tahun
1960 untuk membakukan sistem metrik. Konferensi ini mengusulkan Sistem
Satuan Internasional (SI), seperti yang selama ini kita pakai.
Di dalam mekanika fluida hanya ada empat dimensi pokok. Semua dimensi
lainnya dapat diturunkan dari keempat dimensi pokok ini. Dimensi pokok itu ialah
massa, panjang, waktu dan suhu.

Tabel 1.1. Dimensi-dimensi pokok dalam sistem SI


Dimensi pokok Satuan
Massa Kilogram (kg)
Panjang Meter (m)
Waktu Sekon (s)
Suhu Kelvin (K)

Tabel 1.2. Dimensi-dimensi turunan dalam mekanika fluida dalam sistem SI

Luas (L2) m2
Volume (L3) m3
Kecepatan (LT-1) m/s

Percepatan (LT-2) m/s 2

Tekanan (ML-1T-2) Pa=N/m2

Kecepatan sudut (T-1) s-1


Energi, kalor, usaha J=N.m
(ML2T-2)
W=J/s
Daya (ML2T-3)
Kerapatan (ML-3) kg/m3

Kekentalan (ML-1T-1) kg/(m.s)

Kalor spesifik (L2T-2Θ-1) m2/(s2.K)

Contoh 1. (satuan)
Satuan untuk gaya yang bekerja, di dalam Sistem ini diturunkan dari hukum Newton II
yaitu :

F = m.a
dimana :
F = gaya dalam Newton (N)
m = massa dalam kilogram (kg)
a = percepatan dalam m/det2

2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id
atau :
Suatu gaya sebesar 1 N (Newton) mempercepat suatu massa sebesar 1 kg (kilogram)
pada harga percepatan sebesar 1 m/det2.

Dalam hal ini : 1 N = 1 kg. 1 m/det2 = 1 kg.m/det2 1.1

Selain sistem Satuan Internasional (SI) di Indonesia masih banyak yang


menggunakan sistem satuan MKS, dimana didalam sistem ini kilogram (kg) digunakan
sebagai satuan berat atau gaya. Dalam hal ini satuan massa adalah kilogram massa
(kg m), sehingga Pers (1.1) menjadi terbentuk:
G=m.g 1.2

dimana:
G = gaya berat dalam kilogram gaya (kgf)
m = massa dalam kilogram massa (kgm)
g = gaya gravitasi dalam (m/det2)

Dalam hal ini : kgf = g . N dimana : g = 9,81 m/det2

Terdapat sistem satuan lain selain sistem satuan diatas yaitu sistem satuan Grafitasi
Inggris (BG sistem) yang banyak digunakan di Negara-negara Eropa, dimana satuan
Gaya adalah pound (Ib), satuan Masa adalah slug, satuan Panjang adalah foot (ft),
dan Satuan Waktu adalah sekon (s).

Contoh 2. (satuan)

Sebuah benda beratnya 1000 lbf dibawah pengaruh medan grafitasi bumi yang
percepatannya

g = 32,174 ft/s2.
a. Berapa massanya dalam kilogram
b. Berapa berat benda ini dalam Newton jika dipengaruhi grafitasi bulan yang nilai
standarnya 1,62m/s2.
c. Berapa besar percepatan benda itu jika gaya netto sebesar 400 lbf dikenakan
padanya dibulan dan dibumi.
Penyelesaian :

a. Besar massa
Gaya, F = m . a = Berat W = m.g

Atau F = W = m.g, dimana : 1000 lbf = m (slug)(32,174 ft/s2)

Maka : 1000
m  (31,08slug )(14,5939kg / slug )  453,6 kg
32,174

2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id
b. Berat benda dengan massa yang tetap baik dibulan dan dibumi :
F = W = m.gbulan = 453,6 kg x 1,62 m/s2 = 734,8 N

c. Percepatan benda dimana F = 400 lbf


F = 400 lbf = m.a = (31,08 slug)(a ft/s2)

400
a  12,43 ft / s 2  3,79 m / s 2
31,08

Contoh 3 : (Dimensi)
Suatu persamaan teoritis yang berguna untuk menghitung hubungan antara tekanan,
kecepatan dan ketinggian dalam aliran tunak fluida yang praktis encer sempurna tak
termampatkan dan pemindahan bahan serta kerja porosnya diabaikan yaitu :
1
po  p  V 2  gz
2

Pertanyaan :

a. Tunjukan bahwa persamaan memenuhi asas keserbasamaan (homogenitas)


dimensi yang menyatakan bahwa semua suku aditif dalam suatu persamaan
fisika harus mempunyai dimensi yang sama
b. Tunjukan bahwa satuan-satuan yang konsisten diperoleh tanpa memerlukan
faktor konversi
dalam satuan SI
c. Ulangi dalam bentuk satuan BG

Penyelesaian :

a. Secara dimensional persamaan tersebut dimasukan dimensi setiap suku


-1 -2 -1 -2 -3 2 -2 -2
{M L T } = {M L T } + {M L }{L T } + {M L }{L}

b. Substitusikan satuan-satuan SI kesetiap suku


-1 -2 -1 -2
{M L T } = {M L T } untuk semua suku
2 2 3 2 2 3
{N/m } = {N/m } + {kg/m }{m /s } + {kg/m }{m}
2
Diketahui bahwa : 1 kg = 1 N.s /m, maka :
2 2 2
{N/m } = {N/m } + {kg/ms }

kg / m.s  Nm.s.s/ m  N / m


2
2 2
2

2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id
Tabel berikut konversi dimensi satuan dalam dimensi pokok.

Tabel 1. Dimensi Pokok dalam sistem SI dan BG

Dimensi Satuan
Faktor Konversi Lambang
Pokok SI/MKS BG
Massa Kilogram (kg) Slug 1 Slug = M
14,5939 kg
Panjang Meter (m) Kaki (foot) 1 ft = 0,3048 m L
Waktu Sekon (s) Sekon (s) 1s=1s T
Fahrenheit
(oF)
1 K = 1,8 oR
Kelvin (K)
Suhu Rankine (oR) t
o 1 oF = 1,8 oC +
Celsius ( C)
o 32
R = oF +
459,67
9 o
o
F x C (32)
5
0 oC = 273 oK ;

Tabel 1. Dimensi Turunan dalam sistem SI dan BG

Satuan
Dimensi Turunan Faktor Konversi Lambang
SI BG
Luas (A) m2 ft2 1m2 = 10,764 ft2 L2
Volume (v) m3 ft3 1m3 = 35,315 ft3 L3
Kecepatan (V) m/s ft/s 1 ft/s = 0,3048 LT-1
Percepatan (a) m/s2 ft/s2 m/s
1ft/s2 = 0,3048 LT-2
2
Tekanan atau Pa = Lbf/ft2 m/s
1lb/ft2 = 47,88 Pa ML-1T-2
2
Tegangan
Kecepatan(P atau(ω)
sudut σ) N/m
s-1 s-1 1 s-1 = 1 s-1 T-1
Energy, kalor, usaha J = N.m ft . lbf 1 ft . Lbf = ML2T-2
(E,
Dayaq, (P)
W) W = J/s (ft.lbf)/s 1,3558 J =
1 (ft.lbf)/s ML2T-3
Kerapatan (ρ) kg/m3 Slug/ft3 1,3558 W=
1 Slug/ft3 ML-3
Kekentalan dinamis (μ) kg/(m.s) Slug/(ft.s) 515,4 kg/m3 =
1 Slug/(ft.s) ML-1T-1
Kekentalan kinematis m2/det ft2/det 47,88 kg/(m.s)
(υ)
Kalor Spesifik (Cp, Cv) m2/(s2.K) ft2/(s2.oR) 1 m2/(s2.K) = L2T-2t-2
Debit (Q) m3/det ft3/s 5,980 t2/(s2.oR)

Berat jenis (γ) N / m3 lbf/ft3

2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
1. S. Friedlander and D. Serre, Handbook of Mathematical Fluida Mechanics ,
Volume IV, North‐Holland is an imprint of Elsevier Radarweg 29, The
Netherlands The Boulevard, Langford Lane, Kidlington, Oxford, UK, 2007
2. DR.Ir.Harinaldi dan Ir. Budiharso M.Eng, Mekanika Fluida Jilid Edisi Keempat,
Erlangga, 2003
3. Rjucsh K. Kundu and Ira M. Cohen, Fluid Mechanics, Second Editions,
Academic Press, 2002
4. SL. Dixon B. Eng PHD, Fluid Mechanics, Thermodynamics of
Turbomachinery, fourth edition, Butterworth‐Heinemann, Linacre House,
Jordan Hill, A division of Reed Educational and Professional Publishing Ltd,
1998
5. Robert W. Fox and Allan T. Mc Donald, Introduction Fluid Mechanics, Edisi
keempat, Jhon Willey, 1994.
6. Frank M. White, alih bahasa Ir. Manahan Hariandja, Mekanika Fluida Jilid 1. PT.
Gelora Aksara Pratama, 1988
7. Ronald V. Gilles, Mekanika Fluida and Hidrolika, seri Schaum Eries, Erlangga,
1990
8. Jack B. Evvert, Cheng Lin, Fulid Mechanics and Hidrolics. Mc Graw‐Hill, 1989
Crane, Flow of Fluid, Crane, 1989
9. Robert Lotness, Energy Handbook; Von Nostrand, 1978
10. Bruce R. Munson, Donald F. Young, Theodore H. Okiishi, alih bahasa

2021 MEKANIKA FLUIDA Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Komarudin, 081317001963 http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai