Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Pada masa sekarang ini bangunan-bangunan yang dibangun baik gedung, jembatan
maupun bangunan lainnya, mayoritas komponen bangunanya terbuat dari beton. Beton
adalah campuran dari agregat (kasar dan halus), semen, air, dan bahan admixture
(jika diperlukan). Setelah mengeras, beton mempunyai sifat menahan gaya tekan
sampai batas yang ditentukan dan tidak mampu menahan gaya tarik.
Sehingga diperlukan tulangan di dalam beton agar beton mampu menahan gaya tekan
sekaligus gaya tarik. Beton yang digunakan sebagai struktur dalam konstruksi teknik
sipil, dapat dimanfaatkan untuk banyak hal. Dalam teknik sipil struktur beton
digunakan untuk bangunan pondasi, kolom, balok, pelat ataupun pelat cangkang.

Dalam Teknik Pengairan, beton digunakan untuk bangunan air seperti


bendung, bendungan, saluran, dan drainase perkotaan. Beton juga digunakan dalam
teknik sipil transportasi untuk pekerjaan rigid pavement (lapis keras permukaan
kaku), saluran samping, gorong-gorong, dan lainnya.

Dalam pembuatan beton bertulang ini kita harus mempunyai perencanaan


agar hasilnya nanti sesuai dengan apa yang kita harapkan dan terlebih dahulu
mengetahui sifat-sifat dari beton tersebut sebelum kita membuatnya dengan cara
menguji beton tersebut di laboratorium maupun dilapangan, agar dalam
pemakaiannya mempunyai daya tahan yang kuat dan bisa bertahan lama sesuai dengan
fungsinya.

Pada praktek beton kali ini para mahasiswa diajarkan bagaimana merencanakan,
membuat, dan mengaplikasikan beton maupun tulan gannya dalam kerja
lapangan sehingga diharapkan para mahasiswa akan menjadi tenaga profesional
dalam bidangsipil untuk pengerjaan–pengerjaan bangunan dalam jenis apapun.

~1~
I.2. MAKSUD DAN TUJUAN.

Pelaksanaan praktek kerja beton ini mempunyai peranan yang cukup besar bagi
mahasiswa Tekni k Sipil Politeknik Negeri Kupang yaitu agar mahasiswa
dapat memahami dan menerapkan :
• Dasar teori tentang konsruksi beton dan aplikasinya di lapangan yang
meliputi penulangan dan pengecoran.
• Perencanaan dan analisa perhitungan dalam praktek kerja.
• Keselamatan kerja, efisiensi waktu, kebutuhan bahan, dan peralatan serta kedisiplinan
dalam bekerja.
• Cara-cara pengecoran yang tepat.
• Pemecahan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan praktek.

I.3. JENIS JOB.

Pelaksanaan praktek kerja bet on ini dibagi menjadi beberapa job , yaitu
pembuatantulangan dan pengecoran ( Pembetonan ). Untuk pembuatan tulangan meliputi :
• Pekerjaan beton tahu.
• Pekerjaan beton Plat Kebon.
• Latihan dasar ( pembengkokan dan pembuatan beugel ) pekrjaan tiang kolom.

I.4. PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PRAKTEK KERJA BETON


I.4.1. Peralatan yang digunakan dalam praktek Kerja Beton adalah :
1. Meteran roll

berfungsi sebagai alat


ukur dengan beberapa
bacaan diantaranya m,
cm, mm dan inci
dengan panjang 5 m.

2. Gunting Kawat (kakaktua)

berfungsi sebagai alat


pemotong kawat ikat.

3. Waterpass

berfungsi sebagai alat


pemotong kayu secara
manual,

~2~
4. Sendok Semen
Sendok semen berfungsi
untuk
mengaduk campuran,
mengambil campuran, dan
merapikan plesteran

5. Sekop.

Sekop berfungsi untuk


mengambil bahan.

6. Gergaji besi.

berfungsi sebagai alat bantu


untuk memotong besi atau baja.

7. Mesin gergaji pemotong.


berfungsi sebagai alat pemotong
kayu namun alat ini dijalankan
menggunakan mesin yang
disambung dengan arus listrik
sehingga pekerjaan dilakukan
dengan lebih muda.

8. Bending.

berfungsi sebagai alat bantu


pembengkokan besi dalam
pekerjaan penulangan.

9. Siku.

berfunsi sebagai alat pembantu


dalam mengukur kesikuan sebuah
sudut.

~3~
10. Palu.

berfungsi sebagai alat pembantu


dalam memukul bagian pekerjaan
yang membutuhkan kekuatan
lebih.

11. Ayakan.

berfungsi sebagai alat pembantu


dalam mengayak pasir yang masih
tercampur dengan bebatuanagar
pasir benar-benar bersih.

12. Ember.

berfungsi sebagai alat pembantu


dalam mengukur bahan dengan
perbandingan volume.

~4~
BAB II
PEMBAHASAN
I. PEKERJAAN BETON TAHU.
I.1. DASAR TEORI.

Beton tahu atau beton decking berfungsi untuk membuat sela atau jarak antara
permukaan bekisting dengan tulangan, sehingga pada waktu pengecoran nanti bisa terbentuk
selimut beton.

I.2. TUJUAN.

Untuk menjaga tulangan agar sesuai dengan posisi yang diinginkan. Bisa dibilang
berfungsi untuk membuat selimut beton sehingga besi tulangan akan selalu diselimuti beton
yang cukup, sehingga didapatkan kekuatan maksimal dari bangunan yang dibuat. Selain itu,
selimut beton juga menjaga agar tulangan pada beton tidak berkarat (korosi).

I.3. ALAT DAN BAHAN.


I.3.1 Peralatan I.3.2 Bahan
1. Sekop 1. Semen
2. Sendok spesi 2. Pasir
3. Ember 3. Air
4. Palu 4. Kawat
5. Gergaji 5. Paku
6. Kakak tua 6. Kayu (usuk 5/7 cm)
7. Meteran
8. Siku
9. Scraper.
I.4. KESELAMATAN KERJA.

1. Berdoalah sebelum melaksanakan praktek


2. Hati-hati dan pusatkan perhatian pada pekerjaan.
3. Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya. .
4. Pakailah pakaian kerja lengkap.

I.5. LANGKAH KERJA.


I.5.1 PEMBUTAN ACUAN CETAKAN.
1. Buatkan gambar kerja.
2. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
3. Ukur dan potong usuk sesuai ukuran dalam gambar kerja.
4. Ketam 2 sisi permukaan kayu agar halus dengan menggunakan mesin
ketam perata.
5. Lanjutkan dengan mesin ketam penebal untuk meratakan 2 sisi lainnya
sekaligus menentukan ukuran kayu sesuai ketebalan selimut beton (0,025
m).

~5~
6. Lanjutkan dengan membuat sambungan pada kayu, dan usahakan agar
bagian dalam cetakan atau pembentuk plat beton tahu sesuai ukuran yang
direncanakan (0.025x0,5x0,6 m)
7. Setelah sambungan selesai dibuat, rakit kayu-kayu tersebut membentuk
sebuah persegi dan ikat dengan paku. Gunakan siku untuk mebuat cetakan
tetap siku. (cetakan siap digunakan).

2.50cm.
2.50cm.

60.00cm.

ACUAN CETAKAN

50.00cm.
BETON TAHU

I.5.2 PENGECORAN.
1. Siapkan peralatan dan bahan-bahan yeng dibutuhkan sesuai perencanaan
mix desain dan perhitungan kebutuhan bahan.
2. Campurkan pasir dan semen, kemudian campur kedua bahan tersebut
hingga menjadi satu kesatuan.
3. Tuangkan air sebagai bahan pelumas semen yang kemudian mengering
dan menjadi pengikat.
4. Campur hingga merata, kemudian tuangkan spesi kedalam bekisting
cetakan yang telah disiapkan diatas kertas semen.
5. Padatkan agar semua sisi terisi oleh spesi, kemudian ratakan permukaan
spesi.
6. Tunggu sampai air diatas campuran mengurang, kemudian beri tanda
sesuai dengan ukuran beton deking (5 x 5 cm)
7. Stelah air Dan campuran mongering, potong campuran plat tersebut sesuai
dengan tanda yang sudah diberikan tadi.

~6~
I.5.3 PENANAMAN KAWAT DAN FINISHING.
1. Siapkan kawat dengan alat pemotong.
2. Potong kawat sepanjang 12 cm.
3. Kemudian lipat menjadi dua dan putir pada bangian lipatan hingga
membentuk drat sepanjang ± 1 cm.
4. Plat yang telah di tandai berukuran 5 x 5 cm tersebut langsung di tanam
kawat pada bagian tengah pada semua potongan berbentuk tahu sedalam ½
tebal beton deking.
5. Diamkan selama ± 24 jam hingga beton benar-benar kering, lalu lepaskan
dari bekisting cetakannya.
6. Beton siap digunakan sebagai pemisah anatara tulang dan acuan yang
akan membentuk selimut beton.

~7~
~8~
~9~
I.7. PERHITUNGAN BAHAN

I.7.1 Volume beton tahu


1. Kelompok 1
 0.025 m x 0.5m x 0.6m
 0.0075 m3
2. Kelompok 2
 0.025m 0.5m x 0.5m
 0.00625 m3
 Jadi total volume pekerjaan beton deking adalah
 0.0075 m3 + 0.00625 m3
 0.01375 m3
I.7.2 Kebutuhan semen dan pasir untuk pekerjaan beton deking (1 pc : 3 psr)
1. Kelompok 1
 Semen ¼ Volume
 1/4 x 0.0075 m3
 0.001875 m3
 Pasir ¾ Volume
 3/4 x 0.0075 m3
 0.005625 m3
2. Kelompok 2
 Semen ¼ Volume
 1/4 x 0.00625 m3
 0.001563 m3
 Pasir ¾ Volume
 3/4 x 0.00625 m3
 0.004687 m3
 Jadi volume total kebutuhan bahan diatas adalah
 Semen
 0.001875 m3 + 0.001563 m3
 0.003438 m3
 Pasir
 0.005625 m3 + 0.004687 m3
 0.010312 m3

I.7.3 Kebutuhan kayu untuk pekerjaan Bekisting beton deking (usuk 5 / 7 cm)
1. Cetakan 60 x 50 cm
• Pjg
 (0.6 m + 0.05 m + 0.05m) x 2 btg
 0.7 m x 2 btg
 1.40 m
• Lebar
 (0.5m + 0.015m + 0.015m) x 2 btg
 0.53 m x 2 btg
 1.06 m

~ 10 ~
2. Cetakan 50 x 50 cm
• Pjg
 (0.5 m + 0.05 m + 0.05m) x 2 btg
 0.6 m x 2 btg
 1.20 m
• Lebar
 (0.5m + 0.015m + 0.015m) x 2 btg
 0.53 m x 2 btg
 1.06 m
 Jadi panjang total keseluruahan dari potongan-potongan kayu diatasa
adalah
 1.40 m + 1.06 m + 1.20 m + 1.06 m
 4.72m : 4 m
 1.2 batang kayu

PERHITUNGAN KEBUTUHAN KAYU UNTUK PEKERJAAN BEKISTING CETAKAN BETON DEKING

JLH PJG KAYU (di KEB KAYU


No. BAHAN SATUAN P L T VOLUMA SATUAN
BATANG lap (m)) (BTG)
kayu (usuk 0.7 0.03 0.025 0.000525 3 2 4 0.35
1 m m
5/7 cm) 0.53 0.03 0.025 0.0003975 2 4 0.265
kayu (usuk 0.6 0.03 0.025 0.00045 2 4 0.3
2 m m3
5/7 cm) 0.53 0.03 0.025 0.0003975 2 4 0.265
Jumlah 2.36 0.00177 1.2
Jadi jumlah kebutuhan kayu untuk pekerjaan bekisting beton deking adalah 1.2 batang kayu

~ 11 ~
II. PEKERJAAN BETON PLAT KEBON.

II.1. DASAR TEORI.

Beton adalah material yang kuat dalam kondisi tekan, tetapi lemah dalam
kondisi tarik. Karena rendahnya kapasitas tarik tersebut, maka retak lentur terjadi pada taraf
pembebanan yang masih rendah. Untuk mengurangi atau mencegah berkembangnya retak
tersebut, maka dipasang tulangan. Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya
yang terdiri dari bahan semen hidrolik (portland cement), agregat kasar, agregat
halus dan air.

II.2. TUJUAN.

Sebagai pembelajaran awal dalam bidang konstruksi terkhususnya pekerjaan plat


lantai, dari awal pekerjaan penulangan sampai pengecoran.

II.3. ALAT DAN BAHAN.


II.3.1 Peralatan II.3.2 Bahan
1. Sekop 1. Semen
2. Sendok spesi 2. Pasir
3. Ember 3. Air
4. Palu 4. Kawat ikat
5. Gergaji 5. Paku
6. Kakatua 6. Kayu (usuk 5/7 cm)
7. Pembengkok besi 7. Besi polos ø 8
8. Pemotong besi
9. Meteran
10. Siku

II.4. KESELAMATAN KERJA.

5. Berdoalah sebelum melaksanakan praktek


6. Hati-hati dan pusatkan perhatian pada pekerjaan.
7. Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya. .
8. Pakailah pakaian kerja lengkap.

II.5. LANGKAH KERJA.


II.5.1 PEMBUTAN ACUAN CETAKAN.
1. Buatkan gambar kerja.
2. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
3. Ukur dan potong usuk sesuai ukuran dalam gambar kerja.
4. Ketam 2 sisi permukaan kayu agar halus dengan menggunakan mesin
ketam perata.
5. Lanjutkan dengan mesin ketam penebal untuk meratakan 2 sisi lainnya
sekaligus menentukan ukuran kayu sesuai ketebalan plat beton (0,05 m).

~ 12 ~
6. Lanjutkan dengan membuat sambungan pada kayu, dan usahakan agar
bagian dalam cetakan atau pembentuk plat beton sesuai ukuran yang
direncanakan (t=0.05 x l=0,6 x p=0,8m), (t=0.05 x l=0,6 x p=1m), (t=0.05
x l=0,6 x p=0,1,20m).
7. Setelah sambungan selesai dibuat, rakit kayu-kayu tersebut membentuk
sebuah persegi dan ikat dengan paku. Gunakan siku untuk mebuat cetakan
tetap siku. (Cetakan siap digunakan).

II.5.2 PENULANGAN.
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Ukur besi sepanjang bangian dalam cetakan ditambah 1 cm pada tiap-tiap
ujung, (80 cm + 2 cm = 82 cm), (100 cm + 2 cm = 102 cm), (120 cm + 2
cm = 122 cm), (60 cm + 2 cm = 62 cm),
3. Potong menggunakan pemotong besi sesuai ukuran yang direncanakan.
4. Pasang besi yang sudah dipotong pada mal dan tentukan ukuran lipatan
masing pada ujung sepanjang 2 cm.
5. Jika sudah selesai melipat ujung-ujung besi, potong kawat ikat secukupnya
dengan panjang 1 buah gulungan kawat dibagi 3.
6. Letakan besi ukuran panjang di bagian bawah dan besi ukuran pendek di
bagian atas dengan jumlah dan posisi sesuai rencana.
7. Ikat dengan kawat pata tiap-tiap titik pertemuan, kuatkan ikatan dengan
kakatua.

II.5.3 PENGECORAN.
1. Siapkan bahan dan alat yang dibutuhkan.
2. Ambil mal cetakan dan masukan tulangan berpasang-pasangan sesuai
ukuran, siapkan juga beton tahu secukupnya.
3. Pada bagian bawah tulangan, pasangkan beton tahu yeng berfungsi sebagai
pembentuk selimut beton, dan ikat dengan kawat yang tertanan didalam
beton tahu tersebut pada tulangan di setiap jarak yang direncanakan.
4. Rapikan tulangan dan atur jarak antara ujung tulangan dan mal cetakan
agar membentuk selimut beton.
5. Ambil semen, pasir dan kerikil secukupnya sesuai perencanaan kebutuhan
bahan.
6. Campurkan ketiga bahan tersebut dalam loyak hingga menjadi satu
kesatuan dan tuangkan air kedalam loyak berisi bahan pembentuk beton
tersebut kemudian campur hingga merata dan semen larut tercampur.
7. Tuangkan campuran tersebut kedalam cetakan yang telah disediakan.
8. Diamkan sampai beton kering dan jangan lupa siram dengan air setelah 24
jam.
9. Cetakan baru bisa dilepaskan jika beton sudah benar-benar kering.

~ 13 ~
~ 14 ~
~ 15 ~
II.7. PERHITUNGAN BAHAN.
II.7.1 Volume beton pelat kebon
1. Pelat 1 (horisontal)
 (0.05m x 0.6m x 1.2m) x 2bh
 0.036m3 x 2bh
 0.072m3
2. Pelat 2 (horisontal)
 (0.05m x 0.6m x 1.0m)
 0.03m3
3. Pelat 3 (vertikal)
 (0.05m x 0.6m x 0.8m) x 4bh
 0.024 m3 x 4bh
 0.096 m3
 Jadi Volume total beton pelat kebon adalah
 0.072m3 + 0.03m3 + 0.096 m3
 0.198 m3

II.7.2 Kebutuhan semen, pasir dan kerikil untuk pekerjaan pelat kebon
(1 pc : 2 psr : 3 krl)
MENURUT SNI K125
1. Semen = 297 kg (berat perzak 50kg)
2. Pasir = 828 kg (berat jenis pasir 1400kg/m3)
3. Kerikil = 1012 kg (berat jenis kerikil 1450kg/m3)
Komposisi Campuran Beton K125 untuk 0.198 m3
1. Semen
 0.198 m3 x 297 kg / 50 kg
 1.1 zak
2. Pasir
 0.198 m3 x 828 kg / 1400kg/m3
 0.117 m3
3. Kerikil
 0.198 m3 x 1012 kg / 1450kg/m3
 0.138 m3
 Jadi jumlah Bahan Campuran Beton yang harus diorder untuk
digunakan pada pekerjaan pengecoran Plat Kebun adalah
1. Semen = 1.1 zak
2. Pasir = 0.117 m3
3. Kerikil = 0.138 m3

~ 16 ~
perhitungan kebutuhan bahan pekerjaann pengecoran plat kebon 1 pc : 2 psr : 3 krl (K125)

JUMLAH
KOEVISIEN VOLUME PEKERJAAN
NO BAHAN SATUAN KEBUTUHAN SATUAN
BAHAN / 1m3 P (m) L (m) T (m) UNIT VOLUME SATUAN BAHAN
Semen
1 276.000 kg 54.6 kg
portland 50
2 kg
Pasir 0.591 m3 0.117 m3
3 Kerikil 0.698 m3 0.138 m3
4 Kawat kg kg
1 1.2 0.6 0.05 2 0.072 m3
2 1 0.6 0.05 1 0.03 m3
3 0.8 0.6 0.05 4 0.096 m3
JUMLAH 0.198
keterangan : koevisien bahan diatas adalah hasil bagi dari koevisien awal / berat jenis bahan material
jadi kebutuhan semen portlan adalah 54.6 kg
kebtuhan pasir adalah 0.117 m3
kebtuhan kerikil adalah 0.138 m3

II.7.3 Kebutuhan kayu untuk pekerjaan Bekisting cetakan beton deking


(usuk 5 / 7 cm)
1. Cetakan 60 x 120 cm
 Pjg
 (1.2m + 0.05m + 0.05m) x 4btg
 1.3m x 4btg
 5.2 m
 Lebar
 (0.6m + 0.015m + 0.015m) x 4btg
 0.63m x 4btg
 2.52m
2. Cetakan 60 x 100 cm
 Pjg
 (1.0m + 0.05m + 0.05m) x 2btg
 1.1m x 2 btg
 2.2m
 Lebar
 (0.6m + 0.015m + 0.015m) x 2 btg
 0.63m x 2btg
 1.26m
3. Cetakan 60 x 80 cm
 Pjg
 (0.8m + 0.05m + 0.05m) x 8btg
 0.9m x 8 btg
 7.2m
 Lebar
 (0.6m + 0.015m + 0.015m) x 8btg
 0.63m x 8btg
 5.04m

~ 17 ~
 Jadi Panjang total keseluruahan dari potongan-potongan kayu
diatasa adalah
 5.2 m + 2.52m + 2.2m + 1.26m + 7.2m + 5.04m
 23.42m : 4 m
 5.855 = 6 batang kayu
PERHITUNGAN KEBUTUHAN KAYU UNTUK PEKERJAAN BEKISTING CETAKAN BETON PLAT KEBON

JLH PJG KAYU (di KEB KAYU


No. BAHAN SATUAN P L T VOLUMA SATUAN
BATANG lap (m)) (BTG)
1.3 0.03 0.05 0.00195 4 4 1.3
kayu (usuk 0.9 0.03 0.05 0.00135 8 4 1.8
m m3
5/7 cm) 1.1 0.03 0.05 0.00165 2 4 0.55
0.63 0.03 0.05 0.000945 14 4 2.205
jumlah 3.93 6
Jadi jumlah kebutuhan kayu untuk pekerjaan bekisting plat kebon adalah 6 batang kayu
II.7.4 Perhitungan kebutuhan besi untuk pekerjaan penulangan pelat kebon
(besi Ø6mm)
keterangan : selimut beton 2.5 cm
: lipatan besi 4Øb
: jarak tulangan 12 cm
Jumlah tulangan untuk.
1. Pelat posisi horizontal 120 x 60 cm
 panjang
 1.2m – (4Øb x 2 ujung)
 1.2m – (4 x 0.006m x 2 ujung)
 1.2m – 0.048m
 1.152m
 Jadi panjang besi setelah dilipat adalah 1.152m
 1.152m tulangan panjang : 0.12 m jarak tulangan
 9.6 btg = 10 btg untuk tulangan pendek
 10 btg x 0.6m tulangan pendek
 6 m x 2 cetakan ukuran yang sama
 12 m
2. Pelat posisi horizontal 100 x 60 cm
 panjang
 1.0m – (4Øb x 2 ujung)
 1.0m – (4 x 0.006m x 2 ujung)
 1.0m – 0.048m
 0.952m
 Jadi panjang besi setelah dilipat adalah 0.952m
 0.952m tulangan panjang : 0.12 m jarak tulangan
 7.9 btg = 8 btg untuk tulangan pendek
 8 btg x 0.6m tulangan pendek
 4.8 m x 1 cetakan ukuran yang sama
 4.8 m

~ 18 ~
3. Pelat posisi vertikal 80 x 60 cm
 panjang
 0.8m – (4Øb x 2 ujung)
 0.8m – (4 x 0.006m x 2 ujung)
 0.8m – 0.048m
 0.752m
 Jadi panjang besi setelah dilipat adalah 0.752m
 0.752m tulangan panjang : 0.12 m jarak tulangan
 6.2 btg = 7 btg untuk tulangan pendek
 7 btg x 0.6m tulangan pendek
 4.2 m x 4 cetakan ukuran yang sama
 16.4 m
 panjang
 0.6m – (4Øb x 2 ujung)
 0.6m – (4 x 0.006m x 2 ujung)
 0.6m – 0.048m
 0.552m
 Jadi panjang besi setelah dilipat adalah 0.552m
 0.552m tulangan pendek : 0.12 m jarak tulangan
 4.6 btg = 5 btg untuk tulangan panjang (1.2m)
 5 btg x 1.2m tulangan panjang
 6 m x 2 cetakan ukuran yang sama
 12 m

 0.552m tulangan pendek : 0.12 m jarak tulangan


 4.6 btg = 5 btg untuk tulangan panjang (1.0m)
 5 btg x 1.0m tulangan panjang
 5 m x 1 cetakan ukuran yang sama
 5m

 0.552m tulangan pendek : 0.12 m jarak tulangan


 4.6 btg = 5 btg untuk tulangan panjang (0.8m)
 5 btg x 0.8m tulangan panjang
 4 m x 4 cetakan ukuran yang sama
 16 m
 Total panjang besi adalah
 12m + 4.8m + 16.4m + 12m + 5m +16m
 66.2m
 Keterangan (panjang besi utuh = 12m)
 66.2m / 12m
 5.5 staf besi

~ 19 ~
PERHITUNGAN KEBUTUHAN BESI UNTUK PEKERJAAN PENULANGAN PLAT KEBON

Jumlah Ø Besi Berat Besi / Lipatan Jarak Jumlah Besi Panjang Total Panjang Besi Kebutuhan Berat Besi
No Cetakan P L
Cetakan (m) m (kg) 4db (m) Tulangan (btg) Besi (m) Dilap (m) Besi (staf) (kg)
1.2 0.006 0.222 0.024 0.12 10 12 12 1.0 2.7
1 1.2 x 0.6 2
0.6 0.006 0.222 0.024 0.12 20 12.0 12 1.0 2.7
0.8 0.006 0.222 0.024 0.12 20 16 12 1.33 3.6
2 0.8 x 0.6 4
0.6 0.006 0.222 0.024 0.12 27 16 12 1.33 3.6
1 0.006 0.222 0.024 0.12 5 5 12 0.4 1.1
3 1.0 x 0.6 1
0.6 0.006 0.222 0.024 0.12 8 5 12 0.4 1.1
JUMLAH KESELURUHAN 66 12 5.5 14.652

~ 20 ~
III. PEKERJAAN PENULANGAN TIANG KOLOM.

III.1. DASAR TEORI.


Pekerjaan ini adalah proses merakit besi hingga menjadi sebuah tulangan untuk tiang
kolom dengan ketentuan sesuai perencanaan yang sudah dibuat. Untuk membentuk sebuah
tiang kolom, dibutuhkan besi dengan ukuran yang tepat yaitu tulangan pokok adalah besi
diameter 10 mm dan tulangan sengkang adalah besi diameter 8 mm. fungsi dari kedua
tulangan itupun berbeda ayaitu tulangan pokok dapat menahan momen dan tulangan
sengkang untuk menahan gaya geser.
Tanpa tulangan dalam suatu tiang kolom akan menyebabkan berkurangnya kekuatan
dari sebuah bangunan itu sendiri, dikarenakan tiang kolom sendiri berfungsi sebagai pengikat
antara dinding dengan jarak tertentu dan sebagai penyalur beban yang diterima dari atap pada
bangunan itu sendiri.
III.2. TUJUAN
Sebagai pembelajaran awal dan dasar dalam bidang konstruksi terkhususnya pada
pekerjaan penulangan, dari awal pekerjaan pemotongan, pembengkokan atau melipat besi dan
pengikatan sampai dengan pekerjaan pengecoran.
III.3. ALAT DAN BAHAN.
III.3.1 Peralatan III.3.2 Bahan
1. Palu 1. Besi Ø 8 mm
2. Kakatua 2. Besi Ø 10 mm
3. Pembengkok besi 4. Kawat ikat
4. Pemotong besi
5. Meteran
6. Siku.

III.4. KESELAMATAN KERJA.

1. Berdoalah sebelum melaksanakan praktek


2. Hati-hati dan pusatkan perhatian pada pekerjaan.
3. Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya. .
4. Pakailah pakaian kerja lengkap.

III.5. LANGKAH KERJA.


III.5.1 PENGUKURAN DAN PEMOTONGAN.
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Ukur besi sesuai panjang dan ukuran besi yang direncanakn untuk tiap
tulangan.
3. Potong sesuai jumlah dan ukuran yang dibutuhkan untuk tiap tulangan.

~ 21 ~
III.5.2. LIPATAN DAN PEMBENGKOKAN.
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Lipat bagian ujung besi untuk tulangan pokok sesuai ukuran yang
direncanakan dengan cara besi dimuat diatas balok kayu yang sudah
dipasang mal dan pembengkokan dibantu dengan alat pembengkok.
3. Lanjutkan dengan melipat besi beugel menggunakan alat bantu
pembengkok besi sesuia dengan ukuran dan gambar yang direncanakan.
4. Ulangi langkah ketiga di atas sampai semua pekerjaan selesai (besi beugel
selesai dilipat).
III.5.3. MERANGKAI DAN MENGIKAT.
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Tulangan pokok dimasukan kedalam Cincin atau beugel (tulangan
sengkang melingkari keempat tulangan pokok tersebut) .
3. Atur jarak antar beugel yaitu 15 cm sesuai yang dierencanakan, sekaligus
atur lipatan pada ujung tulangan pokok mengarah kedalam.
4. Kemudian ikat dengan kawat disetiap sudut tulangan sengkang bersama
tulangan pokok.
5. Ulangi langkah kelima sampai semua benar-benar terikat.
6. Tulangan tiang kolom siap digunakan.

~ 22 ~
~ 23 ~
III.6. PERHITUNAGAN BAHAN.
1. Tiang kolom 18 x 18 cm x 400 cm
 Volume P10 = 4bh x 4m + (8db)
=4bh x 4m (8 x 1cm )
=4bh x 4m + 0.08 m
=4bh x 4.08 m = 16.32 m
 Berat besi Ø10 / 1m1 =0.617 kg
=16.32 m x 0.617 kg / m
=10.069 kg
 Tebal selimut beton = 2.5 cm
2. Jarak antara tulangana sengkang =15 cm
 Volume P6 =4 m : 0.15 m=27 btg
=(0.18 m – 0.05 m) x 2 + (0.18 m – 0.05m ) x 2
=0.13 m x 2 + 0.13 m x 2
=0.26 m + 0.26 m
=0.52 m + 0.025 m + 0.025 m = 0.57 cm
=27 btg x 0.57 x 4= 61.56 m
 Berat besi Ø10 / 1m1 =0.222 kg
=15.39 m x 0.222 kg / m
=3.416 kg
 Panjang besi utuh (12 m)
 P10 = 16.32 m : 12 m = 1.4 staf
 P6 = 61.56 m : 12 m = 5.13 staf

~ 24 ~
PENUTUP
I. Kesimpulan

Baik dan buruknya hasil akhir pengerjaan suatu plat beton dilihat dari
perencanaan langkah kerja yang baik dan benar. Acuan yang kurang baik dapat
menimbulkan kerugian melibihi perncanaan seperti kehilang material dan perubahan
dimensi beton.

Oleh karena itu dalam pelaksanaannya seorang ahli dibidang tersebut harus
mempunyai keterampilan dan pengetahuan dasar yang kuat.

Dari pelaksanaan praktek yang telah kami laksanakan, kami mengambil


kesimpulan bahwa dengan prakte ini kami dapat menambah wawasan dalam bidang
konstruksi mulai dari perncanaan dan prosedur pengerjaannya.

II. Saran

Dilihat dari pelaksaan praktek yang telah selesai, adapun kekurangan yang kami
lihat dan adapun beberapa masalah yang kami lalaui oleh karena itu dari kami
menyarankan agar adanya :
1. perlengkapan K3 untuk menjaga keselamatn saat bekerja
2. dampingan dari instruktur setiap saat dengan mahasiswa untuk memberikan
arahan dalam proses merangkai bagian-bagian yang memang tidak dipahami oleh
mahasiswa.
Mohon maaf atas ketidak sopanan kami dalam membrikan saran.

~ 25 ~

Anda mungkin juga menyukai