Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AYAT KURSI DAN KEUTAMAANYA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah :
Ibadah Harian Anak Usia Dini
DOSEN PENGAMPU : Ahmad Nashiruddin M. Pd.

Disusun oleh:
1. Umiyatun (20.12.00263)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT PESANTREN MATHALI’UL FALAH
2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. kami
panjatkan puji syukur atas segala nikmat yang telah diberikan, baik kesempatan maupun
kesehatan, sehingga dapat menyelesaikan makalah Makalah Ayat Kursi dan
Keutamaanya. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita baginda
Rasulullah SAW, yang telah membawa manusia dari alam jahiliyah menuju alam yang
berilmu seperti sekarang ini.
Makalah Ayat Kursi dan Keutamaanya ini yang telah kami buat. Makalah ini dapat hadir
seperti sekarang ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu kami mengucapkan
terimakasih yang sebesar - besarnya untuk mereka yang telah bekerjasama membantu
selama proses pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir. Akhirnya, besar harapan
penulis agar kehadiran Matakuliah Anak Usia Dini ini dapat memberikan manfaat yang
berarti untuk para pembaca. Dan terpenting adalah semoga dapat turut serta memajukan
ilmu pengetahuan

Pati, 10 Maret 2023

Umiyatun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
PENDAHULUAN...............................................................................................................3
A. Latar Belakang..........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................3
C. Tujuan.......................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..................................................................................................................4
A. Ayat Kursi.................................................................................................................4
Ayat kursi adalah ayat yang terletak dalam surat Al Baqarah ayat 255:..........................4
B. Sejarah Turunnya Ayat Kursi...................................................................................4
C. Keutamaan Ayat Kursi..............................................................................................5
D. Tafsir Ayat Kursi......................................................................................................8
E. Cara Mengajarkan ayat kursi Anak usia dini.........................................................12
BAB III..............................................................................................................................13
PENUTUP.........................................................................................................................13
A. Kesimpulan.............................................................................................................13

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehadiran Alquran dalam kehidupan masyarakat pada umumnya, mempunyai
tujuan yang terpadu dan menyeluruh (komprehensif), bukan sekedar kewajiban
pendekatan religius yang bersifat ritual dan mistik, yang dapat menimbulkan formalitas
dan kegersangan. Dalam hal ini, Alquran merupakan petunjuk dari Allah SWT yang jika
dipelajari akan membantu masyarakat menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan
pedoman bagi penyelesaian berbagai problem hidup. Apabila dihayati dan diamalkan,
maka akan menjadikan pikiran, rasa, dan karsa mengarah pada realitas keimanan yang
dibutuhkan bagi stabilitas dan ketentraman hidup pribadi dan masyarakat. 1 Alquran
dengan sendirinya memberikan bukti tentang kebenarannya baik secara ilahiyah ataupun
ilmiah sehingga mengubah hati para ulama dan cendekiawan untuk terus mengkaji dan
memahami, kemudian membuktikannya dari berbagai aspek, baik kesejarahannya
ataupun kebahasaannya. Untuk pembuktiannya dapat dilakukan dengan menggunakan
penalaran manusia yang menjadi objek Alquran langsung dengan perasaan keimanan
dalam tatanan beragama.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan bacaan ayat kursi ?


2. Apakah keutamaan membaca ayat kursi ?
3. Bagaimana cara untuk mengajarkan bacaan Ayat kursi kepada Anak Usia
dini?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bacaan ayat kursi
2. Untuk memahami keutamaan membaca ayat kursi
3. Untuk mengetahui cara mengajarkan bacaan Ayat kursi bagi anak usia dini

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ayat Kursi

Ayat kursi adalah ayat yang terletak dalam surat Al Baqarah ayat 255:
‫ض َم ْن َذا الَّ ِذي يَ ْشفَ ُع ِع ْن َدهُ ِإاَّل بِِإ ْذنِ ِه‬ ِ ْ‫ت َو َما فِي اَأْلر‬ ِ ‫اوا‬َ ‫هَّللا ُ اَل ِإلَهَ ِإاَّل هُ َو ْال َح ُّي ْالقَيُّو ُم اَل تَْأ ُخ ُذهُ ِسنَةٌ َواَل نَوْ ٌم لَهُ َما فِي ال َّس َم‬
ُ‫ض َواَل يَُئو ُده‬ َ ْ‫ت َواَأْلر‬ ِ ‫اوا‬َ ‫يَ ْعلَ ُم َما بَ ْينَ َأ ْي ِدي ِه ْم َو َما خَ ْلفَهُ ْم َواَل يُ ِحيطُونَ بِ َش ْي ٍء ِم ْن ِع ْل ِم ِه ِإاَّل بِ َما َشا َء َو ِس َع ُكرْ ِسيُّهُ ال َّس َم‬
‫ِح ْفظُهُ َما َوهُ َو ْال َعلِ ُّي ْال َع ِظي ُم‬
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup
kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak
tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi
syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan
mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu
Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan
bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha
Tinggi lagi Maha Besar”
Dalam kitab Tafsir Al Munir Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan,
bahwa asal makna Al Kursi adalah Al ‘Ilmu (ilmu). Oleh karena itu para ulama
juga disebut dengan Al Karaasi, sebab mereka adalah orang-orang yang dijadikan
pegangan atau sandaran.
Pendapat lain mengatakan bahwa yang dimaksud Al Kursi dalam ayat ini
adalah keagungan Allah Swt. Jadi al kursi artinya bukan (kursi atau tempat
duduk), tidak ada al qu’ud (duduk) dan tidak ada al qaa’id (yang duduk).
Ada pula yang menyebutkan bahwa maksud dari Al Kursi di sini adalah
kerajaan dan kekuasaan Allah Swt. Hasan Al Bashri berpendapat yang dimaksud
Al Kursi di dalam ayat ini adalah Arsy. Sedangkan Ibnu Katsir mengatakan,
“Yang benar adalah, Al Kursi bukanlah Arsy. Sebab Arsy lebih besar dari al Kursi
sebagaimana dijelaskan oleh beberapa hadits dan atsar.

B. Sejarah Turunnya Ayat Kursi


Ketika ayat kursi hendak diturunkan oleh Allah ke bumi kepada Nabi
Muhammad Saw, ayat ini dibawa malaikat Jibril dengan disertai oleh 70 ribu
malaikat. Langit dan bumi serta seluruh alam semesta dan seisinya menyambut
dengan penuh kehormatan.
Diriwayatkan peristiwa saat ayat kursi diturunkan, bumi bergetar, terjadi
gempa di seluruh dunia serta gemuruh yang dahsyat. Bahkan mahkota para raja-
raja di dunia terlepas dari kepala, dan jatuh ke bumi.
5
Dimana-mana terjadi kegemparan dan kegaduhan bahkan setan juga ikut
gempar dan kocar-kacir berlarian menghadap Raja Iblis laknatullah yang juga
ketakutan. Raja Iblis akhirnya memerintahkan para tentara setan untuk mencari
sumber dari gemuruh dan gempa tersebut.
Setelah sampai ke tempat turunnya ayat kursi yang ternyata di berikan
langsung oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Saw dengan diiringi 70
ribu malaikat, para setan pun gentar dan lari ketakutan.
Dengan turunya ayat ini akan membuat kaum muslimin mendapat manfaat
dan perlindungan yang sangat kuat dari Allah. Dan hal ini pastinya menghalangi
niat setan untuk menggoda dan mengajak manusia ke jalan yang sesat.
Oleh karenanya, ayat kursi dipercaya sebagai penangkal dan pengusir jin
dan setan serta menjadi penolong bagi yang mau membaca dan mengamalkannya.
C. Keutamaan Ayat Kursi
Semua surat dalam al-Qur’an adalah surat yang agung dan mulia.
Demikian juga seluruh ayat yang dikandungnya. Namun, Allah ta’ala dengan
kehendak dan kebijaksanaanNya menjadikan sebagian surat dan ayat lebih agung
dari sebagian yang lain. Surat yang paling agung adalah surat al-Fatihah,
sedangkan ayat yang paling agung adalah ayat kursi, yaitu di surat Al-Baqarah,
ayat 255. Yang akan kita pelajari bersama dalam kesempatan ini adalah ayat
kursi. Ubay bin Ka’b radhiallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alahi wa
sallam bersabda: “Wahai Abul Mundzir (gelar kunyah Ubay), tahukah engkau
ayat mana di kitab Allah yang paling agung?” Aku menjawab, “Allah dan Rasul-
Nya lebih tahu.” Beliau berkata, “Wahai Abul Mundzir, Tahukah engkau ayat
mana di kitab Allah yang paling agung?”Aku pun menjawab, ‫هَّللا ُ الَ ِإلَهَ ِإالَّ هُ َو ْال َح ُّي‬
‫ْالقَيُّو ُم‬
Maka beliau memukul dadaku dan berkata, “Demi Allah, selamat atas
ilmu (yang diberikan Allah kepadamu) wahai Abul Mundzir.” (HR. Muslim no.
810)
Dalam kisah Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dengan setan yang mencuri
harta zakat, disebutkan bahwa setan tersebut berkata, “Biarkan aku mengajarimu
beberapa kalimat yang Allah memberimu manfaat dengannya. Jika engkau
berangkat tidur, bacalah ayat kursi. Dengan demikian, akan selalu ada penjaga
dari Allah untukmu, dan setan tidak akan mendekatimu sampai pagi.” Ketika Abu
Hurairah menceritakannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam, beliau
berkata, “Sungguh ia telah jujur, padahal ia banyak berdusta.” (HR. al-Bukhari
no. 2187) Dalam kisah lain yang mirip dengan kisah di atas dan diriwayatkan

6
Ubay bin Ka’b radhiallahu ‘anhu, disebutkan bahwa si jin mengatakan: َ‫َم ْن قَالَهَا ِحين‬
‫ َو َم ْن قَالَهَا ِحينَ يُصْ بِ ُح ُأ ِجي َر ِمنَّا َحتَّى يُ ْم ِس َي‬، ‫يُ ْم ِسي ُأ ِجي َر ِمنَّا َحتَّى يُصْ بِ َح‬
“Barangsiapa membacanya ketika sore, ia akan dilindungi dari kami
sampai pagi. Barangsiapa membacanya ketika pagi, ia akan dilindungi sampai
sore.” (HR. ath-Thabrani no. 541, dan al-Albani mengatakan bahwa sanadnya
bagus) Dalam hadits yang lain, Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
ُ ْ‫ ِإال ْال َمو‬،‫صال ٍة َم ْكتُوبَ ٍة لَ ْم يَ ْمنَ ْعهُ ِم ْن ُد ُخو ِل ْال َجنَّ ِة‬
‫ت‬ َ ‫َم ْن قَ َرَأ آيَةَ ْال ُكرْ ِس ِّي ُدبُ َر ُك ِّل‬
“Barangsiapa membaca ayat kursi setelah setiap shalat wajib, tidak ada
yang menghalanginya dari masuk surga selain kematian.” (HR. ath-Thabrani no.
7532, dihukumi shahih oleh al-Albani)

Disunnahkan membaca ayat ini setiap (1) selesai shalat wajib, (2) pada
dzikir pagi dan sore, (3) juga sebelum tidur.

Banyak sekali keutamaan ayat kursi yang sungguh luar biasa. Mulai dari
kedudukannya sebagai pemimpin ayat Al Qur’an, untuk perlindungan, rezeki dan
jodoh serta balasan surga. Berikut ini beberapa keutamaan ayat kursi berdasarkan
hadits Nabi Saw:

1. Pemimpin Ayat Al Quran


‫آن ِه َى آيَةُ ْال ُكرْ ِس ِّى‬
ِ ْ‫آى ْالقُر‬
ِ ُ‫لِ ُك ِّل َش ْى ٍء َسنَا ٌم َوِإ َّن َسنَا َم ْالقُرْ آ ِن سُو َرةُ ْالبَقَ َر ِة َوفِيهَا آيَةٌ ِه َى َسيِّ َدة‬
Segala sesuatu itu mempunyai puncaknya dan puncak Al-Quran ialah surat
al-Baqarah, di dalamnya terdapat sebuah ayat pemimpin semua ayat al-Quran
yaitu Ayat Kursi.” (HR. Tirmidzi)

2. Doa yang Mustajabah


Siapa saja yang membaca ayat kursi kemudian berdoa, makan doanya
akan dikabulkan oleh Allah. Sebab di dalam ayat ini terdapat asma Allah yang
paling agung, yakni al hayyu al qayyuum.
َ‫ث ْالبَقَ َر ِة َوآ ِل ِع ْم َرانَ َوطَه‬ َ ‫ا ْس ُم هَّللا ِ اَأل ْعظَ ُم الَّ ِذى ِإ َذا د ُِع َى بِ ِه َأ َج‬
ٍ َ‫اب فِى ُس َو ٍر ثَال‬
Asma Allah yang paling Agung yang apabila dibaca dalam doa pasti
dikabulkan ada dalam tiga tempat yaitu surat al-Baqarah, surat al-Imron dan surat
Thaha.” (HR. Ibnu Majah)
Tiga ayat yang dimaksud dalam hadits ini adalah Surat Al Baqarah ayat 255
(ayat kursi), Surat Ali Imran ayat 1-2, dan Surat Thaha ayat 111.
3. Salah Satu Kunci Masuk Surga
ُ ْ‫ ِإال ْال َمو‬،‫ول ْال َجنَّ ِة‬
‫ت‬ َ ‫َم ْن قَ َرَأ آيَةَ ْال ُكرْ ِس ِّي ُدبُ َر ُك ِّل‬
ِ ‫صال ٍة َم ْكتُوبَ ٍة لَ ْم يَ ْمنَ ْعهُ ِم ْن ُد ُخ‬

7
Barang siapa membaca ayat kursi sehabis setiap sholat fardhu maka tiada
penghalang baginya untuk memasuki surga kecuali hanya mati.” (HR. Thabrani)

4. Ayat yang Paling Agung


Suatu ketika Rasulullah Saw bertanya kepada Ubay Bin ka’ab, “Ayat kitab
Allah manakah yang paling agung?” Ubay menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih
mengetahui.”
Rasulullah Saw mengulang-ulang pertanyaannya, maka Ubay menjawab,
“Ayat kursi.”
Kemudian Rasulullah Saw bersabda, “Selamatlah dengan ilmu yang kamu
miliki, Hai Abu Mundzir. Demi Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya,
sesungguhnya ayat kursi itu mempunyai lisan dan sepasang bibir yang selalu
menyucikan Tuhan yang maha kuasa di dekat pilar Arsy.” (HR. Ahmad)
5. Perlindungan dari Jin dan Sihir
Dari Abdullah bin Ubay bin ka’ab, ayahnya (Ka’ab) pernah menceritakan
kepadanya bahwa ia memiliki sebuah wadah besar yang berisi kurma. Ayahnya
biasa menjaga wadah berisi kurma itu namun ia menjumpai isinya selalu
berkurang.
Pada suatu malam saat ia menjaganya, tiba-tiba ia melihat seekor hewan
yang bentuknya mirip dengan anak laki-laki berusia baligh. Ka’ab lalu mengucap
salam kepadanya. Makhluk itu pun menjawab salam Ka’ab.
“Siapa kamu, jin atau manusia?” tanya Kaab.
“Aku jin” jawabnya,
“Kemarikanlah tanganmu ke tanganku.” ucap Ka’ab.
Makhluk itu mengulurkan tangannya ke Ka’ab, ternyata tangannya seperti
kaki anjing begitu pula bulunya.
“Apakah memang demikian bentuk jin itu?” tanya Ka’ab lagi.
“Kamu sekarang telah mengetahui jin. Di kalangan mereka, tidak ada yang
lebih kuat daripada aku.”
“Apa yang mendorongmu melakukan ini?”
“Telah sampai kepadaku bahwa kamu adalah seorang manusia yang suka
bersedekah, maka kami ingin memperoleh sebagian dari makananmu.”
“Hal apakah yang dapat melindungi kami dari gangguan kalian?”
“Ayat ini, yakni ayat kursi,” jawab jin tersebut.
Keesokan harinya, Ka’ab berangkat menemui Rasulullah Saw, lalu
menceritakan hal itu kepada beliau. Nabi Saw kemudian bersabda, “Benarlah apa

8
yang dikatakan oleh si jahat itu.” (HR. Hakim, dikutip Ibnu Katsir saat
menafsirkan ayat kursi).
6. Seperempat Al Quran
Rasulullah Saw pernah bertanya kepada salah seorang lelaki dari kalangan
sahabatnya, “Hai Fulan, apakah kamu sudah menikah?”
Laki-laki itu menjawab, “Belum ya Rasulullah, karena aku tidak
mempunyai biaya untuk menikah.” Nabi Saw bertanya, “Bukankah kamu telah
hafal qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlas)?”
Lelaki itu menjawab, “Memang benar.” Nabi Saw bersabda, “seperempat
Al Quran.”
“Bukankah kamu telah hafal qulya ayyuhal kaafirun (surat Al Kafirun)?”
Laki-laki itu menjawab, “Benar.” Nabi Saw bersabda, “seperempat Al Quran.”
“Bukankah kamu telah hafal idzaa zulzilati (surat al zalzalah)?” Laki-laki
itu menjawab, “Benar.” Nabi Saw bersabda, “seperempat Al Quran.”
“Bukankah kamu telah hafal idzaa jaa’a nashrullah (surat an nashr)?”
Laki-laki itu menjawab, “Benar.” Nabi Saw bersabda, “seperempat Al Quran.”
“Bukankah kamu telah ayat kursi (Allahu laa ilaha illa huwa)?” Laki-laki
itu menjawab, “Benar.” Nabi Saw bersabda, “seperempat Al Quran.” (HR.
Ahmad, dikutip Ibnu Katsir saat menjelaskan tafsir ayat kursi)
7. Kunci Rezeki dan Jodoh
Hal ini sebagaimana yang tersirat dari hadits riwayat Imam Ahmad di atas.
Ketika seorang sahabat mengatakan belum menikah karena alasan tidak memiliki
biaya, Rasulullah Saw memerintahkannya membaca surat Al Ikhlas, surat Al
Kafirun, surat Al Zalzalah, surat An Nashr dan Ayat Kursi.
Dan barangsiapa yang banyak membaca ayat kursi, insyaAllah akan
dimudahkan rezeki dan juga lekas mendapatkan jodohnya.
8. Mendapat Pahala Mati Syahid
Barangsiapa yang rutin membaca ayat kursi selepas sholat fardhu, niscaya
ia akan mendapat pahala mati syahid.
‫من قرأ آية الكرسى دبر كل صالة كان الذى يلى قبض روحه ذو الجالل واإلكرام وكان كمن قاتل عن‬
‫أنبياء هللا ورسله حتى يستشهد‬

Barangsiapa membaca ayat kursi setiap selesai sholat, maka yang akan
mencabut nyawanya adalah Allah sendiri dan ia bagaikan orang yang berperang
bersama para nabi hingga mendapatkan mati syahid.” (HR. Hakim)

D. Tafsir Ayat Kursi


‫هَّللا ُ الَ ِإلَهَ ِإالَّ هُ َو ْال َح ُّي ْالقَيُّو ُم‬
9
“Allah, tidak ada sesembahan (yang berhak disembah) selain Dia Yang hidup
kekal serta terus menerus mengurus (makhluk).”
Allah adalah nama yang paling agung milik Allah ta’ala. Allah mengawali ayat ini
dengan menegaskan kalimat tauhid yang merupakan intisari ajaran Islam dan
seluruh syariat sebelumnya. Maknanya, tidak ada sesembahan yang benar untuk
disembah selain Allah. Konsekuensinya tidak boleh memberikan ibadah apapun
kepada selain Allah.
Al-Hayyu dan al-Qayyum adalah dua di antara al-Asma’ al-Husna yang Allah
miliki. Al-Hayyu artinya Yang hidup dengan sendirinya dan selamanya. Al-
Qayyum berarti bahwa semua membutuhkan-Nya dan semua tidak bisa berdiri
tanpa Dia. Oleh karena itu, Syaikh Abdurrahman as-Sa’di mengatakan bahwa
kedua nama ini menunjukkan seluruh al-Asma’ al-Husna yang lain.
Sebagian ulama berpendapat bahwa al-Hayyul Qayyum adalah nama yang paling
agung. Pendapat ini dan yang sebelumnya adalah yang terkuat dalam masalah
apakah nama Allah yang paling agung, dan semua nama ini ada di ayat kursi.

‫الَ تَْأ ُخ ُذهُ ِسنَةٌ َوالَ نَوْ ٌم‬


Dia Tidak mengantuk dan tidak tidur.”
Maha Suci Allah dari segala kekurangan. Dia selalu menyaksikan dan mengawasi
segala sesuatu. Tidak ada yang tersembunyi darinya, dan Dia tidak lalai terhadap
hamba-hamba-Nya.
Allah mendahulukan penyebutan kantuk, karena biasanya kantuk terjadi sebelum
tidur.
Barangkali ada yang mengatakan, “Menafikan kantuk saja sudah cukup
sehingga tidak perlu menyebut tidak tidur; karena jika mengantuk saja tidak,
apalagi tidur.”
Akan tetapi, Allah menyebut keduanya, karena bisa jadi (1) orang tidur
tanpa mengantuk terlebih dahulu, dan (2) orang bisa menahan kantuk, tetapi tidak
bisa menahan tidur. Jadi, menafikan kantuk tidak berarti otomatis menafikan
tidur.

ِ ْ‫ت َو َما فِي اَْألر‬


‫ض‬ َ ‫لَهُ َما فِي ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬

“Kepunyaan Nya apa yang di langit dan di bumi.”


Semesta alam ini adalah hamba dan kepunyaan Allah, serta di bawah
kekuasaan-Nya. Tidak ada yang bisa menjalankan suatu kehendak kecuali dengan
kehendak Allah.
‫َم ْن َذا الَّ ِذي يَ ْشفَ ُع ِع ْن َدهُ ِإالَّ بِِإ ْذنِ ِه‬
10
Tiada yang dapat memberi syafaat di sisinya kecuali tanpa izinNYA

Memberi syafaat maksudnya menjadi perantara bagi orang lain dalam


mendatangkan manfaat atau mencegah bahaya. Inti syafaat di sisi Allah adalah
doa. Orang yang mengharapkan syafaat Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam berarti
mengharapkan agar Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam mendoakannya di sisi
Allah. Ada syafaat yang khusus untuk Nabi Muhammad, seperti syafaat untuk
dimulainya hisab di akhirat, dan syafaat bagi penghuni surga agar pintu surga
dibukakan untuk mereka. Ada yang tidak khusus untuk Nabi shallallahu ‘alahi wa
sallam, seperti syafaat bagi orang yang berhak masuk neraka agar tidak
dimasukkan ke dalamnya, dan syafaat agar terangkat ke derajat yang lebih tinggi
di surga.

Jadi, seorang muslim bisa memberikan syafaat untuk orang tua, anak,
saudara atau sahabatnya di akhirat. Akan tetapi, syafaat hanya diberikan kepada
orang yang beriman dan meninggal dalam keadaan iman. Disyaratkan dua hal
untuk mendapatkannya, yaitu:

1) Izin Allah untuk orang yang memberi syafaat.


2) Ridha Allah untuk orang yang diberi syafaat.

Oleh karena itu, seseorang tidak boleh meminta syafaat kecuali kepada Allah.
Selain berdoa, hendaknya kita mewujudkan syarat mendapat syafaat; dengan meraih
ridha Allah. Tentunya dengan menaatiNya menjalankan perintahNya semampu kita,
dan meninggalkan semua laranganNya.

“Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka.”

Ini adalah dalil bahwa ilmu Allah meliputi seluruh makhluk, baik yang ada
pada masa lampau, sekarang maupun yang akan datang. Allah mengetahui apa yang
telah, sedang, dan yang akan terjadi, bahkan hal yang ditakdirkan tidak ada,
bagaimana wujudnya seandainya ada. Ilmu Allah sangat sempurna.

‫َوالَ يُ ِحيطُونَ بِ َش ْي ٍء ِم ْن ِع ْل ِم ِه ِإالَّ بِ َما َشا َء‬


Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah kecuali dengan apa
yang dikehendaki-Nya
Tidak ada yang mengetahui ilmu Allah, kecuali yang Allah ajarkan.
Demikian pula ilmu tentang dzat dan sifat-sifat Allah. Kita tidak punya jalan
untuk menetapkan suatu nama atau sifat, kecuali yang Dia kehendaki untuk
ditetapkan dalam al-Quran dan al-Hadits.
َ ْ‫ت َواَْألر‬
‫ض‬ ِ ‫َو ِس َع ُكرْ ِسيُّهُ ال َّس َما َوا‬
“Kursi Allah meliputi langit dan bumi.”
Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu menafsirkan kursi dengan berkata:
‫ض ُع قَ َد َم ْي ِه‬ ُّ ْ‫ال ُكر‬
ِ ْ‫سي َمو‬

11
“Kursi adalah tempat kedua telapak kaki Allah.” (HR. al-Hakim no. 3116, di
hukumi shahih oleh al-Hakim dan adz-Dzahabi)
Ahlussunnah menetapkan sifat-sifat seperti ini sebagaimana ditetapkan
Allah dan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, sesuai dengan kegungan dan
kemuliaan Allah tanpa menyerupakannya dengan sifat makhluk.
Ayat ini menunjukkan besarnya kursi Allah dan besarnya Allah. Dalam
sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
‫ات ال َّسبْع َم َع ال ُكرْ ِس ِّي ِإالَّ ك ََح ْلقَ ٍة ُم ْلقَا ٍة بَِأرْ ض فَالَ ٍة‬
ُ ‫او‬
َ ‫َما ال َّس َم‬

Tidaklah langit yang tujuh dibanding kursi kecuali laksana lingkaran


anting yang diletakkan di tanah lapang.” (HR. Ibnu Hibban no.361, dihukumi
shahih oleh Ibnu Hajar dan al-Albani)
‫َوالَ يَُئو ُدهُ ِح ْفظُهُ َم‬

Dan Allah tidak terberati memelihara keduanya.

Seorang ibu, tentu merasakan betapa lelahnya mengurus rumah sendirian.


Demikian juga seorang kepala desa, camat, bupati, gubernur atau presiden dalam
mengurus wilayah yang mereka pimpin. Namun, tidak demikian dengan Allah
yang Maha Kuat. Pemeliharaan langit dan bumi beserta isinya sangat ringan bagi-
Nya. Segala sesuatu menjadi kerdil dan sederhana di depan Allah.

‫َوه َُو ْال َعلِ ُّي ْال َع ِظي ُم‬


“Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

Allah memiliki kedudukan yang tinggi, dan dzat-Nya berada di ketinggian,


yaitu di atas langit (di atas singgasana). Dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu
‘alahi wa sallam bertanya kepada seorang budak perempuan: “Di mana Allah?”
Ia menjawab, “Di langit.”
Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bertanya, “Siapa saya?”
Ia menjawab, “Engkau adalah Rasulullah.”
Maka, Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam berkata kepada majikannya
(majikan budak perempuan tersebut -ed), “Bebaskanlah ia, karena sungguh dia
beriman!” (HR. Muslim no. 537)
Jelaslah bahwa keyakinan sebagian orang bahwa Allah ada dimana-mana
bertentangan dengan al-Qur’an dan al-Hadits.
Demikian pula Allah memiliki kedudukan yang agung dan dzatnya juga
agung sebagaimana ditunjukkan oleh keagungan kursiNya dalam ayat ini.

12
E. Cara Mengajarkan ayat kursi Anak usia dini
Dengan bacaan ayat kursi yang cukup panjang, ada baiknya kita berusaha
mengenalkan bacaan ayat kursi sedini mungkin pada anak. Tujuannya adalah agar ia
lebih mudah menghafalkan dan mengamalkannya hingga ia tumbuh dewasa.
Berikut adalah cara yang mampu membuat Anak mudah menghafal ayat kursi.
1) Pandu anak untuk membaca ayat kursi setiap hari.
2) Berikan kata perkata dari ayat kursi hingga anak bisa menghafal setiap kata
dengan baik.
3) Mengunakan metode
a) Guru membaca anak mendengarkan
b) Guru membaca anak menirukan
c) Guru dan anak membaca bersama sama

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ayat kursi disebut sebagai kepala ayat-ayat Al-Qur'an ,ayat paling agung dalam
Al-Qur'an. Ayat Kursi menjadi ayat yang paling utama, sebagaimana diriwayatkan Abu
Hurairah yang berkata bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
Di dalam surat Al-Baqarah ada satu ayat yang menjadi kepala kepada semua ayat
ayat Al-Qur'an, tidak dibaca ayat itu di dalam rumah yang ada setan di dalamnya
melainkan ia keluar daripada rumah itu yaitu ayat kursi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahnya


Tafsir Ibnu Katsir
Fathul Qadir, asy-Syaukani
Taysirul Karimir Rahman, Abdurrahman as-Sa’di
Shahih al-Bukhari
Shahih Muslim

15

Anda mungkin juga menyukai