Anda di halaman 1dari 23

MAKANATUR RASUL

Oleh

Saila Rizkika 10122054

Citra Damayanti 10122060

Fitrani Mahara Ainnaya 10122063

Muhamad Fitra Abdurrahman 10122074

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Pendidikan Agama

Program Studi Manajemen

UNIVERSITAS TEKNOLOGI DIGITAL

BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas
berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Penulisan Makalah
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Pendidikan Agama pada Universitas Teknologi Bandung. kami
menyadari Bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan Makalah ini, sangatlah sulit bagi kami untuk
menyelesaikan Makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada:

(1) DR. HM Budi Djatmiko Selaku Dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Agama yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
mengarahkan kami dalam penyusunan makalah ini;
(2) Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan dukungan material
maupun moral; dan
(3) Sahabat yang telah banyak membantu kami dalam menyelesaikan Makalah
ini.

Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Makalah ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.

Bandung, 21 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan Makalah .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
2.1 Kedudukan Rasulullah SAW....................................................................... 3
2.2 Kedudukan Rasulullah SAW sebagai hamba Allah swt. .............................. 6
1. Abid min Ibadillah. ................................................................................. 6
2. Rasul minal Mursalin. ............................................................................. 9
3. Sunnah. ................................................................................................. 12
2.3 Muhammad SAW adalah Rasul di antara Rasul ........................................ 13
2.4 Sejarah singkat Kenabian .......................................................................... 16
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 19

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Makanatur Rasul .......................................................................... 3


Gambar 1.2 Silsilah Nabi SAW ......................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Memahami kedudukan seseorang menjadi penting agar tidak terjadi
kesalahan dalam memperlakukan orang tersebut sesuai dengan kedudukannya.
Banyak bencana kemaksiatan yang terjadi saat ini karena ketidakperdulian akan
kedudukan seseorang. Misalnya kita boleh memperlakukan atasan kita di kantor
seperti teman sebaya atau bahkan anak-anak kita, kesalahan yang fatal karena
berisiko dipecat. Di sisi lain ada juga yang menempatkan istrinya seperti
pembantu rumah tangga, yang terjadi adalah penzhaliman terhadap hak2 istri.
Dan sebaliknya memperlakukan sekretaris di kantor seperti istri sendiri, yang
terjadi adalah perselingkuhan.
Kesalahan dalam menempatkan posisi ini dapat mengakibatkan 2 hal,
yaitu:
1. Mengambil sesuatu yang bukan haknya, di satu sisi pasti akan terjadi hak
orang lain yang terzhalimi
2. Mewajibkan sesuatu yang bukan kewajibannya, dan di sisi yang lain pasti
akan mengabaikan kewajiban yang seharusnya dia kerjakan.
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki kedudukan yang
istimewa bagi umat Islam. Namun, kedudukan beliau yang istimewa itu tidak
disikapi oleh umat Islam dengan sikap ghuluw (berlebihan), sebagaimana sikap
kaum nasrani yang mempertuhankan Nabi Isa ‘alaihissalam.

Umat Islam memposisikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam secara proporsional sebagaimana diajarkan sendiri oleh beliau. Dari
‘Ubaidillah bin Abdillah dari Ibnu ‘Abbas, ia mendengar ‘Umar radhiyallahu
‘anhu berkata di atas mimbar:

1
2

‫َارى ا ْبنَ َم ْريَ َم فَإِنَّ َما أَنَا عَ ْب ُدهُ فَقُولُوا‬ ِ ‫ط ُرونِي َك َما أ َ ْط َر‬
َ ‫ت النَّص‬ ْ ُ ‫سلَّ َم يَقُولُ الَ ت‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ ‫صلَّى هللا‬
َ ‫سَمِ عْتُ النَّبِ َّي‬
ُ ‫ع ْب ُد هللاِ َو َرسُولُه‬
َ

“Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


‘Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku seperti orang-orang
Nasrani berlebih-lebihan dalam memuji putra Maryam. Sesungguhnya aku
hanyalah seorang hamba Allah, maka katakanlah ‘Abdullah (hamba Allah) dan
Rasul-Nya’” (HR. Al-Bukhari)

Dari Hadits di atas kita dapat menyimpulkan, kedudukan Rasulullah shalallahu


‘alaihi wa sallam adalah abdun min ‘ibadillah; seorang hamba (manusia biasa)
dari sekian banyak hamba-hamba Allah Ta’ala. Yang membedakannya dengan
hamba Allah Ta’ala lainnya adalah beliau rasuulun minal mursalin; seorang
rasul (utusan Allah) dari sekian banyak rasul-rasul Allah lainnya.

Muhammad Rasulullah SAW adalah seorang manusia pilihan, dan semua


orang Islam pasti sepakat dengan itu. Namun bagaimana kita berinteraksi dengan
berbagai peninggalan beliau adalah satu hal yang wajib kita ketahui, sehingga
kita tidak terjebak dalam berlebih-lebihan dalam hal-hal yang tidak pernah
dituntut pada kita, atau justru di sisi lain sangat mengabaikan hal-hal yang
seharusnya kita lakukan.

1.2 Tujuan Makalah


1. Memahami kedudukan Rasulullah saw. sebagai hamba Allah dan Rasul
pembawa risalah terakhir.
2. Termotivasi untuk membaca, mengkaji sunnah atau hadits-hadits nabi, dan
mempelajari perjalanan hidup dan da'wah Rasulullah.
3. Menyadari bahwa memahami fiqhus sirah dan fiqhud da'wah adalah
kewajiban setiap muslim
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kedudukan Rasulullah SAW

Gambar 1.1 Makanatur Rasul

Dalam Al-Qur’an Nabi Muhammad saw adalah nabi terakhir yang diutus
oleh Allah swt yang derajatnya melebihi nabi-nabi sebelumnya. Dalam riwayat
disebutkan bahwa Nabi Adam adalah Bapaknya Jasad dan Nabi Muhammad
bapaknya Ruh. Secara ruh ia lebih dulu dari para Nabi, sedangkan secara
jasad/lahiriah ia adalah nabi yang terakhir di utus.

1. Pertama, Merujuk kepada Qs. Al-Anfal ayat 33 Allah swt berfirman

Artinya: Allah tidak akan menyiksa mereka selama kamu (muhammad) di


tengah mereka dan Allah tidak akan menghukum mereka sementara mereka
memohon ampun.

3
4

Allah swt menyebutkan bahwa ada dua hal yang menyebabkan adzab
Allah swt akan jauh dari manusia, yaitu dengan kehadiran Rasulullah saw dan
kedua dengan senantiasa melakukan istighfar. Ajaibnya al-Qur’an
mendahulukan menyebut kehadiran Nabi Muhammad saw lalu menyebutkan
istighfar.
Kehadiran Nabi saw harus dimaknai dalam dua aspek, kehadiran secara
lahiriah dan kehadiran secara ruhani. Secara jasad/lahiriah Nabi saw telah
wafat, namun secara ruhaniyah Nabi saw masih tetap ada. Lalu bagaimana
cara menghadirkan secara ruhaniyah?
Dengan shalawat. Dengan shalawat pada hakikatnya kita sedang
mengundang Nabi saw untuk hadir menemui kita sebagai pecintanya. Ada
banyak catatan sejarah Nabi saw hadir secara ruhaniah pada ulama-ulama
tertentu.
2. Kedua, Nabi Muhammad saw adalah manusia sebaik-baik teladan sepanjang
masa di antara para Nabi yang lain lihat Qs. Al-Ahzab ayat 21 Allah swt
berfirman:

Artinya: Sungguh pada diri Rasullah terdapat suri teladan yang baik…
Al-Qur’an melekatkan huswatun hasanah hanya pada dua nabi, yaitu
Nabi Ibrahim lihat Qs. Al-Mumtahanah ayat 4, dan Nabi Muhammad saw.
Selain itu, Nabi Muhammad saw adalah manusia yang penuh empati, penuh
kasih, raufur rahim.
Empati adalah kemampuan merasakan penderitaan, kebahagiaan yang
orang lain rasakan. Barangkali dengan sifat empati ini Rasulullah saw sering
kali menangis dan kasihan terhadap orang lain. Kebahagiaannya adalah saat
umatnya merasakan kebahagiaan, penderitaannya saat umatnya merasakan
penderitaan.
Iman Ja’far ash-Shadiq pernah berkata “jauh kaum membuat sedih
Rasulullah saw”. Bagaimana kami bisa membuat Rasullah saw sedih
5

sementara ia sudah wafat? Tanya sahabatnya. Kalian mengaku beriman


kepadanya, tetapi kalian melanggar perintahnya.
3. Ketiga, merujuk kepada Qs al-Ahzab ayat 56 Allah swt berfirman:

Artinya: Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bershalawat kepada


Nabi Muhammad, wahai orang-orang beriman bershalawatlah kepadanya
dan berilah salam dengan (sebaik-baiknya) salam.
Al-Qur’an menggambarkan bahwa para malaikat dan Allah swt
senantiasa bershalawat kepada Nabi Muhammad saw. Secara spesifik hanya
Nabi Muhammad saw yang senantiasa mendapatkan shalawat dari para
malaikat dan Allah swt.
Ini bukan berarti para Nabi as tidak mendapatkan shalawat dari malaikat
dan Allah swt, tetapi yang diabadikan dalam al-Qur’an hanyalah Nabi
Muhammad saw. Ini menunjukkan posisi Nabi saw yang berbeda dengan para
nabi yang lain.
Satu-satunya perintah Allah swt yang tidak memiliki syarat yang
bermacam-macam adalah perintah melakukan shalawat. Sebagian ulama
berkata bahwa segala perintah Allah swt itu tidak disertai contoh oleh Allah
swt. Shalat, puasa, haji, zakat dan lain sebagainya itu perintah Allah swt tanpa
diberi contoh langsung.
Namun perintah shalawat itu perintah yang dicontohkan langsung oleh
Allah swt dan para malaikatnya. Karena itu, ketika kita bershalawat pada
hakikatnya kita sedang “bersama” Allah dan para malaikatnya melakukan
shalawat kepada Nabi Muhammad saw.
Masih ada beberapa surah dan ayat di dalam al-Qur’an yang
menggambarkan tentang kedudukan Nabi Muhammad saw yang mungkin
belum begitu diperhatikan selama ini. Insya Allah dilain waktu akan saya tulis
tentang Nabi saw. Walaupun sebenarnya al-Qur’an itu adalah tentang Nabi
Muhammad saw yang tertulis, sementara Nabi Muhammad saw adalah al-
Qur’an yang mewujud.
6

2.2 Kedudukan Rasulullah SAW sebagai hamba Allah swt.


Muhammad Rasulullah Saw adalah sebagai hamba di antara hamba-hamba
Allah lainnya. Sebagai hamba maka Rasul mempunyai ciri yang juga sama
dengan manusia lainnya seperti beliau sebagai manusia, mempunyai nasab dan
jasadnya. Sebagai hamba ini menunjukkan bahwa Nabi adalah manusia biasa
yang Allah berikan kemuliaan berupa wahyu dari Allah. Untuk mengetahui Nabi
sebagai hamba dapat kita ketahui secara pasti dari perjalanan sirah Nabi,
khususnya di dalam fiqh sirah. Selain itu Nabi Muhammad Saw juga sebagai
rasul diantara para rasul. Sebagai rasul, Nabi bersifat menyampaikan risalah,
menjalankan amanah dari Allah, dan sebagai pemimpin ummat. Perjalanan Nabi
sebagai Rasul dalam menyampaikan dakwah dan misi dapat dilihat dari dakwah-
dakwah Nabi seperti di dalam fiqh dakwah. Selain itu Nabi Muhammad Saw
juga membawa sunnah yang dijadikan sebagai fiqhul Ahkam. Kedudukan Rasul
dapat digambarkan di dalam sirah nabi, sunnahnya dan dakwahnya sehingga dari
kedudukan ini banyak yang kita ambil sebagai fiqh sirah, fiqh ahkam dan fiqh
dakwah.

1. Abid min Ibadillah.


Rasul Muhammad Saw adalah sebagai hamba dan manusia biasa yang
juga makan, minum, pergi ke pasar, beristeri, berniaga dan segala aktivitas
manusia dikerjakan dan ditunaikan dengan baik. Rasul melaksanakan
keperluan dan keperluan sebagaimana manusia lainnya melaksanakan
keperluannya. Dari keadaan ini dapat disimpulkan bahwa Rasul sebagai
manusia dan kitapun sebagai manusia sehingga apa yang dikerjakan oleh Nabi
juga dapat dilaksanakan oleh kita secara baik. Tidak ada alasan untuk tidak
mengerjakan perintah Rasul karena Allah telah mengutus Rasul dari kalangan
manusia juga.
Yang membedakan rasul dengan manusia yang lain ialah Rasul mendapat
wahyu yaitu menyuruh kita mengilahkan Allah saja.
Dalil:
7

Artinya : Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan
yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". Q.18: 110
1.1 Insan.
Rasul sebagai manusia digambarkan makan, ke pasar dan sebagainya.
Perilaku ini menggambarkan suatu aktivitas sehari-hari manusia. Apabila
Rasul sebagai manusia maka dakwah mudah dilaksanakan dan mudah
diterima, tidak ada alasan bagi manusia untuk menolaknya. Apabila
malaikat sebagai Nabi maka banyak alasan untuk tidak melaksanakan
perintah Allah. Kaum Yahudi senantiasa menyoal kehadiran Rasul yang
berasal dari manusia. Sebetulnya mereka mengada-adakan soalan yang
didasari kekufurannya kepada Allah.
Rasul sebagai manusia juga dijelaskan dengan peranan Rasul sebagai
suami dan bapa dari anak-anaknya. Dengan peranan ini menjadikan manusia
lebih sempurna dan dapat mengikutinya dengan baik setiap amalan dan
arahannya.
Dalil:

Artinya :”Dan mereka berkata, “Mengapa Rasul (Muhammad) ini memakan


makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa malaikat tidak diturunkan
kepadanya (agar malaikat) itu memberikan peringatan bersama
dia?,”QS.25: 7
8

Artinya : “Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum


engkau (Muhammad) dan Kami berikan kepada mereka istri-istri dan
keturunan. Tidak ada hak bagi seorang rasul mendatangkan sesuatu bukti
(mukjizat) melainkan dengan izin Allah. Untuk setiap masa ada Kitab
(tertentu).” Q.13: 38
1.2 Nasab.
Rasul berasal dari kaum Qurasy. Bapanya yang bernama Abdullah dan
ibunya bernama Aminah. Beliau mempunyai keluarga dan keturunan yang
jelas. Begitupun tentang sejarah kelahiran dan asal usulnya. Sejarah yang
menjelaskan bagaimana nabi dibesarkan sehingga menjadi Rasul juga
banyak terdapat di berbagai buku sirah Nabi.
Ada tiga bagian tentang nasab Nabi SAW
1. Bagian yang disepakati kebenarannya oleh pakar biografi dan nasab,
yaitu sampai Adnan.
2. Bagian yang mereka perselisihkan, yaitu antara nasab yang tidak
diketahui secara pasti dan nasab yang mesti dibicarakan, tepatnya Adnan
ke atas hingga Ibrahim AS.
3. Bagian yang sama sekali tidak diragukan bahwa di dalamnya ada hal-hal
yang tidak benar, yaitu Ibrahim AS sampai Nabi Adam AS.

Gambar 1. 2 Silsilah Nabi SAW


9

1.3 Jism
Jism nabi Muhammad Saw digambarkan banyak oleh hadits seperti
rambutnya yang rapi dan selalu disikat kemas, badannya yang kuat,
tingginya sederhana dan sebagainya. Dari gambaran jasad ini Nabi adalah
manusia yang juga sebagai manusia biasa lainnya.
1.4 Sirah Nabawiyah.
Penggambaran Nabi sebagai hamba Allah terdapat di dalam sirah
nabawiyah. Penggambaran ini dijadikan sebagai pengajaran, menerangkan
sesuatu dan juga dapat sebagai petunjuk bagi kita yang membacanya. Dari
sirah nabawiyah dapat disimpulkan bahwa Nabi sebagai hamba Allah dan
menjalankan aktiviti-aktivitinya sebagai manusia biasa.
Dalil:

Artinya : “Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi


orang yang mempunyai akal. (Al-Qur'an) itu bukanlah cerita yang dibuat-
buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan
segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman.” Q.12: 111

2. Rasul minal Mursalin.


Muhammad Saw selain sebagai hamba biasa juga sebagai Rasul yang
mempunyai keutamaan dan ciri-ciri kerasulan. Muhammad seperti Rasul
lainnya juga mempunyai mukjizat dan tugas-tugas mulia. Walau
bagaimanapun Rasul juga seperti manusia yang akan meninggal pada saatnya.
Dalil:
10

Artinya : “Dan Muhammad hanyalah seorang Rasul; sebelumnya telah berlalu


beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang
(murtad)? Barangsiapa berbalik ke belakang, maka ia tidak akan merugikan
Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur.”
Q.3: 144
2.1 Tabligh Risalah.
Peranan Rasul yang utama adalah menyampaikan risalah Tuhan karena
inilai yang membedakannya dengan manusia biasa. Rasul membawa
manusia untuk mengabdi kepada Ilah yang satu yaitu Allah Swt.
Menyampaikan misi Islam dan memberikan contoh adalah aktivitas utama
para Rasul.
Dalil:

Artinya :“Agar Dia mengetahui bahwa rasul-rasul itu sungguh telah


menyampaikan risalah Tuhannya, sedang (ilmu-Nya) meliputi apa yang ada
pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.” Q.72: 28

Artinya : “(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah,


mereka takut kepada-Nya dan tidak merasa takut kepada siapa pun selain
kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.”Q.33: 39
2.2 Adaul Amanah.
Rasul telah menunaikan amanahnya sebagai rasul yaitu menyampaikan
risalah kepada manusia. Menunaikan amanah dan tugas menyampaikan misi
ini merupakan peranan Rasul. Bukti bahwa Rasul telah menunaikan amanah
11

ini adalah pengikut-pengikutnya yang setia dan menyebarkan dakwah


kepada manusia.
Dalil:

Artinya : “Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu


kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti
engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau
dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang kafir.”Q.5: 67
2.3 Imamatul Ummat
Nabi Muhammad Saw sebagai Rasul juga sebagai Imam yang
bertanggung jawab ke atas ummatnya. Pada hari kiamat Nabi berperanan
sebagai Ummat. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi juga bertanggung jawab
terhadap apa-apa yang sudah disampaikan kepada ummatnya. Ketika di hari
penghitungan di hari kiamat Nabi mempertanggung-jawabkan ummatnya.
Dalil:

Artinya : “Dan bagaimanakah (keadaan orang kafir nanti), jika Kami


mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari setiap umat dan Kami
mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka.” Q.4: 41

Artinya : “(Ingatlah), pada hari (ketika) Kami panggil setiap umat dengan
pemimpinnya; dan barang siapa diberikan catatan amalnya di tangan
12

kanannya mereka akan membaca catatannya (dengan baik), dan mereka


tidak akan dirugikan sedikit pun.” Q.17: 71
2.4 Dakwah Nabawiyah.
Al-Qur’an dan juga Sirah banyak menjelaskan dakwah nabi. Dari kedua
ini muncul fiqh dakwah yang berseuai dengan realitas, tuntutan, keadaan
dan respons tempatan. Misalnya Allah menceritakan perjalanan hijrah Nabi
bersama Abu Bakar yang berada di gua Tsur, didapati banyak ular dan
berbagai hewan yang berbahaya, kemudian nabi berkata janganlah takut
sesungguhnya Allah bersama kami. Ayat yang menggambarkan dakwah ini
menjadi fiqh dakwah bagi para da’i saat ini khususnya memotivasikan kita
agar senantiasa berdakwah walaupun menghadapi banyak cabaran dan
rintangan.
Dalil:

Artinya : “Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya


Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari
Mekah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada
dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, “Jangan engkau
bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka Allah menurunkan
ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara
(malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan
orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah
Mahaperkasa, Mahabijaksana.” Q.9: 40

3. Sunnah.
Dari segi bahasa Sunnah berarti jalan. Maksud Sunnah Nabi adalah
segala sesuatu yang disebutkan, diakurkan dan diamalkan. Sunnah Nabi
13

bernilai syar’i dan perlu untuk mengikutinya. Sunnah yang demikian dijadikan
sebagai teladan dan ikutan. Sesuatu di luar itu boleh dilaksanakan boleh juga
tidak, ia merupakan sesuatu yang tidak wajib seperti Nabi biasa menunggang
unta, memakai pakaian budaya Arab, perang dengan pedang dan sebagainya.
Perkara ini adalah wasailul hayah yang boleh berubah dan tidak mesti
mengikutinya. Yang perlu diikuti dan bernilai sunnah adalah yang bersifat
minhajul hayah. Sunnah ini dijadikan sebagai fiqh ahkam untuk rujukan
beramal atau mengambil keputusan.
3.1 Fiqhul Ahkam
Bagi muslim dalam menjalankan hidup dan dakwah tentunya
menghadapi banyak cabaran selain dari bagaimana mesti menjalani hidup
ini dengan sempurna. Peranan hukum atau aturan sebagai panduan
membawa kita ke arah yang sempurna sangatlah diperlukan. Rasul dijadikan
sebagai tempat ketaatan dan ikutan, dan juga sebagai rujukan hukum. Fiqh
ahkam yang digunakan sebagai dalil juga memerlukan pandangan sunnah.
Dalil:

Artinya : “Dan Kami tidak mengutus seorang rasul melainkan untuk ditaati
dengan izin Allah. Dan sungguh, sekiranya mereka setelah menzalimi
dirinya datang kepadamu (Muhammad), lalu memohon ampunan kepada
Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka
mendapati Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” Q.4: 64

2.3 Muhammad SAW adalah Rasul di antara Rasul


2.3.1 Kedudukan selanjutnya dari Muhammad SAW adalah sebagai Rasul
diantara para rasul lain.
14

1.

Artinya : “Dan Muhammad hanyalah seorang Rasul; sebelumnya telah


berlalu beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik
ke belakang (murtad)? Barangsiapa berbalik ke belakang, maka ia tidak
akan merugikan Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada
orang yang bersyukur.”(Q.S 3:144)
2.

Artinya : “sungguh, engkau (Muhammad) adalah salah seorang


dari rasul-rasul,”(QS. 36:3)
3. Ketika beliau SAW menerima wahyu yang pertama, maka dari langit
terdengar suara “Wahai Muhammad! Kamu adalah Rasulullah dan aku
Jibril”
2.3.2 Menyampaikan misi
1. Sebagai rasul, maka beliau SAW menyampaikan risalah yang ditugaskan
oleh Allah kepadanya
2.

Artinya : “Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu


kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti
engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara
15

engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi


petunjuk kepada orang-orang kafir.”(QS. 5:67)
3. Tugas ini adalah tugas yang sangat berat, sehingga saat Haji Wada’
beliau berkali-kali menegaskan : (Ya Allah, sungguh aku telah
menyampaikan), makan para sahabat yang hadir (124.000) menjawab
(Ya!Ya!Ya)
4. Padahal beliau SAW telah menunaikan semua risalah dengan
sesempurna-sempurna penunaian
2.3.3 Menunaikan Amanah
1. Sebagai Rasul, beliau SAW bertugas untuk menunaikan amanah dari
Allah SWT
2. (Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya)
3. Amanah ini tidak mampu dipikul oleh makhluk Allah yang besar-
besar:langit, bumi, dan gunung-gunung
4. Rasulullah SAW pun menunaikan semua amanah berupa titipan barang-
barang orang-orang kafir Quraisy dan menunaikan melalui Ali ra
2.3.4 Memimpin Umat
1. Tugas ketiga sebagai Rasul adalah memimpin umat Islam
2. Beliau SAW adalah pemimpin yang sempurna
a. Pemimpin keluarga
b. Pemimpin Negara
3.

Artinya : “Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu


sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat
menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan
penyayang terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. 9:128)
16

Artinya : “Maka jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah


(Muhammad), "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada tuhan selain Dia.
Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki
‘Arsy (singgasana) yang agung."(QS. 9:129)
a. Berat olehnya penderitaanmu
b. Sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu.
c. Amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin
d. Kalau berpaling, serahkan kepada Allah

2.4 Sejarah singkat Kenabian


Muhammad di angkat menjadi Rasul tgl 17 Ramadhan / 06 Agustus 611 M,
berusia 40 tahun 6 bln dan 8 hari di Gua Hiro yang ditandai dengan
diwahyukannya QS. 96/Al-Alaq ayat 1-5, yang disampaikan oleh Malaikat
Jibril.

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,


2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang idak diketahuinya.
*). Mengajarkan dan Memberi Petujuk

‫صدِيقَ الَّذِي َبيْنَ َيدَ ْي ِه‬


ْ َ ‫ب َما َكانَ َحدِيثًا يُ ْفت ََرى َولَك ِْن ت‬ ْ ‫ص ِه ْم ِعب َْرة ٌ ألولِي‬
ِ ‫األل َبا‬ َ َ‫لَقَدْ َكانَ فِي ق‬
ِ ‫ص‬
ِ ‫َوت َ ْف‬
‫صي َل‬

َ‫ش ْيءٍ َوهُد ًى َو َرحْ َمةً ِلقَ ْو ٍم يُ ْؤ ِمنُون‬


َ ‫كُ ِِّل‬
17

Artinya : “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi


orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-
buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan
segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”
(QS. 12/Yusuf 111).

*). Menjelaskan Yang Haq dan Yang Batil

ُ َ‫ش ْه َر فَ ْلي‬
ُ‫ص ْمه‬ َّ ‫ش ِهدَ ِم ْنكُ ُم ال‬ َ ‫ان فَ َم ْن‬ ِ ‫ت مِنَ ْال ُهدَى َو ْالفُ ْر َق‬ ِ َّ‫ضانَ الَّذِي أ ُ ْن ِز َل فِي ِه ْالقُ ْرآ ُن هُدًى لِلن‬
ٍ ‫اس َوبَيِِّنَا‬ َ ‫ش ْه ُر َر َم‬
َ
َّ ُ ‫مِن أَي ٍَّام أُخ ََر ي ُِريد‬
َ ‫َّللاُ بِكُ ُم ْاليُس َْر َوال ي ُِريد ُ بِكُ ُم ا ْلعُس َْر َو ِلت ُ ْك ِملُوا ْال ِعدَّة‬ َ ‫َو َم ْن َكانَ َم ِريضًا أ َ ْو‬
َ ‫علَى‬
ْ ٌ ‫سف ٍَر فَ ِعدَّة‬
‫علَى َما َهدَاكُ ْم َولَ َعلَّكُ ْم ت َ ْشكُ ُرو َن‬ َ َّ ‫َو ِلت ُ َك ِب ُِّروا‬
َ ‫َّللا‬

Artinya : “Bulan Ramadhan, bulan yg di dlmnya diturunkan (permulaan) Al


Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu,
barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka
hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari
yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah
kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
(QS. 2/Al-Baqoroh 185)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Meskipun Rasulullah SAW telah wafat, akan tetapi keutamaan, kedudukan
dan derajat beliau SAW tetap luhur di sisi Allah. Orang-orang yang beriman
tentu meyakini dan tidak ada keraguan sama sekali di hati mereka akan hal ini.
Sebab, bertawasul kepada beliau SAW pada dasarnya kembali pada
keyakinan akan keberadaan hal-hal di muka. Dan meyakini bahwa Allah SWT
mencintai dan memuliakan beliau serta meyakini dan mengimani beliau dan
risalah yang beliau bawa.
Ketahuilah! Tawasul bukanlah merupakan bentuk ibadah kepada
Rasulullah SAW. Sebab betatapun tinggi dan luhurnya derajat dan kedudukan
beliau, beliau tetaplah seorang hamba Allah yang tidak mampu memberi
manfaat dan menimpakan mara bahaya tanpa seizin Allah. Allah berfirman:
ٌ‫ش ٌر ِمثْلُكُ ْم ي ُ ْو ٰ ٓحى اِلَ َّي اَنَّ َما ٓ ا ِٰل ُهكُ ْم ا ِٰله ٌ َّواحِ د‬
َ ‫قُ ْل اِنَّ َما ٓ اَنَا َب‬
“Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia
seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu
adalah Tuhan Yang Maha Esa.””

18
DAFTAR PUSTAKA

Pecihitam. 2020.
“Inilah Kedudukan Nabi Muhammad dalam Al-Qur’an”. Melalui
https://pecihitam.org/inilah-kedudukan-nabi-muhammad-saw-di-dalam-al-
quran/ [21/02/23]
Alhikmah. 2011.
“Kedudukan Rasul SAW”
Melalui https://alhikmah.ac.id/kedudukan-rasul-saw/ [21/02/23]
Slideshare. 2014.
“Makanatur rasul”. Melalui
https://www.slideshare.net/Faisal0821/03-makanatur-rasul [21/02/23]

19

Anda mungkin juga menyukai