Anda di halaman 1dari 3

1.

Takrif Ilmu Tauhid Ilmu tauhid adalah ilmu yang membicarakan tentang cara-cara menetapkan akidah agama dengan mempergunakan dalil-dalil yang meyakinkan , baik dalil-dalil itu merupakan dalil naqli, dall aqli, ataupun dalil wijdani (perasaan halus) Ilmu ini dinamakan ilmu tauhid, karena pembahasannya yang paling menonjol, menyngkut pokok ke-Esaan Allah yang merupakan asas pokok agama Islam, sebagaimana yang berlaku terhadap agama yang benar yang telah dibawakan oleh para Rasul yang diutus Allah. Allah swt. Berfirman : .... tidaklah Kamimengutus sebelum engkau seorang Rasul pun melainkan Kami wahyukan kepadanya : Bahwa tiada Tuhan yang sebenarnya disembah melainkan Aku, maka sembahlah Aku. (QS. Al-Anbiya *21+: 25) 2. Obyek Ilmu Tauhid Obyek pembicaraan ilmu tauhid, ialah akidah yang diterangkan dalil-dalilnya. Dimaksudkan dengan akidah ialah pendapat dan pikiran atau anutan yang memperngaruhi jiwa manusia, lalu menjadi suatu bagian dari manusia sendiri, dibela, dipertahankan dan diitikadkan dan lapangannya. Oleh karenanya, akidah-akidah itu adalah merupakan akidah diniyah, adakala merupakan akidah adabiyah, adakala merupakan akidah khulqiyah adakala merupakan akidah ilmiyah, adakala merupakan akidah siyasiyah, menurut corak dan warna-warna masing-masing walaupun satu sama lain mempunyai hubungan yang erat. Yang dimaksudkan dengan akidah diniyah ialah, akidah yang mempunyai hubungan erat dengan agama, baik merupakan hukum, pikiran ataupun pendapat. Dengan demikian dikeluarkan akidah-akidah (kepercayaan-kepercayaan) yang tidak mempunyai hubungan dengan agama. Seperti itikad bahwa manusia adalah semulia-mulia makhluk dan bahwa Allah telah mengutamakan manusia atas kebanyakan makhluknya Akidah adabiyah adalah bahwa derajat pikiran sesuatu bangsa adalah menurut taraf kemajuan dan kecerdasan bangsa itu. Akidah kgulqiyah ialah bahwa keberanian, kesabaran dan kebenaran adalah keutamaan yang menghasilkan kemanfaatan bagi warga masyarakat. Akidah ilmiyah adalah bahwa berat benda jatuh karena daya tarik bumi dan sebagainya. 3. Bukti-bukti Wujud Allah, Keesaan dan Kesempurnaan Sifatnya a. wujud Allah Allah swt telah menciptakan alam ini dalam keadaan yang kita saksikan ini. Di antara hikmah Allah, ialah menciptakan alam ini dalam berbagai macam

bentuk dan rupa. t iap-tiap macamnya mempunyai sift yang membedakannya dari yang lain dan terletak dalam suatu posisi yang bersesuaian dengan keadaan dirinya. Manusia adalah salah satu jenis makhluk. Manusia dibedakan dari yang lain dengan fitrah yang diberikan kepadanya, yaitu kemampuan berpikir dan menanggapi aneka pengertian. Andaikata tidak diberikan kepada manusia fitrah yang sangat bernilai ini, ataupun diberikan kepadanya lebih banyak dari yang diberikan ini, niscaya menjadilah manusia seekor binatang, ataupun seorang malaikat. Sifat-sifat yang diberikan Allah kepada manusia mengangkatnya ke derajat yang lebih tinggi dari binatang dan menempatkannya di bawah malaikat. Oleh karena itu Allah memberikan kepada manusia kemampuan akal yang terbatas. Diantara rahmat Allah kepada hamba-Nya, ialah Allah tidak menciptakan kebahagiaan manusia dan kemajuannya dalam kehidupan dunia ini, bergantung kepada mengetahui hal-hal yang tak mungkin diketahui. Tetapi digantungkan kebahagiaan dan kemajuan itu kepada mengetahui bekasan dan sif t dari hakikat-hakikat yang tak diketahui itu. Dengan pengetahuan ini dapatlah manuisa mempergunakan unsur-unsur tniat dan khasiat-khasiatnya untuk kepentingan kehidupan manusia. Allah adalah wajibul wujud dan tak ada batasan bagi kesempurnaan-Nya. Karenanya tidaklah sanggup manusia mengetahui Zat-Nya. Mengetahui hakikat Zat-Nya adalah mustahil, karena zat Allah tidak tersusun dari beberapa unsur. Jika tersusun dari beberapa unsur, dapatlah kita mengetahui dengan mempelajari suku-suku unsur tersebut. Allah tidak berbatas dalam sesuatu batas, karenanya tidak dapat dicapai oleh panca indera kita. Kita disuruh memikirkan tentang makhluk Allah, karena memikirkan makhluk Allah, mendatangkan kemanfaatan dunia dan melapangkan jalan untuk memakrifati Allah pencipta alam dengan melihat kepada bekasan-bekasanNya. Dan mengetahui sifat-sifat Allah yang andaikata tak ada sifat-sifat itu pada-Nya, tentulah tidak nampak bekasan yang sangat teratur dan rapi itu. Al-quran datang mengarahkan pikiran kita memperhatikan alam atau memperhatikan apa yang Allah ciptakan agar tembuslah ilmu kita memakrifati ciptaan-Nya. Banyak sekali ayat-ayat Al-quran yang menghruskan kita memperhatikan keadaan wujud, khasiatnya, sifatnya, tata aturannya yang kesemuanya itu menunjukan adanya pencipta yang sangat hakim (melaksanakan sesuatu dan membuat sesuatu sesuai dengan hikmat yang Maha Sempurna) b. Ke-Esaan Allah Denagn cara yang kita tempuh ini, kita dapat menetapkan ke-Esaan Allah . La ilaha illallah. Kalimat ini memberi pengertian bahwa hanya Allah sendiri yang berhak di sembah. Dalam upaya ini kita memperoleh dua ketentuan :

Pertama, menetapkan ke Uluhiyaan (ke Tuhanan) bagi Allah sendiri. Kedua, meniadakan keTuhanan bagi yang selain-Nya. Sesungguhnya hal ini dengan mudah dapat diketahui. Dalam pada itu Allah mengingatkan kita kepada ke-Esaan-Nya dengan menyuruh kita memperhatikan keadaan alam, yang menunjuk kepada ke-Esaan penciptaNya, dalam tiga ayat yang di bawah ini : Katakanlah, jikalau ada Tuhan-Tuhan beserta-Nya, sebagaimana yang mereka katakan, niscaya tentulah Tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai Arsy. Maha suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka perkatakan dengan ketinggian yang sebesar-besarnya. Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya, bertasbih kepada Allah, dan tak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dan memuji-Nya, akan tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah senantiasa halim lagi Maha Pengampun. (QS. Al-Isra *17+: 42-44) Allah sekali-kali tidak mempunyai anak dan sekali-kali tidak ada Tuhan beserta-nya, kalau ada Tuhan besertanya, benar-benar masing-masing Tuhan akan membawa makhluk yang diciptakannya dan benar-benarlah sebagian dari Tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha suci Allah dari apa yang mereka sifatkan. (QS. Al-Mumin *23+: 91) Sekiranya ada di langit dan di bumi Tuhan-tuhan selain Allah, benarbenarlah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang mempunyai Arsy dari apa yang mereka sifatkan. (QS. Al-Anbiya [21]: 22)

Anda mungkin juga menyukai