Anda di halaman 1dari 6

MA’RIFATULLOH

I. Muqoddimah

 Proses ma’rifatulloh Ibrahim A.S. Q.S. 6/75-79, 2/260.


 Proses ma’rifatulloh Musa A.S. Q.S. 2/55, 7/143.
 Dialog Ibrohim A.S. dengan Raja kafir ( Namrudz) tentang hakikat Allah SWT. Q.S.
2/258
 Bukti adanya Allah berupa tindakan. Q.S. 105/1-5, 106:1-4, 3/37, 8/9.

II. Cara mengenal (makrifat) kepada Alloh :

a. Dengan Qouliyah (Perkataan/wahyu) Allah. Q.S. 2/23, 17/88, 10/37-38.

Dengan jalan mengenal wahyu Alloh (Al-Qur'an) yang tidak ada seorang atau
sekelompok orang, bahkan seluruh umat manusia dan Jin yang sanggup
menandinginya (2/23, 17/88), maka seorang manusia akan dapat mengenal Alloh
bahwa Dia itu benar-benar ada (wujud), Maha Berbicara (Kalam), Maha Menetapkan
Hukum (al-Hakam) untuk mengatur hidup dan kehidupan manusia dunia/akhirat,
buktinya adalah Al-Qur'an yang tak tertandingi oleh siapapun, bahwa Al-Qur'an
adalah ciptaan Alloh, datang dari Alloh, dan sekaligus bukti adanya Alloh. (10/37-38).

b. Dengan Kauniyah (Tanda-tanda kebesaran) Allah. Q.S. 6/99, 13/3, 24/43, 30/24,
2/22.

Melalui cara tafakkur dan tadabbur terhadap ayat-ayat Alloh yang terdapat di
dalam diri manusia dan di alam semesta dengan mempergunakan akal fikiran yang
sehat. Qs. 30/8, 10/101, 3/191, 52/35-36, 38/29, 23/80.

Rosululloh saw bersabda:

)‫تفكروا في خلق هللا وال تفكروا في هللا فإنكم لن تقدروا قدره (رواه ابو نعيم‬

Artinya: “Fikirkanlah olehmu tentang penciptaan Alloh dan janganlah kamu


memikirkan tentang Dzat Alloh karena kamu tidak akan sanggup menjangkaunya.”
(HR. Abu Nu’aim)

Perkataan Imam Syafi’i :

‫من عرف نفسه فقد عرف ربه‬

“Barangsiapa mengenal dirinya (dengan benar) maka sungguh ia akan mengenal


Robb-nya.”

• Dengan ayat Qouliyah dan kauniyahnya pula kita bisa ma’rifat kepada Allah melalui :

1. Nama-nama dan Sifat-sifat Alloh ( ‫) االسماء و صفات هللا‬


Q.S. 7/180, 17/110-111, 59/22-24.
Rosululloh saw. Bersabda:
)‫ان هلل تسعة وتسعين اسما من حفظها دخل الجنة وان هللا وتر يحب الوتر (رواه ابن ماجه‬
Artinya: “Sesungguhnya Alloh Swt. memiliki 99 Nama, barangsiapa yang
menjaganya maka ia akan masuk surga, dan sesungguhnya Alloh itu ganjil, Dia
menyukai yang ganjil.” (HR. Ibnu Majah).
Dari ke 99 Asma tersebut dapat dirumuskan ke dalam 3 Sifat yang
merangkum semua Asma dan Sifat Alloh, yaitu: al-Kholiq, al-Malik, dan al-
Hakam. Rumusan tersebut sesuai dengan rumusan tauhid, yakni tauhid
Rububiyah, Mulkiyah, dan Uluhiyah.
Alloh Swt. Bersifat al-Kholiq artinya Maha Pencipta. Oleh karena Dia yang
Menciptakan alam semesta maka Dialah yang berhak memiliki dan merajai alam
semesta ini (bersifat al-Malik). Di dalam mengatur alam semesta ini maka Dia
menetapkan hukum yang berupa Al-Qur'an, maka Dia bersifat al-Hakam (Yang
Maha Menetapkan Hukum). Hukum tersebut mengatur bagaimana tata cara
pengabdian kepada Alloh, al-Kholiq dan al-Malik.

2. Perbuatan Alloh ( ‫ ) افعال هللا‬Q.S. 105/1-5 :

 Yang mengeluarkan manusia dari perut ibunya. Q.S. 16/78.

 Menjadikan bumi, langit, gunung dan sungai, buah-buahan. Q.S. 32/4, 13/3

 Mendatangkan angin. Q.S. 35/9.

 Memberi rizqi. Q.S. 17/30-31

 Menggerakkan awan. Q.S. 30/48.

 Pembuat tipu daya terbaik. Q.S. 3/54.

 Menghancurkan orang kafir. Q.S.27/51.

 Yang mengajarkan Al-Qur’an. Q.S. 55/1-4

3. Kedudukan/Otoritas Alloh ( ‫) سلطانية هللا‬

A. ALLOH SEBAGAI ROBB ( ‫) َر ٌّب‬

Pengertian Robb secara bahasa

Asal kata : ‫ رّبا‬-‫ يرب‬- ‫رّب‬ = Menciptakan, menguasai, mengatur, memelihara.

‫ تربية‬-‫ يربي‬-‫ = رّبي‬Mendidik, mengajar

Penggunaan kata Robb dalam Al-Qur’an

1. Pencipta : Q.S. 10/3, 7/172.


2. Pengatur : Q.S. 9/31, 10/31-32
3. Pemelihara : Q.S. 26/18.
4. Pemilik : Q.S.106/3, 27/91.
5. Pendidik : Q.S. 17/24.
6. Penguasa tertinggi : Q.S. 79/24, 27/91.

Pengertian Robb menurut istilah Al-Qur’an

1. Pembuat Undang-undang/hukum. Q.S.7/54, 9/31. bayan hadist At-Tirmidzi.


2. Robb segala sesuatu. Q.S. 6/164.
3. Robb yang tidak bisa di bantah. Q.S. 10/31-32.
4. Robb yang menguasai langit dan bumi. Q.S. 19/65

Dapat digaris bawahi bahwa yang dimaksud dengan Rububiyatulloh adalah bahwa
Alloh satu-satunya Robb, yang hanya di tangan-Nyalah kewenangan secara absolut
membuat hukum/perundang-undangan.

Bila ada orang yang membuat atau memproduksi hukum di luar wahyu
(bersumber dari Al-Qur'an), berarti ia telah mengakui atau memproklamasikan
dirinya sebagai Robb tandingan di planet bumi ini. Contoh Fir’aun: Qs. 79/24, 42/21.

Alloh dengan predikat Robbul ‘alamin, menata alam semesta berdasarkan


undang-undang-Nya yang juga disebut dengan istilah sunnatulloh. Alloh dengan
predikat Robbunnas, menata manusia dengan memakai undang-undang-Nya yaitu
berdasarkan wahyu atau Al-Qur'an.

Penolakan terhadap hukum wahyu yang berdasarkan Al-Qur'an hukumnya kufur,


dzalim, fasiq dan musyrik, karena pada hakikatnya adalah sebagai pengingkaran
terhadap Rububiyatulloh. Q.S. 5/44,45,47, 9/31.

B. ALLAH SEBAGAI MALIK

Pengertian Malik secara bahasa ( ‫ ) ُلَغ ًة‬:

Malik berasal dari kata : ‫ ومملكة‬-‫ وملكة‬-‫ وملكا‬-‫ ملكا‬-‫ يملك‬-‫ = ملك‬Memiliki, menguasai,
memerintah, merajai .

Istilah Malik dalam Al-Qur'an :

• Yang memiliki. Q.S. 35/13.

• Yang menguasai, pengendali tunggal. Q.S.67/1.

• Yang Merajai dan memerintah. Q.S. 2/258, 27/23.

• Tidak boleh ada sekutu didalam Pemerintahan Allah. Q.S.25/2, 17/112.

• Suksesi pergantian pemerintahan ada di tangan Allah. Q.S. 3/26, sebagi suatu
proses pergantian. Q.S. 3/140.
Mulkiyah Allah di alam raya

Allah sebagai pencipta sekaligus pemilik alam raya, maka Allah sendiri pula yang
menguasai dan merajai jagat raya ini. Kerajaan/pemerintahan Allah disebut mulkiyatulloh,
wilayahnya meliputi langit dan bumi, wajib diakui dan ditaati oleh manusia. Tidak ada
kerajaan atau kedaulatan lain yang boleh diakui dan ditaati. Mengakui adanya keabsahan
suatu lembaga pemerintahan diluar lembaga pemerintahan Alloh (mulkiyatulloh) berarti
musyrik (musyrik mulkiyah).

Mulkiyah Alloh di bumi diproyeksikan dalam bentuk lembaga ulil amri atau khilafah yang
pengelolaan dan pengaturannya diserahkan kepada manusia (Rosul/ulil amri). Q.S. 2/30,
4/59.

Perangkat mulkiyah Allah didalam Al-Qur'an.

• Adanya undang-undang / Dustur. Q.S.12/76.

• Adanya hamba/rakyat Qs. 7/158.

• Adanya Balad / tempat. Q.S.27/91, 22/40-41.

• Adanya Aparat / tentara. Q.S. 21/105, 4/59

Perseteruan antara kerajaan/pemerintahan Allah dengan kerajaan/pemerintahan


syaithon:

• Nabi Ibrahim A.S. VS Namrudz. Q.S. 2/258, 4/54.

• Nabi Daud A.S. VS Jalut. Q.S.2/251, 38/26.

• Nabi Sulaiman A.S. VS Bilqis. Q.S.27/20-44

• Nabi Musa A.S. VS Fir’aun. Q.S.40/23-38.

• Nabi Isa A.S. VS Herodes. Q.S.4/157.

• Nabi Muhammad SAW VS Abu Jahal. Q.S.96/6-19

C. ALLAH SEBAGAI ILAH

• Makna ”Ilah” secara bahasa.

Asal kata “ilah”: ‫ والوهة‬-‫ والهة‬-‫ الـها‬-‫ يأله‬-‫اله‬

Artinya : Cenderung, rindu, Gandrung, Penghambaan, pengabdian

Dalam kamus lisanul Arab:

a. ‫ = ألهت الي فالن‬saya cenderung pada si Fulan.


b. ‫ = أله الرجل يأله‬orang itu mengharapkan seseorang yang mampu menolongnya
c. ‫ = أله الرجل الي الرجل‬orang ini mencari seseorang karena sangat rindu kepadanya
d. ‫ = أله الفصيل‬anak kuda (atau lainnya) tidak mau berpisah dari induknya
e. ‫ الهة و الوهة‬-‫ = أله‬menyembah, mengabdi, pengabdian
f. ‫ ليها‬-‫ يليه‬-‫ = اله‬berlindung, perlindungan.

• Penggunaan menurut istilah Al-Qur’an.

Al-’Izzu (‫)العـز‬ : Pelindung. Q.S.19/81.

An-Nashir (‫) النصير‬ : Penolong. Q.S. 36/74.

Al-Hawa (‫) الهوى‬ : Nafsu / keinginan. Q.S.45/23, 25/43.

Al-Ashnam (‫)األصنام‬ : Berhala. Q.S.6/74, 7/138.

Al-Ma’bud (‫)المعبود‬ : Sesembahan. Q.S.36/22-23

• Kandungan kalimat ” ‫”إلَـٌه‬

Dari makna-makna ”ilah” diatas dapat disimpulkan bahwa ”ilah” itu terbagi 2,
yaitu :

• Ilahul Haq, menurut pandangan Islam misi setiap Rosul adalah menegakkan kalimat
tauhid : ‫ الاله اال هللا‬Q.S.21/25, 6/19.

Ilahul haq (Alloh) adalah Dzat yang Maha mutlak kebenarannya dan yang memiliki
kekuasaan yang tidak terbatas, dimana manusia seluruhnya sangat butuh kepada-
Nya dan amat sangat membutuhkan pertolongannya.

Maka konsekwensi dan realisasi dari pengakuan terhadap ilahul haq tersebut
adalah pengabdian dan meminta pertolongan hanya kepada Alloh dan tidak kepada
selain-Nya.

Ajaran ketauhidan atau monotheisme dalam islam yang disebut “Laa Ilaaha
Illalloh” adalah suatu konsepsi tertinggi dalam ajaran ketuhanan dan menolak setiap
bentuk ideologi dan falsafah ketuhanan ganda (politheisme).

Konsepsi ilahul haq harus konsisten terhadap hukum wahyu dan pelaksanaannya,
tanpanya dinyatakan syirik. Q.S. 1/5

• Ilahul Bathil, adalah sesuatu yang disembah selain Alloh dengan berbagai macam
bentuknya.

Menurut pandangan Islam pendukung ilahul batil tersebut sulit untuk di arahkan,
dipimpin dan di bimbing karena hawa nafsu sangat dominan serta menjadi tolak
ukur seperti halnya Abu Jahal dan Abu Lahab. (Q.S.45/25, 25/43). Oleh karena itu
menjadikan ilah selain Allah sangat merugi. Q.S. (10/18, 13/14). Haram mengambil
ilah selain Allah dan hukumnya adalah syirik. (Q.S. 17/22).

Wallohu a’lam bish-showab

Anda mungkin juga menyukai