Anda di halaman 1dari 24

FILSAFAT

KETUHANAN

TAUHID
TRILOGI TAUHID
Berdasarkan Surat Alfatihah ayat 1, 2, 3 dan Surat Annas ayat 1, 2, 3 bahwa Alloh
SWT berperan sebagai

• RABB
• MAALIK dan
• ILLAH
TAUHID RUBBUBIYAH
• Pengertian Rabb
Secara etimologis Rob artinya pencipta, pemelihara, pemberi rizki,
pengatu dsb. Al-Robbu adalah pemilik, penguasa dan pengendali. Mnurut
bahasa kata Rabb ditujukan kepada tuan dan kepada yang berbuat
perbaikan. Kata Al-Rabb tidak digunakan untuk selain dari Alloh SWT
kecuali jika disambung dengan kata lain setelahnya seperti kata robby dari
(pemilik rumah, Qs. 12: ). Sedangkan kata Ar-Rabb secara mutlak hanya
boleh digunakan oleh Alloh SWT.
Al-Qur’an menjelaskan pengertian Rabb ini dalam ayat-ayat-Nya.
Didalam Qs. 96/1-2 dan 2/21 Robb memiliki arti alladzi kholaq, yang
menciptakan. “Hai manusia, sembhlah Tuhanmu yang telah
menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertqwa”
Qs. 2/21
TAUHID RUBBUBIYAH
Dan dalam Qs. 106/3 Rob berarti yang memiliki atau
pemilik. “Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan
pemilik rumah ini {Ka’bah).” 106/3
TAUHID RUBBUBIYAH
Dalam Qs. 42/10 Robb memiliki arti tempat bergantung/
pemutus perkara. “Tentang sesuatu apapun kamu berselisih maka
putusannya (terserah) kepada Alloh SWT. (Yang mempunyai sifat-
sifat demikian) itulah Alloh SWT Tuhanku. Kepada-Nyalah aku
bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali.” Qs. 42/10
Dalam Qs. 96/3-5 Rob berarti pendidik atau pengasuh. Rob juga meiliki
arti Pemberi rizki. “Katakanlah: siapakah yang memberi rizki kepadamu dari
langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptkan) pendengaran dan
penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan
mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yng mengatur segala
urusan?” maka mereka akan menjawab: “Alloh SWT”. Maka katakanlah:
“Mengapa kamu tidak bertaqwa (kepada-Nya)?” Maka (Zat yang demikian)
itulah Alloh SWT Tuhan kamu yang sebenarnya.” (Qs. 10/31-32)
TAUHID RUBBUBIYAH
Rob memiliki arti Pemelihara segala sesuatu. “Dan tidak
adalah kekuasaan iblis terhadap mereka, melainkan hanyalah agar
Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya
kehidupaan akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang itu. Dan
Tuahnmu Maha Memelihara segala sesuatu.” (Qs. 34/21)
Dengan demikian Rab berarti pencipta, pemilik, pemutus
perkara, pendidik/ pengasuh, pemberi rizki dan pemelihara
TAUHID RUBBUBIYAH
sesuatu.
Alloh SWT sebagai Rob
 Alloh SWT sebagai Rob, selain memiliki pengertian tersebut diatas, Alloh SWT sebagai Rob
juga sebagai sumber produk hukum untuk mengatur tata kehidupan alam semesta
(sunnatullah) maupun hukum untuk mengatur tata kehidupan manusia di dunia.
 Meyakini Alloh SWT sebgai Rob adalah mengakui dan meyakini bahwa Alloh SWT
menurunkan hukum-Nya untuk mengtur tata kehidupan alam semesta, atau yang biasa
disebut dengan sunnatullah. “Dan pada sisi Alloh SWT-lah kunci-kunci semua yang ghaib;
tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang du daratan
dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula),
dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau
yang kering, melainkan tertulis dlam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).: (Qs. 6/59)
 Alloh SWT sebagai Rob juga menurunkan hukum-Nya berupa Al-Qur’an untuk mengatur tata
kehidupan manusia di dunia. “Tidaklah mungkin Al-Qur’an ini dibuat oleh selain Alloh SWT,
akan tetapi (Al-Qur’an itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan
hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan didalamnya, (diturunkan) dri
Tuhan semesta alam.” Qs. 10/37
Konsepsi Tauhid Rubbubiyah
• Tauhid Rubbubiyah adalah keyakinan yang bulat dan utuh bahwa Alloh
SWT adalah satu-satunya Rabb. Yaitu satu-satunya Dzat yang memiliki
kekuasaan Rubbubiyah seperti menciptakan, memberi rizki (Qs. 10/31-
32), pendidik dan pengasuh, memutuskan perkara dan memiliki segala
sesuatu.
• Semua pengertian Rubbubiyah tersebut dimaksudkan secara hakiki,
karena jika diartikan secara teknis manusia pun bisa melakukannya,
sebagaimana yang digambarkan Al-Qur’an tentang dialog Ibrahim as
dengan Namrud laknatullah didalam Qs. 2/258 : “Apakah kamu tidak
memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim AS tentang rabbnya,
karena Alloh SWT telah memberikan kepada orang itu kekuasaan. Ketika
Ibrahim mengatakan : Rabbku ialah yang menghidupkan dan mematikan.
Orang itu berkata : Saya dapat menghidupkan dan mematikan.”
• Meyakini Alloh SWT sebagai Rob adalah mengakui dan meyakini bahwa
Alloh SWT menurunkan hukum-Nya untuk mengtur tata kehidupan
alam semesta, atau yang biasa disebut dengan sunnatullah. “Dan pada
sisi Alloh SWT-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di
daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan
Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam
kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering,
melainkan tertulis dlam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).: (Qs. 6/59)
• Alloh SWT sebagai Rob juga menurunkan wahyu sebagai hukum-
Nya berupa Al-Qur’an untuk mengatur tata kehidupan manusia di
dunia. “Tidaklah mungkin Al-Qur’an ini dibuat oleh selain Alloh
SWT, dan juga (Al-Qur’an itu) membenarkan kitab-kitab yang
sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah
ditetapkannya, tidak ada keraguan didalamnya, (diturunkan) dari
Tuhan semesta alam.” Qs. 10/37
• Selain itu fungsi Rubbubiyah sepanjang syari’at Islam tidak pernah diwakilkan
kepada siapapun termasuk para Nabi. Karena jika fungsi ini diwakilkan, maka
semua manusia yang membutuhkan pembendaharaan Alloh SWT dibolehkan
minta kepada Nabi. Padahal keadaan semacam ini sebagaimana terjadi pada
umat-umat terdahulu dinyatakan Rosulullah SAW sebagai hal yang SYIRIK.
Ditegaskan dalam QS> 6/50 dan 7/188.
Katakanlah: “Aku tidak mengatakan kepdamu, bahwa pembendaharaan
Rosulullah SAW ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui dan tidak (pula)
aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti
kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: “Apakah sama orang yang
buta dengan orang yang melihat? ”Maka apakah kamu tidak memikirkan (nya)?
Qs. 6/50
“Katakanlah: “Aku tidak berkuasa menarik kemanfa’atan bagi diriku dan
tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Alloh SWT. Dan
sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan
sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain
hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang
yang beriman”. Qs. 7/188
Dari kedua ayat ini jelas sekali bahwa unsur-unsur Rubbubiyah seperti
pembendaharaan langit, baik dan buruk serta urusan gaib lainnya tidak
pernah diwakilkan kepada para Nabi. Kasus yang berkaitan dengan orang-
orang Yahudi dan Nasrani dimana mereka menjadi Ahbar dan Ruhban
sebagai Rob yang lain selain Alloh SWT diawali oleh adanya keyakinan
bahwa Ahbar dan Ruhban mereka memiliki sebahagian kekuasaan
Rubbubiyah. Seperti dijelaskan dalam Qs. 9:31
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka
sebagai Tuhan selain Alloh SWT dan (juga mereka mempertuhankan) Al-
Masih putra Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan
Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan yang berhak disembah) selain Dia. Maha
Suci Alloh SWT dari apa yang mereka persekutukan.” Qs. 9/31
Yang dimaksud kaum Nasrani dan Yahudi menjadi akhbar (intelektual) dan ruhban
(rahib/spiritualis) sebgi Rabb, adalah bahwa mereka mengikuti pendapat akhbar dan ruhban
sekalipun hal itu menentang syari’ah para Nabi, atau merubah yang halal menjadi yang
haram atau sebaliknya. Jadi, faktor Rabb pada ayat tersebut berkaitan dengan ketaatan yang
membabi buta. Abul A’la Maududi menjelaskan yang dimksud arbaban pada ayat tersebut
adalah semua pemimpin yang mengeluarkan aturan yang ditaati dan dilaksanakan oleh
bawahan mereka kendati bertentangan dengan ketentuan-ketentuan Alloh SWT dan Rasul-
Nya.
Pengingkaran terhadap Tauhid Rubbubiyah atau tidak mengakui Alloh SWT sebagai
satu-satunya Rabb disebut kufur Rubbubiyah. Sedangkan menganggap bahwa mengakui dan
meyakini ada lagi Rabb selain Alloh SWT disebut dengan Musyrik Rubbubiyah. Seseorang
dikatakan Musyrik Rubbubiyah manakla ia memiliki keyakinan bahwa selain Alloh SWT ada
lagi benda, baik itu kongkrit atau abstrak yang memiliki kekuasaan Rubbubiyah, misalnya
bisa memberi rizki, mematikan, menghidupkan, memiliki, menjadikan maju atau mundurnya
usaha, membuat aturan dsb.
Contoh dari kufur Rubbubiyah adalah pengakuan Fir’aun Ramses II sebagai Rabb
dalam Qs. 79/24. Dan contoh dari musyrik Rubbubiyah adalah mengajui aturan hidup yang
dibuat oleh manusia (termasuk nenek moyang) sebagai pegangan dalam kehidupan, bai
pribadi, keluarga, bermasyarakat atau bernegara (QS. 2/170)
Keyainan terhadap Rubbubiyah hendaknya direalisasikan dalam : Beribadah kepada-
Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun (Qs. 2/21) “Hai manusia,
sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar
kamu bertaqwa,” (Qs. 2/21), Menerima kitab-Nya sebagai aturan-Nya dalam kehidupan
(Qs. 7/3), “Ikutilah apa yang diturunkan kepadamudari Tuhanmu dan janganlah
kamumengikuti pemimpin-pemimpin selainn-Nya. Amatlah sedikit kamu mengambil
pelajaran (daripadanya).” (Qs. 7/3), Menafkahkan sebagian rizki yang diberikan-Nya. (Qs.
2/267), “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Alloh SWT) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk
kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya,
padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata
terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Alloh SWT Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (Qs. 2/267)
TAUHID MULKIYAH
Yang dimaksud dengan tauhid Mulkiyah adalah mengakui dan meyakini Allah SWT
sebagai satu-satunya Raja. Seseorang diwajibkan, sepanjang syari’at Islam, memiliki
keyakinan bahwa satu-satunya Maharaja beserta seluruh aturan-aturannya yang
wajib ditaati dlohir bathin, hanyalah Mulkiyah Allah (Malikinnas). Pengingkaran
terhadap Tauhid Mulkiyah, diaman seseorang mengingkari Allah sebagai satu-
satunya Raja, maka ia jatuh kedalam Kufur Mulkiyah. Adapun seseorng yang
menganggap bahwa ada pihak lain selain Allah sebagai Raja, maka ia terjatuh dalam
Musyrik Mulkiyah
Realisasi dari Tauhid Mulkiyah
adalah mengakui Allah sebagai satu-saTunya Raja. Dan bila
dikatakan Raja atau Kerajaan (Mulkiyah), maka tidak terlepas dari
unsur-unsur (a) aparatur, (b) aturan/ undang-undang/ hukum, (c)
wilayah dan (d) Rakyat, karena tidak bisa disebut kerajaan jika tidak
memiliki empat unsur diatas. Keempat unsur Mulkiyah ini
membentuk suatu tatanan system, yang dalam ilmu politik disebut
dengan Dawlah Islamiyah
• Termasuk dalam Tauhid Mulkiyah adlah meyakini bahwa perwujudan Mulkiyatullah
di dunia adalah melalui hadirnya lembaga kepemimpinan bermanhaj risalah, persis
seperti halnya lembaga kepemimpinan khilafah pasca nubuwah yang dipimpin Abu
Bakar Ash-Shidiq. Ketaatan kepada ulim amri dalam lembaga ini berkedudukan sana
dengan ketaatan kepada Rasul, perhatikan hadits-hadits Rasulullah tentang amir.
• Didalam Qs. 2:107 dinyatakan bahwa milik Allah SWT kerajaan langit dan kerajaan
bumi, annalloha mulku-ssamawati wal ardhi.
• “tiadakah kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan
Allah? Dan tiada bagimu selain Allah seorang pelindung maupun seorang
penolong.” Qs. 2/107
• Demikian halnya didalam Qs. 25:2 lebih jauh dinyatakan disana bahwa tidak pernah
ada sekutu didalam kerajaann-Nya, walam yakunlahu syarikun fil-mulki.
• “Yang kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak,
dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan
segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” Qs.
25/2
Indikasi Tauhid Mulkiyah adalah adanya
keyakinan, seyakin-yakinnya bahwa :
• Satu-satunya Institusi, Lembaga, negara atau Jama’ah yang haq yaitu Lembaga
Al-Islam, yang dasar hukumnya Al-Qur’an dan Assunnah, bertujuan
menzhahirkannya diatas segala hukum dan aturan lainnya.
• Satu-satunya pimpinan, Ulil Amri yang perintah perintahnya wajib ditaati dan
dipatuhi (sepanjang berdaarkan Al-Qur’an dan Assunnah) hanyalah
pimpinan, Ulil Amri atau Imam lembaga Islam.
• Satu-satunya Undang-undang, hukum positif yang sah untuk menghukumi
atau mengadili tiap diri, keluarga serta masyarakat suatu negara hanyalah
hukum Islam.
Kelak di hari akhir Allah akan menantang siapa saja yang
telah menyekutukan-Nya dalam masalah Mulkiyah ini.

• “Diriwayatkan daripada Abdullah bin Umar r.a katanya: Rasulullah


SAW bersabda: Pada hari kiamat Allah SWT melipat langit
kemudian menggenggamnya dengan tangan kanan alu berfirman:
Akulah Raja! Dimanakah orang yang gagah perkasa? Dimanakah
orang yang bongkak? Kemudian Dia melipat bumi dengan tangan
kiriNya lalu berfirman: Akulah Raja! Dimanakah orang yang gagah
berkasa? Dimanakah orang yang bongkak?” (HR. Bukhari
Muslim)
TAUHID ULUHIYAH
Al-Ilah dari segi lughoh adalah pecahan dari “laa ha”, “yalihu”, “yalhan”
berarti berlindung, lindungan. “Alaha”, ya’luhu”, “ilaahatan” berarti
menyerahkan atau menitipkan diri supaya selamat dan terjamin. “Al ilahu”
berarti “al-ma’bud” (Qs. 2: 133) yaitu yang disembah.
َ‫ِي قَالُواْ نَعۡ بُدُ ِإلَ َه َك َو ِإلَه‬ ُ ‫وب ۡٱل َم ۡو‬
ۖ ‫ت ِإ ۡذ قَا َل ِلبَ ِني ِه َما تَعۡ بُدُونَ ِم ۢن بَعۡ د‬ َ ‫ش َهدَآ َء ِإ ۡذ َح‬
َ ُ‫ض َر يَعۡ ق‬ ُ ‫أ َ ۡم ُكنت ُ ۡم‬
١٣٣ َ‫َءابَآئِ َك ِإ ۡب َر ِه َۧم َو ِإ ۡس َم ِعي َل َو ِإ ۡس َحقَ ِإلَ ٗها َو ِح ٗدا َونَ ۡح ُن لَهُ ُم ۡۡ ِِ ُمون‬
133. Adakah kamu hadir ketika Ya´qub kedatangan (tanda-tanda) maut,
ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah
sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu
dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan
Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya"
Konsepsi Tahud Uluhiyah
• Tauhid Uluhiyah adalah mengakui dan meyakini bahwa Allah adalah satu-
satunya Ilah, yaitu yang diabdi (al-ma’bud), yang diaharapkanbantuan dan
keridhoan-Nya. Pengingkaran terhadap Tauhid Uluhiyah, yaitu menolak
meyakini dan mengakui bahwa Allah sebagai satu-satunya Ilah disebut Kafir
Uluhiyah. Sedangkan menganggap bahwa ada pihak lain yang diabdi/
disembah selain Allah disebut musyrik uluhiyah. Orang Musyrikin adalah
orang-orang yang menjadikan pihak selain Allah sebagai al-ma’bud.
• Tauhid Uluhiyah ini merupakan indikator utama bagi Tauhid Rubbubiyah,
dalam arti orang yang syirik didalam rubbubiyahnya sudah pasti syirik pula
uluhiyahya. Karena tauhid Rubbubiyah sifatnya i’tiqodiyah dan tidak ada yang
mengetahui kecuali dirinya dan Allah SWT, baru orang lain akan dapat
megetahui manakala kekotoran i’tiqodiyahnya sudah diimplementasikan.
Realisasi Tauhid Uluhiyah
• Realisasi tauhid uluhiyah yaitu dengan mengabdi hanya kepada Allah dengan
tjuan untuk mendapatkan ridho-Nya. Dan hal ini (pengabdian yang benar) hanya
bisa kita lakukan manakala kita bisa melaksakan seluruh kehendak (iradah) Allah.
Sedangkan kehendak Allah hanya kita temukandalam wujud wahyu-Nya, hukum-
Nya dan aturan-Nya.
• Dengan demikian, pengabdian kepada Allah dalam konteks uluhiyah adalah
berarti melaksanakan/ menegakkan Dinullah (dana-yadiinu-diynan= aturan).
Atau dengan pengertian lain, realisasi Tauhid Uluhiyah adalah segaa usaha,
bentuk dan upaya yang memiliki tujuan agar aturan Allah/ dinullah bisa
terlaksana. Kata lainnya adalah realisasi tauhid uluhiyah adalah merealisasikan
tauhid rubbubiyah dan tauhid mulkiyah.
Kesimpulan
• Memahami Tuhan berarti mentafakuri apa yang telah Tuhan/Alloh SWT
Ciptakan di alam semesta ini dengan segala fungsinya dan tugasnya.
• Ada 3 Ketauhidan dalam memahami konsep ketuhanan yaitu : Rububiyah-
Nya, Uluhiyah-Nya dan Mulkiyah-Nya.
• Dalam kajian ketuhaan juga ditambah dengan Asma’ wa Sifat yang wajib
kita ketahui dan Imani bahwa nama-nama Alloh yg termasuk dalam
asma’u Husna merupakan bagian terpenting dalam kita mengimani dan
bertakwa kepada Alloh SWT / Tuhan smesta Alam.
• Allah SWT sebagai Rob, Illah sekaligus Maalik merupakan satu-satunya
dan tiada tandingan bagi-Nya karena semua yang ada di alam semesta ini
merupakan Makhluq yang telah diciptakan-Nya untuk kita jadikan alat
beribadah dan bertafakur kepada-Nya.

Anda mungkin juga menyukai