Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman modern ini banyak krisis yang harus dihadapi manusia, seperti
krisis moneter, krisis pangan, krisis bahan bakar, dan yang patut kita renungkan
adalah krisis iman.
Krisis iman dikarenakan kurangnya nutrisi rohani serta kurangnya fungsi tauhid
dalam kehidupan sehari-hari manusia saat ini. Hanya sedikit manusia yang dapat
memanfaatkan fungsi dan menempatkan peran tauhid secara benar dan sesuai dengan
keadaan zaman manusia sekarang ini.
Tauhid mengambil peranan penting dalam membentuk pribadi-pribadi yang tangguh,
selain juga sebagai inti atau akar dari pada ‘Aqidah Islamiyah. Kalimat Tauhid atau
lebih dikanal dengan kalimat Syahadat atau juga disebut Kalimah Thayyibah
(Laailaahaillallah) begitu masyhur di kalangan umat Islam.
mempelajari ilmu tauhid adalah mengenal Allah dan rasul-Nya dengan dalil dalil yang
pasti dan menetapkan sesuatu yang wajib bagi Allah dari sifat sifat yang sempurna
dan mensucikan Allah dari tanda tanda kekurangan dan membenarkan semua rasul
rasul nya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Tauhid ?

2. apa saja pembagian tauhid ?

3. Apa Peran Tauhid dalam kehidupan sosial ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Pengertian tauhid

2. Untuk apa saja pembagian tauhid

3. Untuk Mengetahui Apa Peran Tauhid dalam kehidupan sosial

1
BAB II

A. Pengertian tauhid

Tauhid dalam bahasa artinya menjadikan sesuatu esa. Yang dimaksud disini adalah
mempercayai bahwa Allah itu esa. Sedangkan secara istilah ilmu Tauhid adalah ilmu
yang membahas segala kepercayaan-kepercayaan yang diambil dari dalil-dalil
keyakinan dan hukum-hukum di dalam Islam termasuk hukum mempercayakan Allah
itu esa.

Pembagian Tauhid

Dari hasil pengkajian terhadap dalil-dalil tauhid yang dilakukan para ulama sejak
dahulu hingga sekarang, mereka menyimpulkan bahwa ada tauhid terbagi menjadi
tiga: Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah dan Tauhid Al Asma Was Shifat.

Yang dimaksud dengan Tauhid Rububiyyah adalah mentauhidkan Allah dalam


kejadian-kejadian yang hanya bisa dilakukan oleh Allah, serta menyatakan dengan
tegas bahwa Allah Ta’ala adalah Rabb, Raja, dan Pencipta semua makhluk, dan
Allahlah yang mengatur dan mengubah keadaan mereka. (Al Jadid Syarh Kitab
Tauhid, 17). Meyakini rububiyah yaitu meyakini kekuasaan Allah dalam mencipta

2
dan mengatur alam semesta, misalnya meyakini bumi dan langit serta isinya
diciptakan oleh Allah, Allahlah yang memberikan rizqi, Allah yang mendatangkan
badai dan hujan, Allah menggerakan bintang-bintang, dll. Di nyatakan dalam Al
Qur’an:

‫ت َخلَقَ الّذَي َ ّلِلَ ْال َح ْمد‬


َ ‫س َم َاوا‬ َ ‫ت َو َج َع َل َو ْاْل َ ْر‬
ّ ‫ض ال‬ ُّ ‫ََوالنُّور ال‬
َ ‫ظل َما‬ َ

“Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan Mengadakan
gelap dan terang” (QS. Al An’am: 1)”

1. TAUHID RUBUBIYAH

Tauhid rububiyah adalah keyakinan bahwa Allah Azza wa Jalla adalah satu-satunya
Rabb.

A. Tauhid Rububiyyah

 Beriman bahawa Allah sahaja memiliki, mencipta, mentadbir alam dan


seluruh makhluk.
 contoh = memberi nikmat, memuliakan menghinakan, sihat, sakit, hidup, mati.
Golongan manusia yang ingkar akan tauhid Rububiyyah :

 Golongan Atheis, teori Darwin, Sosialisme, Komunisme dan sebagainya.


 Golongan Majusi (dua pencipta) dan Nasrani (konsep triniti : 3 tuhan).

Mengenai tauhid rububiyah ini firman Allah mengatakan :


"Allah yang Meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat,
kemudian Dia bersemayam di atas Arasy. Dia Menundukkan matahari dan Bulan;
masing-masing beredar menurut waktu yang telah ditentukan. Dia Mengatur urusan

3
(makhluk-Nya), dan menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), agar kamu yakin akan
pertemuan dengan Tuhanmu". (TQS. Ar-Ra'd:2)

2. TAUHID ASMA’ dan SIFAT


Pengertian dari Tauhid Asma’ dan Sifat adalah mempercayai bahwa hanya Allah yang
memiliki segala sifat kesempurnaan dan terlepas dari sifat tercela atau dari segala
kekurangan. (Ensiklopedi Islam, jild. V, hal. 92) Atau menetapkan asma’ dan sifat
Allah berdasarkan apa yang ditetapkan oleh Allah untuk diri-Nya di dalam Al Qur’an
maupun sunnah Rasul-Nya. (DR. Abdul Aziz, hal. 24).

3.TAUHID ULUHIYAH

Tauhid Uluhiyyah

 Beriman bahawa hanya Allah tuhan yang berhak disembah. Tidak syirik
kepada Allah
 Contoh : ibadah khusus = solat, zakat haji, puasa. ibadah umum seperti gotong
royong,menuntut ilmu, berniaga

Tauhid Uluhiyah merupakan salah satu cabang Tauhid dari tiga macam Tauhid yang
ada, yaitu mempercayai bahwa hanya kepada Allah-lah manusia harus bertuhan,
beribadah, memohon pertolongan, tunduk, patuh, dan merendah serta tidak kepada
yang lain. Makna Uluhiyah adalah mengakui bahwa hanya Allah lah Tuhan yang
berhak disembah, tidak ada sekutu bagiNya. (DR. Abdul Aziz bin M. Alu Abdullatief,
hal. 13).

B. Peran Tauhid dalam kehidupan sosial

Tauhid menempati kedudukan sentral dan esensial dalam islam, tauhid berarti
komitmen manusia kepada Allah sebagai fokus dari seluruh rasa hormat, rasa syukur,
dan sebagai satu-satunya sumber nilai dalam islam.
Manusia yang bertauhid mengemban tugas untuk membersihkan manusia dari
menyembah manusia, hewan, tumbuhan, matahari, berhala, dan lain-lain kepada

4
menyembah alloh. Dengan tauhid, kedudukan manusia sama manusia yang lain,
yang membedakan manusia dihadapan alloh adalah tingkat ketaqwaannya(QS. Al
Hujurat: 13)
Hubungan manusia tidak hanya dengan tuhannya, tetapi juga mencakup hubungan
horisontal dengan sesamanya. Maka dari itu tauhid juga memiliki fungsi membentuk
suatu masyarakat yang mengejar nilai-nilai utama dan mengusahakan tegaknya nilai
keadilan sosial sehingga memberikan insipirasi pada manusia untuk mengubah dunia
disekelilingnya agar sesuai dengan kehendak alloh.
Hal ini akan memicu manusia untuk membentuk suatu misi yang bertujuan
mengubah dunia, menegakkan kebenaran, dan keadilan, merealisasikan berbagai
nilai-nilai utama dan memberantas kerusakan dimuka bumi. Dengan misi ini akan
terwujud kehidupan sosial yang adil, etis, dan agamis. Dalam konteks pengembangan
umat, tauhid berfungsi mentransformasikan setiap individu yang meyakininya
menjadi manusia yang lebih ideal dalam arti memiliki sifat-sifat mulia yang
membebaskan dirinya dari setiap belenggu sosial, politik, ekonomi, dan budaya.

1. Memiliki komitmen utuh pada Tuhannya. Ia akan berusaha secara maksimal untuk
menjalankan pesan dan perintah Allah sesuai dengan kadar kemampuannya.
2. Menolak pedoman hidup yang datang bukan dari Allah.
3.Bersikap progresif dengan selalu melakukan penilaian terhadap kualitas
kehidupannya, adat istiadatnya, tradisi dan paham hidupnya.
4. Tujuan hidupnya amat jelas. Ibadahnya, kerja kerasnya, hidup dan matinya hanya
untuk Allah semata. Ia tidak akan terjerat ke dalam nilai-nilai palsu atau hal-hal tanpa
nilai sehingga tidak pernah mengejar kekayaan, kekuasaan dan kesenangan hidup
sebagai tujuan. Sebaliknya, hal-hal tersebut hanyalah sebagai sarana mencapai
keridlaan Allah.
5. Memiliki visi yang jelas tentang kehidupan yang harus dibangunnya bersama
manusia lain , suatu kehidupan yang harmonis antara manusia dan Tuhannya.

C. Fungsi- fungsi sosial tauhid dalam kehidupan muslim di era modern


1. Membebaskan manusia dari perbudakan mental dan penyembahan kepada
semua makhluk.

5
Sampai sekarang masih banyak manusia, termasuk umat muslim yang cenderung
mengikuti tradisi dan keyakinan nenek moyangnya. Tidak hanya itu, mereka juga
banyak yang menyerah dan tunduk begitu saja kepada para pemimpin mereka, tanpa
daya fikirr kritis serta keberanian untuk mengkritik. Padahal Al- Qur’an telah
mengingatkan bahwa orang- orang yang tidak bersikap kritis terhadap para pemimpin
mereka akan kecewa dan mengeluh di hari akhir.
Firman Allah SWT SWT :
َ ‫س‬
]٣٣:٦٦[ ‫وَل‬ ُ ‫الر‬ َ َ ‫ّللاَ َوأ‬
َّ ‫ط ْعنَا‬ َ َ ‫ار يَقُولُونَ يَا لَ ْيتَنَا أ‬
َّ ‫ط ْعنَا‬ ِ َّ‫يَ ْو َم تُقَ َّلبُ ُو ُجو ُه ُه ْم فِي الن‬
]٣٣:٦٧[ ‫يَل‬ َ ِ‫سب‬َّ ‫ضلُّونَا ال‬
َ َ ‫سادَتَنَا َو ُكبَ َرا َءنَا فَأ‬ َ َ‫َوقَالُوا َربَّنَا إِنَّا أ‬
َ ‫ط ْعنَا‬
“Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata:
"Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul

Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati
pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami
dari jalan (yang benar). ".( QS. Al- Ahzaab : 66-67).

2. Menjaga manusia dari nilai- nilai palsu yang bersumber pada hawa nafsu, gila
kekuasaan, dan kesenangan- kesenangan sensual belaka.
Suatu kehidupan yang didedikasikan pada kelezatan sensual, kekuasaan, dan
penumpukan kekayaan dapat mengeruhkan akal sehat dan menghilangkan pikiran
jernih. Sebenarnya telah dengan tajam Al- Qur’an menyindir orang-orang seperti ini.

ً ِ‫سب‬
]٢٥:٤٤[ ‫يَل‬ َ َ ‫أ َ َرأَيْتَ َم ِن ات َّ َخذَ إِ َٰلَ َههُ ه ََواهُ أَفَأ َ ْنتَ ت َ ُكونُ َعلَ ْي ِه ََّل َك ْاْل َ ْنعَ ِام ۖ بَ ْل ُه ْم أ‬
َ ‫ض ُّل‬

“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai


tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?
atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami.
Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat
jalannya (dari binatang ternak itu)”.( QS. Al- Furqon : 43-44)
1

1
PERAN DAN FUNGSI TAUHID DALAM KEHIDUPAN SOSIAL

6
Kehendak Mutlak dan Keadilan Tuhan
1. Kehendak Mutlak
Aliran-aliran ilmu Tauhid berbeda pendapat mengenai kekuatan akal, fungsi dan
wahyu dan kebebasan atau kehendak, perbuatan manusia telah memunculkan pula
perbedaan pendapat tentang kehendak mutlak dan keadilan Tuhan.
Pangkal persoalan kehendak mutlak dan keadilan Tuhan adalah keberadaan Tuhan
sebagai Tuhan alam semesta, sebagai pencipta alam Tuhan haruslah mengatasi segala
yang ada bahkan harus melampaui segala aspek yang ada yaitu eksistensi yang
mempunyai kehendak dan kekuasaan yang tidak terbatas karena tidak ada eksistensi
karena lain yang mengatasi dan melampaui, yang dipahami esa dan unik.
Perbedaan aliran-aliran Tauhid dalam persoalan kehendak mutlak dan keadilan Tuhan
didasari pula oleh perbedaan pemahaman terhadap akal dan fungsi wahyu.[[1]]
a. Mu’tazilah
Manusia bebas merdeka melakukan perbuatannya sendiri dan kekuasaan Tuhan
terbatas dan memandang kekuasaan Tuhan dari sudut kepentingan manusia. Tuhan
adil jika Tuhan memberikan hak sebenarnya kepada manusia.
b. As-ariyah

http://kuliahkusuka.blogspot.com/2013/06/makalah-tentang-peran-dan-fungsi-tauhid.html, 27februari2019.pukul18.05wib

7
Aliran ini bertolak belakang dengan mu’tazilah. As-ariyah memandang keadilan
Tuhan dari sudut kehendak dan kekuasaan Tuhan yahng bersifat absolute. Tuhan
adalah pencipta dan pemilik segala-galanya, karena itu apapun yang dilakukan Tuhan
adalah adil. Sebab Ia memperlakukan ciptaan dan miliknya sendiri. Keadilan menurut
aliran ini adalah menempatkan sesuatu ditempat yang sebenarnya.
c. Maturidiyah Samarkhan dan Bukhara
Maturidiyah Samarkhan ini memandang keadilan Tuhan sama dengan Mu’tazilah,
sedangkan pendapat Maturidiyah Bukhara sejalan dengan pemikiran as-ariyah.[[2]]

2. Keadilan Tuhan
Perbedaan aliran-aliran Tauhid dalam persoalan kehendak mutlak dan keadilan tuhan
didasari pula oleh perbedaan pemahaman terhadap akal dan fungsi wahyu. Keadilan
Tuhan tersebut menurut beberapa aliran yaitu:[[3]]
a. Mu’tazilah
Manusia bebas merdeka melakukan perbuatannya sendiri dan kekuasaan Tuhan
terbatas dan memandang kekuasaan Tuhan dari sudut kepentingan manusia.
b. As-ariyah
Aliran ini bertolak belakang dengan mu’tazilah, as-ariyah memandang keadilan
Tuhan dari sudut kehendak dan kekuasaan Tuhan yang bersifat absolute. Tuhan
adalah pencipta dan pemilik segala-galanya, karena itu apapun yang dilakukan Tuhan
adalah adil, sebab ia memperlakukan ciptaan dan miliknya sendiri. Keadilan menurut
aliran ini adalah menempatkakn sesuatu di tempat yang sebenarnya.
c. Maturidiyah (Samarkhan dan Bukhara)
Maturidiyah Samarkhan ini memandang keadilan Tuhan sama dengan mu’tazilah,
sedangkan pendapat maturidiyah Bukhara sejalan dengan pemikiran As-ariyah.[[4]]

3. Aliran-aliran dalam tentang kehendak Mutlak dan Keadilan Tuhan


Aliran-aliran dalam tentang kehendak mutlak dan keadilan tuhan dan perbuatan
tuhan dan perbuatan manusia yaitu :
a. Mu’tazilah
Aliran ini mengatakan dengan aliran rasional yang menempatkan akal pada posisi
yang tinggi dan menyakini kemampuan akal untuk memecahkan problema teologis
yang berpendapat kekuasaan tidak mutlak sepenuhnya. Kekuasaannya dibatasi oleh

8
beberapa hal yang diciptakannya sendiri. Hal-hal yang membatasi kekuasaan tuhan
tersebut diantara lain :
 Kewajiban-kewajiban untuk menunaikan janji-janjinya seperti janjinya
memasukkan orang saleh kedalam syurga dan memasukkan orang yang berbuat
jahat ke dalam neraka
 Kebebasan dan kemerdekaan manusia untuk melakukan perbuatannya. Menurut
mu’tazilah Allah memberikan kebebasan dan kemerdekaan kepada manusia
untuk melakukan perbuatan
 Hukum Allah. Hukum Allah menciptakan alam semesta ini dengan
hukum-hukum tertentu yang bersifat tetap[[5]]
b. As’ariyah
Menurut As’ariyah tuhan berkuasa mutlak atas segala-galanya. Tidak ada sesuatupun
yang membatasi kekuasaannya itu, karena kekuasaan Tuhan bersifat absolute, bisa
saja orang jahat atau kafir ke dalam syurga atau memasukkan orang mukmin yang
saleh ke dalam neraka., jika hal itu dikehendakinya. Dalam hal ini bukti berarti tuhan
tidak adil. Keadilan tuhan tidaklah berkurang dengan perbuatannya itu sebab semua
yang ada adalah ciptaan dan miliknya, dia berhak berbuat apa saja terhadap ciptaan
dan miliknya.
c. Maturidiyah
Tuhan memiliki kekuasaan yang mutlak, namu keutlakannya tidak semutlak paham
yang dianut oleh paham As’ariyah, inti paham maturidiyah adalah tuah tak mungkin
melanggar janjinnya kepada orang yang berbuat baik dan menghukum orang yang
berbuat jahat. Pendapat ini menunjukan bahwa kekuasaan tuhan tidak mutlak
sepenuhnya sebagaimana pendapat as’ariyah sebab masih terkandung adannya
kewajiban tuhan dalam menepati janji.[[6]]

2
ILMU TAUHID TENTANG ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA KEHENDAK MUTLAK DAN KEADILAN TUHAN,
https://satuhati-satukisah.blogspot.com/2013/05/ilmu-tauhid-tentang-analisis.html, 27februaru2019,pukul 19.00wib.

9
BAB III

Tauhid merupakan sebuah hal yang harus kita kerjakan dalam ajaran agama islam
dengan tujuan yang baik untuk tujuan yang baik pula.

Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas pengokohan keyakinan-keyakinan agama


Islam dengan dalil-dalil naqli maupun aqli yang pasti kebenarannya sehingga dapat
menghilangkan semua keraguan, ilmu yang menyingkap kebatilan orang-orang kafir,
kerancuan dan kedustaan mereka. Dengan ilmu tauhid ini, jiwa kita akan kokoh, dan
hati pun akan tenang dengan iman.

Pembagian Tauhid

Dari hasil pengkajian terhadap dalil-dalil tauhid yang dilakukan para ulama sejak
dahulu hingga sekarang, mereka menyimpulkan bahwa ada tauhid terbagi menjadi
tiga: Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah dan Tauhid Al Asma Was Shifat.

Aplikasi Tauhid

10
Pengucapan kalimat tauhid dengan lisan belaka tidaklah cukup karena ia mempunyai
konsekuensi yang harus di tunaikan. Para ulama menegaskan bahwa mengesakan Allah
adalah dengan meninggalkan perbuatan syirik baik kecil maupun besar. Di antara
konsekuensi pengucapan kalimat tauhid itu adalah mengetahui kandungan maknanya
kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Allah berfirman “Maka
ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan melainkan Allah.” Kalimat Tauhid
berarti Pengingkaran kepada segala sesuatu yg disembah selain Allah SWT dan
menetapkan bahwa yang berhak disembah hanyalah Allah semata tidak kepada
selain-Nya.

Aplikasi secara sederhana dari kalimat tauhid “laa ilaaha illallah” adalah keyakinan
yang mutlak yang patut kita tanamkan dalam jiwa bahwa Allah Maha Esa dalam hal
mencipta dalam penyembahan tanpa ada sesuatu pun yang mencampuri dan tanpa ada
sesuatu pun yang sepadan dengan-Nya kemudian menerima dengan Ikhlas akan
apa-apa yang berasal dari-Nya baik berupa perintah yang mesti dilaksanakan ataupun
larangan yang mesti di tinggalkan semua itu akan mudah ketika hati ikhlas mengakui
bahwa Allah SWT itu Maha Esa.

Inti dari pembahasan diatas : jadi telah tetap (syabit) dan benar (haq)
bahwasanya berilmu dan mengetahui serta mengenal at tauhid itu adalah kewajiban
yang paling pokok & utama sebelum mengenal yang lainya serta beramal ( karena
suatu amalan itu akan di terima jika tauhidnya benar ).

Tauhid merupakan kewajiban utama dan pertama yang diperintahkan Alloh kepada
setiap hamba-Nya. Namun, sangat disayangkan kebanyakan kaum muslimin pada
zaman sekarang ini tidak mengerti hakekat dan kedudukan tauhid. Padahal tauhid
inilah yang merupakan dasar agama kita yang mulia ini. Oleh karena itu sangatlah
urgen bagi kita kaum muslimin untuk mengerti hakekat dan kedudukan tauhid.
Hakekat tauhid adalah mengesakan Alloh. Bentuk pengesaan ini terbagi menjadi tiga,
berikut penjelasannya.

Mengesakan Alloh dalam Rububiyah-Nya

Maksudnya adalah kita meyakini keesaan Alloh dalam perbuatan-perbuatan yang


hanya dapat dilakukan oleh Alloh, seperti mencipta dan mengatur seluruh alam

11
semesta beserta isinya, memberi rezeki, memberikan manfaat, menolak mudharat dan
lainnya yang merupakan kekhususan bagi Alloh. Hal yang seperti ini diakui oleh
seluruh manusia, tidak ada seorang pun yang mengingkarinya. Orang-orang yang
mengingkari hal ini, seperti kaum atheis, pada kenyataannya mereka menampakkan
keingkarannya hanya karena kesombongan mereka. Padahal, jauh di dalam lubuk hati
mereka, mereka mengakui bahwa tidaklah alam semesta ini terjadi kecuali ada yang
membuat dan mengaturnya.

Namun pengakuan seseorang terhadap Tauhid Rububiyah ini tidaklah menjadikan


seseorang beragama Islam karena sesungguhnya orang-orang musyrikin Quraisy yang
diperangi Rosululloh mengakui dan meyakini jenis tauhid ini. Sebagaimana firman
Alloh, “Katakanlah: ‘Siapakah Yang memiliki langit yang tujuh dan Yang memiliki
‘Arsy yang besar?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Alloh.’ Katakanlah: ‘Maka
apakah kamu tidak bertakwa?’ Katakanlah: ‘Siapakah yang di tangan-Nya berada
kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat
dilindungi dari -Nya, jika kamu mengetahui?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan
Alloh.’ Katakanlah: ‘Maka dari jalan manakah kamu ditipu?'” (Al-Mu’minun: 86-89).
Dan yang amat sangat menyedihkan adalah kebanyakan kaum muslimin di zaman
sekarang menganggap bahwa seseorang sudah dikatakan beragama Islam jika telah
memiliki keyakinan seperti ini. Wallohul musta’an.

Mengesakan Alloh Dalam Uluhiyah-Nya

Maksudnya adalah kita mengesakan Alloh dalam segala macam ibadah yang kita
lakukan. Seperti shalat, doa, nadzar, menyembelih, tawakkal, taubat, harap, cinta,
takut dan berbagai macam ibadah lainnya. Dimana kita harus memaksudkan tujuan
dari kesemua ibadah itu hanya kepada Alloh semata. Tauhid inilah yang merupakan
inti dakwah para rosul dan merupakan tauhid yang diingkari oleh kaum musyrikin
Quraisy. Hal ini sebagaimana yang difirmankan Alloh mengenai perkataan mereka itu
“Mengapa ia menjadikan sesembahan-sesembahan itu Sesembahan Yang Satu saja?
Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.” (Shaad: 5).
Dalam ayat ini kaum musyrikin Quraisy mengingkari jika tujuan dari berbagai macam
ibadah hanya ditujukan untuk Alloh semata. Oleh karena pengingkaran inilah maka
mereka dikafirkan oleh Alloh dan Rosul-Nya walaupun mereka mengakui bahwa
Alloh adalah satu-satunya Pencipta alam semesta.

12
Mengesakan Alloh Dalam Nama dan Sifat-Nya

Maksudnya adalah kita beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Alloh yang
diterangkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rosululloh. Dan kita juga meyakini bahwa
hanya Alloh-lah yang pantas untuk memiliki nama-nama terindah yang disebutkan di
Al-Qur’an dan Hadits tersebut (yang dikenal dengan Asmaul Husna). Sebagaimana
firman-Nya “Dialah Alloh Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk
Rupa, hanya bagi Dialah Asmaaul Husna.” (Al-Hasyr: 24)

Seseorang baru dapat dikatakan seorang muslim yang tulen jika telah mengesakan
Alloh dan tidak berbuat syirik dalam ketiga hal tersebut di atas. Barangsiapa yang
menyekutukan Alloh (berbuat syirik) dalam salah satu saja dari ketiga hal tersebut,
maka dia bukan muslim tulen tetapi dia adalah seorang musyrik.

Kedudukan Tauhid

Tauhid memiliki kedudukan yang sangat tinggi di dalam agama ini. Pada kesempatan
kali ini kami akan membawakan tentang kedudukan Tauhid Uluhiyah (ibadah),
karena hal inilah yang banyak sekali dilanggar oleh mereka-mereka yang mengaku
diri mereka sebagai seorang muslim namun pada kenyataannya mereka menujukan
sebagian bentuk ibadah mereka kepada selain Alloh, baik itu kepada wali, orang
shaleh, nabi, malaikat, jin dan sebagainya.

Tauhid Adalah Tujuan Penciptaan Manusia

Alloh berfirman, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56) maksud dari kata menyembah di
ayat ini adalah mentauhidkan Alloh dalam segala macam bentuk ibadah sebagaimana
telah dijelaskan oleh Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhu, seorang sahabat dan ahli tafsir.
Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia di dunia
ini hanya untuk beribadah kepada Alloh saja. Tidaklah mereka diciptakan untuk
menghabiskan waktu kalian untuk bermain-main dan bersenang-senang belaka.
Sebagaimana firman Alloh “Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala
yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. Sekiranya Kami hendak membuat
sesuatu permainan, tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami

13
menghendaki berbuat demikian.” (Al Anbiya: 16-17). “Maka apakah kamu mengira,
bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main, dan bahwa kamu
tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Al-Mu’minun: 115)

Tauhid Adalah Tujuan Diutusnya Para Rosul

Alloh berfirman, “Dan sungguh Kami telah mengutus rosul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): ‘Sembahlah Alloh, dan jauhilah Thaghut itu’.” (An-Nahl: 36). Makna
dari ayat ini adalah bahwa para Rosul mulai dari Nabi Nuh sampai Nabi terakhir Nabi
kita Muhammad shollallohu alaihi wa sallam diutus oleh Alloh untuk mengajak
kaumnya untuk beribadah hanya kepada Alloh semata dan tidak
memepersekutukanNya dengan sesuatu apapun. Maka pertanyaan bagi kita sekarang
adalah “Sudahkah kita memenuhi seruan Rosul kita Muhammad shollallohu alaihi wa
sallam untuk beribadah hanya kepada Alloh semata? ataukah kita bersikap acuh tak
acuh terhadap seruan Rosululloh ini?” Tanyakanlah hal ini pada masing-masing kita
dan jujurlah…

Tauhid Merupakan Perintah Alloh yang Paling Utama dan Pertama

Alloh berfirman, “Sembahlah Alloh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya


dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh,
dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Alloh tidak
menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (An-Nisa:
36). Dalam ayat ini Alloh menyebutkan hal-hal yang Dia perintahkan. Dan hal
pertama yang Dia perintahkan adalah untuk menyembahNya dan tidak
menyekutukanNya. Perintah ini didahulukan daripada berbuat baik kepada orang tua
serta manusia-manusia pada umumnya. Maka sangatlah aneh jika seseorang bersikap
sangat baik terhadap sesama manusia, namun dia banyak menyepelekan hak-hak
Tuhannya terutama hak beribadah hanya kepada Alloh semata.

3
Hakekat dan Kedudukan Tauhid https://muslim.or.id/420-hakekat-tauhid.html 27februari2019.20.00wib.

14
BAB IV

A. Kesimpulan :

Tauhid di bagi menjadi tiga yaitu:

(1) Tauhid Ar-Rububiyyah Yaitu mengesakan Allah dalam hal perbuatan-perbuatan


Allah, dengan meyakini bahwasanya Dia adalah satu-satuNya Pencipta seluruh
makhluk-Nya,

(2) Tauhid Al-Uluhiyyah disebut juga Tauhid Ibadah, dengan kaitannya yang
disandarkan kepada Allah disebut tauhid uluhiyyah dan dengan kaitannya yang
disandarkan kepada hamba disebut tauhid ibadah, yaitu mengesakan Allah Azza wa
Jalla dalam peribadahan,

(3) Tauhid Al-Asma’ wa Shifat yaitu mengesakan Allah dalam Nama-nama dan
Sifat-sifat bagi-Nya, dengan menetapkan semua Nama-nama dan sifat-sifat yang Allah
sendiri menamai dan mensifati Diri-Nya di dalam Kitab-Nya (Al-Qur’an), Sunnah
Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tanpa Tahrif (menyelewengkan makna),

15
Ta’thil (mengingkari), Takyif (mempertanyakan/menggambarkan bagaimana-nya)dan
Tamtsil (menyerupakan dengan makhluk).

Aplikasi Tauhid bahwasanya berilmu dan mengetahui serta mengenal at-tauhid itu
adalah kewajiban yang paling pokok & utama sebelum mengenal yang lainya serta
beramal ( karena suatu amalan itu akan di terima jika tauhidnya benar ).

B. Saran
Dengan penulisan makalah ini diharapkan pembaca

 Memperoleh pengetahuan yang lebih luas tentang tauhid.


 Lebih mendekatkan diri kepada Allah swt.
 Dan memeluk agama allah dengan ihktiar dan tawakal kedapada allah swt.

Daftar pustaka :

https://satuhati-satukisah.blogspot.com/2013/05/ilmu-tauhid-tentang-analisis.html
http://kuliahkusuka.blogspot.com/2013/06/makalah-tentang-peran-dan-fungsi-tauhid.
html
https://khaerulsobar.wordpress.com/makalah/makalah-tentang-tauhid-studi-islam-i/
Hakekat dan Kedudukan Tauhid https://muslim.or.id/420-hakekat-tauhid.html

16

Anda mungkin juga menyukai