Anda di halaman 1dari 21

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN STRUKTUR EKONOMI

Dosen Pengampu : Ardik

Nama Kelompok :
1. Dzikrillah khoirun Nisa
2. Yesika Dinda
3. Vera ‘Ufaini
4. Zulfahmi Ikhsan
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR
EKONOMI

Rabu, 20 April 2016


Pertumbuhan & Perubahan Struktur Ekonomi

BAB III
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR
EKONOMI

A. PERTUMBUHAN EKONOMI
Di dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dinyatakan secara
ekspilist bahwa pembangunan ekonomi merupakan salah satu
bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan
utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Walaupun bukan suatu indikator yang bagus, tingkat
kesejahteraan masyarsakat dilihat dari aspek ekonominya,
dapat diukur dengan penadapatan nasional (PN) perkapita.
Untuk dapat meningkatkan pendapatan nasional, pertumbuhan
ekonomi dapat diukur dengan pertumbuhan PDB dan menjadi
salah satu target penting yang harus dicapai dalam
pembangunan ekonomi.

B. KONSEP DAN CARA PENGHITUNGAN


Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan
merupakan kondidi utama atau suatu keharusan bagi
kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan. Jumlah penduduk bertambah setiap tahun,
sehingga dengan sendirinya kebutuhan konsumsi sehari – hari
juga berambah setiap tahun, maka dibutuhkan pertambahan
pendapatan setiap tahun.
Selain dari sisi permintaan (konsumsi), dari sisi penawaran,
pertumbuhan penduduk juga membutuhkan pertumbuhan
kesempatan kerja (sumber pendapatan). Pertumbuhan
ekonomi tanpa disertai dengan penambhan kesempatan kerja
akan mengakibatkan ketimpangan dalam pembagian dari
penambahan pendapatan tersebut (cateris paribus), yang
selanjutnya akan mencipatakan suatu kondisi pertumbuhan
ekonomi dengan peningkatan kemiskinan.
Ada dua arti PN, yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas.
Dalam arti sempit PN adalah PN. Sedangkan dalam arti luas, PN
dapat merujuk ke PDB, atau merujuk ke produk nasional bruto
(PNB), atau ke produk nasional netto (PNN). Sesuai metode
standa, penghitungan PN diawali dengan penghitungan PDB.
PDB dapat diukur dengan tiga macam pendekatan, yaitu
pendekaan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan
pengeluaran.

C. SUMBER – SUMBER PERTUMBUHAN


Pertumbuhan ekonomi bisa bersumber dari pertumbuhan
peningkatan agregat atau pertumbuhan penawaran agregat.
Dari sisi permintaan agregat, peningkatannya didalam ekonomi
bisa terjadi karena PN, yang terdiri atas permintaan masyarakat
(konsumen), perusahaan, pemerintah meningkat. Sisi
permintaan agregat (penggunaan PDB) terdiri dari empat
komponen yaitu konsumsi rumah tangga, investasi (termasuk
perubahan stok), konsumsi atau pengeluaran pemerintah,
ekspor netto (ekspor barang atau jasa minus impor barang atau
jasa).
Dari sisi penawaran agregat, pertumbuhan output bisa
disebabkan oleh peningkatan volume dari faktor – faktor
produksi yang digunakan, seperti tenaga kerja, modal (kapital),
tanah; faktor produksi terakhir ini khususnya penting bagi
sektor pertanian, dan energi. Pertumbuhan output juga bisa
didorong oleh peningkatan produktivias dari faktor - faktor
tersebut.

D. TEORI DAN MODEL PERTUMBUHAN – TEORI KLASIK


Dasar pemikiran dari teori klasik adalah pembangunan ekonomi
dilandasi oleh sistem liberal, yang mana pertumbuhan ekonomi
dipacu oleh semangat ntuk mendapatkan keuntungan
maksimal.
Beberapa teori klasik tersebut antara lain sebagai berikut :
ü Teori pertumbuhan Adam Smith
Didalam teori ini, ada tiga faktor penentu proses produksi atau
pertumbuhan yaitu SDA, SDM, Barang Modal.
ü Teori pertumbuhan David Ricardho
Menurut teori ini,pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh SDA
yang terbatas jumlahnya, dan jumlah penduduk yang
menghasilakan jumlah tenaga kerja yang menyesuaikan diri
dengan tingkat upah, diatas atau dibawah tingkat upah
alamiah.
ü Teori pertumbuhan Thomas Robert Malthus
Menurutnya, ukuran kberhasilan pembangunan suatu ekonomi
adalah kesejahteraan negara, yaitu jika PNB potensialnya
meningkat.sektor yang didominankan adalah pertanian dan
industri.
ü Teori Marx
Marx membuat lima tahapan pembangunan perkembangan
sebuah perekonomian yaitu, a) perekonomian komunal primitif,
b) perekonomian perbudakan, c) perekonomian feodal, d)
perekonomian kapitalis, e) perekonomian sosialis. Titik kritis
dari teori marx adalah transisi dari perekonomian kapitalis ke
perekonomian sosialis.

E. TEORI NEO KEYNESIAN


Model pertumbuhan yang masuk didalam teori neo-keynesian
adalah model dari Harrod dan Domar yang mencoba
memperluas teori keynes, mengenai keseimbangan
pertumbuhan ekonomi dalam persepektif jangka panjang
dengan melihat pengaruh dari investasi, baik pada permintaan
agregat maupun perluasan kapasitas produksi atau penawaran
agregat, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi.

F. TEORI NEO KLASIK


Pemikiran neo-klasik didasarkan pada kritik atas
kelemahan-kelemahan atau penyempurnaan terhadap
pandangan atau asumsi dari teori klasik. Beberapa model
neo-klasik antara lain ;
a) Model pertumbuhan A.Lewis,
b) Teori pertumbuhan Paul A. Baran,
c) Teori ketergantungan neo-kolonial,
d) Model pertumbuhan W.W. Rostow,
e) Model pertumbuhan Solow.

G. TEORI MODERN
Dalam teori modern faktor –faktor prosuksi yang krusial tidak
hanya tenaga kerja dan modal. Tetapi juga kualitas SDM dan
kemjuan teknologi, energi, kewirausahaan, bahan baku dan
material. Dilihat dari kerangka pemikiran kelompok teori
modern ada perbedaan yang mendasar dengan kelompok teori
klasik dan neo-klasik diantaranya adalah yang mencakup
tenaga kerja, kapital dan kewirausahaan. Dalam kelompok teori
modern, kualitas tenaga kerja lebih penting dari pada
kuantitasnya.

H. ANALISIS EMPIRIS : ERA ORDE BARU ; INDONESIA CALON


MACAN ASIS BARU
Melihat kondisi pembangunan ekonomi Indonesia selama
pemerintahan Orde Baru dapat dikatakan bahwa Indonesia
telah mengalami proses pembangunan ekonomi yang
spektakuler. Keberhasilan ini dapatdiukur dengan sejumlah
indikator ekonomi makro. Dua diantaranya yang umum
digunakan adlah laju pertumbuhan PDB dan tingkat PN
perkapita.
Sejak pemerintahan Orde baru, Indonesia menganut sistem
ekonomi terbuka, goncangan eksternal sangat terasa
dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi. Dampak negstif
resesi ekonomi dunia tahun 1982 terhadap perekonomian
Indonesia, terutama terasa pada laju pertumbuhan ekonomi
yang selama 1982 – 1988 jauh lebih rendah dibandingkan
periode sebelumnya

I. PERTUMBUHAN PACSA ORDE BARU


Pemerintahan Orde Baru berakhir pada bulan Mei 1998 pada
saat krisis keuangan Asia mencapai titik terburuknya dan
menghantam perekonomian Indonesia. Pada tahun 2008
hingga 2009 terjadi krisis ekonomi global yang berawal dari
suatu krisis keuangan yang besar di AS, namun ekonomi
Indonesia tetap mampu mempertahankan pertumbuhan yang
positif walaupun lajunya lebih rendah.
J. PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
Perubahan struktur ekonomi, pada umumnya transformasi
struktural. Yang didefinisikan sebagai suatu rangkain
perubahan yang saling terkait satu sama lainnya dalam
komposisi permintaan agregat, perdangan luar negeri (ekspor
dan impor), penawaran agregat (produksi dan penggunaan
faktor – faktor produksi yang diperlukan guna mendukung
proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan.
Teori perubahan struktural menitikberatkan pada transformasi
ekonomi yang dialami NB, yang semula bersifat subsisten
menuju kesistem perekonomian yang lebih modern. Ada dua
teori utama yang umum digunakan dalam menganalisa
perubahan struktur ekonomi, yaitu Arthur Lewis (Teori Migrasi)
dan Horis Chenery (Teori transformasi Struktural).
Teori Arthur Lewis Membahas proses pembangunan ekonomi
yang terjadi di pedesaan dan perkotaan. Teori ini
mengamsusikan perekonomian tradisional di pedesaan yang
didominasi oleh sektor pertanian dan perekonomian modern di
perkotaan dengan industri sebagai sektor utama.
Teori Horis Chenery ;Proses transformasi struktural akan
mencapai tarafnya yang paling cepat bila pergerseran pola
permintaan domestik kearah output industri manufaktur
diperkuat oleh perubahan yang serupa dalam komposisi
perdagangan luar negeri atau ekspor. Dalam modal
transformasi struktural, relasi antara pertumbuhan output
disektor industri manufaktur, pola perubahan permintaan
domestik kearah output industri dan pola perubahan
perdagangan luar negeri

K. ANALISIS EMPIRIS
Dilihat sejak awal pemerintahan Orde Baru hingga sekarang,
dapat dikatakan bahwa proses perubahan struktur ekonomi
Indonesia cukup pesat.
Data terakhir triwulan II 2010 menunjukkan strukur PDB
Indonesia masih didominasi oleh sektor industri manufaktur,
sektor pertanian, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.
ISU PENTING

1. Indonesia sempat dijuluki calon macan asia karena


Indonesia mengalami suatu proses pembangunan ekonomi
yang spektakuler, paling tidak pada tingkat makro agregat.
Keberhasilan ini dianggap banyak kalangan sebagai prestasi
besar dari pemerintahan orde baru dibawah kepemimpinan
presiden Soeharto.
Sekarang tidak lagi dijuluki macan asia, karena Indonesia baru
bangkit atau pulih dari krisis global, tetapi masih menjadi daya
tarik dari Indonesia yaitu sumber daya alamnya.

2. Teori pertumbuhan modern lebih relevan


dibandingkan teori klasik dalam menjelaskan pola
perkembangan ekonomi dibanyak negara, termasuk negara
yang miskin SDA karena kenyataan pertumbuhan ekonomi
tersebut tidak sepenuhnya hanya didorong oleh akumulasi
modal dan penambahan jumlah tenaga kerja, tetapi juga
disebabkan oleh peningkatan produktivitas dari kedua faktor
tersebut. Faktor terpenting dari pertumbuhan ekonomi adalah
peningkatan produktivitas bukan jumlah dari faktor-faktor
produksi yang digunakan dan ini mencerminkan adanya suatu
progres teknologi.

3. Transformasi ekonomi adalah suatu rangkaian


perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya dalam
komposisi permintaan agregat, perdagangan luar negeri
(ekspor dan impor), penawaran agregat (produksi dan
penggunaan faktor-faktor produksi yang diperlukan guna
mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan.
Pengalaman Indonesia sejak Tahun 1945, keadan
perekonomian Indonesia sangat buruk, baru pada awal era
pemerintahan orde baru hingga sekarang dapat dikatakan
bahwa proses perubahan struktur ekonomi indonesia cukup
pesat. Keberhasilan ini diukur dengan laju pertumbuhan PDB
per tahun dan tingkat pendapatan nasional per kapita.

4. Kemajuan teknologi, peningkatan pendidikan


masyarakat, peningkatan pendapatan perkapita sering
dikatakan sebagai pemicu keberhasilan ekonomi karena faktor
tersebut diatas termasuk indikator penting yang mana jika
sejumlah faktor tesebut tumbuh dengan laju yang tinggi akan
membawa dampak semakin cepatnya perubahan struktur
ekonomi.

5. Dengan semakin kecilnya sumbangan pertanian


terhadap pembentukan PDB dalam proses transformasi
ekonomi, kemiskinan tidak akan bertambah di Indonesia
karena sumbangan dari sektor industri pada PDB meningkat,
penjelasannya bahwa barang – barang manufaktur memiliki
elastisitas pendapatan dari permintaan positif dan lebih besar.
Kecilnya sumbangan pertanian terhdap PDB juga bisa
disesabkan karena faktor penghitungan yang kurang valid,
karena beberapa sektor pertanian yang kecil mungkin saja
belum masuk dalam data PDB.

6. Ekonomi modern adalah perekonomian di perkotaan


dengan sektor utama industri. Dalam ekonomi modern kualitas
tenaga kerja lebih penting daripda kuantitasnya. Kualitas
tenaga kerja tidak hanya dilihat dari tingkat pendidikan tetapi
juga kondisi kesehatannya.
Ekonomi tradisional adalah perekonomian di perdesaan yang
didominasi oleh sektor pertanian, karena jumlah penduduknya
tinggi , maka tejadi kelebihan suplai tenaga kerja dan tingkatt
hidup masyarakatnya berada pada kondisi subsistem akibat
perekonomian yang sifatnya juga subsistem.

7. Dengan teori Indonesia tidak dapat menghindari krisis


ekonomi pada tahun 1997-1998 ataupun krisis global tahun
2008-2009 karena krisis ini menghantam secara global dan
tidak dapat dihindari, Indonesia juga terkena imbasnya
terutama lewat penurunan volume ekspor manufaktur untuk
sejumlah barang. Namun indonesia tetap mampu
mempertahankan petumbuhan yang positif walaupun lajunya
lebih rendah dari pada yang diharapkan saat sebelum krisis
terjadi.

8. Teori Arthur Lewis dan Hollis Cheney terbukti di


Indonesia karena di Indonesia terjadi proses pembangunan
ekonomi perdesaan ataupun perkotaan. Juga teori chenery
dengan teori pembangunan yang memfokuskan pada
perubahan struktur dalam tahapan proses perubahan ekonomi
di negara berkembang, yang mengalami transformasi dai
pertanian tradisional (subsistem) ke sektor industri sebagai
mesin utama penggerak pertumbuhan ekonomi.

sumber :
https:/BAB_III_PERTUMBUHAN_EKONOMI_DAN_PERUBAHAN_
STRUKTUR_EKONOMI

Gambaran perekonomian suatu negara dapat dilihat melalui


beberapa aspek, baik itu dari aspek kinerja perekonomiannya
maupun dari aspek strukturnya. Postingan sebelumnya kita
telah membahas salah satu cara untuk melihat bagaimana
kinerja perekonomian melalui penghitungan pertumbuhan
ekonomi. Pada postingan kali ini kita akan mencoba untuk
membahas tentang struktur perekonomian, khususnya struktur
ekonomi Indonesia.

PDB, Indikator Penting untuk Mengukur Perekonomian Negara


Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu indikator
yang banyak digunakan peneliti untuk menganalisis keadaan
makro ekonomi. Data PDB memiliki peran yang cukup penting
dalam menganalisis suatu permasalahan makro ekonomi
sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan. Seperti yang
sudah kita bahas sebelumnya, diantara kegunaan data PDB
antara lain adalah untuk menentukan laju pertumbuhan
ekonomi dan struktur ekonomi. Selain itu, dari data PDB ini
juga dapat diturunkan menjadi beberapa indikator ekonomi
lainnya. Sebelum kita membahasnya secara lebih detail, mari
kita bahas tentang PDB itu sendiri, bagaimana pendekatan
penghitungannya dan cara menghitungnya.

Penghitungan PDB dilakukan dengan 3 pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan Produksi
PDB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang
dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara
dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit
produksi tersebut dikelompokkan menjadi 9 sektor, yaitu :
- Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan,
- Penrtambangan dan penggalian,
- Industri pengolahan,
- Listrik, gas dan air bersih,
- Konstruksi,
- Perdagangan, hotel, dan restoran,
- Pengangkutan dan komunikasi,
- Keuangan, real estate dan jasa perusahaan,
- Jasa – jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah,

2. Pendekatan Pendapatan
PDB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor –
faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu
negara dalam jangka waktu tertentu. Balas jasa faktor produksi
yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal
dan keuntungan, semuanya sebelum dipotong pajak
penghasilan dan pajak langsung lainnya. PDB mencakup juga
penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung
dikurangi subsidi).

3. Pendekatan Pengeluaran/Penggunaan
PDB adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri
dari :
- Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga
swasta (PC).
- Pengeluaran konsumsi pemerintah (GC).
- Pembentukan modal tetap (TCF).
- Perubahan inventori/stok (S).
- Ekspor neto (ekspor (EX) dikurangi impor (IM)).

Dalam persamaan matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

Y = PC + GC + TCF + S + (EX-IM)

Secara konsep ketiga pendekatan tersebut akan menghasilkan


hasil yang sama. Jadi jumlah pengeluaran akan sama dengan
jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama
pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksi.
Dari data PDB yang ada, juga dapat diturunkan beberapa
indikator ekonomi lainnya, antara lain Produk Nasional Bruto
(PNB), Produk Nasional Neto atas dasar harga pasar dan atas
dasar biaya faktor biaya produksi serta indikator angka-angka
per kapita.

Struktur Ekonomi Indonesia, Analisis Deskriptif


Struktur ekonomi dapat diartikan sebagai komposisi peranan
masing-masing sektor dalam perekonomian baik menurut
lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam sektor
primer, sekunder dan tersier. Gambaran kondisi struktur
ekonomi Indonesia dapat dilihat melalui kontribusi setiap
sektor ekonomi terhadap pembentukan PDB. Struktur ekonomi
dikatakan berubah apabila kontribusi/pangsa PDB dari sektor
ekonomi yang mulanya dominan digantikan oleh sektor
ekonomi lain.

Dalam analisis deskriptif ini, kita akan melihat bagaimana


kondisi struktur ekonomi Indonesia dari tahun 1983 sampai
2010. Untuk memudahkan analisis, sektor-sektor dalam
perekonomian akan dikelompokan menjadi 3 sektor yaitu
sektor primer, sekunder dan tersier. Sektor primer merupakan
gabungan dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan
perikanan dan sektor pertambangan dan penggalian. Sektor
sekunder merupakan gabungan dari sektor industri pengolahan,
sektor listrik, gas dan air dan sektor konstruksi. Sedangkan
sektor tersier merupakan gabungan dari sektor perdagangan,
hotel, restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor
keuangan, real estate dan jasa perusahaan serta sektor
jasa-jasa.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berlangsung secara
berkesinambungan pada periode sebelum krisis ekonomi
(pertumbuhan tidak pernah berada di bawah 6,40 persen) dan
semakin meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat
secara agregat, ternyata memberi kemajuan yang cukup berarti
terhadap perubahan struktur ekonomi Indonesia. Perubahan
struktur ekonomi ini terlihat dari perubahan komposisi sektor
ekonomi atas kontribusinya terhadap PDB dalam jangka waktu
tahun 1983-2010.
Dilihat dari lapangan usaha utama, kontribusi sektor primer
terhadap PDB pada tahun 1983 adalah sebesar 43,64 persen
dan pada tahun 2010 tinggal 26,49 persen. Sementara itu,
kontribusi sektor sekunder yang semula hanya sebesar 19,08
persen pada tahun 1983 menjadi sekitar 35,89 persen pada
tahun 2010. Sedangkan sektor tersier mengalami perubahan
yang relatif konstan, kontribusi sektor ini terhadap PDB pada
tahun 1983 sebesar 37,29 persen dan pada tahun 2010 sebesar
37,62 persen, tidak jauh berbeda dengan tahun 1983. Hal ini
menunjukkan telah terjadi transformasi perekonomian atau
perubahan struktur ekonomi Indonesia yang ditandai dengan
semakin menurunnya peran sektor primer dalam
sumbangannya terhadap PDB dan semakin meningkatnya
peran sektor nonprimer.

Terlihat bahwa telah terjadi perubahan pada struktur ekonomi


Indonesia. Hal ini terlihat dari semakin menurunnya pangsa
sektor primer dan semakin meningkatnya pangsa sektor
nonprimer terhadap PDB dari periode 1983-2010.
Perkembangan kontribusi sektor ekonomi terhadap PDB pada
periode sebelum krisis ekonomi (1983-1996) menunjukkan
bahwa dominasi produk yang dihasilkan perekonomian
Indonesia mulai bergeser dari sektor primer ke sektor sekunder
dan tersier.

Pada tahun 1983 pangsa sektor primer masih cukup tinggi


dibandingkan sektor lainnya, yaitu sebesar 43,64 persen,
sedangkan sektor sekunder sebesar 19,08 persen dan sektor
tersier sebesar 37,29 persen. Pangsa sektor primer terhadap
PDB kemudian berangsur-angsur turun hingga hanya sebesar
25,33 persen pada tahun 1996, sedangkan sektor sekunder
justru terus mengalami peningkatan. Pangsa sektor sekunder
terhadap PDB pada tahun 1996 menjadi 34,80 persen,
meningkat 15,72 persen dari tahun 1983. Sektor tersier
mengalami perkembangan yang relatif konstan selama periode
1983-1996. Selama periode tersebut tercatat pangsa sektor
tersier terhadap PDB berkisar pada angka 37,29 persen sampai
42,44 persen.

Pada periode terjadinya krisis ekonomi (tahun 1997-1999)


struktur perekonomian Indonesia relatif tidak mengalami
perubahan yang berarti, kecuali sektor pertanian. Pada tahun
1997, sektor primer memiliki pangsa sebesar 24,94 persen
terhadap PDB dan meningkat cukup besar pada tahun 1998
menjadi 30,67 persen dan kemudian turun kembali menjadi
29,61 persen pada tahun 1999. Pangsa sektor sekunder
terhadap PDB pada periode tersebut tidak mengalami
perubahan yang berarti, pangsa sektor ini sebesar 35,48 persen
pada tahun 1997, 32,64 persen pada tahun 1998 dan
meningkat menjadi 33,36 persen pada tahun 1999. Sedangkan
sektor tersier memiliki pangsa terhadap PDB berkisar antara
36,69 persen sampai 39,58 persen selama periode krisis
ekonomi ini.
Setelah melewati krisis ekonomi, perubahan struktur Indonesia
terlihat dari semakin menurunnya pangsa sektor primer dari
tahun 2000 sampai 2004. Pangsa sektor primer terus
mengalami penurunan dari 27,67 persen pada tahun 2000
menjadi 23,28 persen pada tahun 2004. Pada periode yang
sama, pangsa sektor sekunder terhadap PDB justru cenderung
mengalami peningkatan dari 33,86 persen pada tahun 2000
menjadi 35,69 persen pada tahun 2004, walaupun pada tahun
2003 sempat mengalami penurunan sebesar 0,2 persen
dibandingkan tahun sebelumnya. Pangsa sektor tersier pada
tahun 2000-2004 tidak mengalami perubahan yang cukup
berarti, pada tahun 2000-2001 pangsa sektor ini mengalami
penurunan, namun pada tahun 2002-2003 mengalami kenaikan.
Pada tahun 2003 pangsa sektor tersier adalah sebesar 41,07
persen, meningkat 1,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya
dan turun 0,03 persen pada tahun 2004.

Selama tahun 2005-2010, sektor yang terlihat cenderung


meningkat pangsanya terhadap PDB adalah sektor primer.
Pangsa sektor primer pada tahun 2010 adalah sebesar 26,49
persen, meningkat jika dibandingkan tahun 2005 yang memiliki
pangsa sebesar 24,27 persen saat itu. Pada tahun 2008-2010
sektor sekunder dan tersier terlihat memiliki pangsa yang
relatif mirip terhadap PDB yaitu berkisar antara 35,89 persen
sampai 37,62 persen. Namun, secara umum pangsa sektor
primer masih tetap berada di bawah pangsa sektor sekunder
dan tersier.

Jika kita lihat dari hasil analisis deskriptif di atas, maka dapat
ditarik sebuah kesimpulan bahwa telah terjadi perubahan
struktur ekonomi di Indonesia selama tahun 1983-2010. Sejak
tahun 1985, peran sektor primer telah digeser oleh sektor
tersier, kemudian pada tahun 1993 sektor primer kembali
digeser oleh sektor sekunder. Pada tahun 2009 sektor sekunder
merupakan sektor yang memiliki peran paling besar terhadap
PDB, namun pada tahun 2010 kembali digeser oleh sektor
tersier. Sampai tahun 2010 peran sektor primer masih berada
di bawah sektor tersier dan sekunder. Hal ini menunjukan
bahwa proses transformasi struktur ekonomi Indonesia telah
menuju ke arah industrialisasi, dimana peran sektor primer
mulai digantikan oleh peran sektor lainnya, terutama sektor
sekunder yang mengalami peningkatan kontribusi cukup besar
dan signifikan hampir di tiap tahun dibanding sektor lainnya.

-Eka Nurdiyanto-

Sumber Referensi:
Skripsi Eka Nurdiyanto, "Struktur Ekonomi dan Proyeksi
Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral di Indonesia Tahun
2011-2012".
Web resmi Badan Pusat Statistik (http://www.bps.go.id/).
Wikipedia (http://id.wikipedia.org/).
Web resmi Pemerintah Kabupaten Bima (www.bimakab.go.id/).

Istilah struktur dipakai untuk menunjukkan susunan atau


komposisi dari sesuatu. Struktur ekonomi dipergunakan untuk
menunjukkan komposisi atau susunan sektor-sektor ekonomi
dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan atau yang
diandalkan mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur
tersebut dan menjadi ciri khas dari suatu perekonomian.

Dimaksudkan dengan sektor ekonomi yang dominan atau yang


diandalkan adalah sektor ekonomi yang menjadi sumber mata
pencaharian sebagian terbesar penduduk serta menjadi
penyerap tenaga kerja yang terbesar. Sektor ekonomi yang
dominan atau andal dapat juga berarti sektor yang memberikan
sumbangan terbesar terhadap produk nasional dengan laju
pertumbuhan yang tinggi, yang menjadi ciri khas dari suatu
perekonomian.
Dikenal dua macam struktur ekonomi, yaitu:
1. Struktur agraris, adalah struktur ekonomi didominasi
oleh sektor pertanian. Sektor pertanian menjadi sumber mata
encaharian sebagian terbesar penduduknya. Pada umumnya
negara-negara berkembang (developing countries) termasuk
Indonesia disebut negara agraris dan negara-negara yang
termasuk negara-negara belum berkembang (under developed
countries) yang pertaniannya masih sangat tradisional
dikategorikan negara agraris tradisional.

2. Industri, dimana struktur ekonomi didominasi oleh


sektor industri. Sebagian terbesar produk domestik
disumbangkan dan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggal
disumbangkan oleh sektor industri. Negara-negara amerika
Serikat, Jerman, Inggris, Perancis, Italy, Jepang dan Kanada
yang termasuk negara industri maju, negara-negara Eropa dan
negara-negara lainnya termasuk negara industri.
Struktur Ekonomi Indonesia Dilihat dari Berbagai Sudut
Tinjauan
Struktur ekonomi sebuah Negara dapat dilihat dari berbagai
sudut tinjauan. Dalam hal hal ini, struktur ekonomi dapat dilihat
dari empat macam sudut pandang, yaitu :
1. Tinjauan makro-sektoral
2. Tinjauan keruangan
3. Tinjauan penyelenggaraan kenegaraan
4. Tinjauan birokrasi pengambilan keputusan
http://accounting-media.blogspot.com/2014/05/struktur-ekon
omi-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai