Ketauhidan
Rizky Akbar Pratama
Alam Dalam Pandangan Islam
• Alam adalah segala sesuatu yang ada atau yang dianggap ada oleh manusia
di dunia ini selain Allah beserta Dzat dan sifat-Nya.
Ayat tersebut mengajak manusia untuk mencapai tujuan dari berbagai fenomena semesta melalui
cara yang serius, tanpa main-main, senda gurau, dan kesia-siaan.
Allah adalah penata sunnah semesta yang dengan topangan kekuasaan-Nya, Dia menjalankan dan
mengatur semesta sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya:
“Dan dia menahan [benda-benda] langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya…” (al-Hajj: 65)
“Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya
akan lenyap tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah…” (Fathir: 41)
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya.
Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu [juga] kamu keluar
[dari kubur].” (ar-Ruum: 25)
Tujuan Penciptaan Alam Semesta
Manusia merupakan bagian dari alam semesta ini. Karenanya dalam segala
persoalan hidup dan matinya, manusia harus tunduk pada ketentuan Allah,
Penguasa tertinggi dan sunnah-sunnah ciptaan-Nya.
Katakanlah(Muhammad),“Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Jawabnya: “Allah”. Katakanlah: “Maka Patutkah
kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, Padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan
tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?”. Katakanlah: “Adakah sama orang buta dan yang dapat
melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; Apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi
Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan
mereka?” Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan yang Maha Esa lagi Maha
Perkasa”. (QS. Ar-Ra’d : 16)
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia
mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya”. (QS. Hud : 6)
TAUHID AL-ULUHIYYAH
Tauhid Al-Uluhiyyah disebut juga Tauhid Ibadah, yaitu mengesakan Allah Azza wa Jalla dalam per
ibadahan. Sebagaimana firman Allah dalam surah Ad Dzaariyat ayat 56 yang artinya :
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
Dalam ayat tersebut Allah memperintahkan umatnya untuk menunaikan sholat secara sempurna
dengan melaksanakan rukun-rukunnya, wajib-wajibnya dan sunah-sunahnya.
TAUHID AL-ASMA WA SHIFAT
Tauhid Al-Asma’ wa Shifat yaitu mengesakan Allah dalam Nama-nama dan Sifat-sifat bagi-
Nya, dengan menetapkan semua Nama-nama dan sifat-sifat yang Allah sendiri menamai dan
mensifati Diri-Nya di dalam Kitab-Nya (Al-Qur’an), Sunnah Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam tanpa Tahrif (menyelewengkanmakna), Ta’thil (mengingkari), Takyif
(mempertanyakan/menggambarkan bagaimana-nya) dan Tamtsil (menyerupakan dengan
makhluk).
Dan ketiga macam Tauhid ini terkumpul dalam firman-Nya yang artinya: “ Tuhan (yang
menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, Maka sembahlah Dia
dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang
yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?” (QS. Maryam : 65).