ajaran Allah dan sekaligus pelopor dalam membudayakan ajaran Allah. Untuk menjadi pelaku
ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor pembudayaan ajaran Allah, seseorang dituntut memulai
dari diri dan keluarganya, baru setelah itu kepada orang lain.
Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang telah ditetapkan Allah,
diantaranya adalah :
1.Belajar (surat An naml : 15-16 dan Al Mukmin :54) ; Belajar yang dinyatakan pada ayat
pertama surat al Alaq adalah mempelajari ilmu Allah yaitu Al Qur’an.
2.Mengajarkan ilmu (al Baqoroh : 31-39) ; Khalifah yang telah diajarkan ilmu Allah maka wajib
untuk mengajarkannya kepada manusia lain.Yang dimaksud dengan ilmu Allah adalah Al Quran
dan juga Al Bayan
3.Membudayakan ilmu (al Mukmin : 35 ) ; Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk
disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar
membudaya. Seperti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, menurut kolompok kami, kelompok 6,
berdasarkan ajaran agama islam manusia diciptakan memiliki dua predikat, yaitu sebagai
hamba Allah (`abdullah) dan sebagai wakil Allah (khalifatullah) di muka bumi. Sebagai hamba
Allah, manusia adalah kecil dan tak memiliki kekuasaan. Oleh karena itu, tugasnya hanya
menyembah kepada-Nya dan berpasrah diri kepada-Nya. Tetapi sebagai khalifatullah, manusia
diberi fungsi sangat besar, karena Allah Maha Besar maka manusia sebagai wakil-Nya di muka
bumi memiliki tanggung jawab dan otoritas yang sangat besar. Dalam Al-Qur'an juga
disebutkan fungsi manusia yaitu dalam QS Az Dzariyat : 56“Dan tidak Aku ciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka menyembahKu”. Sedangkan untuk fungsinya sendiri,
terdapat beberapa fungsi, tergantumg kepada siapa dan kepada apa manusia berfungsi.
Contohnya fungsi kepada Allah swt, fungsi kepada sesama manusia (masyarakat), fungsi
kepada alam/lingkungan, dan fungsi terhadap diri sendiri.
a. Fungsi Manusia Terhadap Diri Pribadi
Manusia pribadi terdiri dari kesatuan unsur jasmani dan rohani, unsur rohani terdiri dari cipta
(akal), rasa dan karsa. Fungsi manusia terhadap diri pribadi yaitu memenuhi kebutuhan-
kebutuhan unsur-unsur tersebut secara menyeluruh agar kebutuhan pribadi tetap terjaga. Unsur
jasmani yang memerlukan makan-minum, pakaian, tempat tinggal, kesehatan dan sebagainya
dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Akal yang merupakan salah satu segi unsur rohani kita
bertabiat suka berpikir. Tabiat suka berpikir akan dipenuhi dengan berbagai macam ilmu
pengetahuan yang berguna bagi hidup manusia. Rasa yang juga merupakan salah satu segi
unsur rohani yang selalu merindukan keindahan, kebenaran, keadilan dan sebagainya itu kita
penuhi pula kebutuhannya dengan berbagai keseniaan yang sehat, hidup dengan pedoman
yang benar, berlaku adil dan sebagainya [Ahmad Azhar Basyir, 1985 : 4]. Perasaan yang rindu
kepada kebaikan diisi dengan nilai-nilai moral, perasaan yang rindu kepada keindahan diisi
dengan nilai-nilai seni-budaya, perasaan yang rindu kepada kemuliaan diisi dengan taqwa,
perasaan yang rindu kepada kesucian diisi dengan usaha-usaha meninggalkan sifat-sifat
tercela, seperti dengki, takabbur, aniaya dan sebagainya (Ahmad Azhar Basyir, 1984 : 8),
Fungsi manusia terhadap masyarakat terbangun atas dasar sifat sosial yang dimiliki manusia,
yaitu adanya kesedian untuk selalu melakukan interaksi dengan sesamanya. Ditegaskan dalam
al-Qur'an bahwa manusia selalu mengadakan hubungan dengan Tuhannya dan juga
mengadakan hubungan dengan sesama manusia. Kesedian untuk memperhatikan kepentingan
orang lain, dalam hal ini adalah tolong menolong. Hal ini ditegaskan dalam al-Qur'an surat al-
Maidah ayat 2, sebagai berikut :
"Dan tolong menolong-menolong kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran".
Dengan demikian, beribadah kepada Allah yang menjadi fungsi manusia terhadap Allah baik
dalam bentuknya umum maupun dalam bentuk khusus. Ibadah dalam bentuk umum ialah
melaksanakan hidup sesuai ketentuan-ketentuan Allah, sebagaimana diajarkan al-Qur'an dan
Sunnah Rasul. Ibadah dalam pengertiam umum mencakup segala macam perbuatan, tindakan
dan sikap manusia dalam hidup sehari-hari. Sedangkan ibadah dalam bentuk khusus
(mahdhah) yaitu berbagai macam pengabdian kepada Allah yang cara melakukannya sesuai
dengan ketentuan syara'.
Dalam bidang 'aqidah, fungsi manusia terhadap Allah adalah meyakini bahwa tiada Tuhan yang
berhak disembah melainkan Allah. Bertuhan kepada selain Allah berarti suatu penyimpangan
dari fungsi manusia terhadap Allah. Bertuhan kepada Allah adalah sesuai sifat dasar manusia
yaitu sifat relegius, tetapi sifat "hanief" yang ada pada manusia membuat manusia harus
condong kepada kebenaran yaitu mentauhidkan Allah.
Tugas manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi antara lain menyangkut tugas mewujudkan
kemakmuran di muka bumi (Q.S. Hud : 61), serta mewujudkan keselamatan dan kebahagiaan
hidup di muka bumi (Q.S. al-Maidah : 16), dengan cara beriman dan beramal saleh (Q.S. al-
Ra’d : 29), bekerjasama dalam menegakkan kebenaran dan bekerjasama dalam menegakkan
kesabaran (Q.S. al-’Ashr : 1-3). Karena itu tugas kekhalifahan merupakan tugas suci dan
amanah dari Allah sejak manusia pertama hingga manusia pada akhir zaman yang akan
datang, dan merupakan perwujudan dari pelaksanaan pengabdian kepadaNya (’abdullah).