Anda di halaman 1dari 10

HAKIKAT

AGAMA,
KOMPONEN
DALAM
BERAGAMA,
DAN NILAI
AGAMA
DALAM
KEHIDUPAN
PROFESI
Introduction
DIMAS TEGUH PRAWIRA C1023112
KHOLIVIA TRI YUNIATI C1023121
ROFIQOTUS SA’ADAH C1023126
NAHDILLA RIZKIKA GEMI YUNIAR
C1023133
ALYA ALVIANA
C1023142
SANDI ARYA MAULANA C1023148
RENDI PUJIYANTO
C1023155
1. Hakikat Penciptaan Manusia

Manusia dan jin diciptakan hanya untuk mengabdi kepada Sang Pencipta.
Kalimat liya’budun… dalam firman Allah itu diartikan sebagai liya’rifuun…(untuk
mengenalku), karena tidak mungkin dapat mengabdi kepada yang tidak dikenal.
Inilah yang menjadi hakikat penciptaan manusia sebagaimana yang diterangkan oleh
Allah dalam firman-Nya yang artinya : …dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia
itu kecuali untuk mengenalku…
Derajat manusia sangat tinggi karena dilengkapi dengan tiga potensi
terpenting, namun sekaligus akan membuatnya terbanting apabila potensi itu tidak
dikelola dengan sebaik-baiknya menurut laksana yang telah ditetapkan oleh Sang
Penciptanya. Tiga potensi itu adalah : akal, ilmu, dan nafsu. Sementara makhluk
lainnya hanya memiliki dua potensi yakni : ilmu dan akal
Derajat manusia sangat tinggi karena dilengkapi dengan tiga potensi
terpenting, namun sekaligus akan membuatnya terbanting apabila potensi itu
tidak dikelola dengan sebaik-baiknya menurut laksana yang telah ditetapkan
oleh Sang Penciptanya. Tiga potensi itu adalah : akal, ilmu, dan nafsu.
Sementara makhluk lainnya hanya memiliki dua potensi yakni : ilmu dan akal
Hakekat manusia juga terletak pada ketinggian derajat manusia
terutama dalam hal kualitas personal yang antara lain disebabkan ia mendapat
keistimewaan ilmu, pandai berbicara, mempunyai akal dan kemampuan
berpikir.
2. Proses Penciptaan Manusia
Al-Qur’an menyatakan proses penciptaan manusia mempunyai dua
tahapan yang berbeda, yaitu: Pertama, disebut dengan tahapan primordial. Manusia
pertama, Nabi Adam a.s. diciptakan dari tanah yang dibentuk Allah dengan
seindah-indahnya, kemudian Allah meniupkan ruh kepadanya. Kedua, disebut
dengan tahapan biologi. Didalam proses ini, manusia diciptakan dari inti sari tanah
yang dijadikan air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam Tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian nuthfah itu dijadikan darah beku (‘alaqah) yang menggantung
dalam rahim. Darah beku tersebut kemudian dijadikan segumpal daging
(mudghah) dan kemudian dibalut dengan tulang belulang lalu kepadanya ditiupkan
ruh
Manusia diciptakan untuk menyembah Allah, dan akan diuji oleh Allah dalam
menjalani kehidupan di alam dunia. Allah memberikan penglihatan, pendengaran,
dan perasaan untuk digunakan sebagai sarana untuk menyadari kekuasaan dan ke
Esaan Allah, sehingga bersedia mematuhi perintah atau menjauhi larangan-Nya.
Perbedaan manusia dengan hewan adalah pada penggunaan hati yang
menyeimbangkan perilaku atau perbuatan manusia tersebut.
3. Tujuan Manusia sebagai Makhluk Hidup
Menurut Islam, tujuan utama manusia adalah untuk mengabdi kepada Allah, Sang
Pencipta, dan mencapai ketaqwaan. Keyakinan ini tercermin dalam Al-Quran, kitab suci
umat Islam, yang mengajarkan bahwa manusia diciptakan untuk menyembah Allah. Dalam
konteks spiritual, tujuan manusia dalam Islam adalah untuk mencapai surga, tempat di mana
orang-orang yang taat akan mendapatkan kenikmatan abadi dan kebahagiaan yang tak
terhingga. Untuk mencapai tujuan ini, umat Islam diajarkan untuk menjalani kehidupan
dengan penuh kesabaran, keikhlasan, dan keutamaan moral.
Dengan demikian, tujuan manusia sebagai makhluk hidup dalam agama Islam
adalah untuk mengabdi kepada Allah, mencapai ketaqwaan, memperoleh ridha-Nya, dan
mencapai kebahagiaan abadi di surga. Melalui ibadah, akhlak mulia, pengembangan diri,
dan kontribusi positif pada masyarakat, manusia dapat mencapai tujuan tersebut dan meraih
keberkahan dalam hidupnya, baik di dunia maupun di akhirat.
4 Tugas Manusia terhadap Diri Sendiri, Orang Lain, dan Lingkungan

Dalam agama Islam, tugas manusia terhadap diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan didefinisikan dengan sangat jelas. Islam adalah agama yang
komprehensif, mencakup semua aspek kehidupan manusia. Berikut ini adalah
penjelasan tentang tugas manusia terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
dalam agama Islam
1.Tugas Terhadap Diri Sendiri
Pertama dan terpenting, setiap Muslim mempunyai kewajiban terhadap diri sendirinya. Hal
ini mencakup kewajiban untuk menjaga kesehatan fisik dan mental, serta spiritual. Salah satu
cara untuk memenuhi tugas ini adalah dengan melakukan ibadah, seperti sholat lima waktu,
puasa, zakat, dan haji jika mampu.
2. Tugas Terhadap Orang Lain
Islam mengajarkan bahwa setiap Muslim juga mempunyai kewajiban terhadap orang lain. Ini
mencakup menjaga hak dan kewajiban satu sama lain, berbuat baik kepada orang lain, dan
membantu mereka yang membutuhkan. Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik manusia
adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya." (HR. Ahmad).
3. Tugas Terhadap Lingkungan
Terakhir, Islam juga menekankan pentingnya menjaga
lingkungan. Manusia diberikan amanah oleh Allah SWT untuk
menjaga dan merawat bumi ini. Hal ini mencakup menjaga
kebersihan lingkungan, tidak merusak alam, dan menggunakan
sumber daya alam dengan bijaksana. Rasulullah SAW bersabda,
"Bumi adalah milik Allah dan kalian adalah para khalifah-
Nya." (HR. Abu Daud).
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai