Anda di halaman 1dari 15

Makna Manusia Diciptakan

dan Pengertian Agama


Lets' go kita jelaskan 👉
-Kelompok 1-
Anggota Kelompok -1
1. Adifia Rizqullah Rafif (231010502049)
2. Diah Putri Suwardani ( 231010502055)
3. Faldie Akbar Iryanto (231010502083)
4. Farhana Almira Anggraeni (231010502094)
5. Siti Oktavia (231010506359)
Pembahasan :
Makna Manusia
Proses Penciptaannya
Pengertian Agama
Tujuan Pendidikan Agama
Klasifikasi -Klasifikasi Agama
Fungsi Dan Peran Agama
Makna Manusia
Makna manusia adalah kata yang berasal dari bahasa Arab, yang berarti "makhluk" atau
"manusia". Dalam pemahaman umum, manusia adalah makhluk hidup yang memiliki
kemampuan berpikir, merasa, dan berinteraksi dengan lingkungannya dengan cara yang
sangat kompleks dan beragam.
Dalam pemahaman filosofis dan agama, manusia disebut sebagai "makhluk Tuhan" yang
diberi potensi akal dan budi, nalar dan moral untuk dapat menguasai makhluk lainnya,
Manusia juga disebut sebagai "zoon politicon" yang selalu berhubungan dengan manusia
lainnya dan mengorganisasi diri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kemampuan untuk merasa empati dan
merasakan perasaan orang lain, membentuk hubungan sosial, dan menjalin
persahabatan, Namun, manusia juga seringkali berperilaku egois dan memprioritaskan
kepentingan mereka sendiri di atas kepentingan orang lain atau kepentingan umum.
Dalam pemahaman biologis, manusia adalah makhluk biologis yang memiliki kemampuan
berpikir dan merencanakan jangka panjang, yang memungkinkan manusia untuk
menciptakan dan mengembangkan berbagai ide, konsep, dan teknologi.
Sebagian ulama berpendapat, al-Insan diambil dari kata nasiya-yansa nasyan yang berarti
lupa, maksudnya manusia sering melupakan janjinya kepada Tuhan, dan al-Insan diambil
dari kata nasa-yanusu yang berarti bergoncang.
Proses Penciptaannya
Pada penciptaan manusia, ada orientalitas yang bingung mengenai dengan sejumlah rumusan
yang berbeda-beda menyangkut penciptaan manusia didalam Al-Qur’an. Ada ayat yang
menyatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah liat, tembikar, saripati tanah, saripati air yang
hina, air yang tertumpah dan mani yang terpancar.
Bila diamati lebih dalam dapat disimpulkan bahwa manusia berasal dari dua jenis yaitu dari
benda padat dan benda cair. Benda padat berbentuk tanah (turab), tanah yang sudah
mengandung air (thin), tanah liat (hama’), dan tembikar (shalshal). Benda cair berbentuk air
mani.
1) Penciptaan manusia dari tanah
Allah SWT menyatakan kepada nabi Muhammad Saw bahwa penciptaan nabi Isa a.s. sama
dengan penciptaan nabi Adam a.s yaitu sama-sama dari tanah. Penciptaan nabi Isa a.s memang
dari unsur sel telur yang berasal dari ibunya. Tetapi perlu diingat bahwa sel telur itu berasal dari
darah, sedangkan darah dari makanan, dan makanan tumbuh dari tanah. Maka, nabi isa a.s juga
berasal dari tanah.
2) Penciptaan manusia dari thin
Menurut Al-Asfahani, kata thin bermakna tanah yang sudah bercampur air atau tanah basah.
3) Penciptaan manusia dari shalshal
Shalshal adalah tembikar kering yang berongga yang dibuat dari tanah. Sehingga mengeluarkan
bunyi bila ditiup atau diayunkan. Benda itu menurut Al-Qur’an dibuat dari hama’ yaitu tanah liat
yang sedikit berbau. Tanah itu dibentuk (Masnun) menjadi shalshal tersebut. Kata tersebut
diulang tiga kali didalam Al-Qur’an.
Hakikat Diciptakaannya Manusia
Adapun hakikat manusia menurut islam berdasarkan substansi penciptaan adalah sebagai
berikut mengenai hakikat penciptaan manusia :
1. Makhluk Allah yang paling sempurna
Allah menciptakan manusia dengan kesempurnaan dan keunikan . hal ini dilihat dari segala
hal yang menyangkut fisik dan jiwa seorang manusia. Ia berbeda dengan makhluk lainnya
dan bahkan Allah memerintahkan malaikat untuk bersujud kepada Adam AS karena akal
dan pengetahuan yang dianugerahkan kepadanya.
2. Manusia sebagai bukti kekuasaan Allah SWT
Sejak awal penciptaannya, manusia pertama yakni Adam As telah mengakui Allah sebagai
Tuhannya dan hal tersebut mendorong manusia untuk senantiasa beriman kepada Allah
SWT. Penciptaan manusia juga memiliki hakikat bahwa Allah menciptakan agama islam
sebagai pedoman hidup yang harus dijalani oleh manusia selama hidupnya. Seluruh ajaran
islam adalah diperuntukkan untuk manusia dan oleh karena itu manusia wajib beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa yakni Allah SWT.
3. Manusia diciptakan Allah sebagai Khalifah
Kata Khalifah berasal dari bahasa arab yakni khalafa atau khalifatan yang artinya
meneruskan, sehingga kata khalifah yang dimaksud adalah penerus agama islam dan
ajaran dari Allah SWT.
Tujuan Diciptakaannya Manusia
Tujuan penciptaan manusia yang pertama adalah untuk mengabdi dan menghambakan diri kepada Allah SWT
(ibadah). Tujuan ini mendidik manusia untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT,
karena ibadah dapat dikatakan sempurna apabila dilaksanakan atas dasar landasan iman kepadaNya. Allah SWT dan
RasulNya memerintahkan seseorang untuk senantiasa meningkatkan dan memperbaharui keimanan, karena iman dapat
mengalami pasang naik maupun pasang surut. Sabda Rasulullah :

Tarbiyah Imaniyah (mendidik iman) dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1. Pertama, selalu mentadaburi (mengamati, mempelajari, menghayati) tanda-tanda kekuasaan Allah Dzat Pencipta serta
keluasan rahmat dan hikmah perbuatan-Nya. kedua, selalu mengingat kematian yang penuh kepastian. ketiga,
mendalami fungsi semua jenis ibadah sebagai salah satu cara mendidik iman. caranya dengan banyak mengerjakan amal
shalih yang sendi utamanya adalah keikhlasan, juga memperbanyak do'a dan harapan kepada Allah SWT semata,
menghindari riya' dalam berbuat dan bertindak, mencintai firman Allah, berkeyakinan bahwa kelak akan berjumpa
langsung dengan Allah SWT, dan terakhir melanggengkan rasa syukur dalam keadaan apapun.

2. Tujuan penciptaan manusia yang kedua adalah Allah menempatkan manu- sia sebagai khalifah fi al-ardh, yaitu
manusia yang diberi derajat tinggi untuk mengatur, mengelola dan mengolah semua potensi yang ada dimuka bumi.
Keadaan ini mendidik manusia untuk selalu berfikir kearah pengembangan pengelolaan seluruh potensi yang ada
sehingga tercipta sumber daya manusia (SDM) yang professional.

3. Tujuan penciptaan manusia yang ketiga adalah mengemban amanah, yaitu kesanggupan manusia memikul beban
taklif yang diberikan oleh Allah SWT. Hal ini mendidik orang-orang beriman supaya selalu memelihara amanah dan
mematuhi perintah tersebut. Amanah yang sudah ditetapkan tersebut agar ti- dak dikhianati, baik amanah dari Allah
SWT dan RasulNya maupun amanah antara sesama manusia.
Pengertian Agama
Secara etimologis kata “agama” berasal dari bahasa Sanskrit, yaitu
yang tersusun dari dari dua kata, a = tidak dan gam= pergi. Jadi
agama artinya tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi secara turun
temurun,
Sedangkan menurut terminologi, definisi agama beragam
tergantung orang yang mendefinisikannya. Mukti Ali pernah
mengatakan, barangkali tidak ada kata yang paling sulit diberi
pengertian dan definisi selain dari kata agama. Pernyataan ini
didasarkan pada tiga alasan. Pertama, bahwa pengalaman agama
adalah soal batini, subyektif dan sangat individualis sifatnya. Kedua,
barangkali tidak ada orang yang begitu bersemangat dan emosional
dari pada orang yang membicarakan agama. Karena itu setiap
pembahasan tentang arti agama selalu ada emosi yang melekat
erat sehingga kata agama itu sulit didefinisikan. Ketiga, konsepsi
tentang agama dipengaruhi oleh tujuan dari orang yang
memberikan definisi itu
Dari pengertian di atas, sebuah agama biasanya mencakup tiga
persoalan pokok, yaitu:
1. Keyakinan (credial), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu
kekuatan supranatural yang diyakini mengatur dan mencipta alam.
2. Peribadatan (ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam
berhubungan dengan kekuatan supranatural tersebut sebagai
konsekwensi atau pengakuan dan ketundukannya.
3. Sistem nilai (hukum/norma) yang mengatur hubungan manusia
dengan manusia lainnya atau alam semesta yang dikaitkan dengan
keyakinannya tersebut.
Dengan demikian jelaslah bahwa agama merupakan seperangkat
aturan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, dengan
sesama manusia dan dengan alam sekitarnya.
Tujuan Pendidikan
Agama
Islam berbicara panjang lebar tentang pendidikan, inti pendidikan Islam adalah
budi Pekerti, jadi pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa pendidikan
dalam Islam. Mencapai akhlak yang karimah (mulia) adalah tujuan yang
sebenarnya dari pendidikan Islam. Meskipun demikian Pendidikan Islam tetap
memperhatikan Pendidikan jasmani, akal, ilmu, ataupun segi segi praktis
lainnya.
Dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 2 dinyatakan bahwa pemerintah
menyelengarakan satu sistem pendidikan Nasional yang diatur dengan Undang-
undang. Sebagai bagian dari pendidikan Nasioanl, Pendidikan Agama
mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam rangka mewujudkan
fungsi dan tujuan Pendidikan nasional, peraturan pemerintah No 55 tahun 2007
tentang pendidikan Agama dan pendidikan Keagamaan pasal 2 ayat 1 secara
tegas menyatakan bahwa pendidikan Agama berfungsi membentuk manusia
Indonesia yang beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan Hubungan
Inter dan antarumat beragama.
Klasifikasi-Klasifikasi
Agama
Ditinjau dari sumbernya, agama dapat dibagi dua, yaitu:
Agama samawi/revealed religion (agama wahyu)
Agama ardhi/culture religion (agama bukan wahyu/buatan
manusia)
Agama wahyu adalah agama yang diterima oleh manusia dari Allah
SWT Sang Pencipta melalui malaikat Jibril dan disampaikan dan
disebarkan oleh Rasul-Nya kepada umat manusia. Wahyu wahyu
tersebut dilestarikan melalui Kitab Suci, suhuf atau ajaran lisan.
Yang termasuk ke dalam agama wahyu yaitu Yahudi, Nasrani dan
Islam . Agama bukan wahyu bersandar semata-mata kepada ajaran
dari seorang manusia yang dianggap memiliki pengetahuan tentang
kehidupan dalam berbagai aspeknya secara mendalam.
Ciri - Ciri
Adapun ciri-ciri agama wahyu antara lain:
1.Secara pasti ditentukan lahirnya, bukan tumbuh dari masyarakat, melainkan diturunkan
kepada masyarakat.
2.Disampaikan oleh manusia yang dipilih Allah SWT sebagai utusan-Nya. Utusan itu bukan
menciptakan agama tetapi menyampaikan agama.
3.Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia.
4.Ajarannya serba tetap, walaupun tafsirannya dapat berubah sesuai dengan kecerdasan dan
kepekaaan manusia.
5.Konsep ketuhanannya adalah monotheisme mutlak (Tauhid).
6.Kebenarannya adalah universal, yaitu berlaku bagi setiap manusia, masa dan keadaan.

Jika keenam tolok ukur ini dibawa kepada tiga agama samawy, maka agama Islamlah yang
memenuhi kriteria sebagai agama samawi untuk saat ini.
Fungsi dan Peran Agama
Agama adalah sesuatu yang melekat dalam diri manusia.
Tidak ada seorang pun secara mutlak lepas dari agama.
Keberadaan agama bagi kehidupan manusia pada dasarnya
mempunyai dua fungsi utama. Pertama sebagai informasi
dan kedua sebagai konfirmasi.
Secara rinci fungsi agama adalah sebagai berikut:
1. Agama sebagai petunjuk kebenaran
2. Agama sebagai informasi metafisika
3. Agama sebagai sumber moral
4. agama sebagai sumber syariah dan ibadah
Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai agama dalam Bab II, dapat diambil
beberapa kesimpulan penting. Pertama-tama, pengertian agama
memiliki asal usul etimologis yang mencerminkan sifatnya yang
diwarisi secara turun temurun atau sebagai petunjuk yang tidak
pergi dari satu generasi ke generasi berikutnya Kemudian,
pembahasan tentang definisi agama menunjukkan kompleksitas
dalam memberikan pengertian karena pengalaman agama bersifat
batin, subjektif, dan dipengaruhi oleh emosi. Namun, agama
umumnya diartikan sebagai sistem orientasi dan obyek pengabdian
yang membentuk budaya dan moral manusia.
Dalam konteks Islam, pembahasan melibatkan tujuan pendidikan
agama. Pendidikan agama dalam Islam tidak hanya mencakup
aspek keilmuan, tetapi juga pengembangan moral dan agama.
Tujuannya adalah mencapai akhlak yang mulia sebagai jiwa
pendidikan dalam Islam, sejalan dengan konsep manusia yang
terdiri dari tubuh, akal, dan hati nurani.
- Terima Kasih -

Anda mungkin juga menyukai