Tarbiyah Imaniyah (mendidik iman) dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1. Pertama, selalu mentadaburi (mengamati, mempelajari, menghayati) tanda-tanda kekuasaan Allah Dzat Pencipta serta
keluasan rahmat dan hikmah perbuatan-Nya. kedua, selalu mengingat kematian yang penuh kepastian. ketiga,
mendalami fungsi semua jenis ibadah sebagai salah satu cara mendidik iman. caranya dengan banyak mengerjakan amal
shalih yang sendi utamanya adalah keikhlasan, juga memperbanyak do'a dan harapan kepada Allah SWT semata,
menghindari riya' dalam berbuat dan bertindak, mencintai firman Allah, berkeyakinan bahwa kelak akan berjumpa
langsung dengan Allah SWT, dan terakhir melanggengkan rasa syukur dalam keadaan apapun.
2. Tujuan penciptaan manusia yang kedua adalah Allah menempatkan manu- sia sebagai khalifah fi al-ardh, yaitu
manusia yang diberi derajat tinggi untuk mengatur, mengelola dan mengolah semua potensi yang ada dimuka bumi.
Keadaan ini mendidik manusia untuk selalu berfikir kearah pengembangan pengelolaan seluruh potensi yang ada
sehingga tercipta sumber daya manusia (SDM) yang professional.
3. Tujuan penciptaan manusia yang ketiga adalah mengemban amanah, yaitu kesanggupan manusia memikul beban
taklif yang diberikan oleh Allah SWT. Hal ini mendidik orang-orang beriman supaya selalu memelihara amanah dan
mematuhi perintah tersebut. Amanah yang sudah ditetapkan tersebut agar ti- dak dikhianati, baik amanah dari Allah
SWT dan RasulNya maupun amanah antara sesama manusia.
Pengertian Agama
Secara etimologis kata “agama” berasal dari bahasa Sanskrit, yaitu
yang tersusun dari dari dua kata, a = tidak dan gam= pergi. Jadi
agama artinya tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi secara turun
temurun,
Sedangkan menurut terminologi, definisi agama beragam
tergantung orang yang mendefinisikannya. Mukti Ali pernah
mengatakan, barangkali tidak ada kata yang paling sulit diberi
pengertian dan definisi selain dari kata agama. Pernyataan ini
didasarkan pada tiga alasan. Pertama, bahwa pengalaman agama
adalah soal batini, subyektif dan sangat individualis sifatnya. Kedua,
barangkali tidak ada orang yang begitu bersemangat dan emosional
dari pada orang yang membicarakan agama. Karena itu setiap
pembahasan tentang arti agama selalu ada emosi yang melekat
erat sehingga kata agama itu sulit didefinisikan. Ketiga, konsepsi
tentang agama dipengaruhi oleh tujuan dari orang yang
memberikan definisi itu
Dari pengertian di atas, sebuah agama biasanya mencakup tiga
persoalan pokok, yaitu:
1. Keyakinan (credial), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu
kekuatan supranatural yang diyakini mengatur dan mencipta alam.
2. Peribadatan (ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam
berhubungan dengan kekuatan supranatural tersebut sebagai
konsekwensi atau pengakuan dan ketundukannya.
3. Sistem nilai (hukum/norma) yang mengatur hubungan manusia
dengan manusia lainnya atau alam semesta yang dikaitkan dengan
keyakinannya tersebut.
Dengan demikian jelaslah bahwa agama merupakan seperangkat
aturan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, dengan
sesama manusia dan dengan alam sekitarnya.
Tujuan Pendidikan
Agama
Islam berbicara panjang lebar tentang pendidikan, inti pendidikan Islam adalah
budi Pekerti, jadi pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa pendidikan
dalam Islam. Mencapai akhlak yang karimah (mulia) adalah tujuan yang
sebenarnya dari pendidikan Islam. Meskipun demikian Pendidikan Islam tetap
memperhatikan Pendidikan jasmani, akal, ilmu, ataupun segi segi praktis
lainnya.
Dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 2 dinyatakan bahwa pemerintah
menyelengarakan satu sistem pendidikan Nasional yang diatur dengan Undang-
undang. Sebagai bagian dari pendidikan Nasioanl, Pendidikan Agama
mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam rangka mewujudkan
fungsi dan tujuan Pendidikan nasional, peraturan pemerintah No 55 tahun 2007
tentang pendidikan Agama dan pendidikan Keagamaan pasal 2 ayat 1 secara
tegas menyatakan bahwa pendidikan Agama berfungsi membentuk manusia
Indonesia yang beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan Hubungan
Inter dan antarumat beragama.
Klasifikasi-Klasifikasi
Agama
Ditinjau dari sumbernya, agama dapat dibagi dua, yaitu:
Agama samawi/revealed religion (agama wahyu)
Agama ardhi/culture religion (agama bukan wahyu/buatan
manusia)
Agama wahyu adalah agama yang diterima oleh manusia dari Allah
SWT Sang Pencipta melalui malaikat Jibril dan disampaikan dan
disebarkan oleh Rasul-Nya kepada umat manusia. Wahyu wahyu
tersebut dilestarikan melalui Kitab Suci, suhuf atau ajaran lisan.
Yang termasuk ke dalam agama wahyu yaitu Yahudi, Nasrani dan
Islam . Agama bukan wahyu bersandar semata-mata kepada ajaran
dari seorang manusia yang dianggap memiliki pengetahuan tentang
kehidupan dalam berbagai aspeknya secara mendalam.
Ciri - Ciri
Adapun ciri-ciri agama wahyu antara lain:
1.Secara pasti ditentukan lahirnya, bukan tumbuh dari masyarakat, melainkan diturunkan
kepada masyarakat.
2.Disampaikan oleh manusia yang dipilih Allah SWT sebagai utusan-Nya. Utusan itu bukan
menciptakan agama tetapi menyampaikan agama.
3.Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia.
4.Ajarannya serba tetap, walaupun tafsirannya dapat berubah sesuai dengan kecerdasan dan
kepekaaan manusia.
5.Konsep ketuhanannya adalah monotheisme mutlak (Tauhid).
6.Kebenarannya adalah universal, yaitu berlaku bagi setiap manusia, masa dan keadaan.
Jika keenam tolok ukur ini dibawa kepada tiga agama samawy, maka agama Islamlah yang
memenuhi kriteria sebagai agama samawi untuk saat ini.
Fungsi dan Peran Agama
Agama adalah sesuatu yang melekat dalam diri manusia.
Tidak ada seorang pun secara mutlak lepas dari agama.
Keberadaan agama bagi kehidupan manusia pada dasarnya
mempunyai dua fungsi utama. Pertama sebagai informasi
dan kedua sebagai konfirmasi.
Secara rinci fungsi agama adalah sebagai berikut:
1. Agama sebagai petunjuk kebenaran
2. Agama sebagai informasi metafisika
3. Agama sebagai sumber moral
4. agama sebagai sumber syariah dan ibadah
Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai agama dalam Bab II, dapat diambil
beberapa kesimpulan penting. Pertama-tama, pengertian agama
memiliki asal usul etimologis yang mencerminkan sifatnya yang
diwarisi secara turun temurun atau sebagai petunjuk yang tidak
pergi dari satu generasi ke generasi berikutnya Kemudian,
pembahasan tentang definisi agama menunjukkan kompleksitas
dalam memberikan pengertian karena pengalaman agama bersifat
batin, subjektif, dan dipengaruhi oleh emosi. Namun, agama
umumnya diartikan sebagai sistem orientasi dan obyek pengabdian
yang membentuk budaya dan moral manusia.
Dalam konteks Islam, pembahasan melibatkan tujuan pendidikan
agama. Pendidikan agama dalam Islam tidak hanya mencakup
aspek keilmuan, tetapi juga pengembangan moral dan agama.
Tujuannya adalah mencapai akhlak yang mulia sebagai jiwa
pendidikan dalam Islam, sejalan dengan konsep manusia yang
terdiri dari tubuh, akal, dan hati nurani.
- Terima Kasih -