Disusun Oleh:
Aditya ramadhan
NIM 2101042011
Kelas 1-D D3 elektronika
Dosen Pengampu: Rinaldi, M.Ed., Ph.D
1. Pendapat pertama
mengatakan kata agama berasal dari bahasa Sansekerta yaitu a
(tidak) dan gama (kacau), jadi agama berarti sesuatu yang tidak
kacau.
2. Pendapat kedua
yaitu mengatakan kata agama diartikan sesuatu yang tidak kacau
adalah tidak ilmiah, sebab jika pernyataan “agama adalah sesuatu
yag tidak kacau” dibalik susunannya menjadi ”sesuatu yang tidak
kacau adalah agama”, maka semakin kacau hasilnya. Maka,
menurut pendapat kedua, agama adalah cara-cara sampai kepada
keredhaan Tuhan.
3.Manusia menurut agama islam
Manusia menurut islam ialah makhluk yang bertanggung jawab yang diciptakan Allah
Swt dengan sifat-sifat ketuhanan yang mengaliri dirinya. Definisi ini mengandung 3
unsur pokok yakni :
a) Manusia diciptakan Allah SWT dari awalnya adalah manusia yang tidak ada
hubungan geneologis dengan makhluk ciptaan Allah SWT sebagaimana menurut ilmu,
hal ini ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya.
b) Manusia adalah makhluk yang bertanggungjawab atas segala sikap dan tingkah
lakunya.
4.Tujuan penciptaan manusia
Manusia menurut islam ialah makhluk yang bertanggung jawab yang diciptakan
AllahSwt dengan sifat-sifat ketuhanan yang mengaliri dirinya. Definisi ini mengandung
3
unsur pokok yakni :
a) Manusia diciptakan Allah SWT dari awalnya adalah manusia yang tidak ada
hubungan geneologis dengan makhluk ciptaan Allah SWT sebagaimana menurut ilmu,
hal ini ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya.
b) Manusia adalah makhluk yang bertanggungjawab atas segala sikap dan tingkah
lakunya.
c) Manusia diciptakan Allah SWT dengan sifat-sifat ketuhanan-Nya Q.S:7:180,
Q.S:32:9 Allah SWT memiliki 99 Asmaul-husna (Q.S:7:180).
Dalam Al-Qur‟an dan hadist istilah agama atau religi tidak dijumpa. Islam memakai
istilah al-din yang terdapat dalam Al-Qur‟an sebagai wahyu penuntun dan sumber
pokok ajaran islam. Setiap tindakan yang dilakukan seseorang dan tindakan itu
diupayakan sesuai dengan perintah tuhan, maka tindakan itu selanjutnya disebut
dengan ibadah atau pengabdian kepada Tuhan. Makin sempurna sebuah agama,
makin lengkap pulatatanan yang dibawanya. Kata”agama” berasal dalam Bahasa
Indonesia hampir berpadanan dengan kata “dien” dalam Bahasa Arab. Kata dien
dalam bahasa Arab dapat bermakna tradisi, demikian semestinya suatu agama
merupakan suatu aturan yang lengkap yangmengatur segala aspek
kehidupanmanusia. Dengan kata lain semestinya tidak ada sekularisasi agama dalam
kehidupan manusia, artinya agama haruslah mengatur segala aspek kehidupan.
SUMBER AJARAN ISLAM
1.Pengertian Al-Qur’an
Secara bahasa kata Al-Qur‟an berasal dari bahasa Arab yaitu qa-ra-a, yaq-ra-u,
qur‟an, waqura‟nan yang berarti bacaan. Selanjutnya, Al-Qur‟an menurut istilah adalah
firman Allah yang diturunkan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Arab
melalui malaikat Jibril yang berfungs sebagai mukjizat, bersifat mutawatir serta menjadi
ibadah membacanya.
2. Peranan Al-Qur’an
1. Petunjuk jalan hidup Ia juga merupakan petunjuk jalan terbaik bagi kehidupan
manusia sebagaimana dalam suah Al-Baqarah: 185 yang artinya 13 “ Beberapa hari
yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al-Qur‟an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara hak dan yang bathil)”.
2. Penjelasan Terhadap Segala Sesuatu Al-Qur‟an diturunkan Allah SWT ke muka
bumi untuk memberikan penejlasan tentang segala sesuatu sehingga memiliki
pedoman dan arahan yang jelas dalam melaksanakan tugas hidupnya sebgai makhluk
Allah SWT sebagaimana dalam AlAn‟am:38, An-Nahl:89, An-Naml:1-2.
3. Sejarah Turunnya Al-Qur’an dan Pemeliharaannya.
Al-Qur‟an diturunkan dalam dua periode yaitu periode Mekah dan Madinah. Periode
yang pertama periode Mekah yaitut saat nabi bermukim di Mekah (12 tahun 5 bulan 13
hari). Semua surah yang turun di Mekah dinamakan ayat-ayat Makkiyah yang
sebanyak 4.726 ayat yang meliputi 89 surat atau 19/30 juz. Adapun cirinya adalah
kebanyakan mengandung persoalan tauhid. Kedua adalah periode Madinah yaitu pada
masa Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Madinah yang berlangsung 9 tahun 9 bulan
dan 9 hari. Ayat-ayat yang turun di Madinah dinamakan Madaniyah yang mempunyai
ciri kebanyakan berisi kewajiban atau sanksi, ibadah, muamalah, kekeluargaan,
warisan, jihad, hubungan sosial, hubungan internasional baik waktu damai dan perang.
4. Pengertian, Tingkatan dan Kedudukan Hadits dalam Islam
Sunnah dan hadits adalah dua istilah yang berbeda dari segi bahasa namun memiliki
substansi yang sama. Sunnah dari segi bahasa bermakna “jalan yang biasa dilalui”
atau cara yang senantiasa dilakukan,” apakah cara itu sesuatu yang baik atau buruk.
Ini sebagaimana termaktub dalam sabda Rasulullah SAW yang terjemahannya : “
Barangsiapa yang membiasakan sesuatu yang baik di dalam Islam, maka ia menerima
pahalanya dan pahala orang-orang sesudahnya yang mengamalkannya (HR. Muslim).
Sedangkan hadits menurut bahasa bermakna khabar atau berita. Yang dimaksud di
sini adalah khabar atau berita tentang sunnag tersebut. Sunnah tersebut meliputi
ucapan, perbuatan dan sikap diamnya Rasulullah SAW. Karena hadits merupakan
pemberitaan maka ia terkait dengan si pembawa berita baik segi kemampuan daya
ingat, sifat atau perilakunya, maupun proses atau penyampaian berita (transmisi)
hadits itu sendiri. Atas dasar itulah muncul penilaian-penilaian tentang kesahihan
sebuah hadits oleh para ulama hadits sesuai dengan metode yang sudah dibangun
oleh para ulama terdahulu seperti Imam Bukhari dan Muslim. Ilmu yang mempelajari
tentang hadist disebut ilmu musthalah alhadits.
1.PENGERTIAN AKHLAK
Kata akhlak merupakan bentuk jama’ dari dari kata khuluq,artinya tingkah laku,
perangai, dan tabiat. Sedangkan menurut istilah, akhlak adalah daya kekuatan jiwa
yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa di pikir dan
direnungkan lagi.
Akhlak secara bahasa berasal dari khalaqa yang kata asalnya khuluqun, yang berarti
perangai, tabiat, dan adat. Selain itu, juga dari kata khaqun yang berarti kejadian,
buatan, dan ciptaan. Jadi, secara bahasa itu berarti perangai, adat, tabiat, atau sistem
perilaku yang dibuat.
Akhlak merupakan bentuk jama’ dari khuluk, berasal dari bahasa arab yang berarti
peringai, tingkah laku, atau tabiat. Kata akhlak diartikan sebagai tingkah laku, tetapi
harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali saja melakukan
perbuatn, atau hanya sewaktu-waktu saja.
2.PENGERTIAN PEMBENTUKAN AKHLAK
Menurut sebagian ahli akhlak tidak perlu dibentuk, karena akhlak adalah instinct
(garizah) yang dibawa manusia sejak lahir. Bagi golongan ini bahwa masalah akhlak
adalah pembawaan dari manusia sendiri, yaitu kecenderungan kepada kebaikan atau
fitrah yang ada dalam diri manusia, dan dapat juga berupa kata hati atau intuisi yang
selalu cenderung kepada kebenaran.
3.PROSES TERBENTUKNYA AKHLAK
(1) timbulnya keinginan untuk melakukan sesuatu itu, setelah terlebih dahulu adanya
rangsangan melalui indera,
(2) timbul kebimbangan antara dua pilihan yaitu dilakukan atau tidak,
4.AKHLAK TERHADAP SESAMA MANUSIA
Akhlak terhadap sesama manusia meliputi akhlak bertamu dan menerima tamu,
hubungan baik dengan tetangga dan masyarakat serta ukhuwah Islamiyah (QS 49:10-
13). Selain itu, akhlak terhadap orang yang lebih tua, teman sebaya dan orang yang
lebih muda.
-Akhlak kepada yang lebih tua adalah untuk menghormati dan menghargai orang
yang lebih tua.
-Akhlak terhadap teman sebaya yaitu tidak boleh merasa lebih daripada orang
lain.
5.AKHLAK TERHADAP BANGSA DAN NEGARA
Setiap individu bertanggung jawab atas kesejahteraan dan keadilan sosial dalam
kehidupan bermasyarakat. Membina hubungan persaudaraan dengan sesama
manusia tanpa memandang latar belakang etnis, suku, bangsa dan agama dengan
bangsa-bangsa di dunia. Akhlah terhadap bangsa dan negara meliputi musyawarah,
menegakkan keadilan, amar ma‟ruf nahi munkar dan hubungan pemimpin dengan
yang dipimpin.
6.AKHLAK TERHADAP ALAM SEKITAR
Setiap individu dilarang merusak/membinasakan lingkungan alam sekitar, bertanggung
jawab dan menjaga atau emmelihara lingkungan serta melestarikannya demi
kelangsungan hidup manusia itu sendiri, dan memanfaatkan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan hidup tanoa merusak kelestariannya (QS 30:41-45, 28:77).
PENGERTIAN BERSUCI
1.PENGERTIAN BERSUCI
Thaharah menurut bahasa berasal dari kata ( طهورThohur), artinya bersuci atau
bersih.
Menurut istilah adalah bersuci dari hadas, baik hadas besar maupun hadas kecil dan
bersuci dari najis yang meliputi badan, pakaian, tempat, dan benda-benda yang
terbawa di badan.
2.MACAM- MACAM AIR
. Air suci dan mensucikan
Adalah air yang dapat digunakan untuk bersuci, baik menghilangkan hadas maupun
najis, dan airnya tidak berubah warna maupun zatnya. Misal air hujan, air sungai, air
sumur, air laut, air salju, air embun dan air sumber lain yang keluar dari mata air.
Air suci tetapi tidak mensucikan
Air ini halal diminum, tetapi tidak dapat mensucikan hadas dan najis. Yang termasuk
air suci tetapi tidak mensucikan adalah:
1). Air yang berubah salah satu sifatnya, seperti: air teh, air kopi, air susu, dsb
2). Air yang kurang dari 2 kollah(jika persegi panjang maka ukurannya adalah1 ¼
hasta/±216 liter)
3). Air buah-buahan, seperti: air kelapa, perasan anggur dsb
Air suci tetapi makhruh hukumnya
Yaitu air yang terjemur sinar matahari dalam wadah selain emas dan perak
4).Air mutanajis
Adalah air yang terkena najis. Apabila airnya kurang dari 2 kollah, terkena najis, maka
hukumnya menjadi najis. Akan tetapi jika airnya lebih dari 2 kollah, maka hukumnya
tidak najis dan bisa digunakan untuk bersuci selama tidak berubah warna, bau,
maupun rasanya.
3.MACAM MACAM NAJIS
1.PENGERTIAN NAJIS
Najis menurut bahasa adalah sesuatu yang kotor. Sedangkan menurut istilah adalah
sesuatu yang dipandang kotor atau menjijikkan yang harus disucikan, karena
menjadikan tidak sahnya melaksanakan suatu ibadah tertentu.
MACAM MACAM NAJIS
a.najis mukhafafah
b.najis mutawasitah
c.najis mugalazah
4.ISTINJAK
Pengertian istinja’ menurut bahasa, istinja’ berarti terlepas atau bebas. Sedangkan
menurut istilah, ialah membersihkan kedua pintu alat kelamin manusia yaitu dubur dan
qubul (anus dan penis) dari kotoran dan cairan (selain mani) yang keluar dari
keduanya. Istinja’ hukumnya wajib.
5.WUDHU’
Wudhu’ menurut bahasa berarti bersih. Menurut istilah syara’ berarti membasuh
anggota badan tertentu dengan air suci yang menyucikan (air mutlak) dengan tujuan
menghilangkan hadas kecil sesuai syarat dan rukunnya.
6.FUNGSI TAZKIYAH DAN THAHARAH DALAM SHOLAT DAN DALAM KEHIDUPAN
Thaharah memiliki fungsi yaitu :
Membiasakan hidup bersih dan sehat
Membiasakan hidup yang selektif
Sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan Allah SWT melalui sholat
Sarana untuk menuju surga
Menjadikan kita dicintai oleh Allah SWT
1.PENGERTIAN SHOLAT
Shalat merupakan salah satu kewajiban yang kita jalankan setiap harinya terutama
dalam menjalankan shalat lima waktu dimana hukumnya wajib bagi setiap umat
muslim. Shalat sendiri merupakan rukun Islam yan kedua yang sangat ditekankan atau
menjadi ibadah yang paling utama setelah dua kalimat syahadat. Shalat juga
merupakan tiang atau pondasi agama jadi shalat sangat penting bagi kita semua, lalu
sebenarnya apa pengertian shalat dan bagaimana dasar hukumnya? Berikut adalah
penjelasannya.
3.Tujuan Sholat
Sholat menjadi dasar dan pedoman dari setiap aktifitas kehidupan manusia. Karena
sholat adalah amalan yang pertamakali akan dihisap di akhirat kelak. Oleh karena itu
sholat merupakan ibadah yang mengatur segala aktifitas baik itu diperintahkan
maupun dilarang Tuhan. Aktifitas manusia berhubungan dengan Allah sebagai Tuhan
penciptannya yang disebut habluminallah sedangkan aktifitas yang berhubungan
dengan manusia disebut habluminannas.
Tujuan Allah menciptakan kita adalah untuk beribadah dengan amal kebaikan dan
menyembah kepadannya. Menyembah disini berarti beribadah dan salah satunnya
adalah sholat. Kita hidup didunia ini hanya sementara dan dari kehidupan di dunia
inilah penentu kehidupan kita selanjutnya yaitu kehidupan akhirat yang merupakan
kehidupan kekal selamannya. Amalan perbuatan kita yang akan menentukan kita akan
masuk surga ataupun neraka yang menjadi tujuan hidup manusia sesungguhnya.
Artinya : ”Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’”. (QS. Al Baqoroh :
45)
4.Dasar Hukum Sholat Wajib dan Sunah
Sholat adalah kewajiban kita sebagai manusia kepada Tuhan penciptanNya, dan pada
dasarnya manusia yang membutuhkan Ibadah Sholat. Yang jikerjakan mendapat
pahala dan jika ditinggalkan mendapat dosa. Pahala sholat akan lebih banyak jika
dikerjakan berjamaah daripada sendirian. Kewajiban ini menjadi pondasi seperti tiang.
Jika tiangnya roboh maka seluruh amalan kita juga tidak sempurna.
Artinya :
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.
(QS. Adz Dzariyat: 56).
Sholat Wajib
Sholat adalah kewajiban yang mempunyai hukum wajib dan sunah tergantung jenis
sholatnya. Solat yang termasuk fardu ada dua yaitu fardu ain yaitu sholat yang wajib
dikerjakan dan tidak boleh digantikan oleh orang lain seperti sholat 5 waktu dan sholat
jum’at bagi laki-laki sedangkan fardu kifayah adalah sholat yang wajib dikerjakan dan
tidak berkaitan dengan dirinnya seperti solat jenazah. Sholat Wajib ada 5 yaitu ; Sholat
Subuh, Sholat Dzuhur, Sholat Ashar, Sholat Magrib, Sholat Isya.
Sholat Sunah
Sedangkan sholat sunah adalah sholat yang dianjurkan jika dikerjakan mendapat
pahala jika ditinggalkan tidak berdosa. Contoh Sholat sunah yang biasanya dilakukan
setiap hari yaitu Sholat Dhuha, Sholat Tahajud dll. Sholat sunah ada dua yaitu sunah
muakkad yaitu sholat yang dianjurkan dengan penekanan kuat seperti sholat di hari
raya idul fitri dan idul adha sedangkan sholat sunah ghairu muakkad adalah solat yang
dianjurkan tetapi tidak dengan penekanan kuat seperti sholat rawatib.
5.Syarat Shalat
Lazim diketahui bahwa syarat shalat terbagi menjadi dua; syarat wajib dan syarat sah.
Syarat wajib ini maknanya, seseorang tidak dibebani kewajiban shalat ketika salah
satu dari syarat-syaratnya tak terpenuhi.
1. Beragama Islam
2. Balig
3. Berakal sehat,
4. Tidak sedang haid atau nifas,
5. Mendengar informasi ihwal dakwah Islam (Ini nyaris tak ditemukan sekarang), dan
6. Memiliki pengelihatan dan pendengaran yang normal
Dampaknya, tidak wajib shalat bagi yang tunanetra dan tunarungu sejak lahir. Sebab ia
tak dapat menerima pelajaran shalat baik dengan isyarat atau kalimat.
Syarat sah itu sendiri, sebagaimana Syekh al-Islam Abu Zakariya al-Anshari (925 H)
dalam Tuhfah at-Thullab bi Syarhi Tahriri Tanqih al-Lubab, adalah ma tatawaqqafu
‘alaiha shihhatusshalah wa laisat minha, sesuatu yang menjadi barometer sah dan
tidaknya shalat. Artinya, bila ini tidak terpenuhi, maka berdampak pada ketidakabsahan
shalat.
Terkait ini, Habib Muhammad bin Ahmad bin Umar as-Syathiri dalam Syarh al-Yaqut
an-Nafis fi Madzhab Ibni Idris (halaman 140-147) membahas 15 syarat shalat secara
rinci dan gamblang.
1.SHOLAT JAMA’
Sholat jama’ ialah melaksanakan dua shalat wajib dalam satu waktu.Seperti
melaksanakan shalat Dzuhur dan shalat Ashar di waktu Dzuhur. menjama’ shalat
separti ini dinamakan Jama’ Taqdim. atau melaksanakan shalat dzuhur dan ashar di
waktu Ashar dinamakan Jama’ Ta’khir. Dan melaksanakan shalat Magrib dan shalat
Isya’ bersamaan di waktu sholat Magrib atau melaksanakannya di waktu Isya’.
Jadi shalat yang boleh dijama’ adalah semua shalat Fardhu kecuali shalat Shubuh.
Shalat shubuh harus dilakukan pada waktunya, shalat subuh tidak boleh dijama’
dengan shalat Isya’ atau shalat Dhuhur. Dan untuk menjama’ shalat harus sesuai
dengan urutan waktu sholat yang telah ditentukan oleh Allah SWT dan tidak boleh
menjama’ sholat dengan membalikkan waktu sholat yang telah ditentukan oleh Allah
SWT, dan pada saat menjama’ dua sholat, maka cukup dengan
mengumandangkan iqamat di antara dua sholat yang dijama’.
2.SHOLAT QASHAR
shalat Qashar adalah meringkas shalat yang empat rakaat menjadi dua rakaat.
Seperti shalat Dhuhur, Ashar dan Isya’.Sedangkan shalat Magrib dan shalat Shubuh
tidak bisa diqashar.
Dasar-dasar hukum seseorang boleh mengqashar sholat adalah sebagai berikut :
“ Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah mengapa kamu men-
qashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya
orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.” ( Qs An Nisa : 101 )
3.HAL YANG DIPERBOLEHKAN JAMAK DAN QASHAR
1.safar
2.sakit
3.takut
4.kepentingan mendesak
3.TATA CARA MELAKUKAN SHOLAT JAMAK DAN QASHAR
Jamak dibagi menjadi 2
a.jamak taqdim
menjamak shalat diwaktu sholat yangpertama. Contohnya menjamak sholat zuhur dan
asar diwaktu zuhur dan menjamak sholat maghrib dan isya’ diwaktu maghrib. Dalam
hal ini jumhur berpendapat bahwa disyaratkannya untuk beriringan antar dua sholat
tadi tanpa ada pemisah. Syeikh islam Ibnu Taimiyah tidak sependapat dengan
pendapat ini, dia berkata, “Tidak disyariatkan yang demikian.Dan ini adalah satu
Riwayat dari imam Ahmad dan satu pendapat di kalangan madzhab syafi’i. dan inilah
pendapat yang paling mengarah. Tata caranya yaitu:
1. Sholat diwaktu yang pertama.(dhuhur sebelum asar atau maghrib sebelum isya’)
2. Berniat jama’ taqdim pada sholat pertama agar berbeda dari sholat-solat biasa.
b.jamak takhir
menjamak shalat di waktu shalat yang kedua. Contohnya: menjamak sholat zuhur dan
asar diwaktu asar dan menjamak sholat maghrib dan isya’ diwaktu isya’. [25]Apabila
kedua shalat yang dijamak dilakukan di waktu shalat yang kedua (jamak ta’khir) , maka
tidak di syari’at kan beriringan antara dua sholat yang digabung itu, bahkan
diperbolehkan untukmemisah keduanya. Misalkan shalat dhuhur di awal waktu ashar
dan shalat ashar di akhirkan sampai habis waktunya.Ini pendapat Jumhur selain
madzhab Hanbali. Tata caranya yaitu :
1. Sholat dilakukan diwaktu yang kedua (asar atau isya’)
2. Berniat sejak waktu yang pertama bahwa ia akan melakukan sholat pertama itu
diwaktu yang kedua, supaya ada maksud yang keras untuk mengerjakan shalat yang
pertama dan tidak ditinggalkan begitu saja[26].