Anda di halaman 1dari 31

1.

Definisi Bisnis

Secara historis kata bisnis berasal dari bahasa Inggris business, dari kata
dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun
masyarakat. Menurut Prof.L.R.Dicksee, bisnis adalah suatu bentuk aktivitas yang
utamanya bertujuan untuk memperoleh keuntungan bagi yang mengusahakan atau
yang berkepentingan dalam terjadinya aktivitas tersebut.

2. Faktor-Faktor Kepemilikan Bisnis


a. Jumlah modal yang dimiliki maupun yang diperlukan untuk memulai usaha.
b. Kemungkinan penambahan modal yang diperlukan.
c. Metode dan luasnya pengawasan terhadap perusahaan.
d. Rencana pembagian laba.
e. Rencana penentuan tanggung jawab.
f. Besar kecilnya resiko yang harus dihadapi.
g. Bentuk kepemimpinan.
h. Tanggung jawab terhadap utang-piutang perusahaan.
3. Bentuk-Bentuk Kepemilikan Bisnis
Pemilihan bentuk kepemilikan bisnis merupakan langkah awal dalam
menjalankan usaha bisnis. Sebab, berhasil tidaknya bisnis yang dijalankan juga
tergantung dari keputusan tersebut. Bentuk kepemilikan bisnis ada yang dikatakan
berbentukbadan hukum dan tidak berbadan hukum.
Yang dimaksud dengan bentuk badan hukum yaitu badan usaha yang
memiliki kekayaan tersendiri, pisah dari harta kekayaan para pendirinya atau para
pengurusnya. Usaha yang tidak berbentuk badan hukum ialah:
a. Badan usaha perseorangan.
b. Persekutuan firma.
c. Persekutuan komanditer

Usaha yang berbentuk badan hukum:

a. Perseroan terbatas (PT)


b. Koperasi
c. Yayasan

Bentuk kepemilikan bisnis antara lain:

a. Perusahaan perseorangan
Perusahaan perseorangan merupakan suatu bisnis yang dimiliki dan
dikelola oleh seorang individu atau dimiliki orang seorang saja. Orang
tersebut menjalankan usahanya untuk mendapat keuntungan dari bisnisnya.
Pemimpin dalam perusahaan ini merupakan pemilik dan mempunyai
tanggung jawab yang tidak terbatas. Contoh perusahaan perseorangan:
usaha bengkel, pertokoan, bioskop, karaoke dan sebagainya.
Kebaikan bisnis perseoranagn:
1) Mudah untuk memulai.
2) Adanya kebebasan dan fleksibilitas.
3) Pemilik memiliki laba.
4) Kerahasiaan usaha relative lebih terjamin.
5) Mudah untuk membubarkan.
Kelemahannya sebagai berikut:
1) Tanggung jawab pemilik tidak terbatas.
2) Keterbatasan dalam kemampuan managerial.
3) Keterbatasan sumber keuangan.
4) Kurang stabil.
5) Menyita banyak waktu.
6) Kesulitan dalam menyewa dan mempertahankan pekerja yang
baik.
b. Firma
Bentuk bisnis firma merupakan sutu persekutuanuntuk menjalankan
usaha antara dua orang atau lebih dengan nama bersama. Tanggung jawab
masing- masing anggota firma tidak terbatas, sedangkan keuntungan dan
kerugian dibagi bersama. Firma didirikan dengan akte notaries, yang
didaftarkan pada panitera pengadilan setempat dan diumumkan dalam Berita
Negara.
Permodalan berasal dari pemilik dengan suatu jumlah yang diatur
bersama dan kemungkinan hanya ada yang memasukan keahlian kedalam
firma. Untuk anggota yang hanya memasukan keahlian, bagian labanya
sama dengan anggota yang menyetor modal paling kecil.
Jika dilihat dari ketentuan pasal 16 KUHD, letak kekhususan firma adalah
unsur formal dan unsur materil. Unsur formal dalam firma adalah:
1) Menjalankan perusahaan yang memenuhi syarat, terang-terangan,
terus-menerus, dan mencari untung.
2) Memakai nama bersama.Unsur materil adalah tanggung jawab
tiap- tiap peserta secara pribadi untuk seluruhnya mengenai
perserikatan- perserikatan persekutuan.
Kebaikan firma:
1) Jumlah modal relatif lebih besar dibandingkan usaha
perseorangan.
2) Kemampuan organisasi dan manajemen lebih besar.
3) Lebih mudah memperoleh kredit
4) Pendiriannya relative mudah
Keburukan firma:
1) Tanggung jawab pemilik tidak terbatas
2) Kelangsungan usaha relatif tidak menentu.
c. CV (Persekutuan Komanditer)
Persekutuan komanditer (Commanditaire Vennootschaap/CV) dalah
suatu perjanjian kerja sama untuk berusaha bersama antara orang- orang
yang bersedia memimpin, mengatur perusahaan dan bertanggung jawab
penuh dengan kekayaan pribadinya, dengan orang-orang yang memberikan
pinjaman tidakbersedia memimpin perusahaan serta bertanggung jawab
terbatas pada kekayaan yang diikut sertakan dalam perusahaan tersebut.
Bentuk usaha ini mempunyai dua jenis anggota, yaitu:
1) Anggota pengurus, yang bertanggung jawab penuh dengan
seluruh harta bendanya.
2) Anggota komanditer, yang bertanggung jawab terbatas sebesar
modal yang disetornya.
Peserta komanditer tidak boleh mejalankan pekerjaan kepengurusan.
Jika dia turut dalam kepengurusan, maka dia akan bertanggung jawab
dengan seluruh hartanya. CV ini didirikan dengan akte notaries, dan
didaftarkan pada Pengadilan Negeri setempat.
Kebaikan bentuk kepemilikan bisnis CV, antara lain:
1) Modal yang terkumpul relative besar.
2) Relative mudah memperoleh pinjaman modal.
3) Kemampuan manajemen lebih besar.
4) Pendiriannya relative mudah.
Sedangkan keburukannya adalah:
1) Sebagian sekutu mempunyai tanggung jawab tidak terbatas
2) Kelangsungan hidup perusahaan relative tidak menentu
3) Sulit untuk menarik kembali modal yang sudah ditanamkan
dalam bisnis, terutama bagi sekutu pimpinan.
d. PT (Perseroan Terbatas)
Perseroan Terbatas (PT) yang juga disebut Naamloze Vennooschap
(NV) merupakan bentuk perusahaan yang terdiri atas pemegang saham yang
mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap hutang-hutang perusahaan
sebesar mudal yang disetor.
Perseroan terbatas ini merupakan organisasi berwatak kapitalis yang
bertujuan mencari keuntungan. Modalnya ditetapkan lebih dahulu dan
dibagi-bagi dalam saham. Saham itu dijual kepada siapa saja yang berminat,
tanpa memperhatikan sifat-sifat orang yang bersangkutan. Pada umumnya
saham itu diperjualbelikan sehingga kepemilikan PT dengan mudah
dipindahtangankan.
Saham yang dikeluarkan PT pada prinsipnya dapat digolongkan ka
dalam dua jenis saham, yaitu saham biasa (common stock) dan saham
istimewa (prefered stock).
Ciri-ciri PT sebgai berikut:
1) Didirikan dengan akta notaries dan disahkan oleh Departemen
Kehakiman.
2) Merupakan persekutuan modal.
3) Tak langsung mengerjakan kepentingan anggota dan anggotanya
bersifat menunggu.
4) Maju mundurnya usaha tergantung pada kecakapan direksinya.
5) Hak suara dan rapat anggota seimbang dengan besar kecilnya
saham yang dipegang anggota masing-masing.
6) Besar kecilnya keuntungan tergantung kepada jumlah saham
yang dimiliki anggota.
7) Pada umumnya acuh tak acuh terhadap kesejahteraan
masyarakat.
Kebaikan PT:
1) Tanggung jawab yang terbatas dari pemegang saham.
2) Kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin.
3) Relative mudah memperoleh modal.
4) Manajemen yang kuat dan lebih besar.
5) Mudah untuk memindahkan hak milik perusahaan dengan
menjual sahamnya kepada pihak lain.
Keburukan PT:
1) Pendirian perusahan relative sulit.
2) Biaya pendirian perusahan relative besar.
3) Pendirian relative lama.
4) Rahasia perusahaan relative kurang terjamin.
e. BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
Badan usaha milik Negara merupakan badan usaha yang dikenal
dengan public enterprise yang berisikan dua elemen esensial, yakni unsure
pemerintah (public) dan unsure bisnis (enterprise).
BUMN itu diciptakan dengan undang-undang, artinya pengadaannya
diusulokan oleh pemerintah dan disetujui oleh DPR maka jadilah ia suatu
produk politis (Chairuman Armia, 1989). Oleh sebab itu, keberadaannya
atau eksistensinya tergantung kepada pemerintah..[12]
Karaktersitik BUMN
1) Usahanya bersifat membantu pemerintah, dalam membangun
fasilitas publik.
2) Menghasilkan barang karena pertimbangan, keamanan dan
kerahasiaan harus dikuasai Negara.
3) Melaksanakan kebijakan strategis pemerintah.
4) Tujuan melindungi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.
5) Usaha bersifat komersil dan fungsinya dapat dilakukan swasta.
f. Koperasi
Usaha koperasi disusun oleh anggota dan untuk anggota. Pimpinan
dalam koperasi disebut pengurus yang dipilih oleh anggota dalam masa
jabatan tertentu. Dikatakan bahwa koperasi tumbuh dari golongan lemah,
bersatu guna memenuhi kebutuhan bersama. Usaha koperasi lebih banyak
bersifat sosial menolong anggota dari pada mencari untung yang sebesar-
besarnya.
Dalam sejarah perkembangan koperasi di Negara kita ada UU yang
mengatur gerakan koperasi. Undang-undang koperasi yang pertama ialah
UU No 12/1967. Kemudian UU No. 12 ini diganti dengan yang baru yaitu,
UU koperasi No. 25/1992.
Menurut UU No. 12/1967 koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi
rakyat yang berwatak sosial dan beranggota orang-orang atau badan hukum
koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Menurut UU No.25/1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Bila mereka keluar, maka mereka akan mengambil simpanannya. Jenis-jenis
simpanan yaitu:
1) Simpanan pokok, yang dibayar pada waktu masuk jadi anggota.
2) Simpanan wajib, simpanan yang dibayar terus-menerus secara
teratur.
3) Simpanan sukarela atau simpanan masukan.
4) Simpanan hari koperasi 12 juli dan simpanan-simpanan khusus
lainnya.
g. Yayasan
Yayasan merupakan suatu badan hukum yang hartanya terpisah dari
harta-harta pengurusnya. Menurut peradiran dan hukum, yayasan adalah
suatu badan hukum, yang bisa bertindak atas nama sendiri.
Didalam yayasan jika terjadi kepailitan maka harta pemilik tidak
turut menanggung resiko, misalnya bentuk usaha PT, koperasi yayasan. Hal
tersebut tidak sama seperti organisasi yang tidak berbadan hukum, harta
pemilik dan harta organisasi tidak terpisah secara jellas seperti pada usaha
perseorangan.
Pada umumnya yayasan bergerak dengan tujuan sosial seperti
yayasan rumah sakit islam, yayasan yatim piatu dan sebagainya. Guna
mencapai tujuannya, yayasan berusaha mengumpulkan atau barang-barang
dari sumbangan-sumbangan, wakaf dan lain-lain. Dalam mengumpulkan
dana ini kadang-kadang yayasan mendirikan usaha-usaha tertentu dibawah
koordinasi yayasan.
4. Cara Mendirikan Bentuk-Bentuk Kepemilikan Bisnis
a. Perusahaan Perseorangan
Untuk mendirikan perusahaan perseorangan sangat mudah, karna
tidak ada suatu aturan kusus, bagaimana cara mendirikannya. Hanya saja
barang kali perlu izin khusus untuk usaha-usaha tertentu pada daerah-daerah
tertentu, misalnya sertifikat tanah, Surat Izin Mendirikan bangunan
(SIMBA), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang dikeluarkan oleh
Kantor Wilayah Perdagangan Provinsi, Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
yang dikeluarkan oleh Kantor Departemen Perdagangan Kabupaten
setempat.[15]
b. Firma
Syarat Pendirian dan dilakukan pada Notaris
1) Pembuatan akta pendirian firma. Karena perusahaan berbadan
hukum maka sangat mutlak perlu membuat akte perusahaan
Anda ke notaris. Biasanya akte ini berisi informasi tentang nama
perusahaan, bergerak di bidang apa, nama para pemilik modal,
pengurus perusahaan seperti siapa direktur utama, direktur, dan
para komisaris.
2) Surat keterangan domisili perusahaan. Surat ini Anda dapatkan
dari kantor kelurahan atau kantor kepala desa di mana
perusahaan Anda berdomisili. Berdasarkan surat ini, Camat
mengeluarkan surat keterangan yang sama. Untuk mendapatkan
surat keterangan domisili, Anda memerlukan salinan akte
perusahaan Anda. Biasanya Anda dipungut biaya administrasi.
Biaya administrasi ini bervariasi dari satu kelurahan kelurahan
lain kelurahan.
3) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Untuk mendirikan
perusahaan, NPWP perusahaan adalah mutlak. Untuk
mendapatkan NPWP, Anda memerlukan salinan akte
perusahaan dan surat keterangan domisili. Biasanya pembuatan
NPWP hanya butuh kira-kira 2 jam. Bila Anda memasukkan
berkas di pagi hari ke kantor pajak, Anda sudah
mendapatkannya di siang hari. Selain itu, tidak ada biaya
administrasi yang perlu Anda bayar.
4) Surat pengukuhan pengusaha kena pajak (SP-PKP). Departemen
Hukum dan HAM. Ini biasanya diurus oleh notaris Anda.
Notaris biasanya menyerahkan salinan akte perusahaan, Surat
Keterangan Domisili dan NPWP perusahaan Anda untuk
mendapatkan SK perusahaan.
5) Pendaftaran ke Pengadilan Negeri.
6) Surat izin usaha perdagangan.
7) Tanda Daftar Perusahaan (TDP). TDP merupakan bagian dari
proses mendirikan perusahaan. Persyaratannya relatif sama
untuk berbagai daerah.
c. Persekutuan Komanditer
CV dapat didirikan dengan syarat dan prosedur yang lebih mudah
daripada PT, yaitu hanya mensyaratkan pendirian oleh 2 orang, dengan
menggunakan akta Notaris yang berbahasa Indonesia. Walaupun pendirian
CV mengharuskan adanya akta notaris, namun dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang dinyatakan bahwa pendirian CV tidak mutlak harus
dengan akta Notaris.
Pada saat para pihak sudah sepakat untuk mendirikan CV, maka dapat
datang ke kantor Notaris dengan membawa KTP. Untuk pendirian CV, tidak
diperukan adanya pengecekan nama CV terlebih dahulu. Oleh karena itu
proses nya akan lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan pendirian PT.
Pada waktu pendirian CV, yang harus dipersiapkan sebelum datang ke
Notaris adalah adanya persiapan:
1) Calon nama yang akan digunakan CV
2) Tepat kedudukan dari CV
3) Maksud dan tujuan yang spesifik dari CV tersebut
Untuk menyatakan telah berdirinya suatu CV, sebenarnya cukup
hanya dengan akta Notaris tersebut, namun untuk memperkokoh posisi CV
tersebut, sebaiknya CV tersebut di daftarkan pada Pengadilan Negeri
setempat dengan membawa kelengkapan berupa Surat Keterangan Domisili
Perusahaan (SKDP), dan NPWP atas nama CV yang bersangkutan. Namun,
apabila menginginkan ijin yang lebih lengkap dan akan digunakan untuk
keperluan tender, biasanya dilengkapi dengan surat-surat lain, seperti:
1) Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP).
2) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).
3) Tanda Daftar Perseroan (khusus CV).
4) Keanggotaan pada KADIN Jakarta.
d. Perseroan Terbatas
Ketentuan untuk mendirikan PT:
1) Pendirian PT-Perseroan Terbatas hanya bisa dilakukan oleh
Warga Negara Indonesia.
2) Jumlah pendiri PT-Perseroan Terbatas minimal 2 (dua) orang
3) Pendiri PT (Perseroan Terbatas) untuk pertama kali juga
bertindak sebagai pemegang saham,
4) Modal Dasar PT-Perseroan Terbatas minimal Rp. 20.000.000,-
kecuali untuk bidang usaha tertentu dapat ditentukan berbeda
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5) Jumlah Pengurus PT-Perseroan Terbatas (Direksi & Komisaris)
minimal 2 (dua) orang, jika Direksi atau Komisaris lebih dari
satu, maka salah satu diangkat menjadi Direktur Utama atau
Komisaris Utama.
Prosedur untuk mendirikan PT: Memilih nama yang akan digunakan.
Mengingat nama PT tidak boleh sama dengan nama PT yang sudah ada,
maka sebaiknya nama perusahaan di cek terlebih dahulu melalui
Sisminbakum (dilakukan oleh pihak notaris) dan jika nama PT belum
terdaftar maka anda dapat menggunakan nama tersebut, Jika dianggap perlu
anda bisa melakukan pemesanan nama tersebut untuk didaftarkan terlebih
dahulu ke Sisminbakum melalui Notaris. Pengecekan Nama PT juga dapat
dilakukan bersamaan pada saat anda ingin mengajukan permohonan Akta
Pendirian dengan menyiapkan data kerangka
Angaran Dasar Perseroan yang akan dimuat dalam Akta Pendirian,
yaitu :
1) Siapa yang akan mendirikan perusahaan?
2) Apa nama perusahaan yang akan dibentuk?
3) Dimana tempat & kedudukan-nya perusahaan?
4) Berapa modal dasar perusahaan?
5) Maksud & Tujuan usaha Perusahaan?
6) Siapa yang akan menjadi pengurus perseroan (Direktur &
Komisaris)?
e.       BUMN
Pembentukan BUMN menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 BAB II
pasal 4-8 adalah sebagai berikut:
Pasal 4
1)        Pendirian BUMN meliputi:
a)        pembentukan Perum atau Persero baru;
b)        perubahan bentuk unit instansi pemerintah menjadi BUMN;
c)        perubahan bentuk badan hukum BUMN; atau
d)        pembentukan BUMN sebagai akibat dari peleburan Persero dan
Perum.
2)        Pendirian Persero dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang perseroan terbatas.
Pasal 5
1)        Pendirian BUMN ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
2)        Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekurang-
kurangnya memuat:
a)         Penetapan pendirian BUMN;
b)        Maksud dan tujuan pendirian BUMN; dan
c)         Penetapan besarnya penyertaan kekayaan negara yang dipisahkan
dalam rangka pendirian BUMN.
3)        Dalam hal pendirian BUMN dilakukan dengan mengalihkan unit instansi
pemerintah menjadi BUMN, maka dalam Peraturan Pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dimuat ketentuan bahwa seluruh atau sebagian
kekayaan, hak dan kewajiban unit instansi pemerintah tersebut beralih menjadi
kekayaan, hak dan kewajiban BUMN yang didirikan.
4)        Khusus untuk pendirian Perum, peraturan pemerintah memuat pula
anggaran dasar Perum bersangkutan dan penunjukan Menteri selaku wakil
pemerintah sebagai pemilik modal.

Pasal 6
BUMN mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia
yang ditentukan dalam anggaran dasar.
Pasal 7
BUMN didirikan untuk jangka waktu yang ditentukan dalam anggaran dasar.
Pasal 8
Pendirian BUMN dilakukan dengan memperhatikan ketentuan mengenai tata cara
penyertaan modal dalam rangka pendirian BUMN.[18]

f.       Koperasi
Syarat-syarat pembentukan koperasi berdasarkan Keputusan Menteri Negara
Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor:
104.1/Kep/M.Kukm/X/2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan,
Pengesahan Akta Pendirian Dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi, adalah
sebagai berikut :
1.   Koperasi primer dibentuk dan didirikan oleh sekurang-kurangnya dua puluh
orang yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama;
2.   Pendiri koperasi primer sebagaimana tersebut adalah Warga Negara
Indonesia, cakap secara hukum dan maupun melakukan perbuatan hukum;
3.   Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi,
dikelola secara efisien dan mampu memberikan manfaat ekonomi yang nyata
bagi anggota
4.   Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang
akan dilaksanakan oleh koperasi;
5.   Memiliki tenaga terampil dan mampu untuk mengelola koperasi. Selain
persyaratan diatas, perlu juga diperhatikan beberapa hal-hal penting yang harus
diperhatikan dalam pembentukan koperasi yang dikemukakan oleh Suarny
Amran (2000:62) antara lain sebagai berikut :
1.    Orang-orang yang akan mendirikan koperasi dan yang nantinya akan
menjadi anggota koperasi hendaknya mempunyai kegiatan dan
kepentingan ekonomi yang sama.
2.    Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara
ekonomi.
3.    Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha
yang akan dilaksanakan oleh koperasi.
4.     Kepengurusan dan manajemen harus disesuaikan dengan kegiatan
usaha yang akan dilaksanakan agar tercapai efektivitas dan efisiensi
dalam pe-ngelolaan koperasi.
Setelah persyaratan terpenuhi para pendiri kemudian mempersiapkan hal-hal yang
dibutuhkan untuk mengadakan rapat pembentukan koperasi, sebagai berikut :
1.   Tahap persiapan pendirian koperasi
Sekelompok orang bertekad untuk mendirikan sebuah koperasi terlebih dahulu
perlu memahami maksud dan tujuan pendirian koperasi, untuk itu perwakilan
dari pendiri dapat meminta bantuan kepada Dinas Koperasi dan UKM ataupun
lembaga pendidikan koperasi lainnya untuk memberikan penyuluhan dan
pendidikan serta pelatihan mengenai pengertian, maksud, tujuan, struktur
organisasi, manajemen, prinsip-prinsip koperasi, dan prospek pengembangan
koperasi bagi pendiri. Setelah mendapatkan penyuluhan dan pelatihan
perkoperasian, para pendiri sebaiknya membentuk panitia persiapan
pembentukan koperasi, yang bertugas :
a)    Menyiapkan dan menyampaikan undangan kepada calon anggota,
pejabat pe- merintahan dan pejabat koperasi.
b)    Mempersiapakan acara rapat.
c)    Mempersiapkan tempat acara.
d)    Hal-hal lain yang berhubungan dengan pembentukan koperasi.
2.   Tahap rapat pembentukan koperasi
Setelah tahap persiapan selesai dan para pendiri pembentukan koperasi telah
memiliki bekal yang cukup dan telah siap melakukan rapat pembentukan
koperasi. Rapat pembentukan koperasi harus dihadiri oleh 20 orang calon
anggota sebagai syarat sahnya pembentukan koperasi primer.
Hal-hal yang dibahas pada saat rapat pembentukan koperasi karyawan, dapat
dirinci sebagai berikut :
a)    Pembuatan dan pengesahan akta pendirian koperasi karyawan, yaitu surat
keterangan tentang pendirian koperasi yang berisi pernyataan dari para kuasa
pendiri yang ditunjuk dan diberi kuasa dalam suatu rapat pembentukan koperasi
untuk menandatangani Anggaran Dasar pada saat pembentuk-an koperasi.
b)     Pembuatan Anggaran Dasar koperasi, yaitu pembuatan aturan dasar tertulis
yang memuat tata kehidupan koperasi yang disusun dan disepakati oleh para
pendiri koperasi pada saat rapat pembentukan.
Konsep Anggaran Dasar koperasi sebelumnya disusun oleh panitia pendiri,
kemudian panitia pendiri itu mengajukan rancangan Anggaran Dasarnya pada
saat rapat pembentukan untuk disepakati dan disahkan.
(1)     Nama dan tempat kedudukan
(2)     Landasan, asas dan prinsip koperasi
(3)     Maksud dan tujuan
(4)     Kegiatan usaha
(5)     Kegiatan usaha,
(6)     Perangkat koperasi
(7)   Ketentuan mengenai permodalan perusahaan koperasi
(8)     Ketentuan mengenai pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)
(9)     Pembubaran dan penyelesaian
(10)   Jangka waktu berdirinya koperasi
(11)   Sanksi-sanksi
(12)   Anggaran rumah tangga dan peraturan khusus
c)     Pembentukan pengurus, pengawas, yaitu memilih anggota orang-orang yang
akan dibebani tugas dan tanggungjawab atas pengelolaan, pengawasan di
koperasi
d)    Neraca awal koperasi, merupakan perincian posisi aktiva dan pasiva diawal
pembentukan koperasi
e)    Rencana kegiatan usaha, dapat berisikan latar belakang dan dasar
pembentukan serta rencana kerja koperasi pada masa akan datang.

3.  Pengesahan badan hukum


Setelah terbentuk pengurus dalam rapat pendirian koperasi, maka untuk
mendapatkan badan hukum koperasi, pengurus/pendiri/kuasa pendiri harus
mengajukan permohonan badan hukum kepada pejabat terkait, sebagai berikut :
a)    Para pendiri atau kuasa pendiri koperasi terlebih dulu mengajukan
permohonan pengesahan akta pendirian secara tertulis kepada diajukan kepada
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, dengan melampirkan :
(1)   Anggaran Dasar Koperasi yang sudah ditandatangani pengurus rangkap
dua, aslinya bermaterai)
(2)   Berita acara rapat pendirian koperasi.
(3)   Surat undangan rapat pembentukan koperasi
(4)   Daftar hadir rapat.
(5)   Daftar alamat lengkap pendiri koperasi.
(6)   Daftar susunan pengurus, dilengkapi photo copy KTP (untuk KSP/USP
dilengkapi riwayat hidup).
(7)   Rencana awal kegiatan usaha koperasi.
(8)   Neraca permulaan dan tanda setor modal minimal Rp.5.000.000 (lima juta
rupiah) bagi koperasi primer dan Rp.15.000.000 (lima belas juta rupiah) bagi
koperasi sekunder yang berasal dari simpanan pokok, wajib, hibah.
(9)   Khusus untuk KSP/USP disertai lampiran surat bukti penyetoran modal
sendiri minimal Rp. 15.000.000 (lima belas juta rupiah) bagi koperasi pri-mer
dan Rp.50.000.000 (lima puluh juta rupiah) bagi koperasi sekunder yang berupa
deposito pada bank pemerintah.
(10)  Mengisi formulir isian data koperasi.
(11) Surat keterangan dari desa yang diketahui oleh camat.
b)    Membayar tarif pendaftaran pengesahan akta pendirian koperasi sebesar Rp.
100.000 (seratus ribu rupiah).
c)   Apabila permintaan pengesahaan akta pendirian koperasi telah dilakukan
sesuai dengan ketetntuan di atas kepada pendiri atau kuasa pendiri diberikan
bukti penerimaan.
d)    Pejabat koperasi, yaitu Kepala Dinas Koperasi dan UKM akan memberikan
pengesahaan terhadap akta koperasi apabila ternyata setelah diadakan penelitian
Anggaran dasar koperasi.
·      tidak bertentangan dengan Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian, dan
·      tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan.
e)     Pejabat selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung sejak sejak penerimaan
permohonan pengesahan badan hukum dari koperasi yang bersangkutan harus
telah memberikan jawaban pengesahannya. Tetapi biasanya proses pengesahan
di dinas koperasi dapat selesai hanya dalam waktu 3 (tiga) minggu.
f)         Bila Pejabat berpendapat bahwa Akte Pendirian/Anggaran Dasar tersebut
tidak bertentangan dengan ketentuan Undang-undang koperasi dan peraturan
pelaksananya serta kegiatannya sesuai dengan tujuan, maka akte pendirian di
daftar dengan nomor urut dalam Buku Daftar Umum. Kedua buah Akte
Pendirian/Anggaran Dasar tersebut dibubuhi tanggal, nomor pendaftaran tentang
tanda pengesahan oleh Pejabat Menteri.
g)    Tanggal pendaftaran akte Pendirian berlaku sebagai tanggal sesuai berdirinya
koperasi yang mempunyai badan hukum, kemudian Pejabat mengumumkan
pengesahan akta pendirian di dalam Berita Negara Republik Indonesia
h)    Buku Daftar Umum serta Akte-Akte salinan/petikan ART/AD Koperasi dapat
diperoleh oleh pengurus koperasi dengan mengganti biaya fotocopy dan harus
dilegalisir oleh Pejabat Koperasi yang bersangkutan. Biaya yang dikenakan
untuk hal di atas adalah Rp. 25.000
i)          Dalam hal permintaan pengesahan akta pendirian ditolak, alasan
penolakan diberitahukan oleh pejabat kepada para pendiri secara tertulis dalam
waktu paling lambat 3 (tiga) bulan setelah diterimanya permintaan.
j)     Terhadap penolakan pengesahan akta pendirian para pendiri dapat
mengajukan permintaan ulang dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak
diterimanya penolakan.
k)    Keputusan terhadap pengajuan permintaan ulang diberikan dalam jangka
waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya pengajuan permintaan ulang.

Berdasarkan Kepmen No.98 tahun 2004, prosedur pendirian koperasi yang


melibatkan notaris di dalamnya, masih mengikuti prosedur yang ada, tetapi ada
beberapa tahapan yang melibatkan notaris yaitu :
a)   Rapat pembentukan koperasi selain mengundang minimal 20 orang calon
anggota, pejabat desa, pejabat dinas koperasi hendaknya mengundang pula
notaris yang telah ditunjuk pendiri koperasi, yaitu notaris yang telah berwenang
menjalankan jabatan sesuai dengan jabatan notaris, berkedudukan di wilayah
koperasi itu berada (dalam hal ini berkedudukan di Kabupaten Bandung), serta
memiliki sertifikat tanda bukti telah mengikuti pembekalan di bidang
perkoperasian yang ditandatangani oleh menteri koperasi dan UKM RI.
b)   Notaris yang telah membuat akta pendirian koperasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku kemudian membacakan dan menjelaskan
isinya kepada para pendiri, anggota atau kuasanya sebelum menanda-tangani
akta tersebut.
c)   Kemudian akta pendirian koperasi yang telah dibuat notaris pembuat akta
koperasi disampaikan kepada pejabat dinas koperasi untuk dimintakan
pengesahannya, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

g.      Yayasan
Berikut adalah langkah-langkah mendirikan yayasan sesuai dengan UU Yayasan
(UU No. 16/2001 dan UU No. 8/2004)
1)     Merumuskan nama yayasan.
2)      Kedua, tentukan bidang apa yang akan digeluti oleh yayasan misalnya:
pendidikan, lingkungan, sosial, keagamaan dll.
3)      Ketiga, siapkan fotocopy KTP pendiri, nama pembina, ketua, sekretaris,
bendahara, dan pengawas yayasan. Umumnya, rapat pembina yayasan
menentukan siapa yang jadi ketua, sekretaris, bendahara dan pengawas.
4)      Datang ke notaris dengan membawa dokumen-dokumen berikut:
      Nama Yayasan
      Fotocopy KTP pendiri, Pembina, ketua, sekretaris, bendahara, dan pengawas
     NPWP pendiri, Pembina, ketua, sekretaris, bendahara, dan pengawas
5)    Notaris mengajukan nama yayasan yang Anda usulkan ke
Departmen Hukum dan HAM.
6)    Notaris akan mengajukan Anggaran Dasar ke Departemen Hukum dan HAM
untuk mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM.

5.      Bentuk-Bentuk Kepemilikan Bisnis di Amerika


a.   Sole Proprietorship
Ini adalah bentuk bisnis yang diusahakan oleh perseorangan. Orang yang
menjalankan usaha ini adalah entrepreneur, dan fungsi dalam membuat
keputusan dalam bisnis disebut dengan kegiatan entrepreneurship. Pemilik
menjalankan bisnis ini, secara bebas, tidak terikat kepada para pemegang saham
seperti dalam bentuk bisnis lainnya.
b.    Partnership
Partnership adalah suatu asosiasi atau persekutuan, dua orang atau lebih untuk
menjalan suatu usaha mencari keuntungan. Walaupun persekutuan ini banyak
dilakukan dalam bidang usaha yang mencari laba, akan tetapi ada juga
persekutuan yang dibentuk tidak untuk mencari laba. Ada dua macam bentuk
partnership, yaitu:
1)      General Partnership. Dalam bisnis ini semua anggota ikut secara aktif
mengoperasikan bisnis, sama-sama bertanggung jawab, termasuk tanggung
jawab yang tidak terbatas terhadap utang-utang bisnis.
2)      Limited partnership. Pada bisnis ini memiliki anggota sekurang-kurangnya
satu orang yang bertanggung jawab tidak terbatas, dan anggota lainnya
bertanggungjawab terbatas.
c.    Corporations
Bentuk koperasi ini disebut juga perseroan, menjadi tulang punggung dan cirri
khas ekonomi kapitalis Amerika. Dalam bentuk korporasi ini terkumpul modal
raksasa, memperkrjakan berjuta-juta karyawan dan mempunyai pengaruh luar
biasa terhadap penghidupan seluruh bangsa. Penghasilan yang dicapai meliputi
50% dari penghasilan bisnis seluruh Amerika, antara lain melalui perseroan
telepon, general motor, perseroan baja, perseroan minyak dan sebagainya.
d.   Joint-Stock Companies
Joint-Stock Companies diadakan untuk mengumpulkan modal lebih besar.
Asosiasi ini bersifat sukarela dengan membagi capital atas saham-saham.
Pemilik saham tidak ikut partisipasi dalam manajemen perseroan, tetapi mereka
memilih direktur yang bertugas dan bertanggung jawab menjalankan perseroan
sehari-hari.
e.    Business Trusts
Walaupun bentuk ini kurang popular namun mempunyai keuntungan dalam
mengatasi kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam bentuk korporasi. Para
pemilik penerima keuntungan dari saham yang ia miliki, dan tidak bertanggung
jawab terhadap utang-utang trusts. Direktur dipilih seperti halnya direktur
korporasi. Business trusts ini sering bergerak dalam bidang investasi dan juga
diperkenankan membeli saham atau obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
f.     Joint Ventures dan Underwriting syndicates
Bentuk ini adalah bentuk yang tertua dari tipe partnership, yang berasal dari Eropa
tahun 1600-an dan 1700-an. Bentuk ini lebih praktiss untuk mengurus usaha real
estate dan kontruksi besar. Apabila kerjasama ini dilakukan dalam usaha
penjualan saham dan obligasi secara besar-besaran, disebut underwriting
syndicates, yang berlaku untuk sementara. Kadang-kadang sindikat ini membeli
semua saham perseroan, kemudian dijualnya kepada public.
g.    Cooperative
Para anggota koperasi membeli saham seperti perseroan. Satu angggota memiliki
satu suara tidak memandang berapa sahamnya dalam koperasi. Dan pembagian
laba didasarkan atas jumlah saham yang dimiliki. Motif utama pendirian
koperasi ialah untuk memenuhi kebutuhan anggota dengan harga lebih murah.
h.   Grup-grup Perusahaan
Grup perusahaan berada dibawah seorang atau sekelompok orang yang
berpengaruh besar terhadap manajemen perusahaan. Komoditi yang menjadi
andalan bisnisnya macam-macam, ada komoditi yang saling berhubungan,
terintegrasi dari distribusi hulu sampai keindustri hilir seperti perusahaaan pabrik
tepung terigu dengan industry yang memproduksi mie

Etika bisnis adalah tindakan yang dilakukan dalam kegiatan bisnis dengan tidak
menyalahi aturan organisasi dan masyarakat. Dalam etika bisnis, setiap kegiatan harus
dalam keadaan wajar dan sesuai dengan norma dan etika yang berlaku. Setiap tindakan
bisnis harus dilandasi oleh moralitas dan prinsip kebenaran yang disertai dengan
tanggung jawab. Dalam etika bisnis, tindakan bisnis yang dilakukan oleh individu,
kelompok atau perusahaan tidak boleh sampai merugikan orang lain di luar kegiatan
bisnis. Etika bisnis dikembangkan oleh masyarakat di tempat bisnis diadakan. Tujuan
penerapan etika bisnis adalah memmudahkan pencapaian tujuan bisnis.
Etika bisnis dilaksanakan dengan menggunakan metode yang diterima oleh logika dan
bersifat estetika. Konsep-konsep etika bisnis mulai diterapkan sejak awal abad ke-21
Masehi.[1] Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan
perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat
dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.

Business etiquette atau etika bisnis adalah standar etis yang berhubungan dengan tujuan
serta cara menciptakan keputusan bisnis.
Etika bisnis adalah sebuah ajaran yang membedakan sesuatu yang benar dan salah. Hal
tersebut bisa memberikan pembekalan terhadap setiap pemimpin institusi atau
perusahaan saat mempertimbangkan pengambilan keputusan strategis terkait masalah
moral yang rumit atau kompleks.
Etika bisnis adalah studi khusus perihal moral yang salah maupun benar. Studi tersebut
memiliki konsentrasi terhadap bagaimana standar moral seharusnya diterapkan pada
kebijakan, institusi, maupun perilaku bisnis.
Bertens mengemukakan bahwa etika bisnis tak sekadar ketentuan dan aturan hukum.
Melainkan, terdapat sebuah standar lebih tinggi ketimbang standar minimal yang ada
pada ketentuan hukum. Oleh karena itu, dalam berbisnis, seringkali ditemui aspek abu-
abu atau tidak jelas dan tak diatur ketentuan hukum secara langsung.

Etika bisnis merupakan sebuah pengetahuan mengenai tata cara yang ideal pada
pengaturan serta pengelolaan bisnis, dan tetap memerhatikan norma serta moralitas
yang secara universal berlaku.Etika bisnis terkait dengan kendala atau masalah
penilaian mengenai kegiatan dan juga perilaku usaha yang membidik pada kejujuran
atau kebenaran bisnis

Perusahaan yang menerapkan etika bisnis dapat diketahui melalui prinsip etika bisnis.
Dalam etika bisnis terdapat prinsip-prinsip yang harus dipatuhi yaitu prinsip otonomi,
kejujuran, keadilan, saling menguntungkan dan integritas moral. Prinsip otonomi
merupakan kemampuan seseorang bertindak tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Segala
tindakannya berdasarkan pada kesadaran dirinya sendiri Prinsip kejujuran menekankan
sifat terbuka dalam memenuhi syarat-syarat bisnis. Prinsip keadilan berarti bahwa
segala kegaiatan dan penilaian terhadap bisnis harus diamati secara objektif, rasional,
dan penuh tanggung jawab. Prinsip saling menguntungkan berarti bahwa di dalam bisni
tidak ada pihak yang dirugikan. Sedangkan prinsip integritas moral berkaitan dengan
pemenuhan standar moralitas yang berlaku di masyarakat. Tidak terpenuhinya salah
satu prinsip tersebut merupakan pertanda adanya pelanggaran etika bisnis. Prinsip yang
cukup sulit diukur adalah prinsip inegritas moral. Pengukurannya harus menggunakan
sudut pandang moral yang meliputi hati nurani, kaidah emas, dan penilaian umum. Hati
nurani digunakan untuk menentukan pilihan dalam bisnis yang sesuai dengan keinginan
pelaku usaha. Bisnis harus sesuai dengan kepribadian dari pelaku usaha dan tidak boleh
bertentangan. Kaidah emas merupakan tindakan moral yang menghargai orang lain dan
tidak menghina orang lain. Sedangkan penilaian umum berarti bisnis dinilai mempunyai
etika ketika dinilai baik oleh masyarakat.

Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis
dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-
kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat
menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan
menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan
dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu:
• Utilitarian Approach: setiap tindakan harus didasarkan pada
konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti
cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan
cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
• Individual Rights Approach: setiap orang dalam tindakan dan
kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun
tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi
benturan dengan hak orang lain.
• Justice Approach: para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang
sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara
perseorangan ataupun secara kelompok

2. Dasar Pemahaman CSR bagi Perusahaan Pemahaman

tentang CSR pada umumnya berkisar pada tiga hal pokok, yaitu CSR adalah:

a. suatu peran yang sifatnya sukarela (voluntary) dimana suatu perusahaan membantu
mengatasi masalah sosial dan lingkungan, oleh karena itu perusahaan memiliki
kehendak bebas untuk melakukan atau tidak melakukan peran ini;
b. Kedua, disamping sebagai institusi profit, perusahaan menyisihkan sebagian
keuntungannya untuk kedermawanan (filantropi) yang tujuannya untuk memberdayakan
sosial dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat eksplorasi dan eksploitasi.

c. Ketiga, CSR sebagai bentuk kewajiban (obligation) perusahaan untuk peduli terhadap
dan mengentaskan krisis kemanusiaan dan lingkungan yang terus meningkat.

Pemahaman CSR selanjutnya didasarkan oleh pemikiran bahwa bukan hanya


Pemerintah melalui penetapan kebijakan public (public policy), tetapi juga perusahaan
harus bertanggungjawab terhadap masalah-masalah sosial. Bisnis didorong untuk
mengambil pendekatan pro aktif terhadap pembangunan berkelanjutan. Konsep CSR
juga dilandasi oleh argumentasi moral. Tidak ada satu perusahaan pun yang hidup di
dalam suatu ruang hampa dan hidup terisolasi. Perusahaan hidup di dalam dan bersama
suatu lingkungan. Perusahaan dapat hidup dan dapat tumbuh berkat masyarakat dimana
perusahaan itu hidup, menyediakan berbagai infrastruktur umum bagi kehidupan
perusahaan tersebut, antara lain dalam bentuk jalan, transportasi, listrik, pemadaman
kebakaran, hukum dan penegakannya oleh para penegak hukum (polisi, jaksa dan
hakim).

Pola atau bentuk CSR juga berkembang dari yang bentuk charity principle
kepada stewardship principle (Anne, 2005). Berdasarkan charity principle, kalangan
masyarakat mampu memiliki kewajiban moral untuk memberikan bantuan kepada
kalangan kurang mampu. Jenis bantuan perusahaan ini sangat diperlukan dan penting
khususnya pada masa atau system negara dimana tidak terdapat system jaminan sosial,
jaminan kesehatan bagi orang tua, dan tunjangan bagi penganggur. Sedangkan dalam
stewardship principle, korporasi diposisikan sebagai public trust karena menguasai
sumber daya besar dimana penggunaannya akan berdampak secara fundamental bagi
masyarakat. Oleh karenanya perusahaan dikenakan tanggungjawab untuk menggunakan
sumber daya tersebut dengan cara-cara yang baik dan tidak hanya untuk kepentingan
pemegang saham tetapi juga untuk masyarakat secara umum. Sumber: (Anne, 2005)
Dengan demikian korporasi dewasa ini memiliki berbagai aspek tanggungjawab.
Korporasi harus dapat mengelola tanggungjawab ekonominya kepada pemegang saham,
memenuhi tanggungjawab hukum dengan mematuhi peraturan perundang-undangan
yang berlaku, dan bertanggungjawab sosial kepada para stakeholder (pemegang
kepentingan). Corporate Social Responsibility (CSR) arti pentingnya berbagai macam
faktor yang menjadi penyebab mengapa tanggung jawab sosial menjadi begitu penting
dalam lingkup organisasi, diantaranya adalah (Sulistyaningtyas, 2006):

1. Adanya arus globalisasi, yang memberikan gambaran tentang hilangnya garis


pembatas diantara berbagai wilayah di dunia sehingga menhadirkan
universalitas. Dengan demikian menjadi sangat mungkin perusahaan
multinasional dapat berkembang dimana saja sebagai mata rantai globalisasi.

2. Konsumen dan investor sebagai public primer organisasi profit membutuhkan


gambaran mengenai tanggung jawab organisasi terhadap isu sosial dan
lingkungannya.

3. Sebagai bagian dalam etika berorganisasi, maka dibutuhkan tanggung jawab


organisasi untuk dapat mengelola organisasi dengan baik (lebih layak dikenal
dengan good corporate governance)

4. Masyarakat pada beberapa negara menganggap bahwa organisasi sudah


memenuhi standard etika berorganisasi, ketika organisasi tersebut peduli pada
lingkungan dan masalah social

5. Tanggung jawab sosial setidaknya dapat mereduksi krisis yang berpotensi


terjadi pada organisasi

6. Tanggung jawab sosial dianggap dapat meningkatkan reputasi organisasi.


CSR bukan saja upaya menunjukkan kepedulian sebuah organiasasi pada
persoalan sosial dan lingkungan, namun juga dapat menjadi pendukung
terwujudnya pembangunan yang berkesinambungan dengan menyeimbangan
aspek ekonomi dan pembangunan sosial yang didukung dengan perlindungan
lingkungan hidup

Dalam rangka merespon perubahan dan menciptakan hubungan kepercayaan,


maka upaya yang kini dilaksanakan oleh organisasi (khususnya organisasi bisnis) adalah
merancang dan mengembangkan serangkaian program yang mengarah pada bentuk
tanggung jawab sosial. Program ini menjadi parameter kepedulian organisasi dengan
mengembangkan sayap sosial kepada publik. Kepedulian dan pengembangan sayap ini
bukan dalam kerangka membagibagi “harta” sehingga dapat menyenangkan banyak
pihak, tetapi lebih pada bagaimana memberdayakan masyarakat, agar bersamasama
dengan organisasi dapat peduli terhadap ranah sosial. Dalam praktenya, perusahaan
tidak hanya memfokuskan pada pemberian bantuan secara financial.

CSR memiliki dampak tidak langsung bagi keberlangsungan bisnis karena


tanggungjawab sosial kepada lingkungan, masyarakat dan pemerintah akan membangun
citra yang baik untuk perusahaan.

Berikut beberapa manfaat yang diberikan dengan adanya CSR.

1. Bagi Lingkungan Hidup

CSR dapat dimanfaatkan untuk membantu menjaga lingkungan hidup.


Perusahaan dapat aktif berkontribusi melalui program yang dapat meningkatkan
kualitas lingkungan.

2. Bagi Masyarakat

Program CSR perusahaan dapat diwujudkan dengan cara menyerap tenaga kerja
dari warga di lingkungan perusahaan. Program-program CSR juga dapat
menyasar masyarakat supaya membantu meningkatkan kesejahteraan. Hal ini
membuat masyarakat yang ada di sekitar perusahaan menjadi lebih diperhatikan
dan juga terjaga. Program yang dapat dilakukan misalnya melalui pemberdayaan
dan pengembangan yang disediakan oleh pihak perusahan.

3. Bagi Pemerintah

CSR dapat berperan dalam mendukung program-program pemerintah guna


kemajuan bangsa dan negara. Kehadiran CSR setidaknya akan membantu
pemerintah dalam menangani berbagai masalah sosial seperti pencemaran
lingkungan, pengangguran, kemiskinan, minimnya fasilitas kesehatan,
pendidikan, dan sebagainya.  Dengan demikian, program CSR juga dapat
menjaga hubungan baik dengan stakeholder.

4. Manfaat CSR bagi perusahaan

Hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat, lingkungan dan


pemerintah tentunya telah membantu perusahaan meningkatkan citra.Perusahaan
yang telah melakukan tanggungg jawab sosialnya secara tidak langsung telah
membranding diri sebagai perusahaan yang peduli .Terdapat beberapa CSR
berskala nasional, seperti beasiswa sepak bola, pendirian sumur di daerah
kering, yang dapat membekas di hati masyarakat. Bila hal tersebut tercapai
artinya perusahaan telah menunjukkan bahwa mereka adalah pihak yang akan
bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat sekitar.

Contoh Program CSR

Ada beberapa contoh program CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Misalnya,
seperti beberapa contoh program berikut ini.

1. Rehabilitasi Alam

Contoh program CSR yang pertama adalah rehabilitasi alam. Beberapa bisnis
dikenal oleh masyarakat menghasilkan limbah yang tidak ramah lingkungan.
Oleh sebab itu, kegiatan rehabilitasi alam dapat dilakukan sebagai tangungg
jawab sosial. Kegiatan yang dapat dilakukan misalnya adalah reboisasi hutan,
hibah bibit tanaman produktif, penanaman bakau, dan sebagainya.

2. Kegiatan Kemanusiaan atau Filantropi

Filantropi menjadi contoh kegiatan CSR yang dapat dilakukan. Bentuk


kontribusinya dapat dilakukan dengan beragam, misalnya penggalangan dana
untuk didonasikan, membuka kampung wirausaha, bantuan dana UMKM, dan
sebagainya.

3. Pengolahan Limbah Berwawasan Lingkungan

Contoh program CSR berikutnya adalah pengelolaan limbah berwawasan


lingkungan. Pengelolaan ini penting untuk mengurangi toksisitas limbah saat
dibuang sehingga nantinya meminimalisir kerusakan ekosistem. Misalnya, suatu
perusahaan dapat memilah terlebih dulu jenis limbahnya (organik, anorganik,
dan beracun). Setelah pemilahan, perusahaan dapat mengolah limbah-limbah
sesuai dengan teknik tertentu agar dapat dibuang nantinya.

4. Penggunaan Sumber Energi Terbarukan

Contoh program CSR lainnya adalah pemanfaatan sumber energi terbarukan,


seperti angin, air, uap alam, dan tenaga surya. Penggunaan energi terbarukan
membuat perusahaan turut andil dalam melestarikan sumber daya terancam
punah seperti minyak bumi dan gas alam.

5. Budaya Kerja Ramah SDM

Penciptaan budaya kerja yang ramah bagi sumber daya manusia dapat dijadikan
sebagai contoh program CSR. Tidak selalu mengenai materi, CSR perusahaan
dapat dilakukan dengan penanaman nilai dan sikap. Hal ini dapat membuat
karakter dan budaya kerja di perusahaan menjadi lebih baik.

6. Volunteering

Kegiatan volunteering atau kerelawanan merupakan contoh program CSR yang


dapat dilakukan secara rutin atau insidental. Perusahaan misalnya dapat
mengirimkan tenaga pengajar ke daerah terpencil yang masih kekurangan guru.
Contoh lainnya adalah penyaluran volunteer relawan medis di tempat-tempat
yang memang sedang memerlukan. Sedangkan, kerelawanan untuk insidental
dapat berupa penerjunan tenaga relawan ketika terjadi bencana di suatu daerah.

7. Pemberdayaan Ekonomi Karyawan

Contoh program CSR yang berikutnya adalah pemberdayaan ekonomi


karyawan. Dana CSR dapat dialokasikan untuk peningkatan skill karyawan
supaya mampu berdaya secara ekonomi. Melalui contoh program CSR ini
perusahaan misalnya dapat mendirikan koperasi karyawan, melatih kemampuan
wirausaha, dan penyediaan bantuan

Dari beberapa contoh program di atas, model CSR dapat memiliki bentuk yang
beragam. Perusahaan dapat memiliki metode atau model sendiri untuk melakukannya.
Beberapa model tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Keterlibatan Langsung

Model keterlibatan langsung melibatkan perusahaan yang melakukan CSR


secara langsung pada masyarakat umum. Misalnya, pada contoh program CSR
perusahaan menyediakan bantuan uang tunai dan dibagikan kepada masyarakat
sekitar yang kurang mampu. Program bantuan ini diserahkan langsung oleh
pihak perusahaan kepada masyarakat tanpa perantara.

2. Melalui Yayasan Sosial

Program CSR dapat pula dilakukan melalui sebuah yayasan atau yayasan sosial
yang diberdirikan oleh pihak perusahaan sendiri. Model ini telah banyak
dilakukan oleh perusahaan di berbagai negara maju. Tujuannya pun tetap sama,
yaitu yayasan sosial menyediakan bantuan untuk masyarakat.

3. Kemitraan

Perusahaan juga dapat menjalin kemitraan dengan pihak luar atau pihak lainnya
untuk program CSR-nya. Mitra kerjasamanya adalah mitra yang memang
berfokus pada bidang kegiatan sosial, baik lembaga sosial yang dikelola oleh
swasta maupun pemerintah,
4. Bergabung dalam Konsorsium

Model lain yang dapat diterapkan perusahaan adalah dengan bergabung atau
hanya mendukung konsorsium. Konsorsium merupakan bentuk kerjasama antar
dua pihak perusahaan guna melakukan suatu proyek. Tentunya, proyek yang
dilakukan merupakan proyek adalah proyek sosial yang bertujuan
menyejahterakan masyarakat.

Beberapa contoh program CSR yang dapat dilakukan misalnya perbaikan jalan,
pembangunan gedung sekolah, pembangunan jembatan, dan kegiatan lain yang
dipandang bermanfaat bagi masyarakat banyak. Demikian, artikel mengenai
program CSR mulai dari pengertian sampai model-model yang dapat diterapkan
perusahaan untuk menjalankannya. Kegiatan ini telah menjadi bentuk tanggung
jawab perusahaan terhadap kondisi lingkungan dan masyarakat.

PENGERTIAN LINGKUNGAN BISNIS

• Lingkungan : Elemen - elemen di luar organisasi yang mempunyai pengaruh terhadap


kehidupan organisasi .

• Bisnis : Segala upaya manusia yang bertujuan untuk menciptakan pendapatan atau
keuntungan .

• Lingkungan Bisnis : Keseluruhan unsur / elemen yang dapat mempengaruhi perilaku


dan kinerja organisasi untuk menciptakan pendapatan atau keuntungan .

JENIS DAN LINGKUP LINGKUNGAN BISNIS

1. Lingkungan Khusus ( Mikro ) Bagian dari lingkungan yang secara langsung relevan
bagi organisasi dalam mencapai tujuannya .

2. Lingkungan Umum ( Makro ) Kondisi yang mungkin dapat mempengaruhi dan


mempunyai dampak terhadap organisasi , namun relevansinya tidak sedemikian jelas .

LINGKUNGAN INTERNAL BISNIS


Lingkungan internal adalah segala macam aspek yang mendukung atau juga dapat
menjadi penghambat kegiatan operasional perusahaan. Lingkungan ini dapat digunakan
untuk menentukan kekuatan (Strength)perusahaan, dan juga mengetahui Kelemahan
(Weakness) dari perusahaan.Lingkungan internal dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:

a. Tenaga Kerja (Man)

Tenaga Kerja adalah manusia yang menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk
mendapatkan balasan berupa pendapatan, baik berupa uang ataupun bentuk lainnya
kepada Perusahaan atau organisasi.

b. Modal (Money)

Modal, merupakan dana yang diperlukan untuk membiayai operasi bisnis. Investasi oleh
pemilik atau pemegang saham, pinjaman bank atau keuntungan yang ditahan
perusahaan digunakan untuk membeli bahan baku, menggaji pegawai, membeli mesin
dan membangun pabrik baru.

c. Material/ Bahan Baku (Material)

Material, mengacu pada bahan baku yang

digunakan dalam proses produksi. Dapat berupa Sumber Daya Alam, seperti tanah
pertanian atau dalam konteks industri seperti bahan mentah dan komponen lain yang
langsung diolah dalam proses manufaktur.

d. Peralatan/ Perlengkapan Produksi (Machine)

Peralatan dan perelngkapan merupakan komponen pendukung yang membantu proses


peningkatan nilai guna (produksi) demi terciptanya suatu output secara efektif dan
efisien.

e. Metode (Methods) / Managerial

Metode mengacu pada kemampuan Entrepreneurship yang dikembangkan oleh


pengelola perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaan
LINGKUNGAN EKSTERNAL BISNIS SUDUT PANDANG MIKRO

Lingkungan eksternal adalah segala sesuatu yang berada diluar batas organisasi dan
mempengaruhi organisasi tersebut. Adapun faktor-faktor yang termasuk lingkungan
eksternal bisnis dalam sudut pandang ekonomi mikro

antara lain:

a. Pelanggan (Customer), yaitu masyarakat umum (rumah tangga) yang berpotensi


untuk mengkonsumsi output atau barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan,
organisasi bisnis, lembaga pemerintahan maupun organisasi non-profit lainnya.

b. Pemasok, adalah pihak yang menyediakan faktor-faktor produksi (pasokan) yang


dibutuhkan perusahaan untuk memproduksi produk atau jasanya. Contoh dari pasokan
adalah bahan baku/material, peralatan, input keuangan dan tenaga kerja.

c. Perantara, yaitu suatu pihak yang berperan sebagi penyalur dari hasil produksi agar
sampai kepada para pelanggan.

d. Pesaing, yaitu organisasi tertentu yang menawarkan barang dan jasa yang sama atau
serupa kepada customer atau prospek yang sama.

e. Kreditor, yaitu kelompok kepentingan tertentu yang mempengaruhi kegiatan


organisasi dalam hal keuangan (finansial). Contoh: Institusi keuangan (Bank) ataupun
individu yang memberikan pinjaman dana.

f. Pemerintah, yaitu badan atau perwakilan yang membuat peraturan perekonomian


dalam tingkat lokal, daerah atau pusat sebagai penegak hukum yang berlaku serta
peraturan yang berpengaruh terhadap kegiatan operasional organisasi

g. Pekerja, yaitu organisasi yang menghimpun para pekerja untuk memperjuangkan


aspirasi para anggotanya.

LINGKUNGAN EKSTERNAL BISNIS SUDUT PANDANG MAKRO


Adapun yang termasuk kedalam lingkungan eksternal bisnis dalam sudut pandang
ekonomi makro antara lain: Lingkungan Perekonomian, Lingkungan Teknologi, Sosial
dan Budaya, Lingkungan hukum dan politik, Lingkungan Global, Lingkungan
Demografi dan Lingkungan Industri (Ancaman dan Peluang).

a. Lingkungan Perekonomian adalah kondisi perekonomian dimana tempat bisnis itu


manjalankan aktivitasnya (beroperasi). Lingkungan perekonomian dipengaruhi oleh
sistem perekonomian yang digunakan suatu negara (industri).

b. Lingkungan Teknologi dan Informasiadalah semua atribut yang digunakan


perusahaan untuk aktivitas mereka. Contohnya seperti informasi, pengetahuan manusia,
metode kerja, peralatan fisik, elektronik dan telekomunikasi, serta berbagai sistem
pengelolaan.

c. Lingkungan Hukum dan Politik, biasanya dalam bentuk regulasi pemerintah.


Berbagai perwakilan dari pemerintah mengelola dan memberi kebijakan seputar bidang-
bidang penting seperti praktek periklanan, pertimbangan keamanan dan kesehatan, serta
standar perilaku bisnis yang dapat diterima.Stabilitas Politik merupakan sebuah
pertimbangan penting, khususnya untuk perusahaan-perusahaan internasional. Tidak
ada bisnis yang ingin membangun bisnisnya dengan negara lain kecuali hubungan
dagang denagan

negara tersebut dikelola dengan baik.

d. Lingkungan Sosial dan Budayaadalah aspek-aspek tertentu yang memepengaruhi


persepsi seseorang terhadap perusahaan (produk yang ditawarkan) berdasarkan hal-hal
yang dapat diterima/ standar masyarakat yang merupakan akibat dari kebiasaan (norma-
norma) dari masyarakat itu sendiri.

e. Lingkungan Globalmerupakan kondisi internasional yang juga merupakan salah satu


faktor utama yang mempengaruhi bisnis dikarenakan perusahaan besar maupun kecil
yang ada di dalam negeri semakin ditantang dengan meningkatnya jumlah pesaing
sebagai dampak dari adanya pasar global yang merupakan bagian dari lingkungan
eksternal.
f. Lingkungan DemografiAdapun yang perlu diperhatikan oleh perusahaan menyangkut
lingkungan demografi diantaranya adalah ukuranpopulasi, struktur masyarakat umum,
distribusi geografis, pencampuran etnis serta distribusi pendapatan. Hal ini sangat
memepengaruhi pasar (permintaan).

g. Lingkungan Alamadalah kondisi alam yang bejalan secara alamiah dimana


perusahaan itu menjalankan aktivitasnya. contohnya: iklim, cuaca, topografi, dan
kondisi geografis wilayah maupun sumber-sumber daya alam yang tersedia di suatu
negara atau wilayah.

DINAMIKA LINGKUNGAN BISNIS

5 langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi perubahan bisnis, yaitu:

a. Meningkatkan Kualitas SDM

Dengan meningkatkan kualitas SDM, bisnis yang dijalankan bisa survive dari
persaingan yang sangat ketat dengan cara memberikan pelatihan, pengetahuan tentang
teknologi saat ini dan juga dengan meningkat kualitas diri sendiri sebagai pemimpin di
suatu bisnis.

b. Responsif

Cepat tanggap dan responsif terhadap perubahan yang terjadi dapat dihadapi jika
memiliki SDM yang berkualitas. Ketelitian dalam melihat peluang baru, kecepatan
dalam menangani keluhan konsumen, tanggap terhadap serangan kompetitor
membutuhkan strategi yang ampuh untuk menghadapinya. Jika salah dalam menangani
keluhan konsumen, maka konsumen akan kecewa, dan meninggalkan Anda, kemudian
beralih ke kompetitor.

c. Upgrade Teknologi

Karena perkembangan dan pertumbuhan

teknologi yang sangat cepat maka kita harus bisa mengembangkan teknologi yang
mendukung usaha kita dengan cara mengganti teknologi yang lama dengan teknologi
yang baru sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih berkualitas untuk dapat
bersaing dengan kompetitor.

d. Meningkatkan Akses Informasi

Informasi merupakan sesuatu yang penting saat ini. Sehingga kita harus bisa
mengembangkan sumber informasi yang kita dapat bukan hanya dari Televisi, Radio
atau surat kabar tetapi juga melalui Internet, social media untuk mendapatkan informasi
yang lebih banyak dan juga dengan mengembangkan sumber informasi maka
pengetahuan dan wawasan kita juga ikut bertambah.

e. Evaluasi Pencapaian Target

Jika kita menjalani suatu bisnis maka diperlukan adanya evaluasi untuk mengetahui
bagaimana perkembangan bisnis yang sudah kita jalani apakah sudah baik atau masih
ada kekurangan yang ada di dalam bisnis kita

Anda mungkin juga menyukai