Oleh:
1930604101
SKRIPSI
2023
i
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Data terakhir Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwasanya lebih dari 90%
umat Islam yang sangat besar. Dari jumlah populasi yang begitu besar, maka Indonesia
dapat dijadikan peluang untuk mengumpulkan dana zakat, sehingga dapat membuat keadaan
ekonomi masyarakat terus berkembang dan ini akan menjadikan zakat sebagai salah satu
cara pemerintah untuk memberantas kemiskinan di negara ini. Allah telah memerintahkan
َو َاِقْيُم وا الَّص ٰل وَة َو ٰا ُتوا الَّز ٰك وَة َو َاِط ْيُعوا الَّرُسْو َل َلَع َّلُكْْم ُتْر َحُم ْو َن
Artinya: “Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah Kepada rasul,
Tetapi, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum menyalurkan zakatnya pada
lembaga-lembaga zakat yang ada di Indonesia. Sehingga membuat kurangnya optimal zakat
pada lembaga-lembaga tersebut. Seandainya zakat tersebut disalurkan pada lembaga akan
dalam ajaran Islam Allah memerintahkan untuk mengambil harta sebagian kaum muslim
untuk membersihkan harta mereka, hal ini diperintahkan oleh Allah SWT dalam surat at-
Taubah/9: 103.
1
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta: Wali, 2013), h. 180
1
ُخ ْذ ِم ْن َأْم َو اِلِه ْم َص َد َقًة ُتَطِّهُر ُهْم َو ُتَز ِّك يِه ْم ِبَها َو َص ِّل َع َلْيِهْم ۖ ِإَّن َص اَل َتَك َس َكٌن َلُهْم ۗ َو ُهَّللا َسِم يٌع َع ِليٌم
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa
kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui”.2
Zakat adalah salah satu rukun Islam yang wajib dipenuhi oleh setiap muslim yang telah
memenuhi syarat. Zakat memiliki hikmah yang dikategorikan dalam dua dimensi: dimensi
vertikal dan horizontal. Dalam hal ini zakat adalah ibadah seseorang kepada Allah sekaligus
perwujudan dari rasa kepedulian sosial.Bisa diartikan, bahwa seseorang yang melaksanakan
zakat dapat mempererat hubungan kepada Allah SWT dan kepada sesama manusia.Dengan
demikian pengabdian sosial dan pengabdian kepada Allah adalah inti dari ibadah zakat.3
Dari keterangan ayat di atas dapat dipahami, bahwasannya zakat merupakan suatu
kewajiban bagi umat Islam. Seperti yang telah diuraikan diawal kalimat zakat merupakan
ibadah yang memiliki dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan horizontal, yang dimaksud
dengan vertikal tentulah ibadah zakat ini merupakan suatu tuntutan bagi umat Islam untuk
Allah SWT. dan dimensi horizontal yaitu untuk ibadah terhadap sesama manusia, yang
bertujuan untuk menjaga tali persaudaraan sesama muslim. Dalam ayat attaubah yang
dikutip diatas mengartikan bahwa zakat diambil dari sebagian orang yang memiliki
kecukupan harta atau yang biasa disebut Muzakki, tentu dengan syarat yang sudah
ditentukan. Allah sangat menganjurkan ibadah ini dikarenakan ibadah ini mampu menjaga
2
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan..., h. 103
3
Asnaini, Zakat Produktif: dalam Presfektif Hukum Islam, cet. I, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 1
2
tali persaudaraan diantara sesama muslim. Kemudian setelah zakat dihimpun oleh lembaga
yang profesional tahap selanjutnya mendistribusikan kepada yang berhak menerimanya atau
ِإَّن َم ا الَّصَد َقاُت ِلْلُفَقَر اِء َو اْلَمَس اِكيِن َو اْلَع اِمِليَن َع َلْي َه ا َو اْلُم َؤ َّلَفِة ُقُلوُبُهْم َو ِفي الِّر َقاِب َو اْلَغ اِر ِميَن َو ِفي َس ِبيِل ِهَّللا َو اْب ِن الَّس ِبيِل ۖ َفِر يَض ًة
orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka
yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah
diulang sebanyak 27. Penulis menduga ada keterkaitan antara shalat sebagai rukun Islam
yang kedua dengan zakat sebagai rukun Islam yang ketiga, atau yang dibahasakan oleh
sebagian intelektual muslim dengan keterkaitan antara kesalehan individu dengan kesalehan
sosial.5
Seorang muslim harus bisa menyeimbangkan kehidupan dunia serta kehidupan akhirat.
Akan tidak bijaksana bila seorang muslim hanya bekerja mencari nafkah, dengan
4
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan..., h. 99
5
M. Arief Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat, cet III (Jakarta : Kencana, 2012), h.
3
Hendaknya para muzakki menyadari bahwa tidak begitu efektif materinya, kalau zakat
itu diberikan begitu saja kepada mustahiq, maka harta akan hilang dalam satu malam, selain
dari itu, akan kehilangan tujuan yang hakiki yang ingin di capai.6
Namun justru sebaliknya, akan lebih efektif jika zakat itu disalurkan kepada lembaga
yang bersangkutan, karena selain zakat sebagai kewajiban kepada Allah juga memenuhi
aspek kesejahteraan sesama umat seperti yang dibicarakan sebelumnya. Zakat diwajibkan
kepada awal Islam yaitu pada masa Rasulullah SAW, pelaksanaan zakat ditangani sendiri
oleh Rasul. Beliau memerintahkan petugas untuk mengambil zakat dari orang-orang yang
sudah ditetapkan sebagai muzakkilalu dicatat, dikumpulkan, dijaga dan akhirnya diberikan
kepada para penerima zakat. Rasul SAW pernah memerintahkan seorang pemuda dari suku
Asad, yang bernama Ibnu Lutaibah, untuk mengurus urusan zakat Bani Sulaim. Pernah pula
mengutus Ali bin Abi Thalib ke Yaman untuk menjadi amil zakat. Muaz bin Jabal pernah
dikirim Rasul SAW pergi ke Yaman, di samping bertugas sebagai Da‟i (menjelaskan ajaran
Islam secara umum), juga mempunyai tugas khusus menjadi amil zakat. Sama halnya yang
dilakukan oleh Khulafaur rasyidin sesudahnya, mereka selalu mempunyai petugas khusus
Zakat diambil dari muzakki melalui amil zakat selanjutnya disalurkan kepada mustahiq,
hal ini menunjukkan bahwa kewajiban zakat itu bukanlah semata-mata bersifat amal
(kedermawanan), tetapi juga bersifat suatu kewajiban. Zakat yang merupakan kewajiban
tentulah sangat berimbas kepada Indonesia yang salah satu negara memiliki penduduk
6
Sofyan Hasan, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1995), h. 17
4
merupakan mayoritas dinegara ini. Zakat telah memasuki era baru dengan dikeluarkannya
Undang-Undang nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dengan Keputusan Menteri
Agama (KMA) nomor 581 tahun 1999 dan keputusan Direktur Bimbingan Masyarakat dan
Urusan Haji nomor D/ Tahun 2000 tentang pedoman teknis pengelolaan zakat dan masih
banyak undangundang yang mengatur mengenai zakat sampai pada undang-undang nomor
23 tahun 2011.
yang jelas agar mampu mengelola zakat, baik pengambilannya maupun pendistribusiannya
dengan terarah yang kesemuanya itu dapat meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan
menarik dan mengelola zakat yang secara nyata sukses dalam sejarah Islam, dampaknya
Oleh sebab itu, kesadaran muzakki dalam menyalurkan zakat kepada lembaga amil yang
pengelolaan zakat juga harus disusun secara terencana dan memenuhi persyaratan oleh
lembaga amil sehingga muzakki dapat melihat secara langsung bahwa zakat yang mereka
Berdasarkan wawancara yang di sampaikan oleh bapak kepala desa Meranti yaitu
Bapak paidun sakroni S.Pd. bahwa peluang terlaksananya sosialisasi dari Baznas Kabupaten
Banyuasin tentang zakat, infaq, sedekah (ZIS) di Dusun 1 Desa Meranti sekitar 25% di
7
Sofyan Hasan, Pengantar Hukum..., h.13
8
Sofyan Hasan, Pengantar Hukum..., h.19
5
sebabkan kebanyakan masyarakat di Dusun 1 Desa Meranti tersebut masih banyak yang
belum memahami atau mengetahui tentang zakat, infsq, sedekah (ZIS) sedangkan di Desa
Meranti ada 5 dusun, contohnya di dusun 1 ada 135 KK, dan yang memahami zakat, infaq,
sedekah (ZIS) hanya 10 orang padahal masyarakat wajib mengeluarkan zakat, berinfaq, dan
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merasa perlu menelitinya, dengan judul
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam
1) Bagaimana peluang sosialisasi zakat, infaq, sedekah (ZIS) terhadap kepala keluarga?
keluarga?
C. BATASAN MASALAH
Agar pembahasan tidak terlalu melebar atau keluar dari jalur judul mengingat
waktu yang tersedia sangat terbatas. Maka penulis membatasinya pada faktor-faktor yang
mempengaruhi peluang dan tantangan sosialisasi zakat, infaq, sedekah (ZIS) terhadap
kepala keluarga.
D. TUJUAN PENELITIAN
9
Paidun Sakroni S.Pd (Kepala Desa Meranti) Wawancara Pribadi, Tanggal 29 Maret 2023
6
Berkaitan dengan permasalahan yang di rumuskan sebelumnya, maka dalam penelitian ini
E. MANFAAT PENELITIAN
1) Secara Teoritis
dengan pengetahuan tentang zakat, infaq, sedekah dan juga melatih pola pikir secara
2) Secara Praktis
bisnis Islam mengenai kurangnya minat masyarakat dalam berzakat, berinfaq, dan
bersedekah. Serta menjadi acuan dan bahan pertimbangan bagi mahasiswa yang akan
meneliti selanjutnya.
F. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam penelitian ini peneliti banyak mengambil informasi dari kajian penelitian
sebelumnya yang diambil dari berbagai sumber ilmiah, hasil penelusuran yang sejalan di
7
Tahun Penelitian Penelitian
1 Fathul Huda Dampak Sosialisasi Kualitatif Hasil Penelitian Yang
(2013) Zakat, Infak Dan Dilakukan Menunjukkan
Sedekah (Zis) Bahwa Metode Yang
Terhadap Digunakan Untuk
Peningkatan Mensosialisasikan Zis Adalah
Pembayaran Zis Direct Selling , e-Selling ,
Pada Lembaga Network Selling Dan Mail
Kemanusiaan Selling , Namun Implementasi
Nasional Pos Dari Sosialisasi Tersebut Tidak
Keadilan Peduli Berpengaruh Besar Terhadap
Umat (Pkpu) Peningkatan Pembayaran Zis
Cabang Makassar
2 Yatimah Sari Pengaruh Kuantitatif Hasil penelitian diperoleh
(2021) sosialisasi Badan pengaruh yang signifikan
Amil Zakat sosialisasi BAZNAS
Nasional Kabupaten Siak terhadap minat
(BAZNAS) masyarakat dalam berzakat
Kabupaten Siak dengan thitung (11,651) >
terhadap minat ttabel (1,985). Berdasarkan
masyarakat dalam hasil perhitungan koefisien
berzakat determinasi diketahui
kontribusi pengaruh Sosialisasi
BAZNAS terhadap Minat
Masyarakat dalam Berzakat
sebesar 58,8% sedangkan
sisanya 41,2% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
3 Sugiarti (2020) Faktor Pendukung Kualitatif Hasil penelitian yang telah
Keputusan dilakukan menunjukkan bahwa
Penentuan Zakat faktor pendukung keputusan
Fitrah bagi Umat penentuan penerima zakat
Islam di Kota fitrah terhadap umat Islam di
Palopo Tahun 2018 BAZNAS Kota Palopo pada
(Studi pada tahun 2018 yaitu perlu
BAZNAS Kota diketahui dalam memutuskan
Palopo) penentuan penerima zakat
fitrah bagi mustahik yang
layak mendapatkan zakat fitrah
dengan melakukan survey
8
sehingga penerima zakat fitrah
tersebut tidak salah sasaran
dengan menemukan identitas
dan kondisi mustahik
4 Maghfirah, Eva Optimalisasi kualitatif Hasil penelitian menunjukkan
Nuril (2021) Manajemen Dana bahwa BAZNAS Kabupaten
Zakat, Infak, Dan Banjar dalam menjalankan
Sedekah (Zis) Pada program Banjar Cerdas telah
Program Banjar optimal berbasis manajemen
Cerdas Di Badan dengan capaian pengumpulan
Amil Zakat dan pendistribusian dengan
Nasional (Baznas) sosialisasi, tepat guna, tepat
Kabupaten Banjar sasaran secara pemertaan,
keadilan dan kewilayahan.
kinerja organisasinya sudah
dilaksanakan secara
professional, amanah, jujur,
kredibel dan kegiatan
pelaporan bertanggung jawab
ketentuan syariah, Tranparan,
amanah. Kendalanya Masih
minin jumlah dana yang
terhimpun disalurkan pada
program Banjar, Keterbatasan
SDM dalam mengelola
lembaga, masih rendah tingkat
pemahaman dan keberadaan
BAZNAS Kabupaten Banjar
khususnya masyarakat
pedesaan yang jauh dari kota.
5 Ita Maulidar Efektivitas Kualitatif Hasil penelitian menunjukkan
(2019) Pendayagunaan bahwa baitul mal aceh telah
Dana Zakat, Infaq berhasil mendayagunakan
Dan Shadaqah dana zakat, infak dan
(ZIS) Dalam Upaya shadaqah dalam peningkatan
Meningkatkan kesejahteraan mustahik
Kesejahteraan dengan jumlah 15 mustahik
Masyarakat (Studi yang berhasil diberdayakan
Kasus: Baitul Mal pada program pemberdayaan
Aceh Untuk ekonomi. Program
Program pemberdayaan ekonomi telah
Pemberdayaan berjalan dengan efektif
9
Ekonomi). dibuktikan dari tingkat
pendapatan yang dirasakan
mustahik sebelum dan sesudah
menerima bantuan dari
program pemberdayaan
ekonomi serta peningkatan
dalam segi agama para
mustahik yang sesuai dengan
tujuan program pemberdayaan
ekonomi yakni meningkatkan
dari segi material dan spiritual
para penerima bantuan modal
usaha (mustahik).
6 Mariana Sosialisasi Badan Kualitaitf Cara sosialisasi yang
Manurung Amil Zakat dilakukan oleh BAZNAS Kota
(2018) Nasional (Baznas) Bengkulu untuk meningkatkan
Kota Bengkulu minat masyarakat dalam
untuk berzakat adalah: mengadakan
meningkatkan
sosialisasi pada Dinas,
minat masyarakat
Instansi, Pemerintahan dan
dalam berzakat
Swasta, Sekolah, dan
menggunakan media cetak,
seperti koran, brosur, dan
memasang baliho, serta media
elektronik, seperti TV.
Kendala yang di alami oleh
BAZNAS Kota Bengkulu
untuk meningkatkan minat
masyarakat dalam berzakat
adalah: SDM kurang, Fasilitas
kantor maupun lainnya juga
kurang, Masyarakatnya acuh
tak acuh, Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk
memahami tentang zakat,
Ketidak percayaan masyarakat
terhadap lembaga BAZNAS,
Besarnya Souzhon terhadap
Lembaga BAZNAS,
Kurangnya sosialisasi yang
dilakukan oleh BAZNAS, dan
10
Ketidak profesionalannya
anggota Amil mengelola dana
zakat,
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi kajian teori dalam penelitian yang membahas tentang
konsep, prinsip, teori dan berbagai uraian lain yang relevan dengan
waktu dan lokasi penelitian, sumber dan tehnik pengumpulan data, tentang
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sosialisasi
1. Pengertian sosialisasi
Sosialisasi adalah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari
satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog
pemahaman mengenai kesadaran terhadap peran diri yang dijalankan dan peran yang dijalankan
orang lain.11
2. Fungsi sosialisasi
a. Membentuk pola perilaku individu berdasarkan kaidah nilai dan norma yang berlaku
dalam masyarakat.
3. Tujuan sosialisasi
10
https://www.google.co.id/amp/www.sumberpengertian.co/pengertian-sosialisasi-lengkap/amp, diakses pada
tanggal 8 Mei 2023, Pukul 15.42
11
Richard Osborne & Borin Van Loon, Mengenal Sosiologi For Beginner, (Bandung: Mizan, 1996), h. 53
12
Richard Osborne & Borin Van Loon, Mengenal Sosiologi... h.55.
15
a. Sosialisasi dapat membantu indiviu dalam meraih identitas dirinya baik secara fisik
maupun mental.
humanistik, dan juga membantu individu atau kelompok untuk belajar bagaimana hidup
c. Sosialisasi memenuhi kebutuhan dasar manusia untuk bertahan dalam kehidupan sosial.
4. Macam-macam sosialisasi
a. Sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dijalani oleh seseorang saat masih
anak-anak, da sosialisasi ini menjadi pintu bagi seseorang untuk memasuki keaggotaan
di dalam masyarakat. Tempat sosialisasi primer adalah keluarga. Sosialisasi jenis ini
akan dapat mempengaruhi seseorang individu untuk dapat membedakan mana dirinya
b. Sosialisasi sekunder adalah sosialisasi yang selanjutnya di lakuka oleh seorang individu.
masyarakat. Sosialisasi jenis ini mengajarkan nilai-nilai yang baru di luar lingkunga
B. Zakat
13
https://www.google.co.id/amp/www.sumberpengertian.co/pengertian-sosialisasi-lengkap/amp, diakses pada
tanggal 8 Mei 2023, Pukul 15.42
14
https://www.google.co.id/amp/www.sumberpengertian.co/pengertian-sosialisasi-lengkap/amp, diakses pada
tanggal 8 Mei 2023, Pukul 15.42
16
Di tinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu al- barakatu
dengan redaksi yang agak berbeda antara satu dengan yang lainnya, akan tetapi pada
prinsipnya sama, yaitu bahwa zakat adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu yang
Allah SWT wajibkan kepada pemiliknya untuk di serahkan kepada yang menerimanya, dengan
persyaratan tertentu pula.15 Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dan pengertian
menurut Istilah, sangat nyata dan erat sekali, yaitu bahwa harta yang di keluarkan zakatnya
Zakat menurut syara’ yaitu hak yang wajib di keluarkan dari harta. Mazhab Maliki
mendefinisikan dengan “mengeluarkan sebagian yang khusus dari harta yang khusus juga yang
telah mencapai nisab (batas kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada orang – orang yang
berhak menerima (mustahiqq)-nya. Dengan catatan kepemilikan itu penuh dan mencapaj haul
Secara umum zakat bertujuan untuk menata hubungan dua arah yaitu hubungan vertical
dengan Tuhan dan hubungan horizontal dengan manusia. Artinya horizontal sebagai ibadah dan
wujud ketaqwaan dan kesyukuran seorang hamba kepada Allah atas nikmat berupa harta yang
di berikan Allah kepadanya serta untuk membersihkan dan mensucikan diri dan hartanya itu.
Menurut Muhammad Daud Ali ada beberapa tujuan di isyaratkan zakat dalam hubungan
15
Didin Hafidhuddin, akat dalam perekonomian modern, (Jakarta: Gema Insani, 2002) h. 7-8
16
Hasan bin Ahmad, At-taqrirat as-Sadidah, (cet. III; Surabaya: Dar al-Ulum al-Islamiyyah, 2004 M/1423 H), h. 395
17
1) Meningkatkan derajat fakir miskin dan membantunnya keluar dari kesulitan hidup dan
penderitaan.
2) Membantu memecahkan permasalahan yang di pahami oleh para gharim (orang punya
hutang).
5) Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan social) dari hati orang – orang miskin.
6) Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin dalam suatu
masalah.
7) Mengembangkan rasa tanggung jawab social pada diri sendiri pada mereka yang
8) Mendidik manusia untuk berdisiplin memenuhi menyerahkan hak orang lain yang ada
padanya.
Indonesia zakat telah di definiskan dengan resmi melalui ketentuan undang – undang
sebagai “harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki orang
muslim sesuai dengan ketentuan agama Islam untuk di berikan kepada yang berhak menerima.
Definisi ini tidak jauh berbeda dengan disepakati oleh Mazhab Maliki, Syafi’I, Hanafi, dan
Hambali serta Yusuf qardawi bahwa zakat adalah mengeluarkan bagian tertentu dari harta dan
Al – Quran yang dinamai sebagai wahyu Allah SWT, tidak menjelaskan bahwa zakat adalah
mengeluarkan bagian tertentu dari harta dan menyerahkannya kepada yang berhak
18
menerimanya sebagai di tentukan oleh (ulama) fikih dan mazhab – mazhab atau perundang –
undang zakat di negara kita. Ayat – ayat Al – Quran yang umumnya dan utama di pakai sebagai
sandaran pengertian atau definisi zakat adalah surah At – Taubah ayat 58, 60, 103, 104 yang
melafalkan sedekah bukan zakat. Semua ayat tersebut adalah tentang zakat tetapi diungkapkan
dengan istilah sedekah. Zakat yang disalurkan melalui badan amil atau lembaga zakat tidak
dapat dinamakan zakat melainkan hanya sedekah, sekedar sumbangan kedermawanan. Apabila
Al – Quran sebagai pedoman meletakkan Lembaga Amil Zakat pada urutan pertama segera
sesudah fakir miskin, hal ini di maksud untuk menunjukkan betapa pentingnya lembaga
C. Infaq
Infak berasal dari kata anfaqa yang berarti ‘mengeluarkan sesuatu (harta) untuk
ajaran Islam Infaq yang merupakan menyalurkan sebagian harta untuk kebutuhan orang yang
Dengan demikian, dapat penulis pahami terkait infaq adalah mengeluarkan sebagian dari
harta atau pendapatan/ penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran
Islam.Infaq berarti mengeluarkan sebagian harta untuk kepentingan kemanusiaan sesuai dengan
ajaran Islam.
D. Sedekah
17
Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Sedekah, (Jakarta: Gema Insani, 1998), h 14-15
19
Sedekah yang memiliki arti luas, tidak hanya melibatkan hal uang tetapi juga yang
bersifat non materil. Sedekah berasal dari kata shadaqa yang berarti ‘benar’. Orang
yangbersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Menurut terminologi syariat,
pengertian sedekah sama dengan pengertian infak, termasuk juga hukum dan ketentuan-
ketentuannya. Hanya saja, jika infak berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti lebih luas,
Sedekah merupakan pemberian dari seorang muslim secara suksrela tanpa dibatasi waktu
dan jumlah (Haul dan Nisbah) sebagai kebaikan dengan mengharap ridho Allah SWT. Sedekah
merupakan merupakan perbuatan mengeluarkan atau melakukan sesuatu dengan harta (materi)
atau non materi. Sedekah tidak hanya berarti mengeluarkan atau menyumbangkan harta namun
sedekah mencakup segala amal, atau perbuatan baik (Mariroh & Anwar, 2020).19
bahwa shadaqah adalah harta atau nonharta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha
diluar zakat untuk kemaslahatan umum. Shadaqah memiliki dimensi yang lebih luas dari infaq,
b. Shadaqah dapat berupa zakat, karenadalam beberapa teks Al-Quran dan as Sunnah yang
18
Ibid, h. 15.
19
Khavid Normasyhuri1) , Budimansyah2), Ekid Rohadi3)Strategi Pengelolaan Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS)
Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Umat Dalam Pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) Pada Masa
Covid-19 Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, Vol. 8(02), 2022, 03
20
c. Shadaqah adalah sesuatu yang ma’ruf (benar dalam pandangan syariah).20
1) Mensyukuri karunia Ilahi, menumbuh suburkan harta dan pahal serta membersihkan
2) Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para gharimin, ibnus sabil
3) Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan manusia
pada umumnya.
20
Sri Nurhayati Wasilah. (2013). Akuntansi Syariah Di Indonesia.Jakarta: Salemba Empat. hlm. 284
21
4) Menghilangkan sifat kikir dan loba pemilik harta, keempat membersihkan sifat
5) Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati orang- orang
miskin.
6) Keenam: Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin
7) Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang terutama pada
BAB III
METODE PENELITIAN
21
Muhammad Daud Ali. (2006). Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf. Jakarta: Universitas Indonesia. hlm. 40
22
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dan pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif. Maksud dari penelitian lapangan (field research) adalah penelitian tentang
apa yang sesungguhnya sedang diamati, yang benar-benar terjadi menurut apa yang dilihat,
didengar dan diamati dengan alat indra peneliti. 22 Sedangkan menurut Bogdan dan Tylor
penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.23
Lokasi yang diambil dalam penelitian ini dilaksanakan di masyarakat di Duaun 1 Desa
Meranti Kecamatan Suak Tapeh. Adapun yang menjadi alasan penulis memilih lokasi penelitian
ini karena berdasarkan pengamatan calon peneliti bahwa masyarakat yang ada di Dusun
tersebut banyak yang belum sadar atas kewajiban berzakat, berinfaq, dan bersedekah sehingga
calon peneliti tertarik untuk meneliti di masyarakat di Dusun 1 Desa Meranti Kecamatan Suak
Tapeh tersebut.
1. Sumber Data
a. Data Primer
22
Tohirin,Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2013),h.67.
23
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.36.
23
Yaitu data yang diperoleh secara langsung diperoleh dari sumber data di lokasi
penelitian atau obyek penelitian.24 Data penelitian dari sejumlah narasumber di Desa
Galang Tinggi Kecamatan Banyuasin III tersebut. Dalam hal ini peneliti mengambil data-
data yang berhubungan dengan kesadaran kepala keluarga dalam berzakat, berinfaq,
b. Data Sekunder
Data skunder yaitu sebagai data pendukung dari laporan yang ada seperti,
penelitian, surat kabar yang memuat tentang penelitian, serta sumber lainnya yang bisa
a. Observasi
terhadap gelaja yang tampak pada objek penelitian. 25 Metode ini sangat penting dalam
mempengaruhi bagaimana data dan informasi yang didapat dari sumber penelitian.
b. Wawancara
24
Wahidmurni, Pemaparan Metode Penelitian Kualitatif. Jurnal.UIN Maulana malik Ibrahim malang,
(2017), hlm.7
25
Margono, Metodologi Penelitian…, h.158
24
Wawancara adalah cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya yang mengenai judul penelitian. Pedoman
wawancara bersisi tentang uraian penelitian yang dituangkan dalam bentuk daftar
pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan dengan baik. Percakapan ini dilakukan
apa saja yang sudah dilakukan BAZNAS Kabupaten Banyuasin serta bagaimana cara
c. Dokumentasi
penelitian sehingga hasil penelitian nanti dapat dipertanggung jawabkan dan memenuhi
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data melalui data kualitatif yaitu
menggunakan data reduksi (data reduction), penyajian data (display data), dan penarikan
26
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 72
25
DAFTAR PUSTAKA
26