Anda di halaman 1dari 14

ZAKAT

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kegiatan Praktik Ibadah

Disusun oleh:
Deamalta Hafiani Budiana
1137060018

JURUSAN AGOTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016 M/1437 H

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1

Latar Belakang..........................................................................................1

1.2

Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3

Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1

Pengertian zakat........................................................................................3

2.2

Hukum Zakat.............................................................................................4

2.3

Syarat zakat...............................................................................................4

2.4

Macam-macam zakat.................................................................................5

2.4.1

Zakat nafs (jiwa), disebut juga zakat fitrah........................................5

2.4.2

Zakat mal (harta)................................................................................6

BAB III SIMPULAN.............................................................................................11


3.1

Simpulan...................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Zakat merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam yang digunakan untuk
membantu masyarakat lain, menstabilkan ekonomi masyarakat dari kalangan
bawah hingga kalangan atas, sehingga dengan adanya zakat umat Islam tidak ada
yang tertindas karena zakat dapat menghilangkan jarak antara si kaya dan si
miskin. Oleh karena itu, zakat sebagai salah satu instrumen negara dan juga
sebuah tawaran solusi untuk menbangkitkan bangsa dari keterpurukan. Zakat juga
sebuah ibadah mahdhah yang diwajibkan bagi orang-orang Islam, namun
diperuntukan bagi kepentingan seluruh masyarakat (Rasyid, 2011).
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga, zakat merupakan suatu
ibadah yang paling penting kerap kali dalam Al-Quran, Allah menerangkan zakat
beriringan dengan menerangkan shalat. Pada delapan puluh dua tempat Allah
menyebut zakat beriringan dengan urusan shalat ini menunjukan bahwa zakat dan
shalat mempunyai hubungan yang rapat sekali dalam hal keutamaannya shalat
dipandang seutama-utama ibadah badaniyah zakat dipandang seutama-utama
ibadah maliyah. Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu
unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah
wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu.
Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti shalat, haji, dan puasa) yang telah
diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an dan As Sunnah, sekaligus
merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang
sesuai dengan perkembangan umat manusia (El-Madani, 2013).
Seluruh ulama Salaf dan Khalaf menetapkan bahwa mengingkari hukum
zakat yakni mengingkari wajibnya menyebabkan di hukum kufur. Karena itu kita
harus mengetahui definisi dari zakat, harta-harta yang harus dizakatkan, nishabnishab zakat, tata cara pelaksanan zakat dan berbagai macam zakat (El-Madani,
2013).

Zakat merupakan bagian penting dalam kehidupan umat Islam. Bahkan pada
masa Khalifah Abu Bakar As-Siddiq orang-orang yang enggan berzakat diperangi
sampai mereka mau berzakat. Itu karena kewajiban berzakat sama dengan
kewajiban mendirikan sholat (Rasyid, 2011).
Zakat merupakan suatu ibadah yang dipergunakan untuk kemaslahatan umat
sehingga dengan adanya zakat (baik zakat fitrah maupun zakat maal) kita dapat
mempererat tali silaturahmi dengan sesama umat Islam maupun dengan umat lain
(Rasyid, 2011).
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1)
2)
3)
4)

Apa yang dimaksud dengan zakat ?


Bagaimana hukum zakat dalam agama islam ?
Apa saja syarat zakat ?
Apa saja macam-macam zakat ?

1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk:
1)
2)
3)
4)

Mengetahui pengertian zakat


Mengetahui hukum berzakat
Mengetahui syarat berzakat
Mengetahui macam-macam zakat

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian zakat


Secara bahasa, kata zakat punya beberapa makna, antara lain bermakna
kesucian, pujian, bertambah, tumbuh, perbaikan, dan barakah atau keberkahan
(El-Madani, 2013). Dalam Al-Quran dan hadis disebutkan:

- -
Artinya : Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah (QS. alBaqarah[2]: 276);

- -
Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan menyucikan mereka (QS. at-Taubah[9]: 103)
Sedekah tidak akan mengurangi harta (HR. Tirmizi). Menurut istilah,
dalam kitab al-Hawi, al-Mawardi mendefinisikan zakat dengan nama pengambilan
tertentu dari harta yang tertentu, menurut sifat-sifat tertentu, dan untuk diberikan
kepada golongan tertentu (Sarwat, 2011).
Istilah zakat berbeda dengan istilah infaq dan sedekah. Infaq adalah
mengeluarkan harta, baik di jalan Allah atau di jalan setan. Infaq yang khusus di
jalan Allah disebut dengan sedekah. Sedekah sendiri adalah segala kebaikan, baik
dalam bentuk jasa atau barang atau harta pemberian. Dan dilihat dari segi
hukumnya, sekedar ada yang hukumnya sunnah dan ada yang hukumnya wajib.
Sedekah yang hukumnya wajib diantaranya adalah zakat. Tetapi selain itu juga
ada nadzar dan kaffarah. Sedangkan sedekah yang hukumnya sunnah, diantaranya
adalah santunan buat anak-anak yatim, sumbangan buat pembangunan, perawatan
dan operasional masjid, harta yang diserahkan sebagai wakaf, program bantuan
beasiswa, pembiayaan operasional dakwah dan bahkan memberi makan hewan
pun juga terhitung sebagai sedekah (Sarwat, 2011).

2.2 Hukum Zakat


Zakat termasuk dalam kategori ibadah wajib (seperti shalat, haji, dan puasa)
yang telah diatur berdasarkan Al-Quran dan sunah. Selain itu, zakat juga
merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang
sesuai dengan perkembangan umat manusia. Zakat merupakan salah satu rukun
Islam dan menjadi salah satu unsur pokok bagi penegakan syariat Islam. Hukum
menunaikan zakat adalah wajib bagi setiap muslim dan muslimah yang telah
memenuhi syaratsyarat tertentu (Rasyid, 2011).
Allah swt berfirman:


- -
Artinya :

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah


dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
yang lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan
zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus (QS. alBayyinah[98]: 5).

Rasulullah saw bersabda, Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi


bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya;
mendirikan salat; melaksanakan puasa (di bulan Ramadan); menunaikan zakat;
dan berhaji ke Baitullah (bagi yang mampu) (HR. Muslim).

2.3 Syarat zakat


a) Syarat Wajib
Bila salah satu syarat wajib ini tidak terpenuhi, maka kewajiban untuk
menunaikan zakat masih belum ada. Walau pun bila seseorang tetap
mengeluarkan bagian harta untuk disedekahkan tetap sah dan mendapat pahala,
tetapi secara status hukum, tidak dikatakan sebagai zakat, karena bukan
kewajiban. Ibadah itu hanya sunnah hukumnya. Pada kasus dimana syarat wajib
terpenuhi, maka menunaikan zakat menjadi wajib hukumnya dan orang yang

melalaikannya mendapat dosa di akhirat dan ancaman hukuman di dunia (Rasyid,


2011). Syarat wajib tersebut yaitu:
1. Islam
2. Berakal
3. Baligh
4. Merdeka
5. Harta (Yasin, 2011)
b) Syarat sah
Agar pembayaran zakat itu menjadi sah dalam pandangan syariah, maka ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat sah tersebut diantaranya yaitu:
1. Niat
Perlunya niat dalam berzakat adalah untuk membedakan-nya dengan jenis
ibadah yang punya kemiripan misalnya sadaqaah dan infaq (El-Madani, 2013).
2. Kepemilikan
Zakat adalah ibadah maliyah yang terkait dengan kepemilikan atas harta
tertentu. Seorang yang punya harta, tentu wajib berzakat. Tetapi bila seseorang
bukan pemilik atas suatu harta, maka tidak ada kewajiban zakat (El-Madani,
2013).

2.4 Macam-macam zakat


2.4.1

Zakat nafs (jiwa), disebut juga zakat fitrah.

a) Pengertian zakat fitrah


Zakat fitrah atau disebut dengan shadaqah al-fithr adalah salah satu bentuk
zakat yang diwajibkan Allah buat laki-laki, wanita, besar, kecil, anak-anak,
dewasa dari umat ini. Dasar pensyariatannya adalah dalil berikut ini Rasulullah
SAW memfardhukan zakat fithr bulan Ramadhan kepada manusia sebesar satu
shaa' kurma atau sya'ir, yaitu kepada setiap orang merdeka, budak, laki-laki dan
perempuan dari orang-orang muslim. (HR. Jamaah kecuali Ibnu Majah dari
hadits Ibnu Umar) (Rasyid, 2011).
b) Hukum Zakat Fitrah

Zakat fithr ini hukumnya wajib atas setiap manusia yang muslim, baik dia
sudah dewasa maupun ketika masih kanak-kanak. Bahkan janin yang masih ada di
dalam perut ibunya dan sudah bernyawa, termasuk yang terkena kewajiban untuk
dikeluarkan zakatnya. Zakat ini juga tetap wajib atas laki-laki dan wanita,
termasuk khuntsa. Juga wajib atas orang yang berakal atau pun yang tidak berakal
(gila) (Sarwat, 2011).
c) Ukuran Dan waktu pemberian
Besar harta yang harus dikeluarkan adalah satu sha gandung, kurma atau
makanan sehari-hari. Bila dikonversikan ke bentuk beras menjadi 2, 176 kg.
Dalam mazhab Hanafi, pembayarannya boleh dikonversikan dalam bentuk uang
seharga 1 sha itu sesuai dengan jenis makanan di negeri masing-masing. Dari
Ibnu Umar ra berkata bahwa Rasulullah SAW mewajibkan zakat fithr sebesar 1
sha' kurma atau 1 sha' tepung (syair), atas setiap hamba atau tuan, laki atau
perempuan, kecil atau besar yang beragama Islam. Dan memerintahkan agar
ditunaikan sebelum keluarnya orangorang untuk shalat. (HR. Muttafaq 'alaihi)
(El-Madani, 2013).
Sesuai dengan namanya, zakat Al-Fithr diberikan pada hari Fithr, yaitu Hari
Lebaran atau Hari Raya Idul Fithr, pada tanggal 1 Syawwal. Waktu yang utama
adalah sejak matahari terbit di ufuk timur, dan berakhir ketika dilaksanakan shalat
Iedul Fitri. Batas awal pemberian Zakat Sebagian ulama seperti mazhab AlMalikiyah dan Al-Hanabilah memperbolehkan zakat fithr ini dibayarkan sebelum
waktunya, yaitu dua hari sebelum masuknya tanggal 1 Syawal. Sedangkan
sebagian dari ulama mazhab Al-Hanafiyah memperbolehkan zakat fithr itu
dikeluarkan sejak awal bulan Ramadhan. Sedangkan batas akhir dari zakat fitrah
menurut Jumhur ulama di antaranya mazhab Al-Malikiyah, Asy-Syafiiyah dan
Al-Hanabilah menyebutkan bahwa batas akhir untuk menyerahkan zakat fithr ini
sempit dan ketat, seperti halnya hewan adhiyah. Sehingga bila ada orang baru
membayarkan zakat fithr-nya setelah selesai shalat Idul Fithr tanpa ada udzur
syari yang benar, maka dia berdosa. Para ulama sepakat apabila batas akhir
waktunya telah lewat, maka zakat itu kehilangan makna, dan berubah menjadi
sedekah sunnah biasa (Rasyid, 2011).

2.4.2

Zakat mal (harta).

Berikut ini merupakan beberap contoh yang termasuk kedalam zakat mal
(harta):

a) Zakat pertanian
Zakat pertanian yaitu zakat berupa hasil dari tanaman pertanian, tanaman
yang dimaksud adalah tanaman yang sengaja ditanam. Mazhab Al-Hanafiyah,
Asy-Syafi'iyah dan Al-Hanabilah mensyaratkan bahwa tanaman yang wajib
dikeluarkan zakatnya adalah tanaman yang oleh petani memang sengaja ditanam,
sebagai harta yang diusahakan untuk nafkah. Sedangkan tanaman tanaman yang
tumbuh dengan sendirinya di tanah seseorang, meski pun pada akhirnya kalau
dijual bisa memberikan pemasukan bagi pemiliknya, tidaklah ada kewajiban
untuk mengeluarkan zakatnya (Sarwat, 2011).
Ketentuan nisab dari zakat ini yaitu menurut Jumhur ulama diantaranya
mazhab Al-Malikiyah, Asy-Syafi'iyah dan Al-Hanabilah sepakat mensyaratkan
nishab atau batas minimal hasil panen untuk kewajiban zakat ini. Dan nisab hasil
panen itu adalah seberat 5 wasaq, atau seberat 653 kg menurut ukuran timbangan
zaman sekarang. Maka para petani yang pada saat melakukan panen, hasilnya
dibawah dari 653 Kg, tidak wajib mengeluarkan zakat. Dasar dari ketentuan
nishab untuk kewajiban zakat tanaman adalah sabda Rasulullah SAW : Hasil
tanaman kurma dan habbah (gandum) yang kurang dari 5 wasaq tidak ada
kewajiban shadaqahnya (zakat) (HR. Muslim dan Ahmad) (El-Madani, 2013).
Mazhab Asy-Syafi'iyah dan Al-Hanabilah mengatakan bahwa bahwa berat 5
wasaq (523 Kg) itu adalah berat bulir panenan yang sudah dikupas. Jadi 523 Kg
itu bukan berat gabah melainkan berat padinya. Begitu juga bila bentuknya buah
yang wajib dizakati seperti kurma, yang ditimbang adalah yang sudah kering,
bukan yang masih basah. Waktu pembayaran zakat ini berbeda dengan umumnya
zakat yang lain, tanaman itu dikeluarkan zakatnya tidak setiap tahun, melainkan
setiap kali dipanen atau diambil hasilnya (El-Madani, 2013).
b) Zakat simpanan uang

Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar
yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang
dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang
dan jasa. Mazdhab Asy-Syafi'iyah dan Al-Hanabilah menegaskan bahwa zakat
yang berlaku hanyalah zakat koin emas dan koin perak, sedangkan selain
keduanya, tidak ada zakatnya. Dan uang kertas di masa sekarang ini, termasuk
dalam kategori yang tidak wajib atasnya zakat. Sedangan mazhab Al-Hanafiyah
dan satu qaul dari mazhab Al-Malikiyah menetapkan bahwa uang yang disimpan
sebagaimana dahulu orang menyimpan emas dan perak, pada hakikatnya punya
kesamaan. Sehingga ada kewajiban untuk mengeluarkan zakat atas uang tersebut,
bila telah memenuhi syarat seperti nishab dan haul. Nisab untuk uang Karena
pada hakikatnya ada kesamaan fungsi antara uang di masa sekarang dengan emas
atau perak di masa lalu, maka dalam beberapa halnya, prinsip zakat uang merujuk
kepada zakat emas dan perak (Yasin, 2011).
c) Zakat emas dan perak
Emas dan perak termasuk jenis harta yang wajib dikeluarkan zakatnya,
meskipun hanya disimpan saja. Kewajiban zakat atas kepemilikan emas dan perak
disebutkan dalam Al-Quran dengan disertai ancaman atas mereka yang
menimbunya dan enggan mengeluarkan zakatnya. Bentuk siksaannya adalah
disetrika dengan emas dan perak yang telah dipanaskan di dalam neraka (Yasin,
2011).





- -
Artinya : Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada
mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih (QS. AtTaubah : 34)
Untuk nisab emas menurut Jumhur ulama menyebutkan bahwa nishab zakat
emas adalah 20 mitsqal. Dasarnya sebagaimana disebutkan di dalam hadits Nabi

SAW : Emas yang kurang dari 20 mitsqal dan perak yang kurang dari 200
dirhma tidak ada kewajiban zakat atasnya. (HR.Ad-Daruquthny)
Mitsqal adalah nama satuan berat yang dipakai di masa Rasulullah SAW.
Berat emas 1 mitsqal setara dengan 4,25 gram. Dengan demikian, dengan mudah
bisa dihitung bahwa nishab zakat emas adalah 20 mitsqal dikali 4,25 gram, sama
dengan 85 gram. Maka bila jumlah emas yang dimiliki telah sama dengan 85
gram atau lebih, barulah ada kewajiban zakatnya (Yasin, 2011).
Sebagaimana juga dengan emas, nisab untuk perak yang telah memenuhi
nishab saja yang diwajibkan atasnya zakat. Dan ijma' para ulama menyepakati
bahwa nishab perak adalah 200 dirham. Dirham secara syar'i adalah satuan untuk
mengukur berat juga sebagaimana mitsqal. Berat perak 1 dirham setara dengan 3
gram. Jadi bisa dihitung dengan mudah bahwa nishab zakat perak adalah 200
dirham dikali 3 gram, sama dengan 600 gram. Sedangkan kadar yang harus
dikeluarkan dari zakat emas dan perak adalah rub'ul 'usyur. Maknanya adalah
seperempat dari sepersepuluh. Mudahnya adalah 1/40 atau dengan angka desimal
adalah 2,5% (Yasin, 2011).
d) Zakat hewan ternak
Hewan

Unta

Sapi

Kambing

Nisab
5-9 ekor
10-14 ekor
15-19 ekor
20-24 ekor
25-35 ekor
36-45 ekor
46-60 ekor
61-75 ekor
76-90 ekor
30-39 ekor
40-59 ekor
60-69 ekor
70-79 ekor
80-89 ekor
90-99 ekor
1-39 ekor
40-120 ekor
121-200 ekor

Besarnya zakat
1 ekor kambing betina
2 ekor kambing betina
3 ekor kambing betina
4 ekor kambing betina
1 ekor unta betina berusia 1 tahun
1 ekor unta betina berusia 2 tahun
1 ekor unta betina berusia 3 tahun
1 ekor unta betina berusia 4 tahun
2 ekor unta betina 2 berusia tahun
1 ekor sapi berusia 1 tahun
1 ekor sapi berusia 2 tahun
2 ekor sapi berusia 1 tahun
1 ekor sapi berusia 1 tahun dan 1 sapi
berusia 2 tahun
2 ekor sapi berusia 2 tahun
3 ekor sapi berusia 1 tahun
Tidak wajib zakat
1 ekor kambing betina
2 ekor kambing betina
9

201-399 ekor
400-499 ekor

3 ekor kambing betina


4 ekor kambing betina

Jumhur ulama menetapkan bahwa zakat hewan ternak ini sesuai dengan
ketentuan aslinya, terbatas hanya pada tiga jenis hewan ternak saja, yaitu
kambing, sapi dan unta. Sebagian ulama berijtihad bahan zakat atas jenis ternak
selain kambing, sapi dan unta, bisa dimasukkan ke dalam jenis zakat harta
produktif atau yang dikenal dengan harta mustaghallat. Berikut ini merupakan
nisab dan besarnya zakat yang harus dikeluarkan dari ternak unta, sapi dan
kambing (Yasin, 2011).
Nisab pada ternak unggas dan perikanan tidak ditetapkan berdasarkan jumlah
(ekor) sebagaimana unta, sapi, dan kambing, tetapi dihitung berdasarkan skala
usaha. Ternak unggas dan perikanan adalah setara dengan 20 dinar (1 dinar = 4,25
gram emas murni) atau sama dengan 85 gram emas murni (24 karat). Apabila
seseorang beternak ikan, dan pada akhir tahun (tutup buku) ia memiliki kekayaan
berupa modal kerja dan keuntungan lebih besar, kira-kira setara dengan 85 gram
emas murni, ia terkena kewajiban zakat sebesar 2,5%. Dengan demikian, usaha
tersebut digolongan ke dalam zakat perniagaan (Yasin, 2011).

10

BAB III
SIMPULAN
3.1 Simpulan
Dari uraian pembahasan tentang Zakat, maka dapat diambil simpulan sebagai
berikut:
1) Zakat merupakan pengambilan tertentu dari harta yang tertentu, menurut
sifat-sifat tertentu, dan untuk diberikan kepada golongan tertentu.
2) Zakat adalah wajib bagi setiap muslim dan muslimah yang telah memenuhi
syarat-syarat tertentu.
3) Syarat wajib zakat diantaranya islam, berakal, baligh, merdeka dan harta
sedangkan syarat sah zakat diantaranya niat dan kepemilikan.
4) Zakat terdiri atas zakat nafs (jiwa) atau disebut dengan zakat fitrah dan zakat
mal (harta) misalnya zakat pertanian, hewan, emas dan perak, serta zakat
simpanan uang.

11

DAFTAR PUSTAKA
El-Madani. 2013. Fiqh Zakat Lengkap. Jogjakarta: DIVA Press.
Rasyid, Sulaiman. 2011. Fiqh Islam (Hukum Fiqh Islam). Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sarwat, Ahmad. 2011. Seri fiqih Kehidupan (4): Zakat. Jakarta: DU Publishing.
Yasin, Ahmad H. 2011. Panduan Zakat Praktis. Jakarta: Dompet Dhuafa
Republika.

12

Anda mungkin juga menyukai