Disusun Oleh :
Eko Candra Wijaya
Fathorrahman
Qomariyah EM
Indah Dian Mayasari
Tri langsih
Lukluatul Firdausah
2020-2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya.
Salawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
SAW. sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul “Badan Amil
Zakat dan Lembaga Amil Zakat”. Disadari sepenuhnya bahwa makalah ini dapat disusun
berkat bantuan, bimbingan, dorongan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam
kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada:
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
B. Sejarah zakat………............…………...............................4
G. Kendala…………………………………………………15
A. Kesimpulan .........................................................................16
B. Saran ...................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........………………………………..………….….iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zakat merupakan salah bentuk ibadah yang yang tidak bias terlepas dari ajaran
islam, sehingga zakat dijadikan salah satu pasal yang ada didalam rukun islalm, secara
garis besar zakat bukan saja ibadah yang mendekatkan diri kepada sang kholik namun
yang paling penting adalah sifaftnya yang mulia yaitu saling tolong menolong dalam
membantu mereka yang tidak mampu.
Salah satu pakar ekonomi Ibnu khaldun dengan begitu pentiingnya zakat
sehingga ia mengatakan, seorang tidak dianjurkan memakan atau menikmati sebuah
hasil kerja sementara orang lain dalam keadaan lapar. Dengan demikian zakat
memiliki dua sisi selain untuk mendekatkan diri kepada allah tapi dilain sisi juga
untuk menciptakan kesejahteraan social lewat zakat.
B. Rumusan Masalah
Dengan melihat pentingnya lembaga pengelola zakat, untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat dalam membayar zakat maka yang penting untuk dibahas lebih
lanjut adalah:
1. Pengertian zakat dan konsep zakat
2. Bagaimana sejarah zakat
3. Persyaratan lembaga pengelolaan zakat di indonesia
4. Organisasi pengelolaan zakat di indonesia
5. Srategi pengembangan dalam pengelolaan zakat
6. Kendala
C. Tujuan Pembahasan
PEMBAHASAN
1
Didin Hafiduddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta : Gema Insani Press, 2002), hal. 124-
125
zakat yang cukkup popular adalah surah Al- Baqarah ayat 110 yang berbunnyi
“dan dirikanlah zakat dan tunaikanlah zakat”.
Dalam sebuah hadits tentang penempatan Muaz di Yaman, Nabi berkata,
“terangkan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan sedekah yang di kenakan
pada kekayaan orang-orang kaya”. Dalam beberapa ayat zakat diungkapkan
dengan istilah sedekah. Sebenarnya sedekah berasal dari kata shidq yang berarti
benar. Qodhi Abu Bakar bin Aray mempunyai pendapat yang sangat berharga
tentang mengapa zakat dinamkan sedekah. Ia menyebutkan “ kata sedekah berasal
dari kata shidq, benar dalam hubungan dengan sejalannya perbuatan ucapat serta
keyakinan”.2
B. Sejarah Zakat
Zakat diwajibkan pada tahun ke 9 H. akan tetapi ahli hadits memandang
zakat telah diwajibkan sebelum tahun ke-9 H ketikan Maulana Abdul Hasan
berkata zakat diwajibkan setelah hijriyah dan dalam waktu kurun 5 tahun
setelahnya. Sebellum diwajibkan, zakat bersifat sukarela dan belum ada peraturan
khusus atau ketentuan hokum. Peraturan mengenai pengeluaran zakat diatas
muncul pada tahun ke-9 H ketika dasar islam telah kokoh, wilayah Negara
berekspansi dengan cepat dan orang berbondong-bondong masuk islam. Peraturan
yang disusun meliputi system pngumpulan zakat, barang-barang yang dikenai
zakat, batas-batas zakat dan tingkat persentase zakat dan untuk barang yang
berbeda-beda. Para pengumpul zakat bukanlah pekerjaan yang memerlukan waktu
dan para pegawainya tidak diberikan gaji resmi, tetapi mereka mendapat bayaran
dari dana zakat. Zakat dan ushr sebagai pendapatan utama bagi Negara dimasa
Rasulullah SAW. Keduanya berbaeda dengan pajak dan tidak diberlakukan seperti
pajak. Zakat dan ushr merupakan kewajiban agama dan termasuk salah satu pilar
islam. Pengeluaran untuk zakat sudah diuraikan secara jelas didalam Al-Qur’an
surah At-Taubah : 60. Pengeluaran untuk zakat tidak dapat dibelanjakan untuk
pengeluaran umum Negara lebih jauh lagi zakat secara fundamental adalah pajak
local. Menurut Bukhori, Rasulullah SAW berkata kepada Muadz ketika ia
mengirimnya ke Yaman sebagai pengumpul dan pemberi zakat, “katakanlah
kepada meraka (pendududk yaman) bahwa Allah telah mewajibkan mereka
membayar zakat yang akan diambil dari orang kaya diantara mereka dan
memberikannya kepada orang miskin diantara mereka”.
2
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, (Yogyakarta:Ekonisia, 2003), hal. 232
Dengan demikian pemerintah pusat berhak menerima keuntungan dan
hanya bila terjadi surplus yang tidak bias di distribusikan lagi kepada orang-orang
yang berhak, dan ditambah kekayaan yang dikumpilkan di Madinah ibu kota
Negara .pada masa Rasulullah zakat dikenakan pada hal-hal berikut:
1. Benda logam yang terbuat dari emas seperti koin, perkakas, ornament atau
dalam bentuk lainnya.
2. Benda logam yang terbuat dari perak seperti koin, perkakas, ornament atau
dalam bentuk lainnya.
3. Binatang ternak unta, sapi, domba, kambing.
4. Bebagai jenis barang daganagan termasuk budak dan hewaan.
5. Hasil pertanian termasuk buah-buahan.
6. Luqta, harta benda yang ditinggalkan musuh.
7. Barang temuan.3
Di awali dari sejarah masa politik Hindia Belanda terhadap agama yang
ditentukan dalam be berapa pasal dari “indice stastregelin”, diantaranta pada
pasal 134 ayat 2 yang mengarah pada policy of religion neutrality, yaitu
pelumpuhan syariat secar keseluruhan. Politik agama netral mengakibatkan
pemerintah Hindia Belanda tidak melakukan campur tangan dalam urusan agama,
kecuali untuk suatu kepentingan.
5
Ibid, hal. 236.
6
Amiruddin Inoed dan Aflatun Mukhtar dkk, Anatomo Fiqh Zakat, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2005), hal. 125
Pasca 1968 adalah tahun yang sangat penting bagi sejarah pelaksanaan
zakat di Indonesia, kaena sejak tahun tersebut pemerintah mulai ikut serta
menangani pelaksanaan zakat. Dasar intervensi pemerintah dari seruan presiden di
dalam pidato peringatan Isra’ Mi’raj di Istana Negara pada tanggal 26 Oktober
1968, dimana beliau memnganjurkan pelaksanaan zakat secara lelbih intensif
untuk menunjang pembangunan Negara, dan presiden siap menjadi amil zakat
nasional. Seruan tersebut di tindak lanjuti dengan keluarnya surrat peritah presiden
No. 07/ PRIN/1968 tangggal 31 oktober 1968 yang memerintahkan Alamsyah
Azwar Hamid, dan Ali Afandi untuk membantu presiden dalam administrasi
penerimaan zakat seperti dimaksud dalam seruan presiden pada peringatan Isra’
Mi’raj pada tanggal 26 Oktober 1968 tersebut.
1. Beragama islalm
Zakat adalah salah satu urusan utama kaum muslimin yang termasuk rukun
islam ke tiga, karena itu sudah saatnya apabila urusan penting kaum muslimin
ini di urus oleh sesama musllim.
2. Mukallaf
Mukallaf yaitu orang dewasa yang sehat akal pikirannya yang siapa menerima
tanggung jawab mengurus urusan umaat.
9
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, hal. 240.
10
Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, hal. 131.
b. Komisi pengawas
1) Fungsi
Sebagai pengawas internal lembaga atas operasional kegiatan yang
dilaksanakan badan pelaksana.
2) Tugas pokok
a) Mengawasi pelaksanaan rencana kerja yang telah di sah kan.
b) Mengawasi pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah
ditetapkan dewan pertimbangan.
c) Mengawasi operasional kegiatan yang dilaksanakan badan
pelaksana yang mencakup pengumpulan pendistribusian dan
pendayagunaan.
d) Melakukan pemeriksaan operasional dan pemeriksaan
syariah.11
c. Badan pelaksana
1) Fungsi
Sebagai pelaksana pelaksanaan zakat.
2) Tugas pokok
a) Membuat rencana kerja
b) Melaksanakan operasional pengelolaan zakat sesuai rencana
kerja yang telah disahkan dan sesuai dengan kebijakan yang
sudah ditetapkan.
c) Menyusun laporan tahunan
d) Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada
pemerintah.12
F. Strategi Pengembangan dalam Pengelolaan Zakat
Dalam proses pengelolaan dana zakat yang dijalankan baik oleh BAZ
maupun LAZ dimulai dari preses perencanaan perolehan zakat, strategi
penghimpunan, rencana penyaluran serta komposisi distribusi, dan berakhir
dengan pertanggungjawaban. Penilaian atas tahapan pengelolaan zakat kemudian
melahirkan kebijakan korektif yang harus dijalankan oleeh badan pelaksana
dengan pengawasan oleh komisi pengawas. Kebijakan korektif ini diambil untuk
digunakan sebagai dasar bagi langkah-langkah pengembagan lebih lanjut.
11
Heri Sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, hal. 241.
12
Ibid, hal.241
Penilaian kinerja tuidak dilakukan terhadap salah satu fungsi saja melaikan
seluruh fungsi sebagai saru kesatuan system. Semua pakar manajemen sependapat
bahwa program pengembangan mustahil akan dapat diwujudkan dengan hasil
memadai tanpa kesiapan internal yang tepat.
Pada masa sekarang strategi penghimpunan yang tradisonal sudah tidak dapat
di pergunakan lagi, yaitu strategi penghimpunan yang hanya tunggu bola,
menunggu datangnya muzakki yang dating ketempat amil. Saat ini amil harus
mau untuk lebih bekerja keras dalam penghimpunan dana masyarakat, strategi
yang dipakai adalah strategi jemput bola,yaitu amil harus mendekati dan
mendatangi para muzakki agar mau menyisihkan sbagian dananaya untuk
sesame.
Pemingkatan sumber daya manusia merupakan salah satu syarat agar suatu
lemabaga amil zakat untuk semakin berkembang dan mampu
mendayagunakan dana zakat yang mereka iliki agar berguna bagi
kemaslahatan umat. Lembaga amil zakat harus mampu memberikan
penghargaan yang seimbang sesuai dengan prestasi kerja para staf pengelola,
agar mereka mau menjadikan amil tersebut menjadi profesi yang bergengsi
dan menyenagkan.
G. Kendala
Ada beberapa kendala umum yang sering di hadapi oleh lembaga amil zakat
1. Minimnya sumber daya manusia yang berkulaitas
Lembaga amil zakat membutuhkan sumber daya mmanusia yang berkkualitas
agar pengelolaan zakat dapat professional, amanah, akuntabel dan transparan.
2. Pemahaman fiqh amil yang belum memadai
Masih minimnya pemahaman fiqih zakat dari para amil yang menjadi salah
satu hambatan dalam pengelolaan zakat.
3. Rendahnya kesadaran masyarakat
Masih minimya kesadran membayar zakat dari masyarakat menjadi salah satu
kendala dalam pengelolaan dana zakat agar dapat berdaya guna dalam
perekonomiannya.
4. Tekonologi yang digunakan
Penerapan tekonologi yang ada pada suatu lembag zakat masih sangat jauh
bila dibandingkan dengan yang sudah diterapkan institusi keuangan. Hal ini
mejadi salh kendalan penghambat kemajuan pendayagunaan zakat
5. System informasi zakat
Ini salah satu hambatan utama yang menyebabkan zakat belum mampu
memberikan pengaruh yang signifikan dalam perekonomian. Lembaga amil
zakat yangbelum mampu mempunyai atau menyusun system informasi zakat
yang terpadu antar amil. Sehingga para lembaga amil zakat ini saling
terintegrsi satu sma lainnya.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan dapat di atas, maka dapt disimpulkan bahwa zakat
merupakan kewajiban agama dan termasuk rukun iskam yang ke tiga dan wajib
dikeluarkan oleh setiap muslim yang memiliki harta lebih. Zakat juga terdapat dalam
surah At-Taubah ayat 60 dan ayat 103. Dalam mengurus zakat di perlukan lemabaga
pengelola zakat supaya zakat dapat disalrkan kepada orang-orang yang berhak
menerimanya. Tujuan dari lembaga tersebut adalah untuk memudahkan
pendistribusian zakat.
Akan tetapi dalam lembaga pengelola zakat di indosesia masih terdapat
beberapa kendala di antranya yaitu banyaknya oraganisasi amil zakat yang berjalan
sendiri sehingga potensi zakat yang sangat besar kurang dapat secara terarah dan
merata. Disisi lain, hai itu juga disambung oleh factor angka kemiskinan dan tingkat
pengangguran yang dari hari ke hari semakin naik. Selain itu, memahaman fiqh
seorang amil yang belum memadai, rendahnya kesadran masyarakat akan pembayaran
zakat, system informasi zakat yang blom maksimal. Kendala inilah yang membuat
dana zakat kurang terkumpul secara maksimal dan penyalurannya pun juga belum
sesuai yang diharapkan.
Dari kendala tersebuut dibutuhkan srategi yang tepat dalalm memecahkan
masalah yang dihadapi dalam lembaga pengelola zakat. Diantaranya adalah,
meningkatkan pengawasan terhadap badan pengelola zakat, membentuk gerakan
membayar zakat yang diprakarsai oleh tokoh-tokoh agama setempat supay
masayarakat sadar betapa pentingnya dalam membayar system informasi zakat,
memperbaiki pola-pola penyaluran zakat, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Hafiduddin Didin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta : Gema Insani Press,
2002
Sudarsono Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta:Ekonisia, 2003
Inoed Amiruddin dan Mukhtar Aflatun dkk, Anatomo Fiqh Zakat,
Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2005
Aried M Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat: Mengomunikasikan kesadaran
dan membangun jaringan, Jakarta: Kencana, 2006