Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH AKIDAH TAUHID

ZAKAT PRODUKTIF DAN KONSUMTIF

DI SUSUN OLEH

EKA NUR KHOLIFAH (402200022)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH A

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana yang telah memberi
petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya. Shalawat serta
salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membimbing umatNya
degan suri tauladan-Nya yang baik.

Dan segala Syukur atas rahmat Allah SWT yang telah memberikan anugrah, kesempatan
dan pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
merupakan pengetahuan tentang pemahaman zakat produktif, semua ini dirangkum dalam
makalah ini, agar pemahaman terhadap permasalahan lebih mudah dipahami, lebih singkat
dan akurat.

Sistematika makalah ini dimulai dari pengantar yang merupakan persepsi atas materi yang
telah dan akan dibahas dalam bab tersebut. Selanjutnya, membaca akan masuk pada inti
pembahasaan dan diakhiri dengan kesimpulan, saran dari makalah ini.

Ponorogo, November 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I................................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN............................................................................................................................................ 3
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................................ 3
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................................................ 3
1.3 TUJUAN................................................................................................................................................. 4
BAB II............................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN............................................................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Zakat Produktif................................................................................................................... 4
2.2 Pendistribusian Zakat Produktif........................................................................................................... 5
2.3 Jenis Harta Zakat Produktif................................................................................................................. 5
BAB III............................................................................................................................................................. 6
PENUTUP........................................................................................................................................................ 6
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................................. 6
3.2 Saran....................................................................................................................................................... 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Secara sosiologis, zakat merupakan refleksi rasa kemanusiaan, keadilan, keimanan serta
ketakwaan yang tertanam dalam sikap orang kaya, karena ibadah zakat tidak hanya
mengandung dimensi habl min Allah, tetapi juga mengandung dimensi habl min al-nas.
Selain itu banyak hikmah dan manfaat dari ibadah zakat, baik yang dirasakan oleh pemberi
zakat (muzaki), penerima (mustahik), maupun masyarakat secara keseluruhan. Muzaki akan
meningkat kualitas keimanannya, rasa syukur, kebersihan jiwa dan hartanya, sekaligus
pengembangan harta yang dimilikinya. Mustahik akan meningkat kesejahteraan
hidupnya, terjaga agama, akhlaknya, meningkatnya etos kerja dan ibadahnya. Bagi
masyarakat luas, hikmah zakat akan dirasakan dalam bentuk tumbuhnya rasa solidaritas
sosial antar sesama anggota masyarakat, keamanan, ketenteraman, dan roda ekonomi
berputar karena dengan zakat harta terdistribusi dengan baik, sekaligus akan menjaga
dan menumbuhkembangkan etika dalam bekerja dan berusaha. Atas dasar ini, maka
distribusi zakat merupakan rangkaian dari perintah menunaikan zakat dalam al-Quran.
Sebagai sumber hukum Islam, al-Quran telah menetapkan siapa saja yang berhak menerima
zakat. Namun begitu, al-Quran tidak menjelaskan secara eksplisit, bahwa pendistribusian itu
berbentuk konsumtif, atau produktif sebagaimana dapat disimak dalam al-Quran surah al-
Tawbah ayat 60:

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,


pengurus-pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan)
budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi
Maha Bijaksana. (QS. al- Tawbah:60)

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang di maksud dengan zakat produktif ?

2. Bagaimana pendistribusian zakat produktif ?

3. Apa saja jenis harta zakat produktif ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari zakat produktif

2. Agar mahasiswa memahami dan mengetahui pendistribusian zakat produktif

3. Agar mahasiswa mengetahui jenis-jenis zakat produktif


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Zakat Produktif


“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk atau milik orang-orang kafir, orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan)
budak, orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam
perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; Dan Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana”.

Maka dari itu zakat sangatlah penting bagi para mustahiq. Agar zakat ditangan mustahiq tidak
hanya dipakai untuk kebutuhan konsumtif, maka zakat bisa dipakai sebagai kebutuhan
produktif, atau biasa disebut zakat produktif.

Zakat produktif adalah fungsinya lebih pada bentuk dan pola pendayagunaan zakat agar
menjadi produktif ditangan mustahiq. Jadi, pendistribusian zakat akan lebih bersifat produktif
guna menambah atau sebagai modal usaha mustahiq. Bahwa pengembalian modal usaha oleh
mustahiq lebih pada upaya pembelajaran sebagai strategi agar mustahiq bekerja dengan
skillnya sehingga usahanya berhasi dari zakat produktif tersebut. Menurut M Anwar
Musaddad pengertian produktif adalah kata uang disifati oleh kata zakat. Sehingga yang
dimaksud zakat produktif adalah pengelolaan dan penyaluran dana zakat yang bersifat
produktif, yang mempunyai efek jangka panjang bagi para penerima zakat. Penyaluran dana
zakat produktif ini dilakukan dalam rangka untuk mewujudkan salah satu tujuan dari
disyariatkan dana zakat, yaitu untuk mengentaskan kemiskinan umat secara bertahap dan
berkesinambungan.

2.2 Pendistribusian Zakat Produktif


Penyaluran zakat secara produktif (pemberdayaan) merupakan penyaluran zakat yang hasil
akhirnya terjadinya kemandirian Mustahik. Penyaluran ini disertai dengan pembinaan atau
pendampingan atas usaha yang dilakukan. Pola penyaluran zakat produktif disini dapat
diklarifikasikan menjadi dua bagian yaitu:

 Tradisional/konvensional

Zakat yang diberikan dalam bentuk barang-barang produktif, dimana dengan menggunakan
barang-barang tersebut, para Mustahik dapat menciptakan suatu usaha. Contohnya pemberian
bantuan ternak kambing dan sapi

 Kreatif
Zakat yang diwujudkan dalam bentuk pemberian modal bergulir, baik untuk permodalan
seperti membangun tempat pelatihan usaha atau sebagai modal usaha untuk membantu
mengembangkan usaha para pedagang atau pengusaha kecil.

Zakat secara produktif ini bukan tanpa dasar, zakat ini pernah terjadi di zaman
Rasulullah.Dikemukakan dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim dari Salim Bin Abdillah
Bin Umar dari ayahnya, bahwa Rasulullah telah memberikan kepadanya zakat lalu
menyuruhnya untuk dikembangkan atau disedekahkan lagi.

Pendapat lain disampaikan oleh Syekh Yusuf Qardhawi, dalam bukunya Fiqh Zakat, bahwa
pemerintah Islam diperbolehkan membangun pabrik-pabrik atau perusahaan-perusahaan dari
uang zakat untuk kemudian kepemilikan dan keuntungannya bagi kepentingan fakir miskin,
sehingga akan terpenuhi kebutuhan hidup mereka sepanjang masa.

Dalam kondisi pengelolaan zakat saat ini peranan pemerintah dalam pengelolaan zakat
diperankan oleh Badan Amil Zakat yang melakukan pengelolaan zakat secara nasional sesuai
dengan UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.

2.3 Jenis Harta Zakat Produktif


Dalam kajian sejarah, ditemukan beberapa indikasi bahwa memang zakat sebaiknya tidak
hanya dikelola secara konsumtif, tetapi dapat didayagunakan menjadi produktif.

 Rasulullah saw tidak memberikan gaji resmi kepada para pengumpul zakat.
 Kebijakan Abu Bakar As-Siddiq yang tidak menahan harta negara terlalu lama, termasuk
harta zakat yang dikumpulkan.
 Pada pemerintahan Gubernur Syria diberlakukannya zakat atas kuda dan budak.
 Khalifah Umar memberlakukan zakat atas kebun karet yang ditemukan di semenanjung
Yaman, hasil-hasil laut serta madu.
 Khalifah Utsman ibn Affan mendelegasikan kewenangan menaksir harta yang dizakati
kepada para pemiliknya masing-masing.
 Gubernur Kuffah atas izin Khalifah Ali bin Abi Thalib memungut zakat atas sayuran
segar yang akan digunakan sebagai bumbu masakan.

Dalam ranah perekonomian modernpun, keberadan zakat di Indonesia menuntut adanya


regulasi yang menaunginya.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Zakat adalah refleksi rasa kemanusiaan, keadilan, keimanan serta ketakwaan yang
tertanam dalam sikap orang kaya, karena ibadah zakat tidak hanya mengandung dimensi
habl min Allah, tetapi juga mengandung dimensi habl min al-nas. Selain itu banyak
hikmah dan manfaat dari ibadah zakat, baik yang dirasakan oleh pemberi zakat (muzaki),
penerima (mustahik), maupun masyarakat secara keseluruhan. Muzaki akan meningkat
kualitas keimanannya, rasa syukur, kebersihan jiwa dan hartanya, sekaligus
pengembangan harta yang dimilikinya. Mustahik akan meningkat kesejahteraan
hidupnya, terjaga agama, akhlaknya, meningkatnya etos kerja dan ibadahnya. Bagi
masyarakat luas, hikmah zakat akan dirasakan dalam bentuk tumbuhnya rasa solidaritas
sosial antar sesama anggota masyarakat, keamanan, ketenteraman, dan roda ekonomi
berputar karena dengan zakat harta terdistribusi dengan baik, sekaligus akan menjaga
dan menumbuhkembangkan etika dalam bekerja dan berusaha. Atas dasar ini, maka
distribusi zakat merupakan rangkaian dari perintah menunaikan zakat dalam al-Quran.
Sebagai sumber hukum Islam, al-Quran telah menetapkan siapa saja yang berhak
menerima zakat.

3.2 Saran
Sebagai umat muslimnya hendaknya kita mengetahui hakikat dan kedudukanya
akidah,tauhid dan iman dalam kehidupan sehari hari agar perbuatan kita tidak melenceng
dari semestinya, sesuai dengan Al-Qur’an dan sunnah rosullullah.

DAFTAR PUSTAKA

https://sharianews.com/posts/penyaluran-zakat-konsumtif-vs-produktif

https://saifulrahman0608.wordpress.com/2014/03/13/zakat-produktif/

https://www.kompasiana.com/muhammad-talqiyuddin-alfaruqi/optimalisasi-dan-manfaat-zakat-
produktif_558fe856aa23bd4b17beeada

Anda mungkin juga menyukai