Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tata Kelola Zakat Infak, Sedekah, dan
Wakaf
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
IAIN PONOROGO
2022
DAFTAR ISI
2
BAB I.......................................................................................................................................3
PENDAHULUAN....................................................................................................................3
A. Latar Belakang...............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................3
C. Tujuan............................................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................................4
BAB III..................................................................................................................................13
ANALISIS..............................................................................................................................13
BAB IV..................................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................................18
A. Kesimpulan..................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zakat dapat berfungsi sebagai salah satu sumber dana sosialekonomi bagi
umat Islam (Hakim, 2020). Artinya pendayagunaan zakat yang dikelola oleh
Lembaga Zakat tidak hanya terbatas pada kegiatan-kegiatan tertentu saja yang
berdasarkan pada orientasi konvensional (kegiatan konsumtif), tetapi dapat pula
dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan ekonomi umat seperti tujuan
pendistribusian dan pendayagunaan zakat yakni pengentasan kemiskinan dan
pengangguran dengan memberikan zakat produktif kepada mereka yang
memerlukan sebagai modal usaha (Pratama, 2015).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Makna dan Kriiteria Amil Zakat?
2. Apa saja macam amil zakat?
3. Apa hak dan kewajiban amil zakat?
C. Tujuan
1. Untuk mngetahui makna dan criteria amil zakat
2. Untuk mengetahui macam amil zakat
3. Untuk mengetahui hak dan kewajiban amil zakat
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. MaknaAmil
Amil zakat ialah orang yang terlibat atau ikut aktif dalam kegiatan
pelaksanaan zakat yang dimulai dari sejak mengumpulkan atau mengambil zakat
dari muzakki sampai membagikannya kepada mustahiq. Yusuf al-Qardhawi
menyebutkan beberapa kualifikasi amil zakat,yaitu beragama Islam, mukallaf,
amanah (bisa dipercaya), mengetahui hukum zakat, gigih dan kuat dalam bekerja
(al-kifayah fil amal) dengan berbagai rintangan yang menghadang. Amanah tanpa
diimbangi dengan kekuatan dan kegigihan dalam bekerja tidak cukup. Hal ini
sesuai dengan firman Allah Swt dalam:
Q.S. Al-Qashas: 26
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku
ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena
6
Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja
(pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya ".
Dari ayat di atas, kita bisa lihat bahwa Allah Swt benar-benar
dengan tegas melarang sifat khianat. Mengerti dan memahami hukum-
hukum zakat sehingga dia mampu melakukan sosialisasi kepada
masyarakat yang berkaitan dengan masalah zakat.
7
1
8
Menurut riwayat dari Imam Syafii disebutkan, Amil diberi zakat sebesar
bagian kelompok lainnya karena didasarkan pada pendapatnya yang menyamakan
bagian semua golongan mustahiq zakat. kalau upah itu lebih besar dari bagian
tersebut haruslah diambil dari harta diluar zakat. Sementara jumhur ulama (para
fuqoha Hanafi, Imam Malik dan Imam Ahmad) berpendapat, bagian Amil tidak
ditentukan secara pasti tetapi diberikan zakat sesuai dengan kebutuhannya karena
mereka telah menghabiskan waktu itu untuk pekerjaan ini sehingga mereka
berhak mendapatkannya bagiannya walaupun lebih dari seperdelapan, Ibrahim
Utsman asya‟lani mengatakan, pendapat imam Syafi'i merupakan pendapat yang
lebih mendekati kebenaran karena relevan dengan pemeliharaan kepentingan
fakir miskin dan para mustahik.
Kewajiban Amil
orang petugas untuk mengambil zakat satu dari bani juhainah dan yang
lainnya dari bani sulaim.11 dan ayat inilah yang mengandung makna
kewajiban zakat bagi orang Islam.
2. Mendistribusikan zakat Kewajiban yang kedua adalah Mendistribusikan
zakat. Zakat yang telah diambil dari para orang kaya itu tidak disimpan
oleh Amir, tetapi didistribusikan kepada yang berhak menerimanya
sebagaimana dijelaskan dalam hadis rasulullah shallallahu alaihi wasallam
dari Ibnu Abbas Ketika Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam mengutus muat
radhiallahu'anhu Ke Yaman beliau bersabda “Jika mereka mentaatimu
dalam hal itu, ajarkan mereka bahwa sesungguhnya Allah
mewajibkan kepada mereka sedekah (zakat) terhadap harta mereka
yang diambil dari orang kaya sekitar mereka dan dikembalikan
(didistribusikan) kepada ada orang fakir di sekitar mereka”. Hadits ini
menjadi dalil bahwa zakat yang sudah dikumpulkan oleh amil zakat fitrah
maupun zakat mal disalurkan atau didistribusikan kepada orang yang
berhak menerimanya. hadis ini memang menyebutkan satu kelompok saja
yaitu kelompok fakir Namun bukan berarti Hanya mereka saja yang
berhak menerimanya dan Hadist ini dijadikan dalil oleh mazhab Maliki
bahwa zakat boleh dibagikan kepada satu kelompok saja yaitu kelompok
fakir.
3. Mengedukasi Masyarakat Kalimat “ min amwalihim “ dalam surah
Attaubah 109 Menunjukkan kewajiban Amil yang ketiga yaitu
memberikan edukasi kepada masyarakat tentang harta mana saja yang
wajib dikeluarkan zakatnya. Karena tidak semua harta wajib dikeluarkan
zakatnya hal itu dapat dilihat dari Min yang terdapat dalam ayat.
mengandung makna sebagian.
4. Menghitungkan zakat Setelah masyarakat memahami harta yang wajib
dizakati mereka masuk pada tahap berikutnya yaitu menghitung hartanya,
Dan inilah kewajiban Amil yang keempat, seperti yang disebutkan oleh
Syekh Muhammad Ibrahim Ali syaikh Amil adalah mengumpulkan
mencatat, menghitung, dan menimbang / menakar.
5. Doa Amil Hal yang tak boleh dilupakan oleh para Amil adalah
mendoakan para Muzakki karena doa para Amil merupakan ketenangan
untuk para Muzakki Oleh sebab itu seorang Amel mestilah orang yang
13
memiliki akhlak yang baik yang diambil dari kata fasholli alaihim. عه عبد
كان النبي صلى هللا عليه وسلم اذا اتاه ٌقم بصدقتيم قال اللهم ص))ل على ال فالن,هللا به ابي ًافى قال
ال اللهم ص))))))))))))))))))))ل على ابي اوفىPPPPPPPPPPPPPPPPPPPدقتو فقPPPPPPPPPPPPPPPPPPPاه أبي بصPPPPPPPPPPPPPPPPPPPفأت
Artinya Dari Abdullah bin Abi Alfa ia berkata, keadaan Nabi Shallallahu
Alaihi Wasallam apabila datang suatu dengan sedekah mereka beliau
mengucapkan Ya Allah berikanlah Rahmat kepada keluarga simpulan
Titik maka Ayahku datang dengan sedekahnya kemudian Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam berdoa ya Allah berikanlah Rahmat kepada
keluarga Abi Aufa. (HR, Bukhari 1497)
14
BAB III
ANALISIS
2
HAFIZI, skripsi: " MODERNISASI PENGELOLAAN ZAKAT DI LAZISMU
" (Surakarta: 2017), 13
15
3. Secara makro, bahwa zakat dapat dijadikan sebagai sumber devisa Negara.
Dalam sejarah Islam, sumber devisa Negara dalam pemerintahan Umar
ibn Khattab selain pajak adalah zakat. Zakat mendapat perhatian lebih dalam
pemerintahan tersebut. Sedangkan zakat di Indonesia, menurut penulis
perhatian pemerintah masih patut disayangkan, sebab perhatian pemerintah
belum optimal. Seperti belum ada aturan yang memaksa bagi umat muslim
untuk menunaikan zakat bagi yang mampu. Sehingga zakat belum dapat
menjadi sumber devisa Negara, dan belum dapat dimanfaatkan sebagai
anggaran belanja Negara.
7. Penyaluran dana untuk modal usaha dan investasi seperti took swalayan,
Baitul Maal WaTamwil dan sebagainya merupakan industry dan kegiatan
pemberdayaan ekonomi yang dikembangkan oleh lembaga zakat. Hal
tersebut merupakan langkah konkret pemberdayaan yang ditujukann untuk
para mustahiq. Sehingga, ada beberapa tujuan dari pengembangan ekonomi,
yaitu:
a) Penciptaan lapangan kerja
b) Peningkatan usaha
c) Pelatihan
d) Pembentukan Organisasi3
3
Ali Ridlo, "Zakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam ", Jurnal Al-‘Adl ,Vol. 7 No. 1,
Januari 2014, Yogyakarta, 132.
17
Zakat suatu ibadah yang berdimensi sosial, dan sebagai tiang ekonomi dalam
perekonomian modern saat ini memiliki prospek yang sangat bagus dan
menentukan, untuk peningkatan kesejahteraan umat, peningkatan sumber daya
dan menjaga kemampuan ekonomi serta daya beli masyakarat. Hal ini dapat
tercapai apabila zakat tersebut dikelola secara modern sesuai dengan amanat
UndangUndang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, yang
kemudian diamandemen dengan UndangUndang No. 23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat
Ulama dan ahli fikih dunia Islam abad ini Afif Abdul Fatah At-
Thabbarahmenyatakan, bahwa aturan dalam Islam itu bukan saja sekedar
berdasarkan padakeadilan bagi seluruh umat manusia, akan tetapi sejalan dengan
kemaslahatan dan kebuhrhan hidup manusia, sepanjang zaman dan keadaan,
walaupun zaman itu Pada umumnya ulama-ulama klasik mengkategorikanbahwa
harta yang kena zakat adalah : binatang temak, emas dan perak, barang dagangan,
harta galian dan yang terakhir adalah hasil pertanian. Tetapi dalam ijtihad
kontenporer yang saat ini salah satunya diwakili Qardawi, beliau merinci banyak
4
Ahmad Syafiq, "Prospek Zakat Dalam Perekonomian Modern", Jurnal Zakat Dan Wakaf,
Vol. 1, No. 1, Juni 2014, 168.
18
sekali model-model harta kekayaan yang kena zakat, sebanyak model dan bentuk
kekayaan yang laiir dari semakin kompleknya kegiatan perekonomian.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
DAFTAR PUSTAKA