MANAJEMEN ZISWAF
KONSEP DASAR MUZAKKI, MUSTAHIK, DAN AMIL ZAKAT
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen ZISWAF
2024
KATA PENGANTAR
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Adanya kesulitan dalam pengelolaan zakat sehingga kita tidak mengetahui
apakah zakat tersebut sampai ketangan orang yang tepat
2. kurangnya pendampingan dan peberdayaan mustahik
3. kualitas pengelolaan zakat yang kurang baik sehingga menyebabkan orang-
orang cemas untuk membayar zakat
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
Dari hasil diskusi penulis memilih metode kualitatif untuk digunakan di
makalah ini. Dengan menggunakan metode ini penulis dapat menemukan
sumber-sumber serta referensi dari buku maupun jurnal yang relevan guna
menghasilkan makalah yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Dalam
makalah ini penulis mengambil beberapa referensi yang menurut penulis dapat
dipercaya diantaranya ada 5 buku maupun 5 jurnal dan pengalaman-
pengalaman pembelajaran yang telah dijelaskan sebelumnya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun 5 buku maupun jurnal yang dikutip
penulis yaitu:
B. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN
BAB III
PEMBAHASAN
2. Mustahik
Mustahik zakat merupakan golongan yang berhak menerima zakat. Allah
SWT sudah menentukan siapa-siapa saja yang berhak menerima zakat
didalam firmannya:
At-taubah (9(;60)
1
M D Rahmatya and M F Wicaksono, Model of receipt and distribution of zakat funds information system,
(Program Studi Sistem Informasi, Universitas Komputer Indonesia, Jalan Dipati Ukur No.102, 114-116 Bandung,
Indonesia)2
ِإَّن ا ال َّص َد َقا ِلْل ُفَق ا ِء ا ْل ا ِكي ِن ا ْل ا ِمِلي َل ا ا ْل َّلَف ِة
َو َع َن َع ْيَه َو ُم َؤ َر َو َم َس ُت َم
ۖ ُقُل و ُبُه ْم َو ِفي ال ِّر َق ا ِب َو ا ْل َغ ا ِر ِم ي َن َو ِفي َس ِبي ِل ال َّل ِه َو ا ْبِن ال َّس ِبي ِل
ِل ِك ِم ِه
َفِر ي َض ًة َن ال َّل ۗ َو ال َّلُه َع ي ٌم َح ي ٌم
Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang,
untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan,
sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
3. Amil
Amil merupakan orang yang bertugas mengumpulkan atau
mengatur pengelolaan zakat. Dalam mengatur dan mengelola zakat harus
memiliki orang tertentu tidak boleh asal-asalan agar zakat ini tidak salah
disalurkan . Mazhab Hanafi mengatakan bahwa Amil merupakan
2
Andi suryadi,mustahik dan harta yang wajib dizakati menurut kajian para ulama,(UIN sultan maulana
hasanuddin banten,pascasarjana,VOL.19 No. 1 januari-juni 2018)3
persamaan dari kata al-sa’i. Amil bukan hanya sekedar mengumpulkan
zakat. Namun,meliputi beberapa pekerjaan lain seperti menjaga serta
mengurus administrasi dan juga mendistribusikannya.
Menurut jumhur ulama amil merupakan petugas yang mengurus
segala permasalahan zakat seperti mengumpulkan zakat dan menulis
jumlah zakat yang masuk dan keluar,memelihara harta zakat serta
membagikannya kepada orang yang berhak menerimanya.
3
Al-Mithoa,jurnal zakat dan wakaf,(institut ilmu Al-Qur’an
jakarta,https://ejurnal.iiq.ac.id/index.php/almithoa/FocusandScope)
1. Beragama islam, seperti yang kita ketahui zakat merupakan kewajiban
bagi umat islam maka sebaiknya orang- orang yang mengelola zakat
tersebut juga seorang muslim
2. Mukallaf merupakan orang dewasa yang sehat akal pikirannya dan siap
atas tanggung jawab mengurus zakat tersebut.
3. Amanah dan jujur, seorang amil zakat atau lembaga yang mengelola
zakat harus amanah dan jujur agar muzakki yang menyerahkan zakat
tidak ragu atas lembaga tersebut.
4. Mengerti serta memahami hukum-hukum zakat, amil zakat yang
mengelola zakat tersebut diiharapkan mengerti dan paham tentang hukum
zakat agar tidak menyebabkan suatu kesalahan nantinya.
5. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugasnya
6. Hemat penulis, maksudnya amil zakat ini merupakan orang yang bekerja
bersungguh-sunggu full time tidak asal-asalan dalam melaksanakan
tugasnya.
Di indonesia berdasarkan keputusan mentri agama RI nomor 581 tahun
1999, dikatakan bahwa lembaga amil zakat harus memiliki beberapa
persyaratan teknis diantaranya:
1. Berbadan hukum
2. Memiliki data muzakki dan mustahik
3. Memiliki program kerja yang jelas
4. Memiliki pembukuan yang baik
5. Memiliki surat pernyataan bersedia diaudit.4
5
Maesarah Muhadi,profesionalisme manajemen zakat oleh lembaga amil zakat infak dan sedekah
muhammadiyah kota pekanbaru,(UIN SUSKA RIAU,pasca sarjana 2021)21
6
Baznas,kode etik amil zakat,(PERBAZNAS-NO-1-TAHUN-2018-TENTANG-KODE-ETIK-AMIL-ZAKAT.pdf
(kemenag.go.id) )
7. Senantiasa mendoakan muzakki sebagai bentuk penghormatan kepada
orang-orang yang telah memberikan sebagian hartanya guna menolong
orang lain.7
Dalam baznas menyatakan bahwa
PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL TENTANG KODE ETIK
AMIL ZAKAT.
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang
dimaksud dengan:
1. Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau
badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai
dengan syariat Islam.
2. Pengelolaan Zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan
pendayagunaan Zakat.
3. Muzaki adalah seorang muslim atau badan usaha yang berkewajiban
menunaikan Zakat.
4. Mustahik adalah orang yang berhak menerima Zakat.
5. Badan Amil Zakat Nasional yang selanjutnya disebut BAZNAS adalah
lembaga yang melakukan pengelolaan Zakat secara nasional.
6. Badan Amil Zakat Nasional Provinsi yang selanjutnya disebut BAZNAS
Provinsi adalah lembaga yang melaksanakan tugas dan fungsi BAZNAS di
tingkat provinsi.
7. Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut
BAZNAS Kabupaten/Kota adalah lembaga yang melaksanakan tugas dan
fungsi BAZNAS di tingkat kabupaten/kota.
8. Lembaga Amil Zakat yang selanjutnya disingkat LAZ adalah lembaga
yang dibentuk masyarakat yang memiliki tugas membantu pengumpulan,
pendistribusian, dan pendayagunaan Zakat.
9. LAZ Berskala Nasional adalah LAZ yang melaksanakan Pengelolaan
Zakat dalam lingkup nasional.
10. LAZ Berskala Provinsi adalah LAZ yang melaksanakan
Pengelolaan Zakat dalam lingkup wilayah 1 (satu) provinsi.
11. LAZ Berskala Kabupaten/Kota adalah LAZ yang melaksanakan
Pengelolaan Zakat dalam lingkup wilayah 1 (satu) kabupaten/kota.
12. Pengelola Zakat adalah BAZNAS, BAZNAS Provinsi, BAZNAS
Kabupaten/Kota, LAZ Berskala Nasional, LAZ Berskala Provinsi, dan LAZ
Berskala Kabupaten/Kota.
13. Amil Zakat adalah seseorang atau sekelompok orang hyang
diangkat dan/atau diberi kewenangan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, badan, lembaga yang diberikan izin oleh pemerintah dan/atau
7
Kode etik amil zakat,dompet dhuafa (september 2009), Kode Etik Amil Zakat - Dompet Dhuafa Sumsel
(ddsumsel.org)
pemerintah daerah, dan/atau seseorang yang mendapat mandat dari
pimpinan Pengelola Zakat untuk mengelola Zakat.
14. Kode Etik Amil Zakat yang selanjutnya disebut Kode Etik adalah
satu kesatuan landasan, norma moral dan etik mengenai kepatutan dan
kepantasan yang menjadi pedoman perilaku dan wajib dipatuhi serta
dilaksanakan oleh seluruh Amil Zakat.
15. Komite Etik adalah komite yang dibentuk oleh BAZNAS untuk
memeriksa dugaan pelanggaran Kode Etik.
16. Laporan adalah permohonan tertulis yang diajukan tentang adanya
dugaan pelanggaran Kode Etik.
17. Pelapor adalah setiap orang yang mengajukan laporan adanya
dugaan pelanggaran Kode Etik.
18. Terlapor adalah Amil Zakat yang diduga melakukan pelanggaran
Kode Etik.
19. Persidangan adalah sidang yang dilakukan oleh Komite Etik untuk
memeriksa, mengadili, dan memutus dugaan pelanggaran Kode Etik.
20. Tim Pemeriksa adalah tim yang dibentuk oleh Komite Etik untuk
melakukan pemeriksaan pelanggaran Kode Etik.
21. Sekretariat Komite Etik adalah sekretariat yang melekat pada
Komite Etik.
22. Pejabat Yang Berwenang adalah pejabat pembina kepegawaian
atau pejabat yang memiliki kewenangan untuk memberikan sanksi.
23. Hari adalah hari kerja.8
8
Baznas,kode etik amil zakat,(PERBAZNAS-NO-1-TAHUN-2018-TENTANG-KODE-ETIK-AMIL-ZAKAT.pdf
(kemenag.go.id) )
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN