Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,karna atas Rahmat dan
Perlindungan-Nya kita semua masih diberi kesehatan dan keselamatan,sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Kami menyampaikan terima kasih kepada bapak Samsul selaku dosen yang
membimbing kami dalam pengerjaan tugas kelompok ini.

Tak lupa pula kami menyampaikan terima kasih kepada teman-teman dan
semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.

Kami mohon maaf apabila ada kesalahan dan kehilafan dalam penulisan
makalah ini. Kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi
perbaikan makalah kami di masa yang akan datang.

Demikianlah makalah ini kami perbuat ,semoga dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan khusus-nya bagi kami sendiri untuk proses pembelajaran dimasa
yang akan dating.Amin Ya Rabbal Alamin.

Billahi Taupiq Wal’hidayah,

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Medan,17 September 2011

PENULIS
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………
i

DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………..
ii

BAB 1 ZAKAT…………………………………………………………..
…………. 1

A. Pengertian
Zakat………………………………………………………… 1

B.
…………………………………………………………………………………… 1

C. Perumusan
Masalah……………………………………………………………………………
…. 1

D. Metode
Penelitian……………………………………………………………………………
……. 1

E. Jangka Waktu Penulisan


Makalah…………………………………………………………… 1

BAB 11 PENGERTIAN
ZAKAT……………………………………………………………….…. 2
1 .Zakat……………………………………………………………………………
……………………….… 2

2. Zakat
Maal…………………………………………………………………………………
…………… 3

A. Penertian Maal (harta)


…………………………………………………….………………… 3

B. Syarat-Syarat Kekayaan yang Wajib di Zakati……...


……………….…..…..….. 3

3. Harta (maal) yang Wajib di


Zakati………………………………………………………….. 4

4. Nishab dan Kadar


Zakat…………………………………………………………………………. 5

A. Harta Peternakan………………….
…………………………………………………..…….. 5

B. Sapi,Kerbau dan
Kuda…………………………………………………….…………..……. 6

C. Kambing dan
Domba……………………………………………………………………...... 6

D. Ternak Unggas dan


Perikan………………………………………………………….…... 6

BAB 111 DISTRIBUSI ZAKAT…………………………………………..


…………….…….. 8
1. Mustahik
Zakat……………………………………………………………
………………..…. 8

2. Orang yang Tidak Boleh Menerima


Zakat…………………………………......... 9

3. Perbedaan Zakat dengan


Pajak………………………………………………………. 10

4. Perbedaan Lain dari Zakat dengan Pajak..


………………………………………. 11

BAB 1V KESIMPULAN………………..…………………………………..
………..………. 12

DAFTER
PUSTAKA…………………………………………………………………………
…………… 13
BAB I

PENGERTIAN ZAKAT

1.ZAKAT

Menurut Bahasa(lughat), zakat berarti : tumbuh; berkembang; kesuburan


atau bertambah (HR. At-Tirmidzi) atau dapat pula berarti membersihkan atau
mensucikan (QS. At-Taubah : 10)
Menurut Hukum Islam (istilah syara'), zakat adalah nama bagi suatu
pengambilan tertentu dari harta yang tertentu, menurut sifat-sifat yang tertentu dan
untuk diberikan kepada golongan tertentu (Al Mawardi dalam kitab Al Hawiy)

2. Penyebutan Zakat dan Infaq dalam Al Qur-an dan As Sunnah


a. Zakat (QS. Al Baqarah : 43)
b. Shadaqah (QS. At Taubah : 104)
c. Haq (QS. Al An'am : 141)
d. Nafaqah (QS. At Taubah : 35)
e. Al 'Afuw (QS. Al A'raf : 199)

3. Hukum Zakat
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok
bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu)
atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk
dalam kategori ibadah (seperti shalat, haji, dan puasa) yang telah diatur secara
rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an dan As Sunnah, sekaligus merupakan amal
sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan
perkembangan ummat manusia.

4. Syarat-syarat Wajib Zakat


a. Muslim c. Baligh
b. Aqil d.Memiliki harta yang mencapai nishab

ZAKAT MAAL

1.  Pengertian Zakat Maal ( zakat harta

Zakat maal (zakat harta) adalah zakat atas harta yang wajib
dikeluarkan setiap muslim apabila telaah sampai nishab dan/atau haul.

2. Syarat-syarat Kekayaan yang Wajib di Zakati

Milik Penuh (Almilkuttam)


Yaitu harta tersebut berada dalam kontrol dan kekuasaanya secara penuh,
dan dapat diambil manfaatnya secara penuh. Harta tersebut didapatkan melalui
proses pemilikan yang dibenarkan menurut syariat islam, seperti : usaha, warisan,
pemberian negara atau orang lain dan cara-cara yang sah. Sedangkan apabila harta
tersebut diperoleh dengan cara yang haram, maka zakat atas harta tersebut
tidaklah wajib, sebab harta tersebut harus dibebaskan dari tugasnya dengan cara
dikembalikan kepada yang berhak atau ahli warisnya.
1. Berkembang
  Yaitu harta tersebut dapat bertambah atau berkembang bila
diusahakan atau mempunyai potensi untuk berkembang.

2. Cukup Nishab
Artinya harta tersebut telah mencapai jumlah tertentu sesuai dengan
ketetapan syara'. sedangkan harta yang tidak sampai nishabnya terbebas
dari Zakat.

3. Dari Lebih Kebutuhan Pokok (Alhajatul Ashliyah)


Artinya apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi yang
bersangkutan tidak dapat hidup layak. Kebutuhan tersebut seperti
kebutuhan primer atau kebutuhan hidup minimum (KHM), misal,
belanja sehari-hari, pakaian, rumah, kesehatan.

4. Bebas dari Hutang


Orang yang mempunyai hutang sebesar atau mengurangi
senishab yang harus dibayar pada waktu yang sama (dengan waktu
mengeluarkan zakat), maka harta tersebut terbebas dari zakat.

5. Berlalu Satu Tahun (Al-Haul)


Maksudnya adalah bahwa pemilikan harta tersebut sudah belalu
satu tahun. Persyaratan ini hanya berlaku bagi ternak, harta simpanan
dan perniagaan. Sedang hasil pertanian, buah-buahan dan rikaz
(barang temuan) tidak ada syarat haul.

3. Harta(maal) yang Wajib di Zakati


3.1. Binatang Ternak
Hewan ternak meliputi hewan besar (unta, sapi, kerbau), hewan kecil
(kambing, domba) dan unggas (ayam, itik, burung).
3.2.  Emas Dan Perak
Emas dan perak merupakan logam mulia yang selain merupakan tambang
elok, juga sering dijadikan perhiasan. Emas dan perak juga dijadikan mata uang
yang berlaku dari waktu ke waktu. Oleh karena segala bentuk penyimpanan uang
seperti tabungan, deposito, cek, saham atau surat berharga lainnya, termasuk
kedalam kategori emas dan perak. sehingga penentuan nishab dan besarnya zakat
disetarakan dengan emas dan perak.

3.3. Harta Perniagaan


Harta perniagaan adalah semua yang diperuntukkan untuk diperjual-belikan
dalam berbagai jenisnya, baik berupa barang seperti alat-alat, pakaian, makanan,
perhiasan, dll. Perniagaan tersebut di usahakan secara perorangan atau
perserikatan seperti CV, PT, Koperasi, dsb.
3.4. Hasil Pertanian
Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang bernilai
ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buah-buahan, tanaman
hias, rumput-rumputan, dedaunan, dll.

3.5. Ma-din dan Kekayaan Laut


Ma'din (hasil tambang) adalah benda-benda yang terdapat di dalam perut
bumi dan memiliki nilai ekonomis seperti emas, perak, timah, tembaga, marmer,
giok, minyak bumi, batu-bara, dll. Kekayaan laut adalah segala sesuatu yang
dieksploitasi dari laut seperti mutiara, ambar, marjan, dll.

3.6 Rikaz
Rikaz adalah harta terpendam dari zaman dahulu atau biasa disebut dengan
harta karun. Termasuk didalamnya harta yang ditemukan dan tidak ada yang
mengaku sebagai pemiliknya.
NISHAB DAN KADAR ZAKAT

1. HARTA PETERNAKAN
A. Sapi, Kerbau dan Kuda

Jumlah Ternak(ekor) Zakat


30-39 1 ekor sapi jantan/betina tabi' (a)
40-59 1 ekor sapi betina musinnah (b)
60-69 2 ekor sapi tabi'
70-79 1 ekor sapi musinnah dan 1 ekor tabi'
80-89 2 ekor sapi musinnah
Keterangan :
a. Sapi berumur 1 tahun, masuk tahun ke-2
b. Sapi berumur 2 tahun, masuk tahun ke-3

B. Kambing/domba

Jumlah
Zakat
Ternak(ekor)
1 ekor kambing (2th) atau domba
40-120
(1th)
121-200 2 ekor kambing/domba
201-300 3 ekor kambing/domba

C. Ternak Unggas (ayam,bebek,burung,dll) dan Perikanan


Nishab pada ternak unggas dan perikanan tidak diterapkan berdasarkan
jumlah (ekor), sebagaimana halnya sapi, dan kambing. Tapi dihitung berdasarkan
skala usaha.
Nishab ternak unggas dan perikanan adalah setara dengan 20 Dinar (1 Dinar =
4,25 gram emas murni) atau sama dengan 85 gram emas. Artinya bila seorang
beternak unggas atau perikanan, dan pada akhir tahun (tutup buku) ia memiliki
kekayaan yang berupa modal kerja dan keuntungan lebih besar atau setara dengan
85 gram emas murni, maka ia terkena kewajiban zakat sebesar 2,5 %

BAB II

DISTRIBUSI ZAKAT

A. Mustahik  Zakat

Pertama: Fuqara Masakin


1.      Fakir adalah orang yang membutuhkan dan tidak meminta minta, sedangkan
miskin adalah yang meminta-minta.
2.      Keduanya bermacam-macam:

 orang yang tidak memiliki kekayaan dan tidak pula pekerjaan


 orang yang memiliki kekayaan dan pekerjaan yang tidak mencukupi
setengah kebutuhan
 orang yang memiliki kekayaan dan pekerjaan yang tidak mencukupi
kebutuhan standar

3.      Orang fakir miskin diberikan sejumlah yang dapat mencukupinya

 yang mencukupinya sepanjang hidupnya, menurut Imam Syafi’iy


 yang mencukupinya selama satu tahun menurut madzhab Maliki dan
Hanbali

Kedua Amilin
Yaitu orang-orang yang bertugas mengambil zakat dari para muzakki, dan
mendistribusikan kepada para mustahiq. mereka itu adalah kelengkapan personil
dan finasial untuk mengelola zakat.

1.            Termasuk dalam kewajiban imam adalah mengutus para pemungut zakat dan
mendistribusikannya.
2.            Syarat orang-orang yang dapat dipekerjakan sebagai amil pengelola zakat,
adalah seorang muslim, baligh dan berakal, mengerti hukum zakat-sesuai dengan
kebutuhan lapangan- membidangi pekerjaannya.
3.            Para amil mendapatkan kompensasi sesuai dengan pekerjaannya. Tidak
diperbolehkan menerima suap, meskipun dengan nama hadiah.
4.            Para amil harus bersikap lunak dengan para muzakki, meyakinkan apa yang
menjadi kewajibannya, mendoakannya ketika mengambil zakat, menetapkan para
mustahiq, dan memberikan bagian mereka.

Ketiga : Muallaf
Mereka itu adalah orang-orang yang sedang dilunakkan hatinya untuk
memeluk Islam, atau untuk menguatkan Islamnya, atau untuk mencegah
keburukan sikapnya terhadap kaum muslimin, atau mengharapkan dukungannya
terhadap kaum muslimin.

Keempat: Para Budak


Zakat dapat juga digunakan untuk membebaskan orang-orang yang sedang
menjadi budak, yaitu dengan:
         Membantu para budak mukatab yaitu budak yang sedang menyicil
pembayaran sejumlah tertentu untuk pembebasan dirinya dari majikannya agar
dapat hidup merdeka. Mereka berhak mendapatkannya dari zakat
         Atau dengan membeli budakn kemudian dimerdekakan
  

Kelima: Gharimin (berhutang)


Al Gharim adalah orang yang berhutang dan tidak mampu membayarnya,
ada dua macam jenis gharim yaitu:
1. Al Gharim untuk kepentingan dirinya sendiri, yaitu orang yang berhutang untuk
menutup kebutuhan primer pribadi dan orang-orang yang menjadi tanggung
jawabnya, seperti rumah, makan, pernikahan, perabotan. Atau orang yang terkena
musibah sehingga kehilangan hartanya, dan memaksanya untuk berhutang.
Mereka dapat diberi zakat dengan syarat:
         membutuhkan dana untuk membayar hutang
         hutangnya untuk mentaati Allah atau untuk perbuatan mubah
         hutangnya jatuh tempo saat itu atau pada tahun itu
         tagihan hutang dengan sesama manusia, maka hutang kifarat tidak termasuk
dalam jenis ini, karena tidak ada seorangpun yang dapat menagihnya.
Al Gharim diberikan sejumlah yang dapat melunasi hutangnya.

2. Al Gharim untuk kemaslahatan orang lain, seperti orang yang berhutang untuk
mendamaikan dua orang muslim yang sedang berselisih, dan harus mengeluarkan
dana untuk meredam kemarahannya.

Keenam: Fi sabilillah
Ibnul Atsir berkata: kata Sabilillah berkonotasi umum, untuk seluruh orang
yang bekerja ikhlas untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan
kewajiban, yang sunnah dan kebaikan-kebaikan lainnya.

Ketujuh Ibnu sabil


Mereka adalah para musafir yang kehabisan biaya di negera lain,
meskipun ia kaya di kampong halamannya. Mereka dapat menerima zakat sebesar
biaya yang dapat mengantarkannya pulang ke negerinya, meliputi ongkas jalan,
dan perbekalan, dengan syarat:
         Ia membutuhkan di tempat ia kehabisan biaya
         Perjalanannya bukan perjalanan maksiyat, yaitu dalam perjalanan sunnah atau
mubah
         Sebagian madzhab Maliki mensyaratkan: tidak ada yang memberinya
pinjaman dan ia mampu membayarnya

C. Perbedaan Zakat Dengan Pajak


Perbedaan Zakat Pajak

Arti Nama bersih, bertambah Utang, pajak, upeti


dan berkembang

Dasar Hukum Al-Qur`an dan As Undang-undang suatu Negara


Sunnah

Nishab dan Ditentukan Allah Ditentukan oleh negara dan yang bersifat
Tarif dan bersifat mutlak relatif Nishab zakat memiliki ukuran tetap
sedangkan pajak berubah-ubah sesuai dengan
neraca anggaran Negara

Sifat Kewajiban bersifat Kewajiban sesuai dengan kebutuhan dan


tetap dan terus dapat dihapuskan
menerus

Subyek Muslim Semua warga Negara

Obyek Alokasi Tetap 8 Golongan Untuk dana pembangunan dan anggaran


Penerima rutin

Harta yang Harta produktif Semua Harta


Dikenakan

Syarat Ijab Disyaratkan Tidak Disyaratkan


Kabul

Imbalan Pahala dari Allah Tersedianya barang dan jasa public


dan janji keberkahan
harta

Sanksi Dari Allah dan Dari Negara


pemerintah Islam

Perhitungan Dipercayakan Selalu menggunakan jasa akuntan pajak


kepada Muzaki dan
dapat juga dengan
bantu ‘amil zakat

BAB V

KESIMPULAN

Dari pembahasan makalah ini dapat di ambil kesimpulan bahwa zakat


merupakan salah satu harta yang harus dibersihkan dan disucikan agar mendapat
ridho dari Allha SWT. Zakat juga merupakan salah satu rukun islam yang menjadi
salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat islam,oleh sebab itu hukum zakat
adalah wajib.

Syarat-syarat kekayaan yang wajib dizakati yaitu :

1. Milk penuh yaitu harta tersebut berada dalam control dan kekuasaannya
secara penuh dan dapat diambil manfaat nya secara penuh.
2. Berkembang yaitu harta tersebut dapat bertambahatau berkembang bila
diusahakan atau mempunyai potensi untuk berkembang.
3. Cukup/Nishab yaitu harta tersebut telah mencapai jumlah tertentu sesuai
dengan ketetapan syara,sedangkan harta yang tidak sampai pada nishabnya
terbebas dari zakat.
4. Lebih dari kebutuhan pokok kebutuhan minimal yang diperlukan
seseorang dan kelurganya yang menjadi tanggungannya untuk
kelangsungan hidupnya.
5. Bebas dari hutang yaitu orang yang mempunyai hutang atau mengurangi
senishab yang harus dibayar pada waktu ang samadengan zakat maka harta
tersebut terbenas dari hutang.
6. Berlalu satu tahun maksudnya yaitu bahwa kepemilikan harta tersebut
sudah berlalu satu tahun.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hasjmy ,A. Sejarah Kebudayaan Islam


2. Ibnu Taimiyah,Ar-Raddu ‘Ala al-Mantiqiyyin
3. Adamiyah, Faridun, Andisyehai Mirza Ogho Khon Kermani
4. www.google.com
5. www.Perbedaan Zakat dengan Pajak
448 23513 0

 B
448
manual_challenge

Submit

Anda mungkin juga menyukai