Anda di halaman 1dari 7

Tugas PAI

Nama: Halili Nurisqi Ramadhan


NIM: 3331230132
Kelas: A

Halili Nurisqi Ir. Deddy Triawan Suprayogi, ST.,


Ramadhan M.Sc., Ph.D., C.Eng., IPM

Soal
1. Jelaskan pengertian dan prinsip-prinsip Zakat ?

2. Jelaskan harta yang Wajib Di Zakatkan., Nisab, Dan Kadar Zakatnya?

3. Apa yang dimaksud dengan Zakat Profesinal (Zakat Gaji)?

4. Sebukan jenis-jenis mustahik zakat ?

5. Bagaimana Manajemen Pengelolaan Zakat yang baik?

Jawaban
1. Zakat merupakan salah satu dari lima rukun Islam dan merupakan
kewajiban bagi umat Islam yang mampu. Zakat secara harfiah berarti
“pemurnian”. Prinsip Zakat didasarkan pada ajaran Islam dan bertujuan
untuk menciptakan keadilan sosial, membantu orang miskin dan
mensucikan harta benda umat Islam. Prinsip-prinsip zakat antara lain:
a. Kewajiban kepada Allah (Hak Allah): Zakat bukan hanya kewajiban
sosial tetapi juga bentuk ibadah dan ketaatan kepada Allah. Memberikan
Zakat merupakan salah satu cara umat Islam mengakui bahwa harta yang
dimilikinya benar-benar milik Allah.
b. Pemberian dari harta tertentu: Zakat harus diberikan dari harta tertentu
seperti uang, emas, perak dan hasil pertanian. Besarnya zakat yang
diberikan berbeda-beda tergantung jenis harta dan besar kecilnya
kekayaan seseorang.
c. Nisab (batas harta): Zakat hanya diberikan oleh mereka yang hartanya
melebihi batas tertentu yang disebut nisab. Nisabnya berbeda-beda sesuai
dengan jenis harta yang dimilikinya dan jika hartanya kurang dari nishab
maka tidak wajib mengeluarkan zakat.
d. Penerima Zakat (Mustahik): Zakat diberikan kepada delapan kelompok
penerima yang disebut Mustahiki. Golongan ini meliputi orang-orang
fakir, orang-orang miskin, budak-budak yang ingin dibebaskan, orang-
orang yang berhutang, pekerja yang ditugaskan untuk mengumpulkan
zakat, orang-orang yang baru masuk Islam, orang-orang musafir yang
hartanya telah habis, dan orang-orang yang berhak menerima zakat. .
e. Waktunya Mengeluarkan Zakat: Zakat dapat diberikan kapan saja
sepanjang tahun, namun banyak umat Islam yang memilih untuk
memberikannya selama bulan Ramadhan. Waktu pemberian zakat juga
dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu atau masyarakat.
f. Niat (niat beribadah): Memberikan Zakat hendaknya dibarengi dengan
niat beribadah kepada Allah. Niat ini mencerminkan kesadaran bahwa
zakat dikeluarkan sebagai wujud ibadah dan ketaatan kepada Tuhan.
g. Tanpa Biaya dan Syarat: Zakat harus dikeluarkan dengan ikhlas, tanpa
syarat dan biaya. Tujuannya adalah untuk membantu orang lain dan
mendapatkan keridhaan Allah. Melalui prinsip-prinsip tersebut, zakat
menjadi alat penting dalam mencapai tujuan keadilan sosial dan distribusi
kekayaan dalam masyarakat Islam.
2. Zakat wajib dikeluarkan atas harta tertentu yang telah mencapai nisab
(jumlah minimum kekayaan yang diwajibkan untuk membayar zakat).
Berikut harta yang wajib mempunyai zakat, nisab dan tarif zakatnya:
a. Real estat yang dikenakan zakat:
1. Uang Tunai dan Tabungan: termasuk uang tunai, tabungan, deposito,
dan investasi keuangan yang disimpan selama satu tahun.
2. Emas dan Perak: termasuk perhiasan, koin, atau barang lain yang
terbuat dari emas atau perak.
3. Pertanian dan Peternakan: produk pertanian seperti tanaman pangan
dan peternakan seperti sapi dan kambing.
b. Nisab:
1. Emas : Nisab emas dihitung berdasarkan berat 85 gram emas murni.
2. Perak: Nisab perak dihitung berdasarkan berat 595 gram perak murni.
Apabila nilai harta seseorang mencapai atau melebihi nisab, maka ia
wajib mengeluarkan zakat. Nisabnya bisa berubah sesuai dengan nilai
emas dan perak di pasaran.
c. Tarif zakat:
1. Emas: Zakat emas adalah 2,5% dari nilai emas yang disimpan selama
satu tahun.
2. Perak: Zakat perak juga sebesar 2,5% dari nilai perak yang dimiliki
selama satu tahun.
3. Pertanian dan Peternakan: Besaran Zakat hasil pertanian dan
peternakan bisa berbeda-beda, namun biasanya bervariasi antara 5-10%
tergantung jenisnya. Tarif zakat 2,5 persen berlaku untuk aset tertentu
seperti emas dan perak. Apabila seseorang mempunyai jenis harta yang
berbeda-beda, maka zakatnya dihitung berdasarkan masing-masing jenis
harta tersebut dan dijumlahkan. Membayar Zakat adalah amal dan
ketaatan terhadap ajaran Islam dalam memajukan kesejahteraan dan
keadilan sosial.
3. Zakat Profesi atau Zakat Gaji adalah kewajiban membayar zakat yang
dikenakan atas penghasilan atau gaji seseorang. Ini termasuk sebagian
dari pendapatan yang diterima oleh seorang karyawan atau orang
profesional. Meskipun konsep ini tidak disebutkan dalam Al-Quran atau
Hadits, namun sebagian ulama menyadari perlunya zakat sebagai bagian
dari pendapatan zakat untuk menunjang kekayaan dan menegakkan
keadilan. Zakat gaji meliputi penentuan nisab (batas kekayaan minimum),
menghitung pendapatan bersih, dan membayar sebagian kecil dari
pendapatan sebagai zakat.

4. Mustahik adalah istilah Islam yang merujuk pada penerima zakat,


yaitu mereka yang berhak menerima bantuan zakat karena kebutuhan atau
keadaan tertentu. Berikut beberapa jenis zakat mustahik:
a. Fuqara: orang miskin yang tidak memiliki cukup harta dan kekayaan
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
b. Masakin: Kelompok ini mencakup masyarakat yang hidup dalam
kemiskinan dan kesulitan keuangan, meskipun mereka mungkin memiliki
harta benda.
c. Amil Zakat: pejabat atau pegawai yang ditunjuk untuk menghimpun,
mengelola, dan menyalurkan zakat. Mereka berhak menerima sebagian
kecil zakat sebagai upah atas pekerjaannya.
d. Muallaf: orang yang baru masuk Islam atau membutuhkan dukungan
untuk menguatkan keimanannya.
e. Riqab : Anak laki-laki yang ingin mandiri. Saat ini, konsep ini dapat
diterapkan pada orang-orang yang hidup dalam perbudakan atau
kebebasan ekonomi.
f. Gharimin : Orang yang terlilit hutang dan kesulitan membayar
hutangnya.
g. Fisabilillah: orang yang berjuang di jalan Allah, seperti pejuang
kemerdekaan atau orang yang melakukan kegiatan kemanusiaan atau
pendidikan yang bermanfaat bagi masyarakat.
h. Ibnu Sabil: Seorang musafir yang harta bendanya habis selama
perjalanan dan tidak mempunyai cukup uang untuk melanjutkan
perjalanan atau memenuhi kebutuhan pokok.
i. Al-Jamiatu Qulubuhum: orang yang bertugas menghimpun dan
mempersatukan hati umat Islam, sebagai pemimpin yang berperan
penting dalam menjaga kekompakan dan persatuan masyarakat.
Perlu diketahui bahwa dalam praktiknya pendistribusian zakat dapat
berbeda-beda sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat setempat.
Komunitas atau lembaga zakat biasanya memiliki mekanisme untuk
menilai dan mendistribusikan zakat sesuai dengan kebutuhan
komunitasnya.

5. Pengelolaan zakat yang baik sangat penting untuk memastikan dana


zakat digunakan secara efektif dan efisien sesuai dengan prinsip Islam
dan memberikan dampak positif bagi penerima zakat. Berikut beberapa
langkah mengelola zakat dengan baik:
a. Transparansi dan akuntabilitas:
Kebijakan transparansi yang tinggi dibuat. Menginformasikan kepada
masyarakat pendonor dan penerima zakat tentang pengumpulan,
pengelolaan dan penyaluran dana zakat.
Memublikasikan laporan keuangan secara berkala dan jelas sehingga
masyarakat dapat melihat penggunaan dana zakat.
b. Profesionalisme:
Memilih dan melatih staf dengan keterampilan yang diperlukan dan etos
kerja yang tinggi untuk mengelola dana zakat.
Gunakan praktik manajemen profesional dalam perencanaan keuangan,
pelaporan dan administrasi.
c. Teknologi informasi:
Memanfaatkan teknologi informasi untuk menyederhanakan
pengumpulan, pemrosesan, dan pelaporan zakat. Sistem yang baik dapat
meningkatkan efisiensi dan keakuratan pengelolaan dana zakat.
d. Monitoring dan Evaluasi:
Melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala terhadap program-
program yang didanai zakat. Pastikan dana zakat digunakan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
Menerima masukan dari penerima zakat dan masyarakat untuk
memperbaiki program dan praktik yang ada.
e. Pemilihan Penerima Zakat (Mustahik):
Mengidentifikasi dan memperbarui informasi tentang mustahiki secara
berkala. Pastikan uang zakat dialokasikan dengan benar kepada
masyarakat miskin.
Mengutamakan penerima zakat yang paling membutuhkan.
f. Pendidikan dan Kesadaran:
Melakukan kampanye penyadaran untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya zakat dan dampak positifnya.
Menginformasikan kepada masyarakat tentang cara menghitung dan
membayar zakat yang benar.
g. Kerjasama dan kemitraan:
Bekerja sama dengan lembaga zakat, organisasi kemanusiaan dan
pemerintah untuk memaksimalkan dampak dan efisiensi distribusi zakat.
h. Riset dan Analisis:
Melakukan penelitian dan analisis untuk lebih memahami kondisi sosial
dan ekonomi masyarakat. Hal ini dapat membantu merencanakan
program dengan lebih efisien.
i. Mencegah Penyalahgunaan:
Menerapkan kontrol internal yang ketat untuk mencegah penyalahgunaan
dana zakat.
Melakukan audit internal dan eksternal secara berkala untuk memastikan
akuntabilitas dan keberlanjutan program.
Melalui pengelolaan yang baik, lembaga zakat dapat memastikan dana
zakat digunakan sebaik-baiknya untuk membantu masyarakat miskin dan
menjaga kepercayaan masyarakat donor.

Anda mungkin juga menyukai