Konsep Nadzir
LahirnyaUndang-undangNomor 41 Tahun 2004
TentangWakaftelahmembawaperubahanbesardalameksistensi Lembaga
perwakafan Indonesia saatini. Salah satuperubahanmendasar yang
terjadiadalahterkaitkonseppemahaman dan pengembanganwakaf.
Setiapperubahan pada dasarnyamengarahkepadahal-halbaru yang lebihbaik
yang sesuaidengansituasi dan kondisisaatini,
karenanyaperubahaninilebihtepatdisebutdenganpembaruanpengaturanwakaf di
Indonesia. Dalamhalini, pembaruanundang-undangperwakafanlebihmengacu
pada suatukonsep yang lebihbaiktentangpengaturanwakaf di Indonesia
dibandingkandengankonsep yang telahadadalampandanganfikihkonvensional.
Secaraumumpembaruan hokum wakafdalamUndang-undangNomor 41 Tahun
2004 TentangWakafadalahsebagaiberikut :
a. Pembaruandalamkonsepdasarwakafsepertidefinisiwakaf,
cakupanhartabendawakaf, tentangkeabadianwakaf, dan tentangperubahan
dan pengalihanhartawakaf yang suudahdianggaptidakataukurangberfungsi.
b. Pembaruan system manajemenpengelolaanwakaf yang lebihterintegrasi.
Penerapan system manajemendalamperwakafanmerupakanhalbaru.
Dalamparadigma lama, wakaflebihmenitikberatkan pada pelestarian dan
keabadianbendawakaf. Makadalampembaruanparadikmabaru,
wakaflebihmenitikberatkan pada aspekpemanfaatan yang
lebihnyatatanpamenghilangkaneksistensibendawakafitusendiri.
Untukitudalampengembangan dan peningkatanmanfaatbendawakaf, yang
sangatberperanadalahmanajemen dan pengelolaanwakaf, yang
dalamhaliniadalahkeadministrasian dan Lembaga-lembagaatauorganisasi
yang m,engaturterlaksananyaperwakafan.
c. Pembaruan yang mengarah pada penguatankapasitaskelembagaanwakaf.
Terlihatdengandidirikannyalembagaotonom yang
mengurusimasalahwakafsecarainternasional, yaitu Badan Wakaf Indonesia
(BWI).
Kenadziran :
Telah diketahui, bahwa salah satu hal terpenting dalam
peruntukannya.
nazhirdijelaskan dalam
(1) NazhirsebagaimanadimaksuddalamPasal4,Pasal7danPasal
Menteri.