Di antara sekian banyak śalat sunnah, ada yang ditekankan untuk dikerjakan dengan berjamaah, ada yang dikerjakan
secara munfarīd (sendirian), dan ada yang bisa dikerjakan secara berjamaah atau munfarīd.
1. Śalat Sunnah Berjamaah
Secara lebih rinci śalat-śalat sunnah yang dilaksanakan secara berjama’ah sebagai berikut :
c. Śalat Istikhārah
Śalat istikhārah adalah śalat dengan maksud untuk memohon petunjuk Allah Swt. dalam menentukan pilihan
terbaik di antara dua pilihan atau lebih. Śalat istikharah sebenarnya hampir sama dengan śalat hajat. Bedanya kalau
śalat istikharah tertuju pada suatu keinginan atau cita-cita yang sudah nampak adanya, tetapi masih ragu-ragu dalam
menentukan pilihannya.
Sedangkan śalat hajat tertuju pada sebuah keinginan yang belum kelihatan akhir dan tujuannya. Waktu yang
terbaik dalam melaksanakan śalat istikhārah ini adalah saat mulai pertengahan malam yang akhir, sebagaimana
waktu śalat tahajjud. Śalat istikhārah dikerjakan sebagaimana śalat biasa dan setelah selesai śalat dilanjutkan dengan
membaca doa istikharah sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah.
Śalat istikhārah hukumnya adalah sunnah mu`akkadah bagi orang yang sedang membutuhkan untuk
menentukan pilihan.
Adapun tata cara melaksanakan śalat istikhārah sebagai berikut :
1) Bangun pada waktu pertengahan malam dan berwudu
2) Melaksanakan śalat istikhārah dengan diawali niat. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati.
3) Pada rakaat pertama setelah membaca surah al-Fātihah kemudian membaca surah al-Kāfirun. Bacaan surah
al-Kāfirun boleh lebih dari satu kali, yakni tiga, tujuh, atau sepuluh kali.
4) Pada rakaat kedua setelah membaca surah al-Fātihah kemudian membaca surah al-Ikhlās. Bacaan surah al-
Ikhlās boleh lebih dari satu kali, yakni tiga, tujuh, atau sepuluh kali.
5) Setelah śalat dua rakaat, dilanjutkan dengan membaca doa istikhārah yang diajarkan Nabi Muhammad saw.