Anda di halaman 1dari 18

ZAKAT

Surah Al-Baqarah ayat 43



Kerjakanlah shalat dan tunaikanlah zakat (QS. Al-Baqarah : 43)
Tarif (Defenisi)
Zakat adalah bagian tertentu dari kekayaah yang Allah perintahkan untuk dikeluarkan
dan diberikan kepada yang berhak (mustahiq). Disebut pula shadaqah seperti dalam firman
Allah : QS. 9/At Taubah: 60, yang dimaksudkan shadaqah dalam ayat itu adalah zakat wajib,
bukan shadaqah sunnah. Al Mawardi berkata: Shadaqah adalah zakat, dan zakat adalah
shadaqah, beda nama tapi satu makana.
Zakat adalah kewajiban: satu dari rukun Islam yang lima, seperti dalam hadits
Rasulullah saw: Islam didirikan di atas lima hal yaitu: bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali
Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan
ramadhan, dan haji ke Baitullah jika mampu Muttafaq alaih.
Membayar zakat adalah salah satu sifat orang bertaqwa. Firman Allah: Dan pada
harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak
mendapat bahagian. QS. 51/Adz Dzariyat:19
Rasulullah saw bersabda: Ada tiga hal yang aku bersumpah maka hafalkanlah: 1.
Tidak akan berkrang harta karena bersedekah, 2. tidak ada seorang hambapun yang dizahlimi
kemudian ia bersabar, pasti Allah akan menambahkan kemuliaan, 3. tidak ada seorang
hambapun yang membuka pintu meminta-minat kecuali Allah akan bukakan baginya pintu
kefakiran. HR At Tirmidziy
A. Zakat Maal (Harta)
Zakat maal menurut para ulama adalah setiap harta yang berdasarkan kriteria tertentu wajib
dikeluarkan zakatnya
Di antaranya firman Allah SWT dan sabda Rasulullah SAW berikut:






Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan berdo'alah untuk mereka. Sesungguhnya do'a kamu itu ketenteraman
jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.? (QS. At-Taubah
:103).

Syarat Wajib Zakat


A. Pada Orang , yaitu syarat Islam
1. Para ulama telah bersepakat tentang kewajiban zakat itu atas setiap muslim yang
sudah baligh dan berakal
2. Para ulama telah pula bersepakat bahwa zakat diwajibkan pula pada harta orang
kaya, orang gila yang muslim.
3. Zakat adalah haqqul mal, seperti kata Abu Bakar ra dalam penegasannya
memerangi orang murtad. Dan haqqul mal diambil dari anak kecil dan orang gila.
Karena zakat berkaitan dengan harta bukan dengan personalnya.
B. Pada Harta
Harta yang wajib dikeluarkan zakatnya, adalah harta yang telah memenuhi beberapa
syarat berikut ini, yaitu:
1. Kepemilikan Penuh. Yaitu penguasaan seseorang terhadap harta kekayaan, sehingga bisa
menggunakannya secara khusus.

Tidak wajib zakat pada harta haram, yaitu harta yang diperoleh manusia dengan
cara haram, seperti ghasab (ambil alih semena-mena), mencuri, pemalsuan, suap,
riba, ihtikar (menimbun untuk memainkan harga), menipu.

Sedangkan hutang, yang masih ada harapan kembali, maka pemilik harta harus
mengeluarkan zakatnya setiap tahun. Namun jika tidak ada harapan kembali, maka
pemilik hanya berkewajiban zakat pada saat hutang itu dikembalikan dan hanya zakt
untuk satu tahun (inilah madzhab Al Hasan Al Bashriy dan Umar bin Abdul Aziz)
atau dari tahun-tahun sebelumnya (madzhab Ali dan Ibnu Abbas).
2. Berkembang. Artinya harta yang wajib dikeluarkan zakatnya harus harta yang
berkembang aktif, atau siap berkembang, yaitu harta yang lazimnya memberi keuntungan
kepada pemilik.
3. Mencapai nishab, yaitu batas minimal yang jika harta sudah melebihi batas itu ia wajib
zakat, jika kurang dari itu tidak wajib zakat
4. Nishab itu sudah lebih dari kebutuhan dasar pemiliknya sehingga ia terbukti kaya.
Kebutuhan minimal itu ialah kebutuhan yang jika tidak terpenuhi ia akan mati. Seperti
makan, minum, pakaian, tempat tingal, alat kerja, alat perang dan bayar hutang. Jika ia
memiliki harta dan dibutuhkan untuk keperluan ini, maka ia tidak zakat
5. Pemilik lebih dari nishab itu tidak berhutang yang menggugurkan atau mengurangi
nishabnya.
Hutang dapat menggugurkan atau mengurangi kewajiban zakat berlaku pada harta
yang zhahir, seperti hewan ternak, dan tanaman pangan, juga pada harta yang tak terlihat
seperti uang.
Syarat hutang yang menggugurkan atau mengurangi zakat itu adalah
a.
hutang yang menghabiskan atau mengurangi nishab dan tidak ada yang dapat
dugunakan membayarnya kecuali harta nishab itu.

b. hutang yang tidak bisa ditunda lagi, sebab jika hutang yang masih bisa ditunda tidak
menghalangi kewajiban zakat.
c. Syarat terakhir, hutang itu merupakan hutang adamiy (antar manusia) sebab hutang
dengan Allah seperti nadzar, kifarat tidak menghalangi kewajiban zakat.
6. Telah melewati masa satu tahun. Harta yang sudah mencapai satu nishab pada pemiliknya
itu telah melewati masa satu tahun qamariyah penuh. Syarat ini disepakati untuk harta
seperti hewan ternak, uang, perdagangan. Sedangkan pertanian, buah-buahan, madu,
tambang, dan penemuan purbakala maka tidak berlaku syarat satu tahun ini. Harta ini
wajib dikeluarkan zakatnya begitu mendapatkannya
Berikut ini adalah pembagian harta yang di zakatkan.
1. Zakat Hewan
Hewan yang dikeluarkan zakatnya adalah: onta, sapi, kerbau dan kambing
Syarat zakat hewan ternak adalah:
Mencapai jumlah satu nishab, yaitu lima onta, tiga puluh sapi, dan empat puluh
kambing.
Sudah melewati satu tahun, dan zakat hanya dikeluarkan setahun sekali
Digembalakan di ladang yang boleh untuk menggembala. Sedangkan hewan yang di
kandangin (dikasih makan di kandang/tidak digembalakan) maka tidak wajib zakat
kecuali menurut madzhab Malikiy.
Bebas dari aneka cacat, tidak sakit, tidak patah tulang dan tidak pula pikun. Kecuali
jika seluruh ternak mengalami cacat tertentu, maka diperbolehkan mengeluarkan
zakatnya dari yang cacat ini.
Betina, bagi yang mensyaratkan.
Sedang. Pemungut zakat tidak boleh mengambil yang paling bagus atau yang paling
buruk, akan tetapi mengambil kualitas sedang, dengan memperhatikan posisi pemiliki
dan fakir miskin sebagai mustahiq.
Tidak menjadi alat kerja, membajak, menyiram, atau membawa barang. Sebab jika
dipekerjakan maka statusnya lebih mirip menjadi alat kerja daripada kekayaan.

Zakat Onta
Jumlah onta
5-19
10 - 14
15 19
20 - 24
25 - 35
36 - 45

Zakat wajibnya
Seekor kambing
Dua ekor kambing
Tiga ekor kambing
Empat ekor kambing
1 bintu makhadh/anak onta yang induknya sedang hamil (usia > 1
tahun)
1 bintu labun/anak onta yang induknya sedang menyusui (usia >
2 tahun)

46 - 60
61 - 75
76 - 90
91 - 120

1 onta hiqqah (onta betina yang berumut > 3 tahun)


1 onta jadzaah ( onta betina berumur > 4 tahun)
2 ekor onta bintu labun
2 hiqqah

Zakat Sapi
Nishab sapi yang dipilih oleh empat madzhab adalah tigapuluh ekor sapi. Kurang dari itu
tidak wajib zakat.
Jumlah sapi
Zakat wajibnya
30 - 3 9
seekor tabi(sudah berusia satu tahun, dan masuk ke tahun kedua
40 - 59
zakatnya seekor sapi musinnah ( berusia dua tahun dan masuk ke
tahun ketiga
60 69
dua ekor anak sapi
70 - 79
satu ekor tabi dan satu ekor musinnah
80 - 89
dua ekor musinnah
90 - 99
satu musinnah dan dua ekor tabi
100 dua musinnah dan satu ekor tabi
Zakat Kambing
Mulai
Sampai
Besar zakat wajibnya
1
39
Tidak wajib zakat
40
120
Seekor kambing
121
200
Dua ekor kambing
201
299
Tiga ekor kambing
300
399
Empat ekor kambing
400
499
Lima ekor kambing
Berikutnya setiap seratus ekor kambing zakatnya satu ekor kambing
Zakat Hewan Lain
1. Para ulama bersepakat bahwa kuda untuk transportasi dan jihad fi sabilillah tidak
diwajjibkan zakat. Sedangkan yang diperdagangkan wajib dikeluarkan zakat
dagangan. Demikian juga kuda yang dikurung tidak wajib zakat, karena yang wajib
dizakati adalah hewan yang digembalakan.
2. Jika kemudian berkembang jenis-jenis hewan baru yang menjadi peliharaan untuk
pengembangan dan memperoleh hasilnya, seperti keledai, apakah ada kewajiban
zakatnya? Para ulama modern seperti Muhammad Abu Zahrah, Abdul Wahab
KHallaf dan Yusuf Qardhawi mengatakan wajib zakat. Yusuf Qardhawi berpendapat
bahwa nishab hewan itu adalah dua kali lipat nishab uang, minimal berjumlah lma
ekor, dan senilai lima ekor onnta atau empat puluh kambing.
Zakat Madu dan Produk Hewani
a. Zakat madu hukumnya wajiib.
b. prosentase zakatnya adalah sepersepuluh setelah dikurangi biaya produksi jika ada.

c. menurut Abu Hanifah tidak ada nishab zakat madu, tetapi diambil zakatnya dari
berapapun jumlahnya sedikit ataupun banyak. Menurut Abu Yusuf nishabnya ketika
sudah senilai lima wisq, yaitu nishab terkecil barang-barang yang dapat ditimbang.
d. Hasil-hasil hewani seperti susu, sutera, telur, dan daging yang menjadi kakayaan
besar di zaman sekarang ini. Apakah wajib zakat?
1. Jika zakat sudah diambil dari fisik hewannya seperti sapi sebagai pengahsil susu,
maka ketika itu tidak wajib zakat susu
2. Jika belum diambil zakat fisik hewannya, seperti ayam dan sejenisnya, maka
ketika itu diambil zakat dari hasilnya, dikiaskan dengan madu yang merupakan
hasil lebah, atau diqiaskan dengan tanah yang dikeluarkan hasilnya bukan
tanahnya.
3. Nishab zakat ini senilai lima wisq, yang merupakan nishab terendah dari hasil
tanaman yang ditimbang, yaitu (653 kg). prosentasenya sepersepuluh jika
diqiaskan dengan tanah yang disiram dengan air hujan, dan seperduapuluh jika
disiram dengan alat, di mana muzakki mengeluarkan dana untuk biaya
produksinya.
4. Dan sangat mungkin ditentukan prosentase zakatnya 2,5 % jika dipertimbangkan
bahwa produk hewani sama dengan harta perdagangan, diabayarkan dari modal
dan hasil.
2. Zakat Tanaman
Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung,
pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang
serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang
bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya
(dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. QS. Al Anam: 141
Hasil Pertanian Yang Wajib Zakat
Zakat sepersepuluh atau seperduapuluh itu wajib dikeluarkan dari seluruh tanaman yang
diharapkan untuk pemanfaatan dan peningkatan nilai tanah, menurut Abu Hanifah, Daud Azh
Zhahiriy, Umar bin Abdul Aziz, Mujahid, dan Hammad bin Abi Sulaiman.
Nishab Tanaman Dan Buah-Buahan
Nishab zakat tanaman dan buah-buahan adalah sebesar lima wisq, sesuai dengan hadits
Rasulullah saw: Yang kurang dari lima wisq tidak wajib zakat. (Muttafaq alaih)
Satu wisq = enam puluh sha
Lima wisq = 300 sha= + 653 kg
Prosentasenya

sepersepuluh jika disiram tanpa biaya ( dengan air hujan atau air sungai yang
dialirkan)

seperduapuluh (nishful usyur) jika disiram dengan biaya

jika setengah tahun disiram dengan tanpa biaya dan setengah tahun lainnya disiram
dengan biaya maka zakatnya dari sepersepuluh. Jika disiram lebih banyak
menggunakan salah satu sarananya maka diperhitungkan dengan yang lebih banyak
itu, atau dengan prosentase yang memudahkannya diperkirakan dengan taksiran.

3. Zakat Emas, Perak Dan Uang


Zakat Uang
Hukumnya wajib berdasarkan dalil berikut :
Al Quran, firman Allah:
Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan
Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang
pedih, QS. At Taubah: 34
Prosentasenya
Emas dan perak zakatnya sebesar 2,5 % sesuai dengan hadits Rasulullah saw: Dalam riqqah
ada zakatnya seperempatnya sepersepuluh. Riqqah adalah uang dari perak.
Nishab uang
Nishab perak sebesar dua ratus dirham, tanpa ada perbedaan pendapat, sesuai dengan
hadits Rasulullah saw: Tidak wajib zakat bagi waraq yang kurang dari lima wiqyah
HR. Muslim. Al waraq adalah uang dirham yang menjadi alat tukar, dan satu wiqyah
berjumlah empat puluh dirham.
Sedangkan nishab emas berjumlah duapuluh dinar, atau duapuluh mitsqal, seperti
pendapat jumhurul ulama, termasuk empat madzhab, bersandar pada beberapa hadits
dan atsar yang saling menguatkan satu dengan yang lain
1 Dirham = 2,975 gr 1 dirnar = 4,25 gr
Uang Kertas
Uang kertas hari ini telah memainkan peran emas dan perak di masa lalu, maka sangat
logis ketika zakat dianalogikan kewajibannya dengan emas dan perak, karena telah
menggantikan peran keduanya. Para ulama modern dari berbagai madzhab telah
bersepakat tentang hal ini, meskipun berbeda pendapat tentang cara pelaksanaan zakat
uang ini.
4. Zakat Harta Perniagaan
Zakat perniagaan hukumnya wajib berdasarkan dalil-dalil berikut ini:
Al Quran
Firman Allah: Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian
dari hasil usahamu yang baik-baik .QS. Al Baqarah: 267
Syarat Zakat
1. Terdapat dua unsur perdagangan secara bersamaa yaitu: jual beli, dan niat berdagang.

2. Telah mencapai satu nishab, artinya nilai harta perniagaan itu telah mencapai nishab
uang, pada akhir tahun menurut Imam Malik dan Asy Syafiiy.
3. Tidak ada penghalang yang membuat duplikasi zakat. Jika barang dagangan itu dari
jenis barang yang wajib dizakati, maka tidak wajib zakat dua kali.
Bagaimana Pedagang Mengeluarkan Zakatnya
1. Seorang pedagang muslim menentukan waktu tahunan untuk membayar zakat. Pada
saat itu ia menghitung modal yang dipersiapkan untuk dagang, yaitu barang-barang
yang dipersiapkan untuk jualan, dengan harga jual itu waktu mengeluarkan zakat,
ditambah dengan uang cash yang ada, uang yang masih ada di tangan orang lain.
Kemudian dikurangi hutang yang menjadi kewajibannya, lalu dari yang tersisa itu
dikeluarkan 2,5%
2. Perlu ditegaskan di sini, bahwa bangunan, perabotan yang tidak disiapkan untuk
jualan tidak dimasukkan dalam perhitungan aset yang dikeluarkan zakatnya.
Sedangkan bungkus yang dijual beserta isinya maka dikategorikan sebagai dagangan
dan dihitung nilainya
3. Pedagang itu mengeluarkan dagangannya berupa uang.
5. Zakat Pertambangan
Jumhurul ulama bersepakat bahwa tambang yang dikeluarkan dari dalam tanah, maka ada
hak tertentu yang harus dikeluarkan. Firman Allah:
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu
yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. QS. Al
Baqarah: 267
Dan pertambangan adalah termasuk yang Allah keluarkan dari dalam bumi. Dan berikut ini,
kami ringkas beberapa hukum :
1. Hak wajib meliputi segala macam tambang yang keluar dari perut bumi, baik yang
beku maupun yang cair, bisa dicetak atau tidak bisa dicetak.
2. Prosentase wajibnya adalah seperlima (20 %) menurut madzhab Hanafiy, sesuai
dengan sabda Rasulullah saw.
3. Jumhurul fuqaha mensyaratkan nishab untuk zakat pertambangan. Yaitu ketika yang
digali sudah mencapai nilai satu nishab uang. Dan menurut Abu Hanifah tidak ada
batas nishab pertambangan, dan dikeluarkan seperlimanya berapapun yang diperoleh.
4. Tidak disyaratkan masa setahun menurut mayoritas ulama, akan tetapi wajib
dikeluarkan zakat seketika dihasilkan tambang itu.
5. Sedangkan yang mewajibkan zakat seperlimanya mengatakan: Sesungguhnya bahan
tambang itu diperlakukan sebagaimana perlakuan al fai (harta yang diperoleh dari
musuh tanpa perang), sedangkan yang mewajibkannya 2,5 % memperlakukannya
dengan perlakuan zakat penuh.
6. Zakat Perusahaan
Dalil Kewajibannya
Para ulama fiqh kontemporer memiliki dua pandangan tentang harta perusahaan ini.

Pertama. Tidak wajib zakat, karena tidak ada teks yang mewajibkannya.
Kedua. Wajib zakat pada harta-harta di atas, dengan dalil-dalil berikut ini:
1. Teks zakat dalam Al Quran dan As Sunnah, mencakup seluruh jenis harta kekayaan :
{ dan perusahaan
}
{ }
adalah jenis harta kekayaan.
2. Alasan kewajiban zakat harta adalah pertambahan, setiap harta yang bertambah maka
ia wajib zakat, seperti hewan ternak, pertanian, dan uang.
3. Sesungguhnya hikmah zakat adalah untuk membersihkan pemilik harta, dan memberi
keleluasaan kepada orang-orang yang membutuhkan, dan menjaga Islam.
4. Telah menjadi kesepakatan ulama tentan kewajiban zakat yang tidak disebutkan
langsung oleh Rasulullah saw secara tekstual, tetapi para ulama menetapkannya
menggunakan qiyas, seperti zakat emas menurut Imam Syafiiy adalah qiyas terhadap
perak. Zakat harta perniagaan diqiyaskan dengan uang. Zakat kuda menurut madzhab
Hanafi diqiyaskan dengan zakat hewan lainnya yang telah disebutkan secara tekstual.
Zakat madu menurut madzhab Hanbali diqiyaskan dengan pertanian.
Cara Pengeluaran Zakatnya
Ada tiga cara pengeluaran zakatnya:
Pertama: Dihitung dan dikeluarkan zakatnya seperti zakat perdagangan. Setiap tahun pemilik
bangunan itu misalnya menghitung nilai bangunan dan hasilnya lalu mengeluarkan 2,5%
seperti zakat perdagangan.
Kedua: Zakat dikeluarkan dari hasilnya saja, 2,5% dengan nishab emas. Pendapat ini
diriwayatkan dari Imam Ahmad, dan salah satu pendapat madzhab Malikiy. Dan zakatnya
dikeluarkan ketika menerima penghasilan itu tanpa menunggu masa satu tahun.
Ketiga: Zakat dikeluarkan dari hasilnya saja dan menggunakan nishab pertanian 10% atau
5%, dan zakat dikeluarkan pada saat pembayaran tanpa menunggu satu tahun.
7. Zakat Penghasilan
Pertama : Muqaddimah.
Yang dimaksudkan dengan penghassilan adalah apa saja yang diperoleh seseorang dengan
kerjanya.
Kedua: Hasil Usaha dan Hukumnya
Hasil usaha adalah seluruh hail yang barusaja diperoleh dan dimiliki seorang mukmin dengan
cara yang syariy (benar menurut hukum Islam).
Ketiga: Nishab dan Prosentase
Batas nishab di sini dapat digunakan nishab pertanian. Jika penghasilan sudah
menccapai senilai lima wisq, hasil bumi seperti gandum, maka ia wajib zakat.
Dapat juga digunakan nishab emas yaitu senilai 85 gr emas. Pendapat ini lebih dekat
ketika melihat yang diterima oleh pekerja itu berupa uang.
Prosentase zakat yang dikeluarkan sebesar 2,5%
8. Saham Dan Surat Berharga

Saham
Dapat kita fahami bahwa saham itu sudah menjadi komoditas perdagangan, pemiliknya dapat
menjual belikannya sebagaimana barang dagangan, demikianlah pendapat Syeikh
Muhammad Abu Zahrah, konsekwensinya maka wajib mengeluarkan zakat saham sebesar
2,5% dari harga saham yang ada di pasar, ditambah dengan keuntungannya, jika mencapai
satu nishab, setelah dikurangi kebutuhan pokok pemiliknya.
sertifikat deposito
Deposito menyerupai saham dari sisi kemungkinan untuk dijual belikan di pasar, dan dari sisi
nilainya di pasar berbeda dengan nilai namanya. Meskipun deposito ini hukumnya haram
karena mengambil keuntungan ribawi, maka tetap saja harus dibahas zakatnya karena
tetaplah ia merupakan harta walaupun diusahakan dengan cara yang haram. Usaha yang
haram itu tidak menghalangi kewajiban zakat bersama dengan kewajiban menghentikan
putaran haramnya.
Ada dua pendapat tentang pembahasan zakatnya:
1. Surat-surat berharga itu dikeluarkan zakatnya sekali saja ketika mengambil
dan sudah melewati masa satu tahun lebih, ia seperti hutang yang dikeluarkan
zakatnya sekali saja.
2. Dikeluarkan zakatnya setiap tahun, ia dianggap seperti hutang yang yakin
dapat ditarik.
Perhitungannya menggunakan nilai resminya. Sedangkan keuntungan haramnya tidak
dikeluarkan zakatnya, karena harta haram harus dikembalikan kepada yang berhak, dan jika
tidak diketahui pemiliknya maka semuanya harus diberikan kepada fakir miskin.
___________________________________________________________________________
Mustahik Zakat
Firman Allah :

Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang


miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan)
budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam
perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana. QS. At Taubah: 60

Pertama: Fuqara Masakin


Fakir adalah orang yang membutuhkan dan tidak meminta minta, sedangkan miskin adalah
yang meminta-minta.
Kedua: Amilin
Yaitu orang-orang yang bertugas mengambil zakat dari para muzakki, dan mendistribusikan
kepada para mustahiq. mereka itu adalah kelengkapan personil dan finasial untuk mengelola
zakat.
Ketiga : Muallaf
Mereka itu adalah orang-orang yang sedang dilunakkan hatinya untuk memeluk Islam, atau
untuk menguatkan Islamnya, atau untuk mencegah keburukan sikapnya terhadap kaum
muslimin, atau mengharapkan dukungannya terhadap kaum muslimin.
Keempat: Para Budak
Zakat dapat juga digunakan untuk membebaskan orang-orang yang sedang menjadi budak
Menurut sebagian madzhab Maliki dan Hanbali berpendapat tentang pembebasan tawanan
muslim dari tangan musuh dengan uang zakat termasuk dalam bab perbudakan.
Kelima: Gharimin (berhutang)
Al Gharim adalah orang yang berhutang dan tidak mampu membayarnya, ada dua macam
jenis gharim yaitu:
1. Al Gharim untuk kepentingan dirinya sendiri, yaitu orang yang berhutang untuk menutup
kebutuhan primer pribadi dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya, seperti
rumah, makan, pernikahan, perabotan.
2. Al Gharim untuk kemaslahatan orang lain, seperti orang yang berhutang untuk
mendamaikan dua orang muslim yang sedang berselisih, dan harus mengeluarkan dana
untuk meredam kemarahannya.
Diperbolehkan membayar hutangnya mayit dari zakat. Karena gharim mencakup yang masih
hidup dang yang sudah mati. Demikian madzhab Maliki, berdasrkan hadits Nabi yang
bersabda: Aku adalah yang terdekat pada seorang mukmin daripada diri mereka sendiri.
Barang siapa yang meninggalkan harta maka itu untuk ahli warisnya, dan barang siapa yang
meninggalkan hutang, atau kehilangan maka kepadaku dan kewajibanku Muttafaq alaih.
Keenam: Fi sabilillah
Ibnul Atsir berkata: kata Sabilillah berkonotasi umum, untuk seluruh orang yang
bekerja ikhlas untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan kewajiban, yang
sunnah dan kebaikan-kebaikan lainnya.
Yang rajah (kuat) bahwa yang dimaksud dari firman Allah fisabilillah adalah jihad
seperti yang dimaksudkan oleh jumhurul ulama. Adapun pada zaman sekarang ini, bentuk
jihad itu tampil dengan warna yang bermacam-macam untuk menegakkan agama Allah,
menyampaikan dakwah dan melindungi umat Islam.

Ketujuh Ibnu sabil


Mereka adalah para musafir yang kehabisan biaya di negera lain, meskipun ia kaya di
kampung halamannya. Mereka dapat menerima zakat sebesar biaya yang dapat
mengantarkannya pulang ke negerinya, meliputi ongkas jalan, dan perbekalan.
___________________________________________________________________________
B. Zakat Fitrah
Tarif dan Hukumnya
a. Zakat atau sedekah fitrah adalah zakat yang disebabkan datangnya idul fitri setelah
ramadhan. Diwajibkan pada tahun kedua hijriyah-bersamaan dengan kewajiban
puasa- berbeda dengan zakt-zakat yang lainnya. Karena zakat ini wajib atas setiap
orang bukan atas kekayaan.
b. Jumhurul ulama bersepakat bahwa zakat fitrah itu hukumnya wajib, seperti dalam
hadits Ibnu Umar: Bahwasannya Rasulullah saw mewajibkan zakat fitrah dari bulan
Ramadhan satu sha kurma dan gandum atas setiap orang merdeka atau budak
sahaya, laki-laki dan wanita umat Islam ini. HR Al Jamaah. Demikianlah pendapt
empat madzhab
c. Rasulullah saw telah menjelaskan hikmahnya sebagai pembersih bagi orang yang
berpuasa dari perbuatan sia-sia yang sangat sulit dihindari orang yang sedang
berpuasa. Zakat fitrah juga menjadi makanan fakir miskin pada hari raya itu
sehingga mereka semua dapat merayakan idul fitri dengan senang dan bahagia.
Siapa yang diwajibkan
a. Zakat ini diwajibkan kepada setiap muslim budak atau merdeka, laki-laki atau wanita,
kecil atau dewasa, miskin atau kaya. Seorang laki-laki mengeluarkan zakat untuk
dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya. Seorang isteri
mengeluarkan zakat untuk dirinya atau oleh suaminya. Tidak wajib dibayarkan untuk
bayi yang masih dalam kandungan, meskipun disunnahkan menurut Ahmad bin
Hanbal
b. Jumhurul ulama mensyaratkan zakat itu kepada seorang muslim yang memiliki
kelebihan makanan pada hari ied itu sebesar zakat fitrah yang menjadi kewajibannya.
Hutang yang belum jatuh tempo tidak boleh menggeser kewajiban zakat, berbeda
dengan hutang yang sudah jatuh tempo (yang harus dibayar seketika itu).
Besar zakat fitrah
a. Tiga ulama (Malik, Syafiiy, dan Ahmad) telah bersepakat bersama jumhurul ulama
bahwa zakat fitrah itu sebesar satu sha kurma, handum atau makanan lain yang
menjadi makanan pokok negeri yang bersangkutan. Seperti yang ada dalam hadits di
atas, juga hadits Abu Said Al Khudzriy : Kami pernah membayar zakat fitrah dan
Rasulullah saw bersama kami berupa satu sha makanan, atau kurma, atau gandum,
seperti itu kami membayar zakat, sampai di zaman Muawiyah datang di Madinah
yang mengatakan: Sekarang saya berpendapat bahwa dua mud gandum Syam itu
sama dengan satu sha kurma, lalu pendapat ini dipakai kaum muslimin saat itu. HR

Al Jamaah. Madzhab Hanafi berpendapat bahwa zakat fitrah itu sebesar satu sha
dari semua jenis makanan.
b. Satu sha adalah empat sendokan dengan dua telapak tangan orang dewasa standar
atau empat mud. Karena sat umud itu juga sebesar sendokan dengan dua telapak
tangan orang dewasa standar, yang dikonfersi kurang lebih 2176 gr
c. Zakat fitrah dikeluarkan dari makanan pokok mayoritas penduduk di suatu negeri,
atau dari mayoritas makanan pokok muzakki jika lebih baik dari pada makanan pokok
negeri mustahik. Demikianlah pendapat jumhurul ulama.
d. Diperbolehkan membayar dengan nilai uang satu sha jika lebih bermanfaat bagi fakir
miskin. Demikianlah pendapat madzhab Hanafi, yang diriwayatkan pula dari Umar
bin Abdul Aziz dan Hasan Al Bashriy, pendapat yang lebih mudah dikerjakan pada
masa sekarang ini.
Waktunya
1. Zakat fitrah wajib dibayar oleh orang yang bertemu dengan terbenam matahari hari
terakhir bulan ramadhan, menurut madzhab Syafiiy. Atau yang bertemu dengan
terbit fajar hari ied menurut madzhab Hanafi dan Malikiy
2. wajib mengeluarkannya sebelum shalat ied, seperti dalam hadits Ibnu Abbas.
Diperbolehkan membayarnya lebih awal sejak masuk bulan Ramadhan menurut
madzhab Syafiiy. Dan yang utama mengakhirkannya satu atau dua hari menjelang
iedul fitri. Demikianlah pendapat yang dipegang oleh madzhab Malikiy.
Diperbolehkan mendahulukannya sampai awal tahun menurut madzhab Hanafiy,
beralasan bahwa namanya tetap zakat. Dan menurut madzhab Hanbali diperbolehkan
mensegerakannya mulai dari separo kedua bulan Ramadhan.
Kepada Siapa Zakat ini dibagikan
1. Para ulama bersepakat bahwa zakat fitrah ini dibagikan kepada fakir miskin kaum
muslimin. Abu Hanifah memperbolehkan pembagianya kepada fakir miskin ahli
dzimmah.
2. Prinsipnya bahwa zakat fitrah itu diwajibkan untuk dibagkan kepada fakir miskin,
sehingga tidak diberikan kepada delapan ashnaf lainnya. Kecuali jika ada
kemaslahatan, atau kebutuhan lain. Zakat ini juga hanya dibagikan di negeri zakat itu
diambil,, kecuali jika di negeri itu tidak ada fakir miskin maka diperbolehkan untuk
memindahkannya ke Negara lain.
3. Zakat fitrah tidak boleh dibagikan kepada orang yang tidak boleh menerima zakat
mal, seperti orang murtad, fasik yang mengganggu kaum muslimin, anak, orang tua
atau isteri.
___________________________________________________________________________

SHADAQAH
Dari Abu Dzar r.a. berkata, bahwasanya sahabat-sahabat Rasulullah saw. berkata kepada
beliau: Wahai Rasulullah saw., orang-orang kaya telah pergi membawa banyak pahala.
Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa,
namun mereka dapat bersedekah dengan kelebihan hartanya. Rasulullah saw. bersabda,
Bukankah Allah telah menjadikan untukmu sesuatu yang dapat disedekahkan? Yaitu, setiap
kali tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah,
menyuruh pada kebaikan adalah sedekah, melarang kemungkaran adalah sedekah, dan
hubungan intim kalian (dengan isteri) adalah sedekah. Para sahabat bertanya, Wahai
Rasulullah, apakah salah seorang di antara kami melampiaskan syahwatnya dan dia
mendapatkan pahala? Rasulullah saw. menjawab, Bagaimana pendapat kalian jika ia
melampiaskan syahwatnya pada yang haram, apakah ia berdosa? Demikian juga jika
melampiaskannya pada yang halal, maka ia mendapatkan pahala. (HR. Muslim)
Secara umum shadaqah memiliki pengertian menginfakkan harta di jalan Allah swt.. Baik
ditujukan kepada fakir miskin, kerabat keluarga, maupun untuk kepentingan jihad fi
sabilillah. Makna shadaqah memang sering menunjukkan makna memberikan harta untuk hal
tertentu di jalan Allah swt., sebagaimana yang terdapat dalam banyak ayat-ayat dalam AlQuran. Di antaranya adalah Al-Baqarah (2): 264 dan Al-Taubah (9): 60.
Secara tersirat shadaqah yang dimaksudkan dalam hadits adalah segala macam bentuk
kebaikan yang dilakukan oleh setiap muslim dalam rangka mencari keridhaan Allah swt.
Baik dalam bentuk ibadah atau perbuatan yang secara lahiriyah terlihat sebagai bentuk
taqarrub kepada Allah swt., maupun dalam bentuk aktivitas yang secara lahiriyah tidak
tampak seperti bertaqarrub kepada Allah, seperti hubungan intim suami istri, bekerja, dsb.
Semua aktivitas ini bernilai ibadah di sisi Allah swt.
Macam-Macam Shadaqah
Rasulullah saw. menjelaskan bahwa shadaqah mencakup:
1. Tasbih, Tahlil dan Tahmid
Dari Aisyah ra, bahwasanya Rasulullah saw. berkata, Bahwasanya diciptakan dari setiap
anak cucu Adam tiga ratus enam puluh persendian. Maka barang siapa yang bertakbir,
bertahmid, bertasbih, beristighfar, menyingkirkan batu, duri atau tulang dari jalan, amar
maruf nahi mungkar, maka akan dihitung sejumlah tiga ratus enam puluh persendian. Dan ia
sedang berjalan pada hari itu, sedangkan ia dibebaskan dirinya dari api neraka. (HR.
Muslim)
2. Amar Maruf Nahi Mungkar
Setelah disebutkan bahwa dzikir merupakan shadaqah, Rasulullah saw. menjelaskan bahwa
amar maruf nahi mungkar juga merupakan shadaqah. Karena untuk merealisasikan amar
maruf nahi mungkar, seseorang perlu mengeluarkan tenaga, pikiran, waktu, dan
perasaannya.

3. Hubungan Intim Suami Istri


Hadits di atas bahkan menggambarkan bahwa hubungan suami istri merupakan shadaqah.
Satu pandangan yang cukup asing di telinga para sahabatnya, hingga mereka bertanya, Di
sinilah para sahabat baru menyadari bahwa makna shadaqah sangatlah luas. Bahwa segala
bentuk aktivitas yang dilakukan seorang insan, dan diniatkan ikhlas karena Allah, serta tidak
melanggar syariah-Nya, maka itu akan terhitung sebagai shadaqah.
4. Bekerja dan memberi nafkah pada sanak keluarganya
Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam sebuah hadits: Dari Al-Miqdan bin Madikarib AlZubaidi ra, dari Rasulullah saw. berkata, Tidaklah ada satu pekerjaan yang paling mulia
yang dilakukan oleh seseorang daripada pekerjaan yang dilakukan dari tangannya sendiri.
Dan tidaklah seseorang menafkahkan hartanya terhadap diri, keluarga, anak dan
pembantunya melainkan akan menjadi shadaqah. (HR. Ibnu Majah)
5. Membantu urusan orang lain
Dari Abdillah bin Qais bin Salim Al-Madani, dari Nabi Muhammad saw. bahwa beliau
bersabda, Setiap muslim harus bershadaqah. Salah seorang sahabat bertanya, Bagaimana
pendapatmu, wahai Rasulullah, jika ia tidak mendapatkan (harta yang dapat disedekahkan)?
Rasulullah saw. bersabda, Bekerja dengan tangannya sendiri kemudian ia memanfaatkannya
untuk dirinya dan bersedekah. Salah seorang sahabat bertanya, Bagaimana jika ia tidak
mampu, wahai Rasulullah saw.? Beliau bersabda, Menolong orang yang membutuhkan lagi
teranaiaya. Salah seorang sahabat bertanya, Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai
Rasulullah saw.? Beliau menjawab, Mengajak pada yang maruf atau kebaikan. Salah
seorang sahabat bertanya, Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah saw.? Beliau
menjawab, Menahan diri dari perbuatan buruk, itu merupakan shadaqah. (HR. Muslim)
6. Mengishlah dua orang yang berselisih
Dalam sebuah hadits digambarkan oleh Rasulullah saw.: Dari Abu Hurairah r.a. berkata,
bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, Setiap ruas-ruas persendian setiap insan adalah
shadaqah. Setiap hari di mana matahari terbit adalah shadaqah, mengishlah di antara manusia
(yang berselisih adalah shadaqah). (HR. Bukhari)
7. Menjenguk orang sakit
Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda: Dari Abu Ubaidah bin Jarrah ra berkata, Aku
mendengar Rasulullah saw. bersabda, Barangsiapa yang menginfakkan kelebihan hartanya
di jalan Allah swt., maka Allah akan melipatgandakannya dengan tujuh ratus (kali lipat). Dan
barangsiapa yang berinfak untuk dirinya dan keluarganya, atau menjenguk orang sakit, atau
menyingkirkan duri, maka mendapatkan kebaikan dan kebaikan dengan sepuluh kali lipatnya.
Puasa itu tameng selama ia tidak merusaknya. Dan barangsiapa yang Allah uji dengan satu
ujian pada fisiknya, maka itu akan menjadi penggugur (dosa-dosanya). (HR. Ahmad)
8. Berwajah manis atau memberikan senyuman

Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda: Dari Abu Dzar r.a. berkata, bahwa Rasulullah
saw. bersabda, Janganlah kalian menganggap remeh satu kebaikan pun. Jika ia tidak
mendapatkannya, maka hendaklah ia ketika menemui saudaranya, ia menemuinya dengan
wajah ramah, dan jika engkau membeli daging, atau memasak dengan periuk/kuali, maka
perbanyaklah kuahnya dan berikanlah pada tetanggamu dari padanya. (HR. Turmudzi)
9. Berlomba-lomba dalam amalan sehari-hari (baca: yaumiyah)
Dalam sebuah riwayat digambarkan: Dari Abu Hurairah r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw.
bersabda, Siapakah di antara kalian yang pagi ini berpuasa? Abu Bakar menjawab, Saya,
wahai Rasulullah. Rasulullah saw. bersabda, Siapakah hari ini yang mengantarkan jenazah
orang yang meninggal? Abu Bakar menjawab, Saya, wahai Rasulullah. Rasulullah saw.
bertanya, Siapakah di antara kalian yang hari ini memberikan makan pada orang miskin?
Abu Bakar menjawab, Saya, wahai Rasulullah. Rasulullah saw. bertanya kembali,
Siapakah di antara kalian yang hari ini telah menengok orang sakit? Abu Bakar menjawab,
Saya, wahai Rasulullah. Kemudian Rasulullah saw. bersabda, Tidaklah semua amal di
atas terkumpul dalam diri seseorang melainkan ia akan masuk surga. (HR. Bukhari)
__________________________________________________________________________
WAQAF
Pengertian Wakaf
Kata Wakaf atau Wacf berasal dari bahasa Arab Waqafa. Asal kata Waqafa berarti
menahan atauberhenti atau diam di tempat atau tetap berdiri. Kata Waqafa-YaqifuWaqfan sama artinya dengan Habasa- Yahbisu-Tahbisan.1 Kata al-Waqf dalam bahasa
Arab mengandung beberapa pengertian:
Artinya :
Menahan, menahan harta untuk diwakafkan, tidak dipindahmilikkan
Dasar Hukum Wakaf
Dalil yang menjadi dasar disyariatkannya ibadah wakaf bersumber dari :
(a) Ayat al-Quran, antara lain :

)
Perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan(QS : al-Haj : 77).

.)

)
: 29

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu
menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka
sesungguhnya Allah mengetahui. (QS : Ali Imran : 92).
Sunnah Rasulullah SAW.

:
,

,
)

Dari Abu Hurairah ra., sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda: Apabila anak Adam
(manusia) meninggal dunia, maka putuslah amalnya, kecuali tiga perkara : shadaqah
jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakan orang tuanya. (HR.
Muslim)
Macam-macam Wakaf
Bila ditinjau dari segi peruntukan ditujukan kepada siapa wakaf itu, maka wakaf dapat dibagi
menjadi dua macam :
(1) Wakaf Ahli
Yaitu wakaf yang ditujukan kepada orang-orang tertentu, seorang atau lebih, keluarga
si wakif atau bukan. Wakaf seperti ini juga disebut wakaf Dzurri.
Wakaf untuk keluarga ini secara hukum Islam dibenarkan berdasarkan Hadits Nabi
yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik tentang adanya wakaf
keluarga Abu Thalhah kepada kaum kerabatnya. Di ujung Hadits tersebut dinyatakan sebagai
berikut :

Artinya :
Aku telah mendengar ucapanmu tentang hal tersebut. Saya berpendapat sebaiknya kamu
memberikannya kepada keluarga terdekat. Maka Abu Thalhah membagikannya untuk para
keluarga dan anak-anak pamannya.
Pada perkembangan selanjutnya, wakaf ahli untuk saat ini dianggap kurang dapat
memberikan manfaat bagi kesejahteraan umum, karena sering menimbulkan kekaburan
dalam pengelolaan dan pemanfaatan wakaf oleh keluarga yang diserahi harta wakaf.
(2) Wakaf Khairi
Yaitu, wakaf yang secara tegas untuk kepentingan agama (keagamaan) atau kemasyarakatan
(kebajikan umum). Seperti wakaf yang diserahkan untuk keperluan pembangunan masjid,
sekolah, jembatan, rumah sakit, panti asuhan anak yatim dan lain sebagainya. Dalam tinjauan
penggunaannya, wakaf jenis ini jauh lebih banyak manfaatnya dibandingkan dengan jenis
wakaf ahli, karena tidak terbatasnya pihak-pihak yang ingin mengambil manfaat.
Rukun Waqaf
Wakaf dinyatakan sah apabila telah terpenuhi rukun dan syaratnya. Rukun wakaf ada empat
(4), yaitu :
(1) Wakif (orang yang mewakafkan harta);
(2) Mauquf bih (barang atau harta yang diwakafkan);
(3) Mauquf 'Alaih (pihak yang diberi wakaf/peruntukan wakaf);

(4) Shighat (pernyataan atau ikrar wakif sebagai suatu kehendak untuk mewakafkan sebagian
harta bendanya).
Syarat Wakif
Orang yang mewakafkan (wakif) disyaratkan memiliki kecakapan hukum atau kamalul
ahliyah (legal competent) dalam membelanjakan hartanya. Kecakapan bertindak di sini
meliputi empat (4) kriteria, yaitu :
a. Merdeka
b. Berakal Sehat
c. Dewasa (Baligh)
d. Tidak berada di bahaw pengampuan (boros/lalai)
Syarat Mauquf Bih (Harta yang diwakafkan)
Pembahasan ini terbagi menjadi dua bagian. Pertama, tentang syarat sahnya harta yang
diwakafkan, kedua, tentang kadar benda yang diwakafkan.
(a) Syarat sahnya harta wakaf
(1) Harta yang diwakafkan harus mutaqawwam
Pengertian harta yang mutaqawwam (al-mal almutaqawwam) menurut Madzhab Hanafi ialah
segala sesuatu yang dapat disimpan dan halal digunakan dalam keadaan normal (bukan dalam
keadaan darurat).
(2) Diketahui dengan yakin ketika diwakafkan
Harta yang akan diwakafkan harus diketahui dengan yakin ('ainun ma'lumun), sehingga tidak
akan menimbulkan persengketaan.
(3) Milik wakif
Hendaklah harta yang diwakafkan milik penuh dan mengikat bagi wakif ketika ia
mewakafkannya.
(4) Terpisah, bukan milik bersama (musya')
Milik bersama itu ada kalanya dapat dibagi, juga ada kalanya tidak dapat dibagi.
(b) Kadar Harta yang Diwakafkan
Contoh :
Benda Wakaf Tidak Bergerak
a. Tanah
b. Bangunan13
c. Pohon untuk diambil buahnya14
d. Sumur untuk diambil airnya
Benda Wakaf Bergerak
a. Hewan
Wakaf hewan seperti : kuda kepada mujahidin untuk Berjihad.
b. Perlengkapan rumah ibadah
Seperti mewakafkan tikar (karpet), sajadah, kipas angina dan sebagainya ke masjid.
c. Senjata

Seperti wakaf perlengkapan perang yang dilakukan Khalid bin Walid, sebagaimana
diriwayatkan Bukhari dan Muslim.
d. Pakaian
e. Buku
Sebagaimana dijelaskan Jalaluddin al-Bulqini mewakafkannya kepada para pelajar
(mahasiswa) agar mereka dapat membacanya. Namun wakaf buku yang memiliki manfaat
secara terus menerus sebaiknya diserahkan kepada pengelola perpustakaan, sehingga manfaat
buku itu bersifat abadi selama buku tersebut masih baik dan bisa dimanfaatkan untuk
kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan.
f. Mushaf
Wakaf mushaf ini memiliki kesamaan manfaat sebagaimana wakaf buku yang bersifat abadi
selama mushaf itu tidak rusak.
g. Uang, saham atau surat berharga lainnya
Syarat Mauquf 'Alaih (penerima wakaf)
Yang dimaksud dengan mauquf 'alaih adalah tujuan wakaf (peruntukan wakaf). Wakaf harus
dimanfaatkan dalam batas-batas yang sesuai dan diperbolehkan Syariat Islam. Karena pada
dasarnya, wakaf merupakan amal yang mendekatkan diri manusia kepada Tuhan. Karena itu
mauquf 'alaih (yang diberi wakaf) haruslah pihak kebajikan. Para faqih sepakat berpendapat
bahwa infaq kepada pihak kebajikan itulah yang membuat wakaf sebagai ibadah yang
mendekatkan diri manusia kepada Tuhannya.
Sumber:
http://www.dakwatuna.com/2008/04/30/573/makna-shadaqah/
Fiqih Sunnah, Sayyid Sabiq
Fiqih Waqaf, Kemenag Republik Indonesia, tahun 2006

Anda mungkin juga menyukai