Dosen pengampun :
Disusun Oleh :
Choeri Tabroni
Sholawat dan salam senantiasa penulis kepada nabi Muhammad Saw yang selalu kita nanti
nantikan syafa'atnya di Hari kiamat dalam penyusunan makalah ini banyak yang penulis Terima
oleh karena itu penulis penulis sampaikan ucapan terima Kasih kepada :
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………...……1
BAB II PEMBAHASAN
A.kesimpulan …………………………………………………………………………………..…7
B.saran ………………………………………………………………………………..……..……7
DAFTAR PUSTAKA…………..…………………………………………………………………8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Hardijan Rusli (1996), terdapat empat kelompok sistem hukum yaitu Civil law,
Socialist Law, Common Law, dan other conception of Law. Namun hanya dua kelompok hukum
yang dominan, yaitu Civil Law dan Common Law. Hal ini sejalan dengan pendapat Satjipto
Rahardjo (1991) yang menyatakan bahwa di dunia ini kita tidak menemukan satu sistem hukum
saja, melainkan lebih dari satu sistem hukum. Saat ini kita mengenal dua sistem hukum yang
berbeda, yaitu Civil Law System untuk yang pertama, dan Common Law System untuk yang
kedua.
Sistem Common Law bersumber dari hukum Inggris yang berkembang dari ketentuan atau
hukum yang ditetapkan hakim dalam keputusan-keputusannya (judge made law). Kata Common
Law ini berasal dari ‘comune, ley’, yang berarti adalah suatu adat kebiasaan (custom) yang
bersifat umum bukan hanya adat kebiasaan setempat/lokal (Widodo, 2010).
Sementara Civil Law Sistem mula-mula merupakan sistem hukum Eropa benua atau daratan.
Kemudian dianut oleh banyak negara di dunia melalui suatu proses penyebaran tertentu,
sehingga negara-negara penganutnya dimasukkan ke dalam kelompok Civil Law System. Modal
Civil Law System adalah hukum Romawi-Jerman dan hukum Gerejani yang mengalami evolusi
sejak Eropa memasuki zaman Renaisance pada akhir abad XI atau abad XII, dan terus
berlangsung sampai zaman Modern (Triningsih, 2015).
Sampai saat ini kedua sistem hukum tersebut cukup menjadi perdebatan sengit diantara para
ilmuan. Jeremy Bentham yang kemudian didukung oleh John Austin merupakan Pendukung civil
law, dan mereka menganggap bahwa system common law mengandung ketidakpastian dan
menyebutnya sebagai “law of the dog” Sebaliknya salah satu pendukung sistem common law,
F.V Hayek mengatakan bahwa system common law lebih baik dari pada civil law karena
jaminannya pada kebebasan individu dan membatasi kekuasaan pemerintah.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Civil law system merupakan sistem hukum yang berkembang di dataran Eropa. Sistem ini menekankan
pada penggunaan aturan-aturan hukum yang sifatnya tertulis dalam sistematika hukumnya. Karena awal
perkembangannya di daratan Eropa Timur sehingga dikenal sebagai sistem Eropa Kontinental.
Prinsip utama yang menjadi dasar sistem hukum Eropa Kontinental ialah “hukum memperoleh
kekuatan mengikat, karena diwujudkan dalam peraturan-peraturan yang berbentuk undang-
undang dan tersusun secara sistematik di dalam kodifikasi atau kompilasi tertentu”.Prinsip ini
dianut mengingat bahwa nilai utama yang merupakan tujuan hukum adalah kepastian
hukum.Kepastian hukum dapat diwujudkan jika tindakan-tindakan hukum manusia di dalam
pergaulan hidup diatur dengan peraturan-peraturan hukum yang tertulis.Dengan tujuan hukum
itu dan berdasarkan sistem hukum yang dianut, maka hakim tidak dapat leluasa untuk
menciptakan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat hukum.Hakim hanya berfungsi
‘menetapkan dan menafsirkan peraturan-peraturan dalam batas-batas wewenangnya’.Putusan
seorang hakim dalam suatu perkara hanya mengikat para pihak yang berperkara saja (doktrins
Res Ajudicata).
Point Pentingnya:
Prinsip utama atau prinsip dasar sistem hukum Eropa Kontinental ialah bahwa hukum itu
memperoleh kekuasaan mengikat karena berupa peraturan yang berbentuk undang-undang yang
tersusun secara sistematis dalam kodifikasi. Kepastian hukumlah yang menjadi tujuan hukum.
Kepastian hukum dapat terwujud apabila segala tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup
diatur dengan peraturan tertulis, misalnya UU. Dalam sistem hukum ini, terkenal suatu adagium
yang berbunyi ”tidak ada hukum selain undang-undang”. Dengan kata lain hukum selalu
diidentifikasikan dengan undang-undang (hukum adalah undang-undang).
Peran Hakim dalam sistem eropa kontinental, bahwa Hakim dalam hal ini tidak bebas dalam
menciptakan hukum baru, karena hakim hanya berperan menetapkan dan menafsirkan peraturan-
peraturan yang ada berdasarkan wewenang yang ada padanya. Putusan Hakim dalam sistem
hukum eropa kontinental/ civil law, Putusan hakim tidak mengikat umum tetapi hanya mengikat
para pihak yang berperkara saja (doktrins res ajudicata) sbgmana yurisprudensi sebagai sistem
hukum Anglo Saxon (Mazhab / Aliran Freie Rechtsbegung)
Penggolongan Berdasarkan sumber hukum diatas maka sistem hukum Eropa Kontinental
penggolongannya ada dua yaitu:
Hukum publik mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur kekuasaan dan wewenang
penguasa/negara serta hubungan-hubungan antara masyarakat dan negara, termasuk dalam
hukum publik ini ialah :
Hukum privat mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur tentang hubungan antara
individu-individu dalam memenuhi kebutuhan hidup demi hidupnya. Yang termasuk dalam
hukum privat adalah :
Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia sekarang, batas-batas yang jelas antara hukum
publik dan hukum privat itu semakin sulit ditentukan. Hal itu disebabkan faktor-faktor berikut :
Terjadinya sosialisasi di dalam hukum sebagai akibat dari makin banyaknya bidang-
bidang kehidupan masyarakat. Hal itu pada dasarnya memperlihatkan adanya unsur
”kepentingan umum/masyarakat” yang perlu dilindungi dan dijamin, misalnya saja
bidang hukum perburuhan dan hukum agraria.
Makin banyaknya ikut campur negara di dalam bidang kehidupan yang sebelumnya
hanya menyangkut hubungan perorangan, misalnya saja bidang perdagangan, bidang
perjanjian dan sebagainya.
3. Hakim dalam proses persidangan Sistem Common Law: Dianutnya doktrin Stare
Decicis/Preseden .Pada sistem common law dianut doktrin stare decicis/preseden yang
secara substansial bermakna bahwa hakim terikat untuk mengikuti dan/atau menerapkan
putusan pengadilan terdahulu baik yang ia buat sendiri atau oleh pendahulunya untuk
kasus serupa. Pengadilan yang menganut doktrin ini memiliki otoritas yang bersifat
hirarki, artinya pengadilan yang lebih rendah harus mengikuti putusan pengadilan yang
lebih tinggi untuk kasus yang serupa (Rif et al., 2020).
Pengertian hukum islam adalah jalan yang ditempuh manusia untuk menuju jalan Allah,
Tuhan semesta alam. Hukum islam atau syariat islam adalah segala macam hukum atau
peraturan yang tujuannya mengatur segala urusan umat islam dalam menangani perkara dunia
dan akhirat.
Menurut Muhammad ‘Ali At-Tahanawi dalam Kisyaaf Ishthilaahaat al-Funun pengertian hukum
islam atau syariat islam adalah mencakup seluruh ajaran Islam, meliputi bidang aqidah, ibadah,
akhlaq dan bidang kemasyarakatan (muamallah).
Syariat islam atau yang lebih sering disebut sebagai syariah merupakan berbagai macam aturan
yang ditetapkan oleh Allah dalam mengatur hubungan mahluk dengan Tuhannya dan saudara
sesama muslim, sesama manusia, mahluk hidup, dan alam. Peraturan dalam hukum islam
diambil dari berbagai sumber yang jika ditelusuri lebih lanjut akan berakhir pada Allah.
Ada 3 sumber hukum islam, yaitu Al Quran, Hadits, dan Ijtihad. Ketiganya saling berkaitan
satu sama lain dan tidak ada yang berbeda pandangan dalam menanggapi suatu permasalahan.
Sumber hukum utama dalam hukum islam adalah Al Quran. Berikut ini rincian sumber hukum
islam:
1. Al Quran
Selain berisi firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, Al Quran juga berisi peraturan atau hukum dari
Allah sang pencipta kehidupan. Nabi Muhammad diutus untuk menyampaikan Al Quran kepada
seluruh umat manusia hingga kiamat tiba. Al Quran dijadikan sumber hukum pertama atau awal.
Setiap hukum atau peraturan yang dibuat harus berdasarkan Al Quran dan tidak boleh saling
bertentangan. Seiring berkembangnya jaman, tafsiran Al Quran sudah banyak beredar sehingga
memudahkan orang awam untuk mendalami dan menerapkan hukum islam.
2. Hadits Shahih
Acuan kedua dalam hukum islam adalah hadits. Berbeda dengan Al Quran, hadits berisi tentang
penjelasan rinci mengenai hukum islam yang ada di Al Quran, tata cara beribadah, aturan dalam
melaksanakan ibadah, dan ucapan Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassallam yang
dijadikan sumber hukum. Contoh perbedaan antara hukum dalam Al Quran dan hadits adalah
sebagai berikut:
Di dalam Al Quran kita diperintahkan untuk shalat (QS. Al Baqarah ayat 43). Lalu penjelasan
cara shalat, berapa kali shalat, dan kapan waktu untuk shalat dijelaskan melalui hadits. Jadi
dalam prakteknya, hadits digunakan untuk menjelaskan dan menegaskan hukum yang sudah
ditulis Allah di kitab suci Al Quran.
Dalam meriwayatkan hadits yang disampaikan oleh banyak periwayat haruslah dilakukan oleh
ulama dengan ilmu fiqih tinggi dan dipercaya umat. Jika ada salah satu riwayat hadits yang cacat
misalnya jika adalah salah satu periwayat yang ketahuan memiliki sifat buruk (sering berbohong)
atau suka lupa maka derajat kebenaran (shahih) hadits bisa ikut ternoda. Berikut ini empat
derajat keaslian hadits.
Shahih
Hasan
Daif (lemah)
Maudu’ (palsu).
Perbedaan hadits Shahih dan hasan terletak pada ke-dhabithan-nya. Jika hadits Shahih tingkat
dhabith-nya tinggi, maka hadits hasan tingkat ke-dhabithan-nya ada dibawahnya. Contoh hadits
Hasan adalah seperti hadits yang diriwayatkan oleh Muhammad bin Amr bin al-Qamah, dari
Salamah, dari Abu Hurairah. Dalam hadits ini, hadits dikategorikan hasan karena Muhammad
bin Amr bin al-Qamah dikenal punya kemampuan menghafal yang tidak luar biasa. Dalam
menentukan hukum islam, hadits yang paling dijadikan acuan adalah hadits shahih dan hasan.
3. Ijtihad
Ijtihad adalah usaha para ulama untuk menentukan hukum suatu perkara baru dengan mengacu
pada Al Quran dan hadits. Ijtihad adalah usaha ulama untuk menentukan hukum setelah Nabi
Muhammad wafat sehingga tidak ada lagi yang bisa ditanyakan pendapatnya. Karena bersumber
dari Al Quran dan Hadits maka dari itu Ijtihad ulama harus melampirkan ayat dalam Al Quran
dan hadits ketika ingin memutuskan suatu peraturan. Ada 4 jenis Ijtihad, yaitu:
Ijtihad adalah langkah para ulama besar untuk menentukan hukum suatu hal baru yang belum
pernah ada di jaman Nabi Muhammad dan tidak tertulis di Al Quran. Oleh karena itu, dalam
menentukan suatu keputusan, Ijtihad harus berdasarkan pada Al Quran dan hadits dan dilihat
baik atau buruknya suatu hal kepada umat muslim lainnya. Salah satu bentuk ijtihad ulama
adalah pengharaman rokok oleh sebagian besar ulama setelah ditemukan kandungan racun pada
rokok yang bisa menggangu kesehatan perokok dan orang di sekitarnya. Baca lebih lanjut
Hukum Merokok dalam Islam.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem Common Law bersumber dari hukum Inggris yang berkembang dari ketentuan
atau hukum yang ditetapkan hakim dalam keputusan-keputusannya (judge made law). Kata
Common Law ini berasal dari ‘comune, ley’, yang berarti adalah suatu adat kebiasaan (custom)
yang bersifat umum bukan hanya adat kebiasaan setempat/lokal (Widodo, 2010).
Sementara Civil Law Sistem mula-mula merupakan sistem hukum Eropa benua atau daratan.
Kemudian dianut oleh banyak negara di dunia melalui suatu proses penyebaran tertentu, sehingga negara-
negara penganutnya dimasukkan ke dalam kelompok Civil Law System. Modal Civil Law System adalah
hukum Romawi-Jerman dan hukum Gerejani yang mengalami evolusi sejak Eropa memasuki zaman
Renaisance pada akhir abad XI atau abad XII, dan terus berlangsung sampai zaman Modern.
hukum islam adalah jalan yang ditempuh manusia untuk menuju jalan Allah, Tuhan semesta
alam. Hukum islam atau syariat islam adalah segala macam hukum atau peraturan yang
tujuannya mengatur segala urusan umat islam dalam menangani perkara dunia dan akhirat.
Menurut Muhammad ‘Ali At-Tahanawi dalam Kisyaaf Ishthilaahaat al-Funun pengertian hukum
islam atau syariat islam adalah mencakup seluruh ajaran Islam, meliputi bidang aqidah, ibadah,
akhlaq dan bidang kemasyarakatan (muamallah).
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, baik
dari tulisan maupun bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu kami menerima kritik dan
sarannya agar makalah kami bisa lebih baik lagi, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
DAFTAR PUSTAKA
https://accounting.binus.ac.id/2022/11/22/memahami-perbedaan-sistem-civil-law-dengan-
common-law/
https://fai.uma.ac.id/2023/02/15/pengertian-hukum-islam-dan-sumbernya/
https://www.google.com/search?q=makalah+civil+law+siste.&client=firefox-b-
d&sca_esv=585920721&sxsrf=AM9HkKl-_TXv31BjITrnBBACyLOY61RG6g
%3A1701175608858&ei=OOFlZaj6M8ic4-EP5q2f-Aw&ved=0ahUKEwio9vb-
3OaCAxVIzjgGHebWB88Q4dUDCA8&uact=5&oq=makalah+civil+law+siste.&gs_lp=Egxnd3
Mtd2l6LXNlcnAiGG1ha2FsYWggY2l2aWwgbGF3IHNpc3RlLjIIEAAYgAQYogQyCBAAGI
AEGKIEMggQABiABBiiBDIIEAAYgAQYogQyCBAAGIAEGKIESK0-
UJ8hWPo6cAJ4AJABAZgBnwKgAa8SqgEFMS45LjW4AQPIAQD4AQHCAgoQABhHGNYE
GLADwgIHECMYsAIYJ8ICBhAAGB4YDcICCBAAGB4YDRgKwgIKECEYoAEYwwQYCu
IDBBgAIEGIBgGQBgg&sclient=gws-wiz-serp