Oleh Kelompok 8:
JEFRIANSYAH (0201222103)
T.A 2022/202
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya . Shalawat beriringkan salam kita hadiah kan kepada Nabi
Muhammad SAW. Ucapan terima kasih kepada bapak dosen dan kawan-kawan
yang turut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini, sehingga dapat
menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah PENGANTAR ILMU HUKUM.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika berbicara tentang aliran-aliran dalam ilmu hukum atau teori hukum
berarti membicarakan kembali pemikiran-pemikiran tentang hukum yang telah
muncul sejak zaman kerajaan Yunani dan Romawi beberapa abad yang lalu.
Yunani terkenal sebagai pancak pemikiran tentang hukum sampai ke akar
filsafatnya. Masalah-masalah teori hukum yang utama pada masa sekarang bisa
dikaitkan ke belakang pada bangsa tersebut, karena teori hukum telah
mendapatkan rumusannya pada masa itu.
Kondisi ini berbeda dengan yang terjadi pada bangsa Romawi. Bangsa
Romawi tidak banyak memberikan sumbangan pemikirannya tentang Teori
Hukum. Pemikiran yang timbul justru Nampak menonjol pada bidang penciptaan
konsep-konsep dan teknik yang berhubungan dengan hukum positif (kontrak,
ajaran tentang kebendaan dan sebagainya).
B. Rumusan Masalah
1
1. Apa itu aliran Legisme?
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Aliran-Aliran Hukum
1. Aliran Legisme.
3. Aliran Rechtsvinding.
A. Aliran Legisme
Aliran legisme adalah aliran yang tumbuh pada abad ke 19, karena
kepercayaan kepada hukum alam yang rasonalis hampir ditinggalkan orang sama
sekali. Aliran legisme ini menekankan bahwa hakikat hukum itu adalah hukum
tertulis(undang-undang), semua persoalan masyarakat diatur dalam hukum
tertulis. Pada hakikatnya merupakan pandangan yang berlebihan terhadap
kekuasaan yang menciptakan hukum tertulis, sehingga dianggap kekuasan adalah
sumber hukum1.
1
Pontang Moerad B.M, Pembentukan Hukum Melalui Putusan Pengadilan Dalam Perkara Pidana,
(Bandung,2005).119.
3
hukum, Maka timbullah Aliran Legisme(Wettelyk Positivisme). Legisme yaitu
aliran dalam ilmu pengetahuan dan peradilan yang tidak mengakui hukum di luar
undang-undang.
2
Soerjono Dirjasiswora. Pengantar Ilmu Hukum Jakarta: Rajawali, 19911, hlm.159.
3
Soerjono Dirjosisworo. Pengantar ilmu Hukum Jakarta: Rajawali, 1991), hlm.159
4
yang timbul kemudian tidak dapat dipecahkan oleh undang-undang yang telah
dibentuk.
Dalam aliran ini, hakim hanya merupakan pemutus perkara dan hanya didasarkan
pada undang-undang saja. Kerena itu, aliran ini dianggap suatu usaha yang baik
sekali dengan menghasilkan kesatuan dan kepastian hukum, maka banyak negara
yang mengikuti Perancis antara lain Belanda, Belgia, Jerman, Swiss. Pengikutnya
adalah Dr. Freiderich (Jerman) dan Van Swinderen (Belanda).Temyata setelah
berjalan lebih kurang 40-50 tahun aliran Legisme menunjukan kekurangan-
kekurangannya, yaitu baliwa permasalahan-permasalahan hukum yang timbul
kemudian tidak daput dipecahkan oleh undang-undang yang telah dibentuk.
Aliran ini merupakan aliran bebas yang hukumnya tidak dibuat oleh badan
legislatif, dan menyatakan bahwa hukum terdapat di luar undang-undang.
5
yurisorudensi adalah primer, sedangkan penguasaan undang-undang adalah
sekunder.
Di samping itu:
6
a. Memberikan peradilan sebaik-baiknya dengan cara memberi kebabasan kepada
hakim tanpa terikat pada Undang-undang, tetapi menghayati tata kehidupan
sehari-hari.
Rechtsvinding, berasal dari bahasa Belanda yang terdiri dari kata “recht” yang
berarti “hukum”, dan “vinding” yang berarti “penemuan”. Jadi, kata rechtsvinding
dapat diartikan sebagai "penemuan hukum". Sering dipermasalahkan mengenai
istilah "penemuan hukum"; apakah tidak lebih tepat istilah pelaksanaan hukum,
penerapan hukum, pembentukan hukum atau penciptaan hukum. Adapun istilah
Pelaksanaan hukum dapat berarti menjalankan hukum tanpa adanya sengketa atau
pelanggaran. Ini meliputi pelaksanaan hukum oleh setiap warga negara setiap hari
yang sering tidak disadarinya dan juga oleh aparat negara (law enforcement).
Disamping itu pelaksanaan hukum dapat terjadi kalau ada sengketa, yaitu yang
dilaksanakan oleh hakim. Ini sekaligus merupakan penegakan hukum
1. Hukum itu harus berdasarkan asas keadilan masyarakat yang terus berkembang.
7
4. Undang-undang tidak dapat sempurna, kadang-kadang dipergunakan istilah-
istilah yang kabur dan hakim harus memberikan makna yang lebih jauh dengan
cara memberi penafsiran.
6. Apa yang patut dan masuk akal dlam kasus-kasus tertentu juga berlaku bagi
kasus lain yang sama.
Bila ditinjau dari segi aliran Legisme dan Freie Recchtslehre maka:
8
3. Tugas hakim dalam Rechtsvinding adalah menyelaraskan Undang-undang
dengan sosiale werkelijkheid (keadaan masyarakat yang nyata) dan bila perlu
menambah Undang-undang disesuaikan dengan asas keadaan masyarakat.
4. Kebebasan yang terikat dan terkait keterkaitan yang bebas dicerminkan dalam
penafsiran hukum, dan pengisian kekosongan hukum dengan konsturksi hukum
rechtsverifijning dan argumentum a contrario.
Kebebasan yang terikat dan keterkaitan yang bebas yang tercermin pada
kewenangan hakim dalam penafsiran undang-undang, mengkronstruksi hukum
dan memberikan ungkapan juga mempunyai arti yang penting di samping undang-
undang. Karena di dalam yurisprudensi terdapat makna hukum yang konkret yang
tidak terdapat dalam undang-undang.
9
amerika serikat terikat pada keputusan hakim yang lebih tingg dan keputusan
lembaga-lembaga tersendiri yang lebih dulu yang menghsilkan the binding force
of precedent.
1. Logemann
2. Polak
3. Ter Haar
10
dengan keadaan sosial yang nyata (sociale werkelijkheid). Dengan demikian dapat
tercapai maksud daripada hukum: “suatu keadilan berdasarkan asas keadilan
masyarakat”.
a. Pasal 20 AB:
b. Pasal 22 AB
11
3. Di samping itu hakim juga melihat yuriprudensi dan dalil-dalil hukum agama,
adat dan sebagainya yang berlaku di dalam masyarakat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian tersebut diatas kami sebagai penulis dapat menarik kesimpulan
yakni bahwa di dalam tiap-tiap aliran itu terdapat sesuatu yang dapat dibenarkan
serta dapat diambil manfaatnya serta aliran sistem hukum terbukalah yang
meletakkan persoalan undang-undang, hakim, dan hukum ini secara lebih tepat.
Maka hukum perdata merupakan bagian dari subsistem dari hukum nasional oleh
karena itu asas hukum asas hukum perdata harus sesuai dan seirama dengan asas
hukum nasional.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/05/aliran-aliran-hukum/
13
14