Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENGANTAR ILMU HUKUM

( ALIRAN-ALIRAN HUKUM)

Dosen Pengajar : Mariatul Kiptiah,S.Pd.,M.Pd


oleh kelompok 7:
Dhevi Emelda Sari
Muhammad Syahreza
Sri Rahma
Ulfa Nuzulla Rahma

Universitas Lambung Mangkurat


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Progam Studi Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan
Banjarmasin 2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang melimpahkan rahmat,hidayah dan inayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Aliran-Aliran Hukum.
Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin dan
kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya serta dapat memberikan
informasi kepada masyarakat yang lebih mendalam tentang pengetahuan Aliran-Aliran Hukum.
Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik tak lepas dari sumber-sumber yang terkait dengan
makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Sebelumnya kami mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam kata-kata yang kurang berkenan
dalam makalah kami. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,saran dan usulan demi
perbaikan makalah ini.

Banjarmasin ,12 September 2019

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................................... ii
Bab 1( Pendahuluan ) ..................................................................................................... 1
Latar Belakang ................................................................................................................. 1
Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1
Tujuan .............................................................................................................................. 1
Bab 2 (Pembasan) ........................................................................................................... 2
Pengertian Aliran ............................................................................................................. 2
Macam-macam aliran........................................................................................................ 2
Aliran Legisme.................................................................................................................. 2
Aliran Freie Rechtslehre,Freie Rechtsbewegung,dan Freie Rechtschull ( Hukum Bebas3
.Aliran Rechsvinding ( Penemuan Hukum ) ..................................................................... 4
Aliran hukum yang ada di Indonesia ................................................................................ 5
Bab 3 ( penutup ) ............................................................................................................. 7
Kesimpulan ...................................................................................................................... 7
Saran ................................................................................................................................ 7
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Hukum adalah peraturan yang berupa norma atau sanksi untuk mengatur tingkah laku
manusia,menjaga ketertiban, keadilan serta mencegah terjadinya kekacauan. Di muka hukum
kebiasaan itu beraaneka ragam dan kurang kepastian hukum. Keadaan ini menimbulkan gagasan
untuk menyatukan hukum dalam sebuah kitab undang-undang,timbullah gerakan kodifikasi.
Gerakan kodifikasi mengakibat munculnya aliran legisme dimana semua hukum terdapat pada
undang-undang.

B.RUMUSAN MASALAH
1. Sebutkan dan jelaskan Aliran-Aliran dalam Hukum?
2. Apa aliran hukum yang ada di Indonesia?

C.TUJUAN
1. Menyelesaikan tuga mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum
2. Untuk mengetahui teori-teori dalam hukum
3. Untuk mengetahui aliran-aliran dalam hukum

1
BAB II
PEMBAHASAN
A.Aliran-Aliran Hukum
Aliran-aliran dalam ilmu hukum (teori hukum) membicarakan kembali pemikiran tentang
hukum yang telah muncul sejak zaman kerajaan Yunani dan Romawi. Yunani terkenal sebagai
kancah pemikiran tentang hukum sampai ke filsafatnya. Masalah teori hukum masa sekarang
bisa dikaitkan pada bangsa tersebut,karena teori-teori hukum telah mendapatkan rumusnya
masalah pada zaman itu.
Kondisi ini berbeda pada bangsa Romawi. Bangsa Romawi tidak banyak memberikan
pemikiran tentang teori hukum. Pemikiran yang timbul justru Nampak menonjol pada penciptaan
konsep dan teknik yang berhubungan dengan hukum positif.
Di dalam praktik terdapat tiga aliran hukum yaitu :
1. Aliran legisme
2. Aliran Freie Rechtslehre atau Freie Rechtsbwegung atau Freie Rechtsshule
3. Aliran Rechtsvinding ( penemuan hukum ).

1.Aliran Legisme
Setelah adanya kodifikasi di Negara perancis yang menganggap bahwa Code Civil perancis
sudaj sempurna,lengkap serta dapat menampung seluruh masalah hukum, maka timbullah aliran
legisme ( Wettelyk Positivisme).
Aliran ini berpendapat bahwa :
- Bahwa satu-satunya sumber hukum adalah undang-undang
- Bahwa di luar undang-undang tidak ada hukum.
Di dalam aliran hukum Legisme hakim hanya merupakan sub sumtie authoomat dan
pemutusan perkara hanya didasarkan pada undang-undang.
Karena aliran ini dianggap suatu usaha yang baik sekali dengan menghasilkan kesatuan
dan kepastian hukum,maka banyak negeri yang mengikuti jejak perancis antara lain Belanda,
Belgia,Jerman,Swiss.
Ternyata setelah berjalan kurang lebih 40-50 tahun aliran Legisme menunjukan
kekurangan-kekurangannya, yaitu bahwa permasalahan-pemasalahan hukum yang timbul
kemudian tidak dapat dipecahkan oleh undang-undang yang telah dibentuk pada masa itu.

2
2. Aliran Freie Rechtslehre,Freie Rechtsbewegung,dan Freie Rechtschull ( Hukum Bebas )
Aliran ini merupakan aliran bebas yang hukumnya tidak tidak dibuat oleh badan
Legislatif,dan menyatakan bahwa hukum terdapat diluar undang-undang. Aliran ini bertolak
belakang dengan aliran Legisme,yang masih banyak kekurangan yang mungkin tidak dapat
dipenuhi.
Berbeda dengan aliran Legisme dimana hukum terikat sekali pada undang-undang,maka
hakim dalam Freie Rechtslehre bebas menentukan / menciptakan hukum dengan melaksanakan
undang-undang atau tidak.
Pemahaman jurisprodensi adalah primer, sedangkan penguasaan undang-undang adalah
sekunder. Disamping itu :
a. Hakim benar-benar menciptakan hukum ( Judge Made Law) karena keputusannya
didasarkan pada keyakinan hakim.
b. Keputusan hakim lebih dinamis dan up to date karena senantiasa mengikuti keadaan
perkembangan didalam masyarakat.
c. Hukum hanya terbentuk oleh peradilan ( rechts-spraak.)

d. Bagi hakim undang-undang,kebiasaan dan sebagaiannya hanya merpakan sarana saja


dalam membentuk atau menciptakan atau menemukan hukum pada kasus-kasus yang
konkret.
e. Pandangan Feie Rechtslehre bertitik berat pada kegunaan sosial ( Sosiale doelmatigheid ).
Hukum bebas ini timbul dalam masyarakat dan diciptakan oleh masyarakat sendiri,
berupa kebiasaan dalam hukum konkret ( hukum alam) yang sudah menjadi tradisi baik yang
diajarkan oleh agama maupun adat istiadat.
Freie Rechtslehre pertama kalinya di Jerman dalam pertengahan abad 19 sekitar tahun
1840 oleh Herman Kantorowicz, Eugen Ehrlich dan Oscar Bulow dalam bukunya:
- Der Kampf um die Rechtswissenschaft.
- Freie Rachtsvindung und Freie Rechtswissenschaft.
- Gesetz un Rechtseramst.
Aliran Freie Rechtslehre juga menjalar ke negeri lain antara lain negeri Belanda yang
dianut oleh HJ Hamaker, JP Fockema Andre dan J H Heymnas
Adapun tujuan Freie Rechtsleher;
a) Memberikan peradilan sebaik-baiknya dengan cara memberi kebebasan kepada
hakim tanpa terikat Undang-undang, tetapi menghayati tata kehidupan sehari-hari
b) Membuktikan bahwa dalam Undang-undang terdapat kekurangan, dan
kekurangan itu perlu dilengkapi.
c) Mengharapkan agar hakim dalam memutuskan perkara didasarkan kepada
rechtside ( cita keadilan ).

3
3.Aliran Rechsvinding ( Penemuan Hukum )
Aliran ini berpendapat bahwa hakim terikat pada undang-undang, tetapi seketat
aliran legisme, sebab hakim mempunyai kebebasan. Sehingga hakim di dalam melaksanakan
tugasnya mempunyai kebebasan yang terikat.
Menurut aliran Rechsvinding hukum terbentuk dengan beberapa cara:
1. Wetgeving ( pembentukan Undang-undang )
2. Administrasi / tata usaha negara
3. Rechsspraak atau peradilan
4. Kebiasaan / tradisi yang sudah mengikat masyarakat
5. Ilmu ( watenschap )
Bila ditinjau dari segi aliran Legisme dan Freie Rechtslehre maka :
1. Aliran Rechtsvinding merupakan aliran antara legisme dengan Freie Rechtslehre
2. Rechtsvinding berpegang pada Undang-undang tetapi tak seketat seperti aliran legisme. Terikat
tapi bebas dan tidak sebebas seperti pada Freie Rechtslehre.
3. Tugas hakim dalam Rechtsvinding adalah menyelaraskan Undang-undang dengan sosiale
werkelijkheid dan bila perlu menambah Undang-undang disesuaikan dengan asas keadaan
masyarakat.
4. Kebebasan yang terikat dan terkait keterikatan yang bebas dicerminkan dalam penafsiran
hukum,dan pengisian kekosongan dengan konstruksi hukum Rechtsvierfijninb dan argumentum
a contrario.
5. Bagi hakim jurisprudensi mempunyai arti yang penting disamping undang-undang, karena
dalam jurisprudensi terdapat makna yang penting konkret yang tidak terdapat pada Undang-
undang.
Perbedaan legisme dan Freie Rechtslehre ialah bahwa dalam Legisme jurisprudensi
adalah sekunder, sedangkan Freie Rechtslehre adalah primer .
Ada berbagai pembatasan mengenai kebebasan hakim tersebut seperti yang dinyatakan oleh
beberapa ahli seperti:
1. Logemann
Hakim harus tunduk pada kehendak pembuat undang-undang dalam arti kehendak
seperti yang diketahui dan tercantum dalam perundang-undangan yang bersangkutan.
2. Polak
Bahwa penafsiran undang-undang harus didasarkan pada:
- Materi peraturan perundang-undangan yang bersangkutan.
- Tempat dimana undang-undang itu dilahirkan.
- Zamannya / waktu undang-undang dibentuk.
3. Ter Haar
Bahwa sewaktu hakim menentukan hukum, dan menetapkan mana yang merupakan
hukum dan mana yang tidak, harus selalu berhubungan dengan masyarakat.
4
Alasan Sutan Bhatoegana Ajukan Praperadilan Terhadap KPK “, yang terjadi
Contoh Kasus yang agak bersinggungan dengan
pada tahun Freie
2014 Rechtslehre dan Rechtsvinding
silam.
Tersangka kasus dugaan menerima grafitikasi terkait pembahasan APBN
perubahan Kementrian ESDM Sutan Bhatoegana telah mengajukan
permohonan praperadilan. Permohonan praperadilan atas penetapan Sutan
sebagai tersangka itu diakui mengikuti komjen Pol Budi Gunawan (BG) yang
menenangkan gugatan serupa terhadap KPK.
System hukum yang berlaku di Indonesia tidak seperti aliran Anglo-Saxon
yang menganut Freie Rechtsslehre,dimana membolehkan hakim untuk
menciptakan hukum ( judge Made Law ). System hukum di Indonesia menganut
system Rechtsvinding yang menegaskan hakim harus berdasarkan putusannya
kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hal ini selaras dengan ketentuan pasal 20 Algeme Bepalingen Van
Wetgeving Voor Indonesie yang menyatakan bahwa hakim harus mengadili
berdasarkan undang-undang. Namun hakim tetap memiliki kebebasan untuk
menafsirkan dan berpendapat. Hakim memiliki keterikatan yang bebas ( Vrije
gebondenheid ) dalam melaksankan tugasnya mengadili suatu
perkara.pelaksanaan tugas komisioner KPK , John Budi juga pernah
mengatakan,putusan Pengadilan Negri Jakarta Selatan yang menerima
permohonan Praperadilan Komjen Budi Gunawan bukanlah yurispundensi atau
sumber rujukan putusan perkara.
“Kami pada dasarnya menghormati proses praperadilan. Namun, putusan
praperadilan terkait penetapan tersangka bukan merupakan yuridispudensi.
Karena itu kami sudah mempersiapkan langkah-langkah untuk menghadapi hal
itu,”kata Johan<kamis 26 Februari 2015.
Sutan Bhatoegana resmi jadi tersangka pada 14 Mei 2014. Dia diduga
menerima hadiah atau janji yang terkait dengan pembahasan APBN perubahan
Kementrian ESDM era Menteri Jero Wacik di Komisi VII DPR yang
dipimpinnya
Politikus Partai Demokrat itu dijerat pasal 12 huruf a atau b atau pasal 11
dan pasal 12B Undang-undang No.31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan
UU No.20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto
Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHPidana (Mut).

D.Aliran Yang Berlaku Di Indonesia


Aliran yang berlaku di Indonesia adalah aliran Rechtvinding bahwa, hakim dalam
memutuskan suatu perkara berpegang pada undang-undang dan hukum lainnya yang
berlaku didalam masyarakat secara kebebasan yang terkait ( gebonden vrijeheid ) dan
keterikatan yang bebas ( vrije gebondenheid). Tindakan hakim tersebut berdasarkan pada
pasal 20,22 AB dan pasal 16 ayat (1) dan pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2004 tentang kekuasaan kehakiman .

5
Pasal 20 AB mengatakan bahwa : hakim harus mengadili berdasarkan undang-undang.
Pasal 22 AB mengatakan bahwa: hakim yang menolak untuk mengadili dengan alas an
undang-undang bungkam,tidak jelas atau tidak lengkap, dapat dituntut karena menolak
untuk mengadili.
Pasal 16 ayat (1) Undang-Undang Dasar Nomor 4 Tahun 2004 berbunyi: pengadilan
tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili dan memutus suatu perkara yang
diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk
memeriksa dan mengadilinya.

Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Dasar Nomor 4 Tahun 2004 berbunyi: hakim wajib
menggali,mengikuti,dan
memahami nilai-nilai hukum dan merasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.

6
BAB III
PENUTUP
 KESIMPULAN
Dari uraian tersebut kami menarik kesimpulan bahwa di dalam tiap-tiap aliran terdapat
sesuatu yang dibenarkan serta diambil manfaatnya dan aliran system hukum terbukalah
yang meletakkan persoalan undang-undang,hakim,dan hukum ini secara lebih tepat.
Dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari sebagai seorang warganegara
yang baik hendaklah mematuhi dan mentaati hukum yang berlaku baik tertulis ataupun
tidak tertulis di dalam masyarakat.
 Saran
Sebagai seorang Warga Negara yang baik hendaklah kita mematuhi dan
mentaati hukum yang berlaku baik tertulis ataupun tidak tertulis di dalam
masyarakat dan kita harus tau aliran yang di jalankan di Indonesia. Dengan begitu
Indonesia yang mematuhi aturan tidak akan terjadi masalah sampai memecah
persatuan Indonesia .

7
Daftar Pustaka
hukumpediaubp.blogspot.com
https://shohibultmam.blogspot.com/2014/02/aliran-aliran-ilmu-
hukum.html?m=1

8
ii

Anda mungkin juga menyukai