Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH :

ALIRAN ALIRAN DALAM FILSAFAT HUKUM

Pengantar Filsafat Hukum

Dosen Pengampu :
Dr. Indah Sri Utari S.H., M.Hum.
Syukron Salam S.H.I., S.H., M.H.
Disusun Oleh :
Alvianta Agustin 8111420284
Nur Pitriani 8111420285
Latifa Himatul Aliyah 8111420286
Adhani Nurul Hikmah 8111420287
Ghinna Al Zayyaan 8111420288
Allecya Nor Malita Sari 8111420289
M. Rizky Kresnamukti 8111420290

JURUSAN ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………… ii

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………… 4


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………... 5
1.3 Tujuan………………………………………………………………………….. 5
1.4 Manfaat………………………………………………………………………… 5
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Aliran Utama Filsafat Hukum

A. Aliran Hukum Alam…………………………………………………….. 6


B. Aliran Hukum Kodrat…………………………………………………… 7
C. Mahzab Positivisme Hukum……………………………………………. 7
D. Mahzab Kebudayaan dan Sejarah……………………………………….. 8
E. Utilitarianisme……………………………………………………………. 9
F. Sociological Jurispundence………………………………………………. 9
G. Realisme Hukum………………………………………………………….10
H. Critical Legal Studies……………………………………………………..10
I. Feminisme Jurispundence…………………………………………….…….11
2.2 Perbedaan Aliran Aliran Utama Filsafat Hukum…………………………….…...11
2.3 Kekuatan dan Kelemahan Aliran Aliran Utama Filsafat Hukum…………….......12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….. 23
3.2 Saran……………………………………………………………………………….23
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….24

Aliran Aliran Ilmu Flisafat Page ii


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah
ini kami membahas “Aliran Aliran Utama Filsafat Hukum ,Perbedaan Aliran Aliran Filsafat
Hukum, dan Kekuatan serta Kelebihan Aliran Aliran Filsafat Hukum.”

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang aliran aliran
utama dalam filsafat hukum.Dalam pembelajaran materi “Aliran Aliran Filsafat Hukum” ini
kami sebagai mahasiswa sangat berterima kasih dengan bimbingan, arahan, koreksi maupun
saran. Untuk itu terima kasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan.

1. Ibu Dr. Indah Sri Utari S.H., M.Hum selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu
Hukum.

2. Teman-teman mahasiswa yang telah membantu dalam memuat makalah.

Demikian makalah yang kami buat semoga bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
menambah wawasan pembaca mengenai aliran – aliran hukum.

Aliran Aliran Ilmu Flisafat Page iii


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyaknya aliran-aliran hukum yang di keluarkan oleh para ahli hukum


membuat hukum itu terlalu kompleks untuk mendapatkan sebuah definisi yang tepat.
Immanuel Kant mengatakan bahwa “Noch suchen die juristen eine definition zu
ihrem begriffe von recht” yang artinya tidak seorang ahli hukum pun yang mampu
membuat definisi tentang hukum, karena hukum itu mempunyai raung lingkup yang
sangat luas serta dalam hukum juga mempunyai segi atau sudut pandang yang
berbeda-beda. Namun demikian kita yang masih belajar tentang hukum sangat
membutuhkan definisi yang tepat agar dapat menemukan jalan pemikiran serta arah
dari hukum sendiri.
Menurut Apeldorn definisi hukum itu bersifat menyamaratakan dan
dapat mengajarkan calon ahli hukum apa yang disebut hukum, namun, kesukaran
yang dialami oleh mereka yang ingin mengetahui hukum terletak pada obyeknya, kita
ambil suatu benda yang terlihat akan sangat mudah benda itu diberi definisi namun
lain dengan hukum yang merupakan ilmu yang tidak dapat dilihat. Suatu perumusan
tentang hukum yang dapat mencakup segala segi dari hukum yang luas itu memang
tidak mungkin dibuat. Sebab, suatu definisi tentunya memerlukan berbagai
persyaratan seperti jumlah kata yang digunakan yang sedapat mungkin tidak terlalu
banyak dan mudah untuk dipahami.
Dari penjelasan hukum itu memiliki banyak segi dan ruang lingkup,
dan ada beberapa teori yang menyimpulkan bahwa menurut teori satu dan teori lain
pandangan mereka mengenai definisi hukum itu berbeda, karena mereka mempunyai
sudut pandang yang berbeda-beda mengenai apa itu hukum, berbagai aliran teori
tersebut seperti aliran hukum alam, aliran positivisme, aliran utilitarianisme, mazhab
sejarah, aliran sociological yurisprudences, dan aliran realisme hukum, aliran-aliran
hukum ini terus berkembang sesuai dengan pemikiran dan kebutuhan yang ada di
masyarakat, sehingga hukum sendiri memiliki pengertian berbeda-beda. Dari
perbedaan-perbedaan itulah seharusnya kita dapat mengetahui bahwa pandangan
orang lain terhadap hukum tidak selalu sama seperti apa yang kita maksud yang
dikarenakan pemakaian aliran teori yang berbeda sehingga menyebabkan pula
perbedaan dari sudut pandang mana hukum itu dilihat.
Aliran Aliran Ilmu Flisafat Page 4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja aliran utama dalam filsafat hukum?
2. Bagaimana perbedaan aliran – aliran tersebut?
3. Apa saja kekuatan dan kelemahan masing – masing aliran hukum?

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami aliran utama dalam filsafat hukum
2. Untuk memahami perbedaan aliran – aliran filsafat hukum
3. Untuk memahami kekuatan dan kelemahan masing - masing aliran filsafat hokum

1.4 Manfaat
1. Untuk menambah wawasan terhadap aliran filsafat hukum
2. Menambah pendalaman serta pemahaman aliran filsafat hukum
3. Memahami kekuatan dan kelemahan masing – masing aliran hokum

Aliran Aliran Ilmu Flisafat Page 5


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Macam – Macam Aliran Hukum

A. Aliran Hukum Alam


Dalam teori hukum alam terdapat ke khasan yaitu tidak dipisahkannya secara
tegas antara hukum dan moral. Penganut aliran ini memandang hukum dan moral
sebagai pencerminan dan pengaturan secara internal dan eksternal kehidupan manusia
dan hubungan sesama manusia. Sumber hukum alam adalah :
 Hukum alam yang bersumber dari Tuhan (Irrasionalisme)

 Hukum alam yang bersumber dari rasio manusia (Rasionalisme)

 Hukum alam yang bersumber dari panca indera manusia (Empirisme)

Hukum alam malah harus tunduk pada hukum positif dan otoritas negara
berdasarkan ide dari Plato, kemudian di amini  juga oleh Kelsen.  Hukum alam tetap
memilki perananan dalam berbagai fungsi sebagaimana dikemukakan oleh Friedman
(1976: 6) yakni:

1. Dipergunakan hukum alam untuk mengubah hukum perdata Romawi


yang lama menjadi suatu sistem hukum umum, yak berlaku di seluruh
dunia.
2. Dipergunakan sebagai senjata dalam perebutan kekuasaan antara
gereja dari abad pertengahan dan kaisar-kaisar Jerman, baik oleh pihak
Gereja maupun pihak lawannya.
3. Dipergunakan sebagai dasar hukum internasional dan dasar kebebasan
perseorangan terhadap pemerintah yang absolut.
4. Dipergunakan oleh para Hakim di Amerika Serikat dalam
menafsirakan konstitusi. Dengan asas-asas hukum alam, para hakim
menentang usaha-usaha negara bagian yang dengan menggunakan
perundang-undangan hendak membatasi kebebasan perseorangan
dalam soal-soal yang meyangkut ekonomi.

Aliran Aliran Ilmu Flisafat Page 6


5. Dipergunakan untuk mempertahankan pemerintah yang berkuasa atau
setidaknya mengobarkan pemberontakan terhadap kekuatan yang ada.
6. Dipergunakan dalam waktu yang berbeda-beda untuk mempertahankan
segala bentuk ideologi.
7. Sebagai dasar ketertiban internasional, hukum alam terus-menerus
memberikan ilham kepada kaum Stoa, ilmu dan filsafat hukum
Romawi, pendeta-pendeta dan gereja-gereja abad pertengahan.
8. Dengan melalui teoriteori Locked dan Paine, hukum alam memberikan
dasar-dasar kepada filsafat perseorangan dalam konstitusi Amerika
Serikat dan Undang-undang Dasar modern lainnya

B. Aliran hukum kodrat


Aliran hukum kodrat ini memiliki variatif karakteristik yang membedakannya
dengan positivism hukum yaitu :
1. Bersifat umum-konkret , satu atau beberapa nilai  moral/hukum atau
pertimbangan moral, yang menjelaskan bahwa hukum berasal dari moralitas
(sesuatu yang ideal) , dimana ada moral pasti ada hukum yang harus memuat
moralitas. Moralitas itu sendiri memiliki dua ciri yaitu yang irasional adalah
moralitas itu datang langsung dari Tuhan dan yang rasional adalah moralitas
itu berasal dari rasio.
2. Berlaku universal yang menyebabkanya abadi, dimana bahwa hukum yang
mengandung moralitas adalah hukum yang mengandung asas-asas, prinsip-
prinsip yang abadi tentang keadilan dan kebenaran.
3. Dapat dijangkau rasio manusia adalah merupakan salah satu ciridari aliran
hukum kodrat, dimana moralitas menjadi objek penelaahan rasio yang jika
hukum positif yang  tersebut bertentangan dengan moralitas maka hukum
positif tersebut harus dikesampingkan.
4. Hakikat hukum dari aliran hukum kodrat ini adalah hukum merupakan nilai-
nilai yan berlaku universal  dan abadi yang menyebabkanya bersifat logika
induktif (self-evidence) bahwa sesuatu menjadi benar dan adil karena
diperintahkan Tuhan (absolute) dan sesuatu sudah adil dan benar karena
memang Tuhan lah yang memerintahkannya. Tokoh yang sependapat dengan
aliran ini adalah Thomas Aquinas.

Aliran Aliran Ilmu Flisafat Page 7


C. Mahzab positivism hukum
Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai
satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan
dengan metafisik. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data
empiris. Sesungguhnya aliran ini menolak adanya spekulasi teoritis sebagai suatu
sarana untuk memperoleh pengetahuan (seperti yang diusung oleh kaum idealisme
khususnya idealisme Jerman Klasik).
Ciri-ciri Positivisme Hukum Menurut HLA Hart :
 Hukum Merupakan perintah dari manusia (Command of human being)
 Tidak ada hubungan mutlak/penting antara hukum di satu sisi dengan
moral di pihak lain, atau antara hukum yang berlaku dengan hukum
yang sesungguhnya.
 Analisis terhadap konsepsi hukum dinilai penting untuk dilakukan dan
harus dibedakan dari studi yang historis maupun sosiologis, dan harus
dibefakan pula dari penilaian yang bersifat kritis.
 Pengertian bahwa sistem hukum merupakan sistem yang logis dan
bersifat tertutup, dan didalamnya keputusan-keputusan hukum yang
tepat/benar biasanya dapat diperoleh dengan alat-alat logika dari
peraturan-peraturan hukum yang telah ditentukan sebelumnya tanpa
memperhatikan tujuan-tujuan sosial, politik, dan ukuran-ukuran moral.
 Bahwa pertimbangan-pertimbangan moral tidak dapat dibuat atau
dipertahankan sebagai pernyataan kenyataan yang harus dibuktikan
dengan argumentasi rasional, pembuktian atau percobaan.

D. Mahzab kebudayaan dan sejarah


Mazhab hukum historis lahir pada awal aabad XIX, yakni pada tahun 1814,
dengan diterbitkannya suatu karangan dari F. Von Savigny, yang berjudul: ‘Vom
Beruf unserer Zeit fur Gezetgebung und Rechtwissenchaft’ (tentang seruan Zaman
kini akan undang-undang dan ilmu hukum). Tokoh mazhab ini ialah F. Von Savigny
dan Sir Henry Maine.
Substansi ajaran mazhab Sejarah dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Hukum tidak dibuat melainkan ditemukan
2. Undang-undang tidak berlaku secara universal

Aliran Aliran Ilmu Flisafat Page 8


3. Hukum merupakan perwujudan dari jiwa rakyat atau kesadaran hukum
masyarakat (volksgeist)
4. Hukum tidak dapat dipisahkan dari masyarakat atau sejarah suatu
bangsa
5. Aturan-aturan hukum (undang-undang) yang bertentangan dengan
kesadaran hukum masyarakat (volksgeist) harus dibatalkan karena sifat
aturan hukum tidak lebih penting dari kesadaran hukum tersebut.

E. Utilitarianisme
Utilitarianisme berasal dari kata utility artinya bermanfaat/berguna. Maka
istilah ini pun kemudian ditemukan dalam tujuan hukum yakni “kemanfaatan”. Maka
tujuan hukum disamping keadilan dalam pencapaian tujuan filsufisnya, adalah juga
harus bermanfaat, sebagaimana yang diharapkan oleh Jeremey Bentham dalam
bukunya “The Gretest Happiness of the Greates Number.”
Menurut kaum utilitarianisme, tujuan perbuatan sekurang-kurangnya
menghindari atau mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh perbuatan yang
dilakukan, baik bagi diri sendiri ataupun orang lain. Adapun maksimalnya adalah
dengan memperbesar kegunaan, manfaat, dan keuntungan yang dihasilkan oleh
perbuatan yang akan dilakukan. Perbuatan harus diusahakan agar mendatangkan
kebahagiaan daripada penderitaan, manfaat daripada kesia-siaan, keuntungan darpada
kerugian, bagi sebagian besar orang. Dengan demikian, perbuatan manusia baik
secara etis dan membawa dampak sebaik-baiknya bagi diri sendiri dan orang lain.

Beberapa Ajaran Pokok :


1. Seseorang hendaknya bertindak sedemikian rupa, sehingga memajukan
kebahagiaan (kesenangan) terbesar dari sejumlah besar orang.
2. Tindakan secara moral dapat dibenarkan jika ia menghasilkan lebih banyak
kebaikan daripada kejahatan, dibandingkan tindakan yang mungkin diambil
dalam situasi dan kondisi yang sama.
3. Secara umum, harkat atau nilai moral tindakan dinilai menurut kebaikan dan
keburukan akibatnya.
4. Ajaran bahwa prinsip kegunaan terbesar hendaknya menjadi kriteria dalam
perkara etis. Kriteria itu harus diterapkan pada konsekuensi-konsekuensi yang
timbul dari keputusan-keputusan etis.

Aliran Aliran Ilmu Flisafat Page 9


F. Sociological Jurisprudence
Sociological Jurisprudence merupakan suatu madzab/aliran dalam filsafat
hukum yang mempelajari pengaruh timbal balik antara hukum dan masyarakat.
Menurut Lilirasjidi, Sociological Yurisprudence menggunakan pendekatan hukum
kemasyarakatan, sementara sosiologi hukum menggunakan pendekatan dari
masyarakat ke hukum. Menurut Sociological Yurisprudence hukum yang baik
haruslah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup dalam masyarakat. Aliran ini
secara tegas memisahkan antara hukum positif dengan (the positive law) dengan
hukum yang hidup (the living law).
Aliran ini timbul dari proses dialektika antara (tesis) Positivisme Hukum
(antitesis) dan Mazhab Sejarah. Sebagaimana diketahui, Positivisme Hukum
memandang tiada hukum kecuali perintah yang diberikan penguasa (law is a
command of law givers), sebaliknya Mazhab Sejarah menyatakan hukum timbul dan
berkembang bersama dengan masyarakat.

G. Legal Realism (Realisme Hukum)


Realisme hukum adalah aliran yang tidak menyetujui adanya preseden
(adanya ikatan antara putusan hakim dengan putusan hakim sebelumnya dalam
menangani sebuah masalah yang serupa). Tokoh- tokohnya diantaranya adalah Karl
Llewellyn dan Jerome frank
Realisme Hukum muncul karena :

 Adanya gerakan-gerakan untuk menguji nilai-nilai tradisional yang ada pada


tahun 1920 (contoh : adanya anggapan yang mengatakan bahwa raja yang baik
itu pastilah adil, dan anggapan yang dipercayai oleh masyarakat tersebut
ternyata adalah salah)
 Munculnya ilmu-ilmu perilaku seperti psikologi sebagai salah satu contohnya;
 Banyaknya disparitas putusan-putusan sehingga munculnya ketidakpercayaan
terhadap hukum diatas kertas, dan menumbuhkan rasa kepercayaan kepada
hukum yang berdasarkan fakta yang real.

H. Critical Legal Studies (Studi Hukum Kritis)

Aliran Aliran Ilmu Flisafat Page 10


Critical Legal Studies (CLS) atau Studi Hukum Kritis adalah teori yang berisi
penentangan terhadap norma-norma dan standard-standard di dalam teori dan praktek
yang selama ini telah diterima. Penganut Studi Hukum Kritis percaya bahwa logika-
logika dan struktur hukum muncul dari adanya power relationship dalam masyarakat.
Sebagian orang menyebut bahwa gerakan Critical Legal Studies tidak memiliki
bentuk hakikatnya tetapi memiliki sejarah.
Karakteristik umum CLS :

1. Mengkritik hukum yang berlaku yang nyatanya memihak ke politik, dan sama
sekli tidak netral
2. Mengkritik hukum yang sarat dan dominan dengan ideologi tertentu
3. Mengkritik komitmen besar terhadap kebebasan individual dengan batasan
tertentu, karena aliran ini berhubungan dengan emansipasi kemanusiaan
4. Kurang mempercayai bentu-bentuk kebenaran yang abstrak dan pengetahuan
yang benar-benar obyektif. Karena itu ajaran Critical Legal Studies menolak
keras ajaran-ajaran dalam positivisme hukum
5. Aliran Critical Legal Studies ini menolak perbedaan antara teori dan praktek,
dan menolak juga perbedaan antara fakta dan nilai, yang merupakan
karakteristik dari paham liberal.

I. Feminisme Jurisprudence (Hukum Feminis)


Feminisme jurisprudence adalah pandangan yang melihat bahwa hukum
berperan dalam menekankan subordinasi wanita dan berupaya untuk
mengamendemen posisi dan pendekatan hukum terhadap wanita dan gender.
1. Model Kesetaraan Liberal. Model ini menekankan agar wanita mendapat kesetaraan
murni (tanpa memandang ras, orientasi seksual, dan gender),
2. Model Perbedaan Seksual. Menekankan kuatnya diskriminasi gender dan melihat
bahwa diskriminasi tersebut tidak boleh dikaburkan oleh hukum tetapi harus
diperhatikan karena hanya dengan memperhatikan adanya diskriminasi gender
barulah hukum dapat memberikan bantuan dan keadilan bagi wanita, yang berbeda
dari apa yang dibutuhkan oleh pria.
3. Model Dominasi. Teori ini tidak hanya melihat bagaimana pria mendominasi wanita
tetapi juga bagaimana bantuan hukum sering tidak tersedia bagi kaum tertindas
lainnya seperti kaum transgender

Aliran Aliran Ilmu Flisafat Page 11


4. Model Anti-Essensialis. Tujuan dari model ini adalah menghancurkan feminisme kulit
putih dan feminisme gelombang pertama serta membangun masyarakat berdasarkan
kesetaraan bagi semua tanpa memandang gender, ras, orientasi seksual, kelas sosio-
ekonomi atau disabilitas.

2.2 Perbedaan Aliran – Aliran Filsafat Hukum


a. Aliran Hukum Alam, Hukum dan moral tidak dipisahkan secara tegas
b. Aliran Hukum Kodrat, Menjelaskan bahwa hukum berasal dari moralitas
(sesuatu yang ideal) , dimana ada moral pasti ada hukum yang harus memuat
moralitas
c. Mahzab Positivism Hukum, Menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya
sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan
metafisik. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data
empiris.
d. Mahzab Kebudayaan dan Sejarah,, Hukum tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat atau sejarah suatu bangsa
e. Utilitarianisme, Ajaran bahwa prinsip kegunaan terbesar hendaknya menjadi
kriteria dalam perkara etis.
f. Sociological Jurisprudence, Hubungan timbal balik antara hukum dan
masyarakat
g. Legal Realism, Menggunakan perilaku sosial yang nyata terjadi untuk
menghakimi sebuah kasus
h. Critical Legal Studies, Mengkritik hukum yang bersifat tidak netral yang lebih
mengarah ke arah politik
i. Feminisme Jurisprudence, Pendekatan hukum terhadap wanita dan gender

2.3 Kelebihan Dan Kekurangan Aliran Filsafat Hukum


Sebagai pondasi dalam pemikiran filsafat hukum, aliran hukum alam tentunya
memiliki kelebihan dan kekurangan dalam implementasinya baik secara langsung
maupun tidak langsung.
1. Aliran Hukum Alam
Berikut adalah kelebihan dari aliran hukum alam :
 Substansi hukum alam adalah kewajiban moral

Aliran Aliran Ilmu Flisafat Page 12


Para filsuf berpendapat bahwa manusia pada hakikatnya berasal dari
dan hidup di alam secara bersama – sama oleh karenanya manusia pasti
memiliki tujuan yang selaras dengan alam. Manusia dan alam saling
membutuhkan satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan hidup dan
berkembang biak. Alam memberikan pelajaran mengenai nilai dan kewajiban
moral kepada manusia. Terkadang alam pula yang memengaruhi manusia
sehingga membentuk tindakan baik dan buruk yang dilakukan manusia.
Dengan adanya kewajiban moral setidaknya hukum dimungkinkan untuk
berjalan sebagaimana sesuai dengan keinginan umat manusia.
 Hukum alam bersifat universal
Universalisasi ini dinampakkan pada pemberlakuan nilai-nilai moral,
yakni dengan nilai-nilai yang diturunkan dari Tuhan, yang secara filosofis
dapat dikenakan kepada manusia. dengan kekuatan tersebut, hukum alam
dapat memberikan jawaban atas persoalan-persoalan moral yang tidak dapat
diselesaikan oleh hukum masa kini. Selain itu, prinsip-prinsip universal yang
dikenalkan oleh hukum alam ini juga menjadi acuan bagi pembentukan hukum
pada masa kini. 
 Berpikir dengan intelektual manusia
Hukum alam juga bisa berasal dari rasionalitas manusia. Dimana untuk
menjalankan moral yang diwajibkan dalam membentuk suatu hukum itu
diperlukan pemikiran logis oleh manusia. Menurut Grotius, prinsip-prinsip
hukum alam berasal dari akal (rasio). Tuhan hanya merupakan pencipta
manusia dan rasio manusia.
Berikut ini adalah kelemahan hukum alam :
 Sifat universal
Sifat universal ini kemudian juga sekaligus menjadi kelemahan
mendasar dari perkembangan hukum. Sebab, universalisasi hukum alam
berada di tataran yang sangat metafisis, sehingga kurang menyentuh
kehidupan konkrit masyarakat. Prinsip hukum alam yang berada pada tataran
abstrak, harus dipositivisasikan ke dalam norma yang lebih baku dan dapat
diaplikasikan dalam kehidupan yang konkrit.
 Pendekatan tatanan filsafatis
Selain itu, hukum alam menekankan keberadaan pendekatan yang
berada pada tataran yang filsafatis, sehingga validasi yang digunakan untuk
Aliran Aliran Ilmu Flisafat Page 13
mengukur tingkat keadilan hukum, harus berdasarkan nilai-nilai hukum alam
yang berasal dari Tuhan, dimana pemaknaannya sangat sulit dilakukan dan
kompleks.

2. Aliran Hukum Kodrat


Berikut ini adalah kelebihan aliran hukum kodrat:
 Mengkritik hukum – hukum di pengadilan Inggris
Aliran hukum kodrat pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan hukum
alam. Namun teori-teori hukum kodrat memberikan suatu pengaruh besar pada
perkembangan hukum umum di Inggris. Hal ini karena hukum kodrat
merupakan tradisi hukum di mana nilai-nilai atau hak-hak tertentu diakui
secara hukum karena telah memiliki pernyataan atau pengakuan yudisial.
 Menjadi rujukan dalam menentukan hukum
Dalam teori hukum, interpretasi dari suatu hukum buatan manusia
membutuhkan beberapa referensi pada hukum kodrat. Dalam pemahaman
hukum kodrat ini, hukum kodrat dapat dirujuk untuk mengkritik putusan-
putusan pengadilan mengenai apa yang dikatakan hukum tersebut, tetapi tidak
untuk mengkritik interpretasi terbaik dari hukum itu sendiri.
Beberapa filsuf, yuris, dan cendekiawan menggunakan hukum kodrat secara
identik dengan keadilan kodrat atau hak kodrat (bahasa Latin: ius
naturale), sementara yang lainnya membedakan antara hukum kodrat dan hak
kodrat.
Berikut ini adalah kekurangan aliran hukum kodrat ;
 Kekaburan paham hukum kodrat
Berawal dari Pendapat hukum kodrat bahwa manusia dibangun dengan
berbagai struktur social, hal ini sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang
semakin kompleks, beserta kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam hukum
kodrat. Hukum kodrat sering dikaitkan dengan hukum umum dalam
masyarakat.
 Dualisme metodis
Pada abad ke-19 pula muncul sikap kritis masyarakat terhadap
masalah-masalah yang dihadapi, apalagi pada saat itu tradisi keilmuan baru
berkembang, sehingga menghasilkan pandangan-pandangan kritis terhadap

Aliran Aliran Ilmu Flisafat Page 14


pandangan hukum alam yang dianggap tidak memiliki dasar dan merupakan
hasil dari penalaran yang bersifat palsu belaka. 
 Masalah kepastian
Dalam upaya mengantisipasi kelemahan tersebut, maka hukum positif
mengambil peranan yang sangat penting, bahwa hukum positif sesungguhnya
adalah pengalihan terhadap positivasi hukum kodrat terhadap manusia.
Artinya dengan demikian hukum positif dapat mencerminkan dan
mendasarkan hukum kodrat dalam tatanan hukum positif.

3. Mazhab Positivisme Hukum


Berikut adalah kelebihan mazhab positivisme hukum :
 Pemahaman yang tinggi
Positivisme lahir dari paham empirisme dan rasional, sehingga kadar
dari faham ini jauh lebih tinggi dari pada kedua faham tersebut. Sehingga
dalam menerapkan dam mengimplementasikan paham positivisme hukum
diharapkan telah menguasai dan mengetahui mengenai empirisme dan
rasionalisme. Dalam mempelajari mazhab positivisme hukum berarti kita juga
mempelajari paham empiris dan rasionalis, sehingga lebih mengasah
intelektual.
 Mendorong kemajuan teknologi
Positivisme telah mampu mendorong lajunya kemajuan disektor fisik
dan teknologi. Positivisme hukum bukan hanya menekankan kepada hal – hal
retorik namun juga memberikan tindakan dalam aspek aspek hukum. Sehingga
positivisme mendorong individu untuk andil dalam kemajuan teknologi
 Menekankan aspek rasional – ilmiah
Positivisme sangat menekankan aspek rasionali-ilmiah, baik pada
epistemologi ataupun keyakinan ontologik yang dipergunakan sebagai dasar
pemikirannya. Karena positivisme hukum lebih luas dari paham rasionalis dan
empiris sehingga membutuhkan kajian yang mendalam.

Berikut ini adalah kekurangan mazhab positivisme hukum :


 Manusia akan kehilangan makna

Aliran Aliran Ilmu Flisafat Page 15


Manusia akan kehilangan makna, seni atau keindahan, sehingga
manusia tidak dapat merasa bahagia dan kesenangan itu tidak ada. Keadaan
kabur tersebut tentunya bisa mengurangi esensi suatu karya. Semua karya
dapat disamaratakan dan dikatakan rasional atau tidak rasional. Karena dalam
positivistic semua hal itu dinafikan.
 Pandangan kaku
Hanya berhenti pada sesuatu yang nampak dan empiris sehingga tidak
dapat menemukan pengetahuan yang valid. Hal ini karena mazhab positivisme
merupakan gabungan antara pemikiran rasionalis dan empiris sehingga segala
sesuatunya nya harus nampak dan nyata.

4. Mazhab Kebudayaan dan Sejarah


Berikut ini adalah kelebihan mazhab kebudayaan dan sejarah :
 Kritik terhadap rekonstruksi paradigma hukum
Mazhab ini berpendapat bahwa tiap – tiap hukum ditentukan secara
historis dan memiliki ciri khas masing – masing dalam periode sejarah
tertentu, dengan demikian kebudayaan turut andil dalam membetuk hukum.
Hukum itu juga dinamis, sehingga kita bisa menyesuaikan sesuai
perkembangan zaman dan peradaban.
 Hukum tidak berlaku secara universal
Mazhab kebudayaan dan sejarah menekankan bahwa hukum tidak
sama di tempat dan waktu yang berbeda. Hukum berdiri sesuai zaman dan di
tempat yang berbeda. Hukum dapat ditemukan melalui ciri khas bangsa,
seperti bahasa, tata krama, dan konstitusi. Oleh karena itu hukum tumbuh
karena perkembangan masyarakat yang dipengaruhi oleh budaya.

Berikut ini adalah kekurangan mazhab kebudayaan dan sejarah :


 Hukum yang dapat berubah – ubah
Karena mazhab kebudayaan dan sejarah ini menyatakan bahwa
kebudayaan memengaruhi hukum, kebudayaan manusia berbeda dari waktu ke
waktu. Dengan demikian para penegak hukum, pembuat undang – undang
(lembaga legislatif) atau negara secara lingkup luas harus mampu
menyesuaikan iklim hukum di sebuah bangsa.

Aliran Aliran Ilmu Flisafat Page 16


 Memerlukan kesatuan atau ketetapan kehendak
Hukum memerlukan sebuah kesatuan kehendak, karena budaya
manusia sampai saat ini sangat beragam. Selain itu harus ada ketetapan antara
kaum adat dan pemerintah atau penguasa suatu negara dalam menentukan
hukum untuk berlaku untuk di sebuah negara. Hal ini mungkin dapat
menciptakan perbedaan pandangan karena masyarakat mungkin akan menolak
dengan alasan pertentangan budaya hukum.

5. Utilitarianisme
Berikut adalah kelebihan aliran utilitarianisme :
 Memberikan jaminan kebahagiaan
Bentham (penggagas teori) berpendapat bahwa keberadaan negara dan
hukum semata-mata sebagai alat untuk mencapai manfaat yang hakiki yaitu
kebahagiaan mayoritas rakyat. Ajaran Bentham yang sifat individualis ini
tetap memperhatikan kepentingan masyarakat, agar kepentingan idividu yang
satu dengan individu yang lain tidak bertabrakan maka harus dibatasi.
 Sifatnya tidak kabur dan tidak tetap
Bentham mengecam konsepsi hukum alam, karena menganggap bahwa
hukum alam tidak kabur dan tidak tetap. Bentham mengetengahkan gerakan
periodikal dari yang abstrak, idealis, dan apriori sampai kepada yang konkret,
materialis, dan mendasar.

Berikut adalah kekurangan aliran utilitarianisme :


 Rasionalitas yang abstrak dan doktriner
Mencegah melihat orang sebagai keseluruhan yang kompleks, sebagai
campuran materialisme dan idealisme, bangsawan dan golongan rendah,
egoisme yang menyebabkan Bentham melebih-lebihkan kekuasaan-kekuasaan
pembuat undang-undang dan meremehkan perlunya menginduvidualisasikan
kebijaksanaan dan keluwesan dalam penerapan hukum.
 Kegagalan konsepsi
kegagalan Bentham untuk mengembangkan dengan jelas konsepsinya
sendiri mengenai keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan
mayarakat. Bentham percaya bahwa kepentingan-kepentingan yang tak

Aliran Aliran Ilmu Flisafat Page 17


terbatas dari individu-individu yang sangat luar biasa banyaknya secara
otomatis berakibat bagi kepentingan-kepentingan masyarakat tetapi Bentham
tidak menjelaskan mengapa demikian.

6. Sociological Jurisprudence
Berikut adalah kelebihan aliran sociological jurisprudence :
 Hukum peka terhadap masyarakat
Hukum yang baik menurut aliran ini haruslah hukum yang sesuai
dengan hukum yang hidup di antara masyarakat. Aliran ini secara tegas
memisahkan antara hukum positif (the positive law) dengan hukum yang
hidup (the living law). Disini Pound menegaskan bahwa hukum itu bertugas
untuk memenuhi kehendak masyarakat yang menginginkann keamanan yang
menurut pengertian yang paling rendah dinyatakan sebagai tujuan ketertiban
hukum.
 Rasa keadilan masyarakat lebih dikedepankan
Menurut Pound hukum adalah alat untuk memperbaharui (merekayasa)
masyarakat (law as a tool of social engineering). Untuk dapat memenuhi
peranannya tersebut Pound mengedepankan rasa keadilan yang ada di
masyarakat. Aliran ini berpendapat bahwa hukum itu dianggap sebagai satu
lembaga sosial untuk memuaskan kebutuhan masyarakat, tuntutan,
permintaan, dan pengharapan yang terlibat dalam kehidupan masyarakat.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa ekspektasi yang hidup dimasyarakat
termasuk di dalamnya nilai-nilai keadilan yang ada harus dikedepankan demi
terwujudnya tatanan hukum.
 Penegakan hukum berpijak pada masyarakat
Aliran sociological jurisprudence mengedepankan aspek-aspek yang
ada di tengah-tengah masyarakat untuk diangkat dan diterapkan kedalam
hukum. Bagi aliran ini titik pusat perkembangan dan penegakan hukum bukan
terletak pada undang-undang, putusan hakim, atau ilmu hukum, tetapi terletak
pada masyarakat itu sendiri.

Berikut adalah kekurangan aliran sociological jurisprudence :


 Tidak dapat memberikan kriteria yang jelas

Aliran Aliran Ilmu Flisafat Page 18


Karya tersebut tidak memberikan kriteria yang jelas membedakan
norma hukum dari norma sosial yang lain. Bahwa keduanya tidak dapat
dipertukarkan, sesuatu yang merupakan fakta historis dan sosial, tidak
mengurangi perlunya pengujian pernedaan yang jelas. Sesuai dengan itu
sosiologi hukum Ehrlich selalu hampir menjadi suatu dalam garis besar,
sosilogi umum.
 Ehrlich meragukan posisi adat kebiasaan sebagai “sumber” hukum dan
adat kebiasaan sebagai suatu bentuk hukum
Ehrlich meragukan posisi adat kebiasaan sebagai sumber hukum dan
adat kebiasaan sebagai satu bentuk hukum. Dalam masyarakat primitif seperti
halnya dalam hukum internasional pada zaman ketika adat istiadat dipandang
baik sebagai sumber hukum maupun sebagai bentuk hukum yang paling
penting. Di negara modern peran masyarakat mula-mula masih penting, tetapi
kemudian berangsur berkurang. Masyarakat modern menuntut sangat banyak
undang-undang yang jelas dibuat oleh pembuat undang-undang yang sah.
Undang-undang semacam itu selalu derajat bermacam-macam, tergantung dari
fakta hukum ini, tetapi berlakunya sebagai hukum bersumber pada ketaatan
faktual ini. Kebingunan ini merembes ke seluruh karya Ehrlich.
 Ehrlich menolak mengikuti logika perbedaan antara norma-norma
hukum negara yang khas dan norma-norma hukum dimana negara
hanya memberi sanksi pada fakta sosial
Ehrlich menolak mengikuti logika perbedaan yang ia sendiri adakan
norma-norma hukum negara yang khas dan norma-norma hukum dinama
negara hanya memberi sanksi pada fakta-fakta sosial. Konsekwensinya adalah
adat kebiasaan berkurang sebelum perbuatan udang-undang secara terperinci,
terutama undang-undang yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat
mempengaruhi kebiasaan dalam masyarakat sama banyaknya dengan
pengaruh dirinya sendiri.
 Definisi hukum menjadi cair
Bagi Sosiological Jurisprudence hukum dikontruksi dari kebutuhan,
keinginan, tuntutan, dan harapan dari masyarakat. Jadi yang didahulukan
adalah kemanfaatan dari hukum itu sendiri bagi masyarakat, dengan demikian,
hukum menjadi hidup. Aliran ini sangat mengedepankan kesadaran hukum

Aliran Aliran Ilmu Flisafat Page 19


dan rasa keadilan masyarakat. Hal ini berakibat hukum menjadi cair. Karena
dengan pendekatan ini hukum dapat kehilangan “taringnya” dan tidak ajeg.
 Mengandaikan tingkatan kesadaran hukum yang tinggi di dalam
masyarakat
Paradigma ini juga dianggap terlalu mengandaikan suatu masyarakat
telah demikian berkembang sampai pada tahap dimana tidak lagi ada
ketegangan pada pranata sosial dalam merumuskan tuntutannya, masyarakat
dianggap telah mampu menentukan hukum nya sendiri dan mengecilkan
kedaulatan dari penguasa.

7. Realisme Hukum
Berikut adalah kelebihan aliran Realisme Hukum :
 Tidak bergantung pada segala pengetahuan
Aliran ini adalah salah satu subaliran dari positivisme hukum. Pangkal
pikiran aliran ini masih bertitik tolak pada pentingnya rasio atau akal sebagai
sumber hukum. Realisme tidak mendasarkan pada konsep-konsep hukum
tradisional oleh karena realisme bermaksud melukiskan apa yang dilakukan
sebenarnya oleh pengadilan-pengadilan dan orang-orangnya.
 Lebih aktual dan punya progam nyata
Aliran Realisme Hukum dipandang lebih nyata dari aliran Sociological
Jurisprudence karena Realisme memandang hukum seperti seorang advokat
memandang hukum. Bagi seorang advokat, yang terpenting dalam
memandang hukum adalah bagaimana memprediksi hasil dari suatu proses
hukum dan bagaimana masa depan dari kaidah hukum tersebut.

Berikut adalah kekurangan aliran Realisme Hukum :


 Menganggap bahwa realitas itu tidak sekedar apa yang dapat dilihat
Tetapi realitas itu adalah pemikiran atau ide-ideRealitas hukum
memandang hukum berdasarkan apa yang terjadi di lapangan. Namun,
kenyataannya hal-hal yang dianggap nyata itu bisa saja bermula dari
pemikiran atau ide seseorang yang kemudian diimplementasikan ke dalam
dunia nyata dan dipandang sebagai hal yang terjadi secara natural tanpa
rekayasa.

Aliran Aliran Ilmu Flisafat Page 20


 Para kaum realisme hukum hanya memandang logika
Mengenai logika hukum, kaum realisme hukum dikritik bahwa mereka
gagal melihat bahwa logika bukan alat untuk menemukan sesuatu, melainkan
lebih merupakan suatu demonstrasi, di mana dari premise yang tetap dapat
ditarik kesimpulan tertentu dengan alasan yang logis.

8. Critical Legal Studies


Berikut adalah kelebihan aliran Critical Legal Studies :
 Ketidakpercayaan terhadap netralitas hukum
Kelebihan aliran Critical Legal Studies adalah bahwa aliran ini tidak
percaya kepada netralitas hukum. Kekuatan ini diwujudkan dalam bentuk
analitis kritis terhadap tata hukum nilai-nilai dan rasio-rasio hukum yang
digunakan oleh para hakim yang selama ini disebut netral dan benar secara
obyektif. Para penganut paham ini juga berpendapat bahwa hakim hanya
berpura-pura atau percaya secara naif bahwa dia mengambil keputusan yang
netral dan tidak memihak siapapun, padahal mereka selalu bisa dipengaruhi
oleh ideologi, legitimasi, mistifikasi yang dianutnya untuk memperkuat kelas
yang dominan.
 Mengakui individu sebagai subjek kehendak utama dalam tatanan sosial.
Kelebihan lain dari Critical Legal Studies adalah perhatiannya yang
sangat besar terhadap pengakuan individu sebagai subjek kehendak utama
dalam tatanan sosial. Kelebihan ini seperti membangkitkam kembali
pandangan eksistensialis Kant-ian yang akhir-akhir ini tergerus oleh
gelombang modern dan industri sehingga menimbulkan keterasingan individu
subyektif karena tersedot arus budaya massa yang abstrak.
 Keinginan untuk merombak struktur sosial
Karena Critical Legal Studies mempunyai komitmen besar terhadap
kebebasan individual sesuai dengan batasan-batasan tertentu. Karena itu aliran
ini banyak berhubungan dengan emansipasi kemanusiaan. Karena hal itulah,
maka tidak mengherankan apabila pada perkembangannya di kemudian hari
Critical Legal Studies melahirkan pula Feminist Legal Theory dan Critical
Race Theory.

Aliran Aliran Ilmu Flisafat Page 21


Berikut adalah kekurangan aliran Critical Legal Studies :
 Kritisisme bisa berujung nihilisme
Sebagaimana pemikiran kritis, apabila tidak digunakan secara tepat
dengan mengingat tujuan dan batas penggunaan, kritisisme bisa berujung pada
nihilism. Atau paling tidak terjebak pada lingkaran kritik tanpa ujung dalam
tingkatan wacana sehingga melupakan tugas praktis terhadap masyarakat.
 Selalu melakukan dekonstruksi sehingga perubahan dan gejolak terjadi
Sifat asli pemikiran kritis adalah selalu melakukan dekonstruksi
sehingga perubahan dan gejolak selalu terjadi. Padahal realitas masyarakat
cenderung mempertahankan nilai-nilai dan tatanan lama dan hanya
mengijinkan perubahan yang tidak terasa. Akibatnya Critical Legal Studies
sangat sulit menjadi mainstream pembangunan hukum.

9. Feminisme Hukum
Berikut adalah kelebihan aliran Feminisme Hukum :
 Ketidakpercayaan terhadap netralitas hukum
Feminisme Hukum juga menolak konsep netralitas hukum yang
mengandaikan imparsial (tidak memihak) pada satu pihak atau golongan.
Dalam prakteknya konsep netralitas dan objektivitas hukum justru terbukti
membenarkan marginalisasi perempuan dan berbagai kelompok minoritas
lainnya.
 Didasarkan pada pengalaman perempuan
Pengalaman perempuan ini penting sebgai dasar pertimbangan bagi
penalaran hukum baru. Sejatinya perempuan dalam pengambilan keputusan
selain mengedepankan akal juga rasa, jadi keputusan yang diambil dan
dirasakan perempuan bisa menjadi dasar pertimbangan penalaran hukum baru.
 Membuka pilihan-pilihan bagi perempuan
Hukum beranggapan bahwa pilihan yang dimiliki (dipilih oleh
perempuan berasal dari kenyataan biologisnya, khususnya kodrat alamiahnya
yang akhirnya memotivasi perempuan untuk menjalankan kegiatan secara
tradisional sehingga hukum menganggap perempuan bertanggung jawab atas
hal tersebut.

Aliran Aliran Ilmu Flisafat Page 22


Berikut adalah kekurangan aliran Feminisme Hukum :
 Kekaburan menentukan perlakuan terhadap laki-laki dan perempuan
Meskipun dalam aliran ini perempuan dianggap sama dengan laki-laki
namun pada kenyataannya sebagian orang percaya bahwa hukum yang
spesifik gender lebih baik daripada hukum yang netral gender dalam
memastikan kesetaraan di antara jenis kelamin. Untuk mencapai kesetaraan
perlu perjuangan melalui pendekatan hukum dengan cara mereformasi sistem
yang ada agar perempuan memiliki hak yang sama dalam hukum, politik,
pendidikan, dan kesempatan kerja.
 Adanya pandangan bahwa perempuan bisa menjadi lebih kuat
Selama ini perempuan dianggap lemah dan tertindas karena adanya
ideologi patriarkhi yang berimbas pada kapitalisme. Jika ideologi ini
dihancurkan dan kapitalisme dihapuskan, fungsi dan peran perempuan
mungkin akan setara dengan laki-laki. Namun, jika hal ini terjadi akan timbul
suatu sistem dan paham bahwa perempuan sama dengan laki-laki, dan
mungkin bisa lebih hebat dari laki-laki.
 Ekspresi tuntutan pada hak-hak perempuan di setiap negara
Aliran hukum ini menyebabkan perempuan di setiap negara menuntut
hak yang sama. Padahal dalam fenimism multikultural didasarkan atas
pandangan bahwa dalam satu negara, semua perempuan tidak diciptakan atau
dikonstruksi secara setara. Bergantung pada ras dan kelas, dan juga
kecenderungan seksual, usia, agama, pencapaian pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, kondisi kesehatan, dan sebagainya, dimana setiap perempuan
akan mengalami opresi sebagai seorang perempuan secara berbeda pula.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjalasan hukum itu memiliki banyak segi dan ruang lingkup, definisi
hukum belum dapat ditentukan dengan jelas dan pasti, karena mereka mempunyai
sudut pandang yang berbeda-beda mengenai apa itu hukum, berbagai aliran teori

Aliran Aliran Ilmu Flisafat Page 23


tersebut seperti aliran hukum alam, aliran positivisme, aliran utilitarianisme,
madzhab sejarah, aliran sociological yurisprudencs, dan aliran realisme hukum,
aliran-aliran hukum ini terus berkembang sesuai dengan pemikiran dan kebutuhan
yang ada di masyarakat, sehingga hukum sendiri memiliki pengertian berbeda-beda.
Namun yang jelas adalah hukum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
masyarakat. Bahkan hukum membentuk masyarakat.

3.2 Saran
Sebagai pembaca setelah mengetahui mengenai aliran – aliran hukum, penulis
menyarankan untuk senantiasa memahami dan mengimplementasikannya dalam
lehidupan sehari – hari tentunya di bidang hukum atau pemecahan masalah lainnya.
Dengan demikian dapat digunakan penyelesaian masalah dengan pendekatan aliran –
airan hukum.

DAFTAR PUSTAKA

Aliran Aliran Ilmu Flisafat Page 24


https://sites.google.com/a/unida.ac.id/gelardwi/pengantar-ilmu-hukum/
sociological-jurisprudence

https://sites.google.com/a/unida.ac.id/gelardwi/pengantar-ilmu-hukum/realisme-
hukum

http://filsafathukum-unpar5a.blogspot.com/2010/11/topik-ix-realisme-
hukum.html#:~:text=Realisme%20hukum%20adalah%20aliran
%20yang,terjadi%20untuk%20menghakimi%20suatu%20kasus

http://mastemu.blogspot.com/2015/11/aliran-studi-hukum-kritis-
cls.html#:~:text=Critical%20Legal%20Studies%20adalah%20suatu,pendidikan
%20hukum

https://www.negarahukum.com/hukum/critical-legal-study.html

https://en.wikipedia.org/wiki/Feminist_legal_theory

Setyo Pamungkas. 2011. Kekuatan dan Kelemahan Teori Hukum Alam.


https://setyopamungkas.wordpress.com/2011/09/26/kekuatan-dan-kelemahan-
teori-hukum-alam/ (diakses pada tanggal 8 Oktober 2020)

Apollo. 2019. Filsafat Hukum Kodrat Manusia.


https://www.kompasiana.com/balawadayu/5dad660f0d8230041c3d7362/filsafat-
hukum-kodrat-manusia (diakses pada tanggal 9 Oktober 2020)

Mauidhotul Khasanah. 2014. Kelebihan dan Kekurangan Aliran – Aliran Filsafat.


https://www.kompasiana.com/mauidhotulkhasanah/kelebihan-dan-kekurangan-
aliranaliran-filsafat_54f7c28da33311c27b8b4c97 (diakses pada tanggal 9
Oktober 2020)

BESAR. 2016. Utilitarianisme dan Perkembangan Hukum Multimedia di


Indonesia. https://business-law.binus.ac.id/2016/06/30/utilitarianisme-dan-
tujuan-perkembangan-hukum-multimedia-di-indonesia/ (diakses pada tanggal 9
Oktober 2020)

Aliran Aliran Ilmu Flisafat Page 25

Anda mungkin juga menyukai