Dosen Pengampu :
Dr. Indah Sri Utari S.H., M.Hum.
Syukron Salam S.H.I., S.H., M.H.
Disusun Oleh :
Alvianta Agustin 8111420284
Nur Pitriani 8111420285
Latifa Himatul Aliyah 8111420286
Adhani Nurul Hikmah 8111420287
Ghinna Al Zayyaan 8111420288
Allecya Nor Malita Sari 8111420289
M. Rizky Kresnamukti 8111420290
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah
ini kami membahas “Aliran Aliran Utama Filsafat Hukum ,Perbedaan Aliran Aliran Filsafat
Hukum, dan Kekuatan serta Kelebihan Aliran Aliran Filsafat Hukum.”
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang aliran aliran
utama dalam filsafat hukum.Dalam pembelajaran materi “Aliran Aliran Filsafat Hukum” ini
kami sebagai mahasiswa sangat berterima kasih dengan bimbingan, arahan, koreksi maupun
saran. Untuk itu terima kasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan.
1. Ibu Dr. Indah Sri Utari S.H., M.Hum selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu
Hukum.
Demikian makalah yang kami buat semoga bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
menambah wawasan pembaca mengenai aliran – aliran hukum.
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami aliran utama dalam filsafat hukum
2. Untuk memahami perbedaan aliran – aliran filsafat hukum
3. Untuk memahami kekuatan dan kelemahan masing - masing aliran filsafat hokum
1.4 Manfaat
1. Untuk menambah wawasan terhadap aliran filsafat hukum
2. Menambah pendalaman serta pemahaman aliran filsafat hukum
3. Memahami kekuatan dan kelemahan masing – masing aliran hokum
PEMBAHASAN
Hukum alam malah harus tunduk pada hukum positif dan otoritas negara
berdasarkan ide dari Plato, kemudian di amini juga oleh Kelsen. Hukum alam tetap
memilki perananan dalam berbagai fungsi sebagaimana dikemukakan oleh Friedman
(1976: 6) yakni:
E. Utilitarianisme
Utilitarianisme berasal dari kata utility artinya bermanfaat/berguna. Maka
istilah ini pun kemudian ditemukan dalam tujuan hukum yakni “kemanfaatan”. Maka
tujuan hukum disamping keadilan dalam pencapaian tujuan filsufisnya, adalah juga
harus bermanfaat, sebagaimana yang diharapkan oleh Jeremey Bentham dalam
bukunya “The Gretest Happiness of the Greates Number.”
Menurut kaum utilitarianisme, tujuan perbuatan sekurang-kurangnya
menghindari atau mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh perbuatan yang
dilakukan, baik bagi diri sendiri ataupun orang lain. Adapun maksimalnya adalah
dengan memperbesar kegunaan, manfaat, dan keuntungan yang dihasilkan oleh
perbuatan yang akan dilakukan. Perbuatan harus diusahakan agar mendatangkan
kebahagiaan daripada penderitaan, manfaat daripada kesia-siaan, keuntungan darpada
kerugian, bagi sebagian besar orang. Dengan demikian, perbuatan manusia baik
secara etis dan membawa dampak sebaik-baiknya bagi diri sendiri dan orang lain.
1. Mengkritik hukum yang berlaku yang nyatanya memihak ke politik, dan sama
sekli tidak netral
2. Mengkritik hukum yang sarat dan dominan dengan ideologi tertentu
3. Mengkritik komitmen besar terhadap kebebasan individual dengan batasan
tertentu, karena aliran ini berhubungan dengan emansipasi kemanusiaan
4. Kurang mempercayai bentu-bentuk kebenaran yang abstrak dan pengetahuan
yang benar-benar obyektif. Karena itu ajaran Critical Legal Studies menolak
keras ajaran-ajaran dalam positivisme hukum
5. Aliran Critical Legal Studies ini menolak perbedaan antara teori dan praktek,
dan menolak juga perbedaan antara fakta dan nilai, yang merupakan
karakteristik dari paham liberal.
5. Utilitarianisme
Berikut adalah kelebihan aliran utilitarianisme :
Memberikan jaminan kebahagiaan
Bentham (penggagas teori) berpendapat bahwa keberadaan negara dan
hukum semata-mata sebagai alat untuk mencapai manfaat yang hakiki yaitu
kebahagiaan mayoritas rakyat. Ajaran Bentham yang sifat individualis ini
tetap memperhatikan kepentingan masyarakat, agar kepentingan idividu yang
satu dengan individu yang lain tidak bertabrakan maka harus dibatasi.
Sifatnya tidak kabur dan tidak tetap
Bentham mengecam konsepsi hukum alam, karena menganggap bahwa
hukum alam tidak kabur dan tidak tetap. Bentham mengetengahkan gerakan
periodikal dari yang abstrak, idealis, dan apriori sampai kepada yang konkret,
materialis, dan mendasar.
6. Sociological Jurisprudence
Berikut adalah kelebihan aliran sociological jurisprudence :
Hukum peka terhadap masyarakat
Hukum yang baik menurut aliran ini haruslah hukum yang sesuai
dengan hukum yang hidup di antara masyarakat. Aliran ini secara tegas
memisahkan antara hukum positif (the positive law) dengan hukum yang
hidup (the living law). Disini Pound menegaskan bahwa hukum itu bertugas
untuk memenuhi kehendak masyarakat yang menginginkann keamanan yang
menurut pengertian yang paling rendah dinyatakan sebagai tujuan ketertiban
hukum.
Rasa keadilan masyarakat lebih dikedepankan
Menurut Pound hukum adalah alat untuk memperbaharui (merekayasa)
masyarakat (law as a tool of social engineering). Untuk dapat memenuhi
peranannya tersebut Pound mengedepankan rasa keadilan yang ada di
masyarakat. Aliran ini berpendapat bahwa hukum itu dianggap sebagai satu
lembaga sosial untuk memuaskan kebutuhan masyarakat, tuntutan,
permintaan, dan pengharapan yang terlibat dalam kehidupan masyarakat.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa ekspektasi yang hidup dimasyarakat
termasuk di dalamnya nilai-nilai keadilan yang ada harus dikedepankan demi
terwujudnya tatanan hukum.
Penegakan hukum berpijak pada masyarakat
Aliran sociological jurisprudence mengedepankan aspek-aspek yang
ada di tengah-tengah masyarakat untuk diangkat dan diterapkan kedalam
hukum. Bagi aliran ini titik pusat perkembangan dan penegakan hukum bukan
terletak pada undang-undang, putusan hakim, atau ilmu hukum, tetapi terletak
pada masyarakat itu sendiri.
7. Realisme Hukum
Berikut adalah kelebihan aliran Realisme Hukum :
Tidak bergantung pada segala pengetahuan
Aliran ini adalah salah satu subaliran dari positivisme hukum. Pangkal
pikiran aliran ini masih bertitik tolak pada pentingnya rasio atau akal sebagai
sumber hukum. Realisme tidak mendasarkan pada konsep-konsep hukum
tradisional oleh karena realisme bermaksud melukiskan apa yang dilakukan
sebenarnya oleh pengadilan-pengadilan dan orang-orangnya.
Lebih aktual dan punya progam nyata
Aliran Realisme Hukum dipandang lebih nyata dari aliran Sociological
Jurisprudence karena Realisme memandang hukum seperti seorang advokat
memandang hukum. Bagi seorang advokat, yang terpenting dalam
memandang hukum adalah bagaimana memprediksi hasil dari suatu proses
hukum dan bagaimana masa depan dari kaidah hukum tersebut.
9. Feminisme Hukum
Berikut adalah kelebihan aliran Feminisme Hukum :
Ketidakpercayaan terhadap netralitas hukum
Feminisme Hukum juga menolak konsep netralitas hukum yang
mengandaikan imparsial (tidak memihak) pada satu pihak atau golongan.
Dalam prakteknya konsep netralitas dan objektivitas hukum justru terbukti
membenarkan marginalisasi perempuan dan berbagai kelompok minoritas
lainnya.
Didasarkan pada pengalaman perempuan
Pengalaman perempuan ini penting sebgai dasar pertimbangan bagi
penalaran hukum baru. Sejatinya perempuan dalam pengambilan keputusan
selain mengedepankan akal juga rasa, jadi keputusan yang diambil dan
dirasakan perempuan bisa menjadi dasar pertimbangan penalaran hukum baru.
Membuka pilihan-pilihan bagi perempuan
Hukum beranggapan bahwa pilihan yang dimiliki (dipilih oleh
perempuan berasal dari kenyataan biologisnya, khususnya kodrat alamiahnya
yang akhirnya memotivasi perempuan untuk menjalankan kegiatan secara
tradisional sehingga hukum menganggap perempuan bertanggung jawab atas
hal tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjalasan hukum itu memiliki banyak segi dan ruang lingkup, definisi
hukum belum dapat ditentukan dengan jelas dan pasti, karena mereka mempunyai
sudut pandang yang berbeda-beda mengenai apa itu hukum, berbagai aliran teori
3.2 Saran
Sebagai pembaca setelah mengetahui mengenai aliran – aliran hukum, penulis
menyarankan untuk senantiasa memahami dan mengimplementasikannya dalam
lehidupan sehari – hari tentunya di bidang hukum atau pemecahan masalah lainnya.
Dengan demikian dapat digunakan penyelesaian masalah dengan pendekatan aliran –
airan hukum.
DAFTAR PUSTAKA
https://sites.google.com/a/unida.ac.id/gelardwi/pengantar-ilmu-hukum/realisme-
hukum
http://filsafathukum-unpar5a.blogspot.com/2010/11/topik-ix-realisme-
hukum.html#:~:text=Realisme%20hukum%20adalah%20aliran
%20yang,terjadi%20untuk%20menghakimi%20suatu%20kasus
http://mastemu.blogspot.com/2015/11/aliran-studi-hukum-kritis-
cls.html#:~:text=Critical%20Legal%20Studies%20adalah%20suatu,pendidikan
%20hukum
https://www.negarahukum.com/hukum/critical-legal-study.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Feminist_legal_theory