Anda di halaman 1dari 5

PENEMUAN HUKUM

(Bahan Perkuliahan Pasca Sarjana Ilmu Hukum)

A. Pendahuluan

Hukum terdapat diseluruh dunia, yang secara abstrak dapat dikatakan


sebagai gejala universal, hukum dibutuhkan oleh masyarakat dan hukum itu
terdapat disegala kelompok masyarakat mana pun berada di seluruh dunia,
manusia berinteraksi satu sama lain, ada saling hubungan dan kebutuhan, karena
manusia sebagai mahluk sosial (zoon politicon) yang membutuhkan ketertiban
dan keteraturan, karena secara umum hukum itu mengatur kehidupan manusia,
untuk suatu ketertiban dan keharmonisan, walau pun secara spesifik hukum itu
tidak sama di setiap daerah atau dengan kata lain ditiap-tiap persekutuan
bangsa, karena disetiap persekutuan mempunyai hukumnya sendiri, tergantung
tempat dan waktu serta keadaan, walau pun tidak dapat dipungkiri dalam
beberapa hal bisa terdapat terlihat adanya persamaan, dengan demikian hukum
menjadi suatu kebutuhan dan kepentingan manusia dimana pun ia berada.

Dalam menjalankan kehidupan di masyarakat, secara bersamaan hukum


juga ikut berjalan dalam kehidupan masyarakat tersebut, dalam kehidupan
tersebut terdapat petugas atau penegak hukum yang secara fungsional masing-
masing mempunyai tugasnya dalam melaksanakan fungsinya agar penegakan
hukum berjalan sesuai dengan harapan masyarakat yakni ketertiban dan
kedamaian. Hukum harus dijalankan supaya kebutuhan manusia dapat
terpenuhi, di dalam kehidupan masyarakat tersebut menjalankan hukum
tersebut, hukum dapat berlangsung secara normal sebagaimana yang
diharapkan, akan tetapi di dalam kenyataan atau secara praktis dapat dan bisa
ditemui atau dapat terjadi suatu kebuntuan hukum.

Menurut Gustav Radbruch (1973) didalam penegakkan hukum ada tiga


unsur yang selalu harus diperhatikan : keadilan, kepastian hukum , dan
kemanfaatan. Hukum harus dilaksanakan dan ditegakkan, setiap orang
mengharapkan dapat ditetapkannya hukum dalam hal terjadi peristiwa konkrit.
Bagaimana hukumnya itulah yang harus berlaku “fiat justitia et pereat
mundus” (meskipun dunia ini runtuh hukum harus ditegakkan). Itulah yang
diinginkan oleh suatu kepastian hukum. Masyarakat sangat mengharapkan
dalam penegakan hukum tersebut ada kepastian hukum, dengan adanya

1
kepastian hukum dalam penegakan hukum masyarakat akan lebih tertib.
Kemudian masyarakat yang mengharap itu akan mendapatkan manfaat dalam
penegakan hukum tersebut.

Dalam kehidupan bermasyarakat diperlukan suatu sistem hukum untuk


menciptakan kehidupan masyarakat yang harmonis dan teratur. Kenyataannya
hukum atau peraturan perundang-undangan yang dibuat tidak mencakup seluruh
perkara yang timbul dalam masyarakat sehingga menyulitkan penegak hukum
untuk menyelesaikan perkara tersebut.

Kita mengetahui dari pelajaran-pelajaran sebelumnya, sumber hukum


terdiri dari beberapa yakni:

a. Undang-Undang

b. Kebiasaan

c. Traktaat atau perjanjian internasional (dengan negara lain)

d. Yurisprudensi

e. Doktrin

Bentuk undang-undang biasanya tertulis khususnya bagi negara kita yang


menganut sistem Eropa Kontinental seperti negara kita Indonesia, yang
dirumuskan secara tertulis oleh pembuat undang-undang.

Dalam buku Soedikno Mertokusumo (Menguak Tabir Hukum: 1993)


undang-undang dibagi dalam dua bagian yaitu:

a. Undang-undang dalam arti formal, yaitu keputusan penguasa (DPR dan


Pemerintah) yang dilihat dari bentuk dan cara terjadinya, sehingga disebut
undang-undang, dengan demikian undang-undang dalam arti formal
merupakan ketetapan penguasa yang memperoleh sebutan undang-undang
karena cara pembentukannya.

b. Undang-undang dalam arti materil, yaitu keputusan atau ketetapan


penguasa (DPR dan Pemerintah), yang dilihat dari isinya dinamai undang-
undang dan mengikat setiap orang secara umum.

Dengan demikian undang-undang dalam arti materil adalah penetapan


kaidah hukum secara tegas yang menyebabkan hukum itu menurut sifatnya
mengikat semua warganegara.

2
Pemerintah dan Badan Legislatif yang membuat undang-undang
dimaksudkan untuk melindungi atau mengayomi warganegaranya, secara
sederhana dimaksudkan pembuat undang-undang tersebut mengharapkan
undang-undang itu harus dijalankan dan ditegakkan. Namun harus diingat dan
diketahui bahwa suatu undang-undang yang tujuannya untuk ditegakkan
tidaklah mungkin lengkap atau sempurna, karena kegiatan masyarakat sangat
dinamis, kompleks dan beragam atau bervariasi. Dengan demikian undang-
undang yang memang sudah dikaji secara matang, sangat memungkinkan tidak
lengkap untuk menampung semua persoalan yang terdapat dalam masyarakat
tersebut, oleh karena itu disebut suatu undang-undang tidak ada yang lengkap,
tidak ada yang sempurna selalu ada kekurangan. Jika dihubungkan dengan
penjelasan undang-undang yang selalu ada dibagian undang-undang tersebut,
yang diharapkan untuk tiap-tiap pasal dalam undang-undang tersebut, tetap
undang-undang tersebut selalu ada kekurangan.

Sebagaimana sudah dibicarakan terdahulu bahwa sistem hukum negara


Indosesia adalah menganut Eropa Kontinental, artinya salah satu ciri-cirinya
adalah undang-undang yang terkodefikasi (tertulis).

Di dalam Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan


Kehakiman pada Pasal 5 ayat (1) dikatakan bahwa:

“Hakim dan Hakim Konstitusi wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-
nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat”.

Selanjutnya dalam Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 48 tentang


Kekuasaan Kehakiman tersebut menyatakan sbb:

“Pengadilan dilarang menolak utuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu


perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas,
melainkan wajib memeriksa dan mengadilinya”.

Roscoe Pound ( An Introduction to the Philosophy of Law, 1963),


menyebutkan; ada beberapa langkah yang biasa dilakukan oleh seorang hakim
pada saat mengadili suatu perkara di pengadilan, yaitu menemukan hukum,
menapsirkan hukum, dan menerapkan hukum.

Dengan demikian untuk menjalankan tugas Hakim, dia tidak bisa


berpangku tangan apabila suatu perkara yang diterimanya dimana dalam
undang-undang tidak ditemui pasal-pasal yang mengatur perkara yang dia
hadapi. Sesungguhnya kedudukan hakim dalam melaksanakan tugas-tugasnya
3
pada prinsipnya harus mampu memenuhi ketentuan undang-undang dan
mampu melengkapi kekurangan undang-undang dan berfungsi sebagai
“rechtvinding” (penemuan hukum).

Dalam “penemuan hukum”, hakim harus mencari dan menemukan kaidah


hukum yang dapat digunakan untuk memberikan keputusan yang tepat atau
benar, hal itu akan memberikan kepastian hukum juga didalam masyarakat.

Kita harus menyadari bahwa suatu undang-undang yang tersedia sering tidak
lengkap dan menunjukkan hal-hal sebagai berikut :

a. Pembuat Undang-undang dalam hal ini Pemerintah dan badan Legislatif


dalam kenyataannya telah membuat atau menggunakan istilah atau pengertian
yang umum , sehingga dapat memberikan lebih dari satu pengertian.

b. Terkadang istilah, atau kata atau kalimat yang digunakan di dalam


perundang-undangan tidak jelas arti atau maknanya, atau tidak dapat diterima
karena terdapat perkembangan masyarakat.

c. Dapat juga terjadi suatu masalah tidak terdapat di dalam peraturan perudang-
undangan yang mengatur masalah tersebut.

Untuk menghadapi terjadinya kemungkinan seperti diuraikan di atas, seorang


hakim harus dapat menemukan solusi hukum secara profesional dalam
mengemban tugasnya sebagai penegak hukum untuk menciptakan hukum agar
kepastian hukum dan keadilan dapat diwujudkan.

Di dalam praktek, bukan hanya hakim yang harus menemukan hukum, di


samping Penegak Hukum lainnya seperti Polisi, Jaksa dan Advokat sebagai
pencari keadilan yang profesional juga dapat dan harus mampu menemukan
hukum. Seperti disebutkan di atas bahwa suatu undang-undang tidak pernah
lengkap, dan tidak pernah sempurna, kenapa hal itu dikatakan demikian?. Ada
beberapa alasan, diantaranya karena pembuat undang-undang ketika undang-
undang tersebut dibuat, mereka belum melihat semua aspek yang ada atau bakal
ada kemudian, baik pembuat undang-undang tersebut sebagai ahli di bidangnya
mereka selalu mempunyai titik lemah. Alasan lain, bahwa: masyarakat itu
hidup dengan dinanis, penuh dinamika, sangat progres, apalagi kehidupan
4
masyarakat tersebut sangat banyak dipengaruhi oleh alam semesta dan
cakrawala yang persoalannya begitu kompleks.-

Anda mungkin juga menyukai