Anda di halaman 1dari 7

KansASSIGNMENT

Sebagai Tugas Pengganti Pertemuan


(Pengantar Ilmu Hukum)
Dosen : Dyah Wijayaningsih, S.H., M.H.

Disusun Oleh:
NAMA : OLIVIA AYU LISTIANI
NIM : 11000120130602

PROGRAM SARJANA HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

2020
Instruksi : Kerjakan soal berikut !

1. Salah satu tugas pengadilan dalam proses interpretasi ialah menggali maksud yang
terkandung dalam rumusan Undang-undang sehingga logis dan masuk akal. Jelaskan
beberapa di bawah ini :

a. Tiga cacat hukum secara logis !

Kemenduaan (ambiguity) semantik, kecacatan ini disebabkan karena adanya


perumusan secara open texture atau kata-kata dirumuskan terlalu umum, sehingga
menimbulkan kegandaan dalam penerapannya.
Kemenduaan sintaktik yang disebabkan oleh penggunaan kata-kata “atau”, “dan”,
“semua” dan sebagainya.
Kemenduaan yang mungkin terjadi karena maksud yang ingin dinyatakan oleh
pembuat undang-undang sendiri belum jelas. Pembuat undang-undang belum
memiliki konsep ataupun gambaranyang jelas mengenai hal yang akan diaturnya.

b. Pendapat Paul Shcolten tentang interpretasi

Paul Shcolten mengemukakan “Het recht is er doch het moet worden gevonden, in de
voridst zit het nieuwe ” yan berarti “Hukum itu ada, tetapi ia harus diketemukan dalam
penemuan itulah terdapat yang baru.”

Shcolten berpegang pada asas, bahwa hukum itu ada diperundang-undangan, sehingga
orang harus memberikan tempat yang tinggi kepada hukum. Namun meskipun hukum
sudah terdapat dalam perundang-undangan, hukum tetap harus dicari karena kita tidak
dapat hanya sekedar mengambilnya dari kata-kata atau kalimat-kalimat yang terdapat
pada undang-undang tersebut, dengan kata lain hanya seperti tukang bongkar pasang
peraturan saja (corong UU).

c. Apakah interpretasi hukum tersebut?

Interpretasi hukum merupakan suatu proses yang ditempuh oleh pengadilan dalam rangka
mendapatkan kepastian mengenai arti dari hukum perundang-undangan.
d. Sebut dan jelaskan interpretasi hukum yang Saudara ketahui !

Interpretasi Harafiah
Interpretasi yang semata-mata menggunakan kalimat-kalimat dari peraturan
sebagai pegangannya, ia tidak keluar dari litera legis.
Interpretasi Fungsional
Disebut juga sebagai interpretasi bebas, dimana ia tidak mengikatkan diri
sepenuhnya pada kalimat-kalimat yang terdapat dalam suatu peraturan. Pada
interpretasi ini terdapat suatu upaya untuk memahami maksud yang sesungguhnya
dari suatu peraturan dengan menggunakan berbagai sumber yang lain yang
dianggap mampu memberikan kejelasan yang lebih memuaskan.

2. Bekerjanya hukum tidak dapat dipisahkan dari berbagai alat perlengkapan antara lain
konsep hukum. Jelaskan secara lengkap (pilih salah satu ) yang Saudara ketahui:

a. Konsep Hak dan kewajiban

 Hak : Merupakan alokasi kekuasaan yang diberikan oleh hukum kepada seseorang
untuk bertindak dalam rangka mewujudkan kepentingan. Hak ini melekat pada
seseorang dan tertuju pada orang lain yang mengemban kewajiban. Hak akan timbul
apabila ada peristiwa hukum, yakni kejadian sehari-hari dalam masyarakat yang
akibatnya diatur oleh hukum.
 Kewajiban : Merupakan beban yang diberikan pada hak objektif kepada orang
ataupun badan hak (subjek hukum).

Hal penting yang perlu kita ketahui yaitu bahwa hak dan kewajiban merupakan satu
kesatuan karena kedua hal ini memiliki korelasi yang sangat erat selain itu hak akan
selalu berpasangan dengan kewajiban, begitu pula sebaliknya.

b. Konsep penguasaan
c. Konsep pemilikan
d. Konsep orang
3. Ada dikenal dua sistem hukum besar di dunia yang boleh dikatakan membelah
penyelenggaran hukum di dunia sampai dewasa ini. Dua sistem tersebut ialah Civil Law
System dan Common Law System. Jelaskan kedua sistem tersebut dan Indonesia
menganut yang mana?

Common Law System


Anglo-Saxon (common law) merupakan suatu sistem hukum dimana hakim
sebagai pihak pembuat hukum (judge made law). Common Law System memiliki
akar sejarah pada kerajaan Inggris menjadikan putusan pengadilan sebagai basis
hukumnya. Hakim pengadilan maupun hakim konstitusi tidak jarang membuat
penemuan hukum untuk mengisi ketiadaan hukum atau memperbaharui hukum
agar sesuai dengan kebutuhan zaman. Pada sistem hukum Common Law bersifat
inkuisitorial (hakim mempunyai peranan besar) dalam mengarahkan dan memutus
suatu perkara yang ditanganinya.
Civil Law System
Sistem Hukum Eropa Kontinental (Civil Law) merupakan suatu sistem hukum memiliki
sumber hukum yang berasal dari kodifikasi hukum tertulis (written code). Negara-
negara penganut civil law menempatkan konstitusi pada urutan tertinggi dalam
hirarki peraturan Perundang-undangan.
Negara Indonesia menganut sistem campuran dimana Indonesia memiliki UUD
1945 dan Kitab Undang-Undang Hukum yang merupakan bentuk civil law
system, namun Indonesia juga memakai yurisprudensi untuk kasus-kasus tertentu
sebagai bentuk dari common law system.

4. Mengapa putusan hakim harus Demi Keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa ?
Tetapi hal tersebut sulit terwujud , mengapa demikian, apakah hakim tidak dapat
memahami makna hukum? Jelaskan !

Salah satu pilar untuk bisa dikatakan negara hukum adalah adanya pengadilan yang
merdeka, bebas, independen dan melahirkan putusan berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa. Di Indonesia, pelaksanaan pengadilan (kekuasaan kehakiman) tersebut telah
diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman harus mampu memberikan rasa keadilan kepada masyarakat
dan para pencari keadilan. Proses peradilan diharapkan mampu memberikan keadilan
tidak hanya kepastian hukum semata.

Dalam Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman diterangkan bahwa “Peradilan dilakukan DEMI KEADILAN
BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” memiliki makna bahwa segala putusan
hakim harus mampu memberikan rasa keadilan yang berdasarkan ketuhanan Yang
Maha Esa pada masyarakat. Makna Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa ini tidak hanya berkaitan dengan para pencari keadilan saja, namun juga erat
kaitannya dengan Tuhan Yang Maha Esa sang pencipta hidup. Tidak saja melingkupi
tanggung jawab hakim kepada pencari keadilan dan masyarakat namun secara spiritual
juga melingkupi tanggung jawab hakim kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Melihat situasi saat ini, hal tersebut begitu sulit dilaksanakan karena adanya suatu
kepentingan tertentu serta banyaknya pengaruh dan tekanan dalam proses peradilan.
Pengaruh pemegang kekuasaan maupun faktor ekonomi merupakan salah satu
penyebab putusan hakim tidak berpihak pada yang benar. Jika putusan hakim sudah
terkontaminasi dengan kepentingan kepentingan ataupun motif lain, maka putusan
hakim tersebut dapat dipastikan tidak akan memenuhi rasa keadilan masyarakat. Pada
prakteknya hakim dituntuk untuk tidak hanya sekedar menjadi corong UU melainkan
harus benar-benar mampu memberikan keputusan seadil-adilnya,

5. Bicara tentang Keadilan ada 3 hal pokok yang dipersoalkan, sebutkan dan berikan contoh
konkrit bahwa hukum merupakan institusi keadilan !

Pokok persoalan keadilan adalah pembagian sumber daya yang meliputi tiga, yaitu
1) Kepada siapakah sumber-sumber daya itu dibagikan?
2) Seberapa bcsarkah bagian yang diberikan masing-masing penerima?
3) Apakah syarat-syarat yang harus dipenuhi memperoleh bagian itu?
Sedangkan hukum merupakan institusi keadilan yakni hukum itu harus mampu
menjadi saluran agar keadilan itu dapat diselenggarakan dengan seksama dalam
masyarakat, salah satunya sebagai pengatur alokasi sumber daya.
Contoh konkrit : Hukum pembagian kekuasaan politik, hak dan kewajiban warga
negara, sumber daya alam, dll.

6. Ulpianus berpendapat bahwa keadilan adalah kemauan yang bersifat tetap pada
seseorang, sehingga tidak bisa dikutak-katik dengan logika dan penalaran saja, melainkan
seluruh pribadi secara utuh. Bagaimana pendapat Saudara?

Saya setuju dengan pendapat Ulpianus. P ada dasarnya keadilan itu bersifat abstrak, ia tidak
hanya bisa diotak-atik dengan akal dan pikiriran saja melainkan perlu rasionalitas serta
memerlukan perasaan hati nurani dari setiap individu/masyarkat untuk mewujudkannya.
Keadilan tidak berbentuk dan tidak dapat dilihat namun keadilan dapat kita rasakan. Keadilan
juga tidak memiliki tolak ukur yang pasti tentang bagaimana halnya suatu keadaan yang “Adil”.
Pada dasarnya seseorang atau individu/masyarakat mencari keadilan ketika mereka merasakan
adanya ketidakadilan pada diri mereka. Keadilan mencerminkan bagaimana seseorang  melihat
tentang hakikat manusia dan bagaimana seseorang memperlakukan manusia.

7. Jelaskan istilah-istilah di bawah ini:

a. Unstatutety Law /un writen Law

Merupakan hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat. Hukum ini disebut
juga dengan hukum kebiasaan karena tidak tertulis namun keberlakuannya ditaati seperti
suatu peraturan perundang-undangan.

b. hukum substantif -hukum procedural

Hukum Substantif (Hukum Materiil) didefinisikan sebagai hukum tertulis atau hukum
yang menciptakan, mendefinisikan, dan mengatur hak, tugas, kewajiban, dan kewajiban
warga negara di suatu negara. Dalam hukum materiil ini memuat peraturan yang
mengatur berbagai kepentingan dan hubungan yang berwujud suatu perintah dan
larangan. Contoh : Hukum Pidana, Hukum Perdata
Hukum Procedural (Hukum Formal) merupakan hukum yang memuat peraturan-
peraturan yang mengatur tentang cara-cara mengajukan suatu perkara ke muka
pengadilan dan bagaimana cara hakim memberikan keputusan. Contoh : Hukum Acara
Pidana, Hukum Acara Perdata

c. rechtvindings

Rechtvindings merupakan proses pembentukan hukum oleh hakim/aparat penegak hukum


lainnya dalam penerapan peraturan umum terhadap peristiwa hukum yang konkrit dan
hasil penemuan hukum menjadi dasar untuk mengambil keputusan

d. das sollen – das sein

Das Sollen berarti dunia keinginan, yaitu apa yang dicita-citakan, apa yang diharapkan,
apa yang harus ada nanti, dan sebagainya. Das Sollen adalah segala sesuatu yang
mengharuskan kita untuk berpikir dan bersikap. Dapat diartikan bahwa das sollen
merupakan kaidah dan norma serta kenyataan normatif seperti apa yang seharusnya
dilakukan. Das Sein adalah segala sesuatu yang merupakan implementasi dari segala hal
yang kejadiannya diatur oleh das sollen. Dapat dipahami bahwa das sein merupakan
peristiwa konkrit yang terjadi. Das Sein adalah dunia alam nyata, sebuah realita yang
telah terjadi. Kedua dunia ini adalah dunia yang kita temui dalam norma-norma susila.

Sumber Literatur :

1. Raharjo,Satjipro.2014.Ilmu Hukum. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.


2. Kansil.1986. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.
3. https://jurnal.ugm.ac.id/jmh/article/download/31169/21790
4. Kurniawan,Wahyudi.2013.Sebuah Janji Hakim pada Sang Pencipta.Malang:UMM.

Anda mungkin juga menyukai