Anda di halaman 1dari 5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.1. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai, pendidikan budi

pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan

kemampuan siswa untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang

baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Menurut Kurniawan (2017:41-42), nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan

karakter di Indonesia berasal dari empat sumber, yaitu agama, Pancasila, budaya dan

tujuan pendidikan nasional. Sedangkan menurut Kemendikbud (2017: 8-9) “Nilai-nilai

utama dalam pendidikan karakter merupakan pengembangan dari komponen diatas

meliputi nilai religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas”. Adapun

penjabaran dari nilai-nilai karakter menurut Kemedikbud (2017: 8-9) sebagaimana

tercantum dalam tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1. Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter


No Nilai Deskripsi
1 Religius Sikap religius mencerminkan keberimanan dan ketakwaan
kepada Tuhan yang Maha Esa. Disini siswa ditekankan agar
menjadi pemeluk agama yang taat tanpa harus merendahkan
pemeluk agama lain. Apalagi saat ini sedang diwacanakan
kurikulum anti terorisme, seyogyanya kita sambut dengan
melatih siswa untuk selalu mengedepankan toleransi antar
umat beragama.
2 Integritas Integritas artinya selalu berupaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang bisa dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan. Siswa yang berintegritas akan berhati-hati dalam
menjalin pergaulan, sebab kepercayaan yang diberikan
teman-temannya itu mahal harganya

9
10

3 Mandiri Mandiri artinya tidak bergantung pada orang lain dan


menggunakan tenaga, pikiran, dan waktu untuk
merealisasikan harapan, mimpi, dan cita-cita. Mandiri erat
hubungannya dengan kesuksesan seseorang. Orang yang
hidup mandiri sejak kecil umumnya meraih sukses saat
menginjak usia dewasa. Itulah alasan mandiri menjadi
karakter terdepan yang harus dimiliki anak sekolah.
4 Nasionalis Nasionalis berarti menempatkan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi dan kelompok. Untuk
memupuk jiwa nasionalis, perlu dimulai dari hal-hal kecil.
Seperti mematuhi peraturan sekolah, menjaga kebersihan
lingkungan, dan mengikuti upacara bendera dengan khidmat.
5 Gotong royong Gotong royong menerminkan tindakan mengahargai kerja
sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan
bersama. Sudah jelas, tradisi gotong royong semakin lama
semakin hilang akibat arus teknologi yang membuat siapapun
bisa menyelesaikan pekerjaan sendiri. Hal ini harus diputus
salah satunya lewat pembiasaan-pembiasaan di sekolah
seperti kerja bakti, mengedepankan musyawarah dan saling
menghargai antar teman.
Sumber: Kemdikbud (2017: 8-9)

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan

karakter merupakan nilai yang diperlukan dalam mewujudkan kelangsungan hidup

bangsa, yang nantinya menjadi pijakan anak Indonesia sehingga berkembang menjadi

pribadi yang berkualitas, memilili akhlak yang baik, religius, integritas, mandiri,

nasional, dan gotong royong.

2.1.2. Pengertian Disiplin

Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya

merupakan tanggung jawabnya. Menurut Tu’u (2014:30) “Istilah disiplin berasal dari

bahasa latin “Disiplina” yang menunjuk kepada kegiatan belajar dan mengajar. Istilah

tersebut sangat dekat dengan istilah dalam bahasa Inggris “Disciple” yang berarti

mengikuti orang untuk belajar di bawah pengawasan seorang pemimpin”. Sejalan


11

dengan pendapat tersebut, Khalsa (2017:20) menjelaskan bahwa “disiplin adalah

melatih melalui pengajaran atau pelatihan. Disiplin berkaitan erat dengan proses

pelatihan yang dilakukan oleh pihak yang memberi pengarahan dan bimbingan dalam

kegiatan pengajaran.

Salahudin (2013:111) mendefinisikan “disiplin merupakan tindakan yang

menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan”.

Samani (2017:121) memaknai bahwa “disiplin merupakan sikap dan perilaku yang

muncul sebagai akibat dari pelatihan atau kebiasaan menaati aturan, hukum atau

perintah”. Menurut Koesoema (2017:237), “istilah disiplin terutama mengacu pada

proses pembelajaran. Disiplin senantiasa dikaitkan dengan konteks relasi antara murid

dan guru serta lingkungan yang menyertainya, seperti tata peraturan, tujuan

pembelajaran dan pengembangan kemampuan dari murid melalui bimbingan guru”.

Menurut Njoroge & Nyabuto (2014:121), “disiplin adalah unsur yang sangat

penting bagi keberhasilan prestasi akademik siswa. Disiplin sekolah memainkan peran

penting dalam pencapaian harapan dan tujuan pembelajaran”. Hal ini juga memainkan

peran penting dalam akuisisi rasa tanggung jawab pada peserta didik serta pendidik.

Disiplin merupakan hal yang amat menentukan dalam proses pencapaian pendidikan.

Selain itu sikap disiplin siswa sangat diperlukan untuk masa depan bagi

pengembangan watak dan pribadi siswa sehingga menjadi siswa yang aktif dan giat

dalam belajar.

Dalam bahasa Indonesia, istilah disiplin sering terkait dan menyatu dengan

istilah tata tertib dan ketertiban. Istilah ketertiban mempunyai arti kepatuhan seorang

dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena dorongan atau disebabkan oleh

sesuatu yang datang dari luar dirinya. Sebaliknya istilah disiplin sebagai kepatuhan

dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dari dalam diri
12

orang itu. Hal ini sesuai dengan pendapat Zuriah (2018: 83) yang menyatakan bahwa

“seseorang dikatakan berdisiplin apabila melakukan pekerjaan dengan tertib dan

teratur sesuai dengan waktu dan tempatnya serta dikerjakan dengan penuh kesadaran,

ketekunan, keikhlasan atau tanpa paksaan dari pihak manapun”.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu

kepatuhan atau ketaatan seseorang terhadap peraturan dan tata tertib yang telah

ditetapkan berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dalam hatinya serta

dilakukan secara teratur tanpa adanya paksaan atau tekanan dari pihak manapun.

Dikaitkan dengan kegiatan pendidikan di sekolah, disiplin merupakan salah satu faktor

yang efektif dalam kegiatan pembelajaran. Disiplin memegang peranan penting dalam

menciptakan lingkungan belajar yang kondusif serta proses pembelajaran yang teratur

sekaligus penting bagi keberhasilan prestasi akademik siswa. Dengan adanya disiplin

dapat membantu siswa mengoptimalkan kemampuannya untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

2.1.3. Macam-macam Disiplin

Pembahasan mengenai macam-macam disiplin dijelaskan oleh Tu’u (2014: 44-

6) yakni:

1. Disiplin otoritarian

Disiplin otoritarian bersifat memaksa kehendak orang lain tanpa

mempertimbangkan dampaknya. Dalam disiplin ini, peraturan dibuat sangat

ketat dan rinci. Orang yang berada dalam lingkungan disiplin itu diminta untuk

mematuhi dan menaati peraturan yang berlaku. Apabila ada yang melanggar

disiplin tersebut, maka akan mendapatkan sanksi atau hukuman berat.


13

Sebaliknya, apabila berhasil mematuhi peraturan kurang mendapatkan

penghargaan karena disiplin otoritarian sudah dianggap sebagai kewajiban.

2. Disiplin permisif

Disiplin permisif bersifat membebaskan seseorang untuk mengambil keputusan

sendiri dan bertindak sesuai dengan keinginan hatinya. Dalam disiplin ini, tidak

ada sanksi bagi pelanggarannya sehingga menimbulkan dampak kebingungan

dan kebimbangan. Penyebabnya yaitu mereka tidak tahu mana yang

diperbolehkan dan mana yang dilarang.

3. Disiplin demokratis

Pendekatan disiplin demokratis dilakukan dengan memberi penjelasan, diskusi

dan penalaran untuk membantu anak memahami mengapa diharapkan

mematuhi dan menaati peraturan yang ada. Teknik ini menekankan pada aspek

edukatif bukan hukuman. Sanksi disiplin diberikan kepada seseorang yang

melanggar sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan mendidik. Disiplin

demokratis berusaha mengembangkan disiplin yang muncul karena kesadaran

diri sehingga siswa memiliki disiplin diri yang kuat dan mantap. Dalam disiplin

ini, siswa memiliki tanggung jawab dan kemandirian yang tinggi.

Berdasarkan pendapat terhadap macam-macam disiplin maka dapat

disimpulkan bahwa kedisiplinan adalah hal mentaati tata tertib di segala aspek

kehidupan, baik agama, budaya, pergaulan, sekolah, dan lain-lain. Dengan kata lain,

kedisiplinan merupakan kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari

serangkaian perilaku individu yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kesetiaan,

keteraturan dan ketertiban. Secara umum kedisplinan dikelompokkan dalam

kedisiplinan individu dan kedisiplinan sosial.

Anda mungkin juga menyukai