Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK BELA NEGARA

UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN DIRI

Disusun oleh Kelompok III:


1. ANANG SARJIYANTO 142180231
2.
3.

12
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik
serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah mata kuliah Bela Negara dan
WIMAYA dengan judul “Upaya Peningkatan Disiplin Diri”.
Makalah mata kuliah Bela Negara dan WIMAYA dengan judul “Upaya Peningkatan
Disiplin Diri” ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini tidaklah sempurna, hal ini dikarenakan keterbatasan
kemampuan yang kami miliki. Dalam kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Drs. Djono Nurhadi, MM. Selaku dosen pengajar mata kuliah Bela
Negara dan WIMAYA.
Harapan kami, semoga makalah ini daat memberikan pengetahuan dan bermanfaat bagi
kita semua.

12
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Disiplin merupakan suatu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan. Kedisiplinan dapat dilakukan dan diajarkan kepada anak
disekolah maupun dirumah dengan cara membuat semacam peraturan atau tata tertib yang
wajib dipatuhi oleh setiap anak.
Tata tertib dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok yang telah dibuat
oleh seseorang. Kedisiplinan itu akan timbul dengan sendirinya dari jiwa karena adanya
sebuah dorongan untuk menaati tata tertib.
Disiplin yang dikehendaki oleh seseorang itu tidak hanya muncul karena kesadaran,
tetapi ada juga karena paksaan. Disiplin yang muncul karena kesadaran disebabkan
seseorang menyadari bahwa hanya dengan disiplin lah yang didapatkan kesuksesan dalam
segala hal.
Sedangkan disiplin melalui paksaan biasanya dilakukan dengan terpaksa pula.
Keterpaksaan akan timbul karena takut akan dikenakan sanksi atau hukum akibat
pelanggaran terhadap peraturan. Adanya pengawasan dari pemimpin akan timbul sikap
disiplin, tetapi tidak adanya pengawasan dari pemimpin maka pelanggaran dilakukan. Untuk
menegakkan disiplin tidak selamanya harus melibatkan orang lain tetapi berawal dari diri
sendiri. Bahkan yang melibatkan diri sendirilah yang lebih penting, sebab penegakan disiplin
yang berawal dari diri sendiri, berarti disiplin itu timbul atas kesadaran sendiri. Mendisiplinkan
anak bertujuan untuk kebaikan mereka sendiri dan untuk kebaikanorang lain.
Sekolah merupakan masa-masa penting dalam kehidupan anak. Masa pendidikan
dasar adalah pembelajaran tentang keteraturan dan kedisiplinan, anak-anak harus selalu
memperhatikan keteraturan dan berdisiplin dalam setiap geraknya yaitu: berbicara, tidur,
makan, berpakaian, datang dan pulang sekolah, juga disiplin dalam menjaga barang-barang
miliknya. Proses pendidikan bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa, memahami
lingkungan, perbedaan individual siswa, potensi dan karakteristik tingkah laku siswa,
pengukuran proses dan hasil pendidikan dan pembelajaran, kesehatanmental, dan motivasi,
serta disiplin lain yang relevan.
Menanamkan kedisiplinan merupakan kewajiban bagi semua pihak. Tidak pandang
pejabat, pelajar, mahasiswa, pedagang, petani, guru sampai presiden sekalipun. Disiplin
merupakan modal utama dalam menggapai kesuksesan. Sehingga menanamkan kedisiplinan
sejak dini merupakan keharusan bagi seluruh masyarakat, karena kedisiplinan sudah menjadi
salah satu prioritas yang harus dimiliki siapapun.

12
Membiasakan hidup disiplin negeri ini masih sangat minim sekali. Hal ini dapat dilihat
dari banyaknya ketidakteraturan terjadi dimana-mana, dilingkungan keluarga, sekolah,
maupun di masyarakat. Melihat hal tersebut, perlu kiranya kita menanamkan kesadaran
berdisiplin dalam kehidupan sehari-hari supaya terjadi keteraturan diberbagai bidang.
Penerapan disiplin berlaku bagi semua anak dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan
sekolah, teman, dan saudara. Disiplin harus ditanamkan kepada anak sejak usia dini dalam
lingkungan keluarga, yang kemudian proses tersebut berlanjut dibangku sekolah dan akhirnya
dapat dikembangkan di lembaga masyarakat. Penanaman disiplin yang dimulai sejak dini
diharapkan mampu membentuk kepribadian yang baik ketika ia tumbuh kembang menjadi
dewasa.

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang diangkat dalam makalah Upaya Peningkatan Disiplin Diri yaitu :
1. Apa pengertian Disiplin?
2. Mengapa perlu disiplin?
3. Bagaimana strategi mengembangankan disiplin diri?
4. Apa saja tujuan disiplin diri?
5. Apa saja manfaat disiplin diri?
6. Apa saja unsur-unsur disiplin diri?
7. Bagaimana cara menanamkan disiplin diri?

12
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DISIPLIN
Pada hakekatnya disiplin merupakan bagian dari pendidikan karena tanpa disiplin tidak
akan ada yang namanya pendidikan seperti yang kita lihat saat ini. Pendidikan adalah
suatu proses yang perlu dibiasakan pelaksanaannya, seperti norma – norma yang
dianggap baik dan berlaku dalam masyarakat.
Kata ‘disiplin’ sendiri berasal dari bahas Latin yaitu ‘discipline’ yang artinya latihan akan
kesopanan dan kerohanian juga sebagai pengembangan kepribadian. Sikap disiplin
dapat muncul sebagai bentuk usaha kita dalam memperbaiki diri sebagai individu yang
taat akan aturan yang berlaku. Untuk lebih lengkapnya, mari kita simak pengertian disiplin
menurut para ahli berikut ini.
 Suharsimi Arikunto (1980: 114). Disiplin adalah kepatuhan seseorang dalam
mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang
ada pada kata hatinya tanpa adanya paksaan dari pihak luar.
 Siswanto (2001). Disiplin ialah suatu sikap menghormati, menghargai , patuh, taat
terhadap peraturan-peraturan yangberlau, baik yang tertulis maupun tidak tertulis
serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-
sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.
 Sanjaya (2005: 9). Disiplin adalah hal yang sangatlah diperlukan bagi setiap siswa,
dengan adanya disiplin belajar, tujuan pendidikan akan lebih mudah tercapai.
Jadi, dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin yaitu kepatuhan
untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang tunduk
pada putusan, perintah atau peraturan yang berlaku. Kepatuhan seseorang terhadap
keputusan atau peraturan yang dibuat dan diberlakukan bagi dirinya sendiri, seperti
belajar teratur, makan teratur, tidur teratur, bermain teratur dan lain – lain.
Apabila seseorang melaksanakan ini semua secara serba teratur, maka hal itu disebut
dengan disiplin pribadi atau disiplin perorangan. Disiplin perorangan (individu) sifatnya
melekat langsung pada diri manusia. Disiplin individu pada keluarga yang dibina oleh
orang tuanya maupun dibina oleh lembaga pendidikan formal dapat dikembangkan dalam
lingkungan masyarakat. Misalnya melalui kepramukaan, outbond dan lain-lain.

12
B. MENGAPA PERLU DISIPLIN?
Tingkat kedisiplinan seseorang menunjukkan derajad kesungguhan seseorang. Tidak
sedikit orang yang sukses karena kesungguhan (dedikasi) yang tinggi. Orang yang
disiplin akan mempunyai kecerdasan praktis artinya seseorang yang tidak hanya cerdas
dalam berkonsep tetapi juga akan berkemampuan untuk mengimplementasikan dalam
kehidupannya. Dikatakan orang tersebut berkecerdasan praktis orang yang disiplin
menunjukkan dedikasi yang tinggi atau mempunyai kesungguhan yang tinggi dalam
mengerjakan sesuatu. Sebaliknya orang yang tidak sungguh-sungguh biasanya kurang
disiplin. Kesuksesan akan dicapai oleh orang berdedikasi tinggi yakni orang yang
kesehariannya bertindak disiplin. Individu yang disiplin akan lebih mampu mencapai
target yang telah ditentukan yang pada akhirnya membawa pada kesuksesan. Semakin
tinggi kedisiplinan, maka akan semakin tinggi dedikasinya. Semakin tinggi dedikasi
seseorang akan semakin mampu menghadapi rintangan dan hambatan, sehingga orang
yangsemakin disiplin akan semakin mampu mencapai kesuksesan.

C. BAGAIMANA STRATEGI MENGEMBANGKAN DISIPLIN DIRI?


Untuk dapat menjadi disiplin, maka disiplin harus kita cintai atau kita senangi. Disiplin
harus kita lihat sebagai keindahan kehidupan. Disiplin itu mewujudkan ketertiban,. Disiplin
itu hebat luar biasa. Disiplin itu energi luar biasa. Disiplin itu mendekatkan kita ke pintu
kesuksesan. Sebaliknya orang yang tidak disiplin menjauhkan dari pintu kesuksesan.
Ketidakdisiplinan itu membahayakan diri kita dan orang lain. Mengapa disiplin dikatakan
seperti itu? Uraian berikut ini diharapkan dapat memberikan pencerahan kepada
pembaca mengenai disiplin.
1. Disiplin itu Indah
Disiplin itu indah dan bermanfaat dan bukan sesuatu yang kaku. Disiplin itu mampu
membawa diri kita menuju ke kesuksesan. Sebagai contoh terciptanya lagu yang
indah selain ditentukan oleh adanya karya yang bermutu dari aransemen dan
syairnya juga ditentukan oleh kedisiplinan penyanyi dalam membawakan atau
menyanyikannya. Terlambat sedikit saja alat musik yang dimainkan ataupun terjadi
sebaliknya yakni penyanyi terlambat atau terlalu cepat melantunkan syair ketimbang
bunyi musiknya, maka akan menimbulkan disharmoni musik. Sebagai dampaknya
yang seharusnya lagu itu indah didengar jadi tidak indah. Hali itu dikarenakan adanya
ketidakdisiplinan dalam bermain musik dan menyanyi. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa kedisiplinan dapat menciptakan suatu keindahan dan kemanfaatan
lainnya dalam kehidupan kita.

12
2. Ketidakdisiplinan membahayakan diri kita dan orang lain.
Disiplin itu menciptakan ketertiban yang akan menghasilkan kelancaran. Kita bisa
melihat buktinya pada kehidupan sehari-hari misalnya dalam hal mengendarai
kendaraan bermotor di jalan raya. Ketidakdisiplinan dalam berlalulintas yang
dilakukan seseorang akan memacetkan arus lalu lintas, sehingga merugikan diri
sendiri dan orang lain. Bahkan ketidakdisiplinan yang dilakukan oleh sesorang
tersebut dapat berakibat fatal yakni menyebabkan terjadinya kecelakaan yang
menelan korban, baik harta benda maupun nyawa. Dalam lingkup yang sempit
tersebut ketidakdisiplinan menimbulkan akibat yang fatal, apalagi dalam lingkup yang
luas yakni lingkup nasional tentu akan berakibat yang lebih besar yang akan
membahayakan sendi-sendi kehidupan nasional.
3. Membuang stereotipe disiplin.
Adanya stereotipe disiplin harus dibuang jauh-jauh. Tidak benar bahwa disiplin itu
bersifat kaku, menjemukan, menegangkan, membosankan, dll. Kalau kita sudah
bersikap stereotipe terhadap disiplin seperti itu, maka secara otomatis kita akan
menjauhi disiplin karena adanya sifat yang antipati terhadap disiplin pada diri kita.
Jika stereotipe disiplin sudah tidak ada lagi pada diri kita, maka kita akan merasa
ringan untuk melakukan disiplin tanpa merasa terbebani.
4. Disiplin itu sesuatu yang luar biasa
Orang yang disiplin itu akan dihormati, akan disukai banyak orang. Mengapa demikian
itu? Orang yang displin itu menghormati dirinya melalui menghormati orang lain
dengan memenuhi janji atau kesepakatan-kesepakatan dalam ketepatan kuantitas
ataupun kualitas yang dijanjikan. Ketepatan kuantitas waktu, jumlah unit, ketepatan
kualitas pekerjaan, produk, pelayanan, dll. Disiplin itu menjadikan kita orang yang
terhormat.
5. Disiplin merupakan energi luar biasa
Orang yang disiplin itu akan terlihat energik, sigap dan tanggap. Di berbagai
organisasi baik militer atau non militer seperti klub pecinta alam dan alinhya akan
banyak mengajarkan dan menerapkan disiplin sebagai dasar sebelum menjalankan
program-program lainhya. Kedisiplinan menjadikan orang energik dan patuh terhadap
aturan – aturan terutama aturan-aturan penting, sehingga orang akan cepat
menyelesaikan tugas dan terhindar dari bahaya.
6. Pendekatan lingkungan displin
Disiplin seseorang dapat ditumbuhkan melalui pendekatan lingkungan disiplin dengan
berbagai macam cara di antaranya yakni :
a. Menyatu dengan masyarakat disiplin. Misalnya di kampus mahasiswa dapat
mengikuti organisasi atau kegiatan yang memupuk kedisiplinan seperti

12
kepramukaan, klub/kelompok mahasiswa pecinta alam (Mapala),
kelompok/pasukan baris berbaris dan lain-lain.
b. Membangun disiplin dapat dimulai dari diri sendiri melalui pemahaman apa itu
disiplin dan kemanfaatannya. Selain hal itu kedisiplinan dapat ditumbuhkan
dengan cara membentuk pribadi yang disiplin melalui pembiasaan diri berada
dilingkungan yang disiplin. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan menentukan
dalam membentuk pribadi yang disiplin.
c. Mengkondisikan suasana disiplin dengan pemahaman bahwa disiplin bukan
sesuatu hal yang menyeramkan, kaku dan lain-lain.
7. Membiasakan disiplin
Untuk membangun pribadi yang disiplin kita harus membiasakan diri kita untuk
bekerja dengan : fokus, berkemampuan, berkemauan, pengaturan waktu, dan
perencanaan yang matang. Maksud dari pernyataan tersebut seperti dijelaskan
berikut ini.
a. Fokus. Fokus pada apa yang dikerjakan menjadikan kita akan mencapai target
atau tujuan yang diinginkan. Tidak sedikit orang akan menyanggupi berbagai
pekerjaan atau menerima jabatan yang ditawarkan tanpa mempertimbangkan
kemampuang, waktu yang dipunyai dll, yang berakibat mengecewakan orang
banyak karena tidak dapat memenuhi target ataupun tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Hal itu akan merugikan diri sendiri maupun pihak lain baik secara
materi ataupun non materi.
b. Berkemampuan. Berkemampuan terhadap apa yang akan kita kerjakan
mendorong kita menjadi disiplin. Orang yang mengerjakan sesuatu tanpa disertai
kemampuan akan berakibat keterlambatan pencapaian tujuan bahkan bisa saja
menjadi gagal untuk mencapai targetnya. Oleh karena itu jangan mengerjakan
tugas atau pekerjaan yang kita tidak mampu.
c. Berkemauan. Berkemauan mempunyai niat (kesungguhan) untuk disiplin sangat
berpengaruh terhadap terbentuknya disiplin pribadi. Niat yang sungguh-sungguh
akan menjadikan orang semakin berdedikasi yang pada akhirnya orang tersebut
dengan mudah atau ringan untuk menjalani disiplin.
d. Waktu. Mempunyai waktu yang cukup untuk sesuatu yang kita kerjakan sangat
menentukan terbentuknya disiplin individu. Orang yang tidak mempunyai waktu
yang cukup memadai guna mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan meskipun
tugas atau pekerjaan itu sangat mudah akan berakibat pekerjaan tidak dapat
diselesaikan atau terbengkalai. Padahal sebelumnya kita sudah berjanji atau
menyanggupi pekerjaan tersebut. Akibatnya hal itu akan merugikan orang yang
memberikan pekerjaan atau diri sendiri, baik kerugian materi, waktu dam lainnya.

12
Hal itu sebagai akibat ketidak disiplinan kita dalamm mencapai tujuan pada waktu
yang telah ditentukan.
e. Perencanaan dan persiapan. Merencanakan dan menyiapkan dengan cermat apa
yang kita kerjakan sangat menentukan tercapainya target atau tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. Perencanaan itu meliputi waktu, dana dan lainnya.
Perencanaan sebelumnya akan memudahkan hidup disiplin.

D. TUJUAN DISIPLIN
Tentunya setiap kegiatan memiliki suatu tujuan. Seperti halnya dengan sikap disiplin yang
mana juga memiliki beberapa tujuan. Karena pada dasarnya, setiap orang yang bersikap
disiplin tentu memiliki tujuan yang ingin digapai. Berikut ini adalah beberapa tujuan
disiplin.
Menurut Ellen G White, tujuan disiplin di antaranya sebagai berikut:
 Perintah atas diri;
 Menaklukan kuasa kemauan;
 Memperbaiki kebiasaan-kebiasaan;
 Hancurkan benteng setan;
 Menghormati kedua orang tua dan Ilahi;
 Penurutan atas dasar prinsip, bukan paksaan
Sedangkan sikap disiplin yang diterapkan pada setiap siswa dalam proses belajar agar
setiap siswa dapat bersikap baik, positif, dan bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan.

E. MANFAAT DISIPLIN
Manfaat dari sikap disiplin adalah sebagai berikut:
 Tumbuhnya Kepekaan
Anak yang tumbuh menjadi pribadi yang peka/berperasaan halus dan percaya pada
orang lain. Sikap ini bisa memudahkan dirinya mengungkapkan perasaanya kepada
orang lain, termasuk orang tuanya. Sehingga anak akan mudah menyelami
perasaan orang lain juga.
 Tumbuhnya Kepedulian
Dengan disiplin membuat anak menjadi mempunyai integritas, selain bisa memikul
tanggung jawab, dapat memecahkan masalah dengan baik, cepat dan mudah.

12
 Mengajarkan Keteraturan
Seorang anak akan bisa mempunyai pola hidup yang teratur dan dapat mengelola
waktu yang dimilikinya dengan baik.
 Menumbuhkan Ketenangan
Berdasarkan penelitian menunjukkan bayi yang tenang/ jarang menangis ternyata
dapat memperhatikan lingkungan sekitarnya dengan baik. Ia juga lebih cepet
berinteraksi dengan orang lain pada tahap berikutnya.
 Tumbuhnya Rasa Percaya Diri
Sikap ini berkembang ketika anak diberi sebuah kepercayaan untuk melakukan
suatu pekejraan yang dapat ia kerjakan dengan sendiri.
 Tumbuhnya Kemandirian
Dengan belajar mandiri anak bisa diandalkan agar dapat memenuhi kebutuhannya
sendiri. Anak juga bisa mengeksplorasi lingkungan dengan baik. Disiplin adalah
bimbingan yang tepat kepada anak agar sanggup atau mampu menentukan pilihan
yang bijak.
 Tumbuhkan Keakraban
Dengan kemampuan beradaptasi yang terus diasah, anak akan menjadi lebih cepat
akrab dan ramah terhadap orang lain.
 Membantu Perkembangan Otak
Ketika anak berusia 3 tahun, pertumbuhan otak sangat pesat, disini dia menjadi
peniru perilaku yang piawai. Ia bisa mencontoh dengan sempurna tingkah laku
orang tua yang disiplin, dengan sendirinya akan membentuk kebiasaan dan sikap
yang positif.
 Membantu Anak Yang “Sulit”
Terkadang pada anak yang berkebutuhan khusus kita lupa mereka juga
membutuhkan penanganan khusus, dengan disiplin untuk menekankan keteraturan
anak yang berkebutuhan khusus dapat hidup lebih baik.
 Menumbuhkan Sikap Patuh
Dengan disiplin anak akan menuruti aturan yang ditetapkan orang tua atas
kemauan sendiri.

F. UNSUR-UNSUR DISIPLIN
Sebelum seseorang memiliki sikap disiplin maka akan didahului oleh serangkaian sikap
yang akan mendorong terbentuknya sikap disiplin. Sikap-sikap inilah yang kemudian
disebut sebagai unsur-unsur disiplin. Unsur-unsur disiplin meliputi tiga hal, antara lain:

12
1. Pemahaman yang baik mengenai sistem peraturan, perilaku, norma, kriteria dan
standar sehingga menumbuhkan pengertian yang mendalam.
2. Sikap mental (mental attitude). Sikap mental merupakan sikap taat dan tertib
sebagai hasil dan pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran, dan
pengendalian watak.
3. Sikap kelakuan yang wajar yang menunjukkan kesungguhan hati untuk mentaati
segala hal secara hormat dan tertib.
Elizabeth B. Hurlock (1970:74) mengemukakan unsur-unsur disiplin yang diharapkan
mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan standar yang ditetapkan
kelompok sosial mereka. Ia harus mempunyai empat unsur pokok, yaitu:
a. Peraturan
Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku. Pola tersebut bisa
ditetapkan oleh orang tua, guru atau teman bermain. Tujuannya adalah membekali
anak dengan pedoman perilaku yang disetujui dalam situasi-situasi tertentu.
b. Hukuman
Hukuman mempunyai peran antara lain menghalangi pengulangan tindakan yang
tidak diinginkan oleh masyarakat, mendidik anak membedakan mana yang benar dan
mana yang salah, serta memberi motivasi untuk menghindari perilaku yang tidak
diterima masyarakat.
c. Penghargaan
Penghargaan berarti tiap bentuk pemberian untuk suatu hasil yang baik. Penghargaan
mempunyai nilai mendidik, sebagai motivasi untuk mengulang perilaku yang disetujui
secara sosial, memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial.
d. Konsistensi
Konsistensi berarti tingkat keseragaman atau stabilitas. Harus ada konsistensi dalam
peraturan yang digunakan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam cara
peraturan ini diajarkan dan dipaksakan, dalam hukuman yang diberikan pada mereka
yang tidak menyesuaikan pada standar dan dalam penghargaan bagi mereka yang
menyesuaikan.

G. CARA MENANAMKAN DISIPLIN


Elizabeth B. Hurlock (1997:93) mengemukakan bahwa cara-cara menanamkan disiplin
dapat dibagi menjadi tiga cara, yaitu:
a. Mendisiplinkan dengan Otoriter
Peraturan dan pengaturan yang keras untuk memaksakan perilaku yang diinginkan
menandai semua jenis disiplin yang otoriter. Tekniknya mencakup hukuman yang
berat bila terjadi kegagalan memenuhi standar dan sedikit, atau sama sekali tidak

12
adanya persetujuan, pujian atau tanda-tanda penghargaan lainnya bila anak
memenuhi standar yang diharapkan.
b. Mendisiplinkan dengan Permisif
Disiplin permisif sebenarnya berarti sedikit disiplin atau tidak disiplin. Biasanya disiplin
permisif tidak membimbing ke pola perilaku yang disetujui secara sosial dan tidak
menggunakan hukuman. Dalam hal ini tidak diberi batas-batas atau kendala yang
mengatur apa saja yang boleh dilakukan, mereka diijinkan untuk mengambil
keputusan sendiri dan berbuat sekehendak mereka sendiri.
c. Mendisiplinkan dengan Demokratis
Metode demokratis menggunakan menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran
untuk membantu anak mengerti mengapa perilaku tertentu diharapkan. Metode ini
lebih menekankan aspek edukatif dari disiplin daripada aspek hukuman. Disiplin
demokratis menggunkan hukuman dan penghargaan. Hukuman tidak pernah keras
dan biasanya tidak berbentuk hukuman badan.

12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Disiplin yaitu kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang
mengharuskan orang tunduk pada putusan, perintah atau peraturan yang berlaku.
Kepatuhan seseorang terhadap keputusan atau peraturan yang dibuat dan diberlakukan
bagi dirinya sendiri, seperti belajar teratur, makan teratur, tidur teratur, bermain teratur
dan lain – lain. Apabila seseorang melaksanakan ini semua secara serba teratur, maka
hal itu disebut dengan disiplin pribadi atau disiplin perorangan.
Orang yang disiplin akan mempunyai kecerdasan praktis artinya seseorang yang tidak
hanya cerdas dalam berkonsep tetapi juga akan berkemampuan untuk
mengimplementasikan dalam kehidupannya. Individu yang disiplin akan lebih mampu
mencapai target yang telah ditentukan yang pada akhirnya membawa pada kesuksesan.
Semakin tinggi kedisiplinan, maka akan semakin tinggi dedikasinya. Semakin tinggi
dedikasi seseorang akan semakin mampu menghadapi rintangan dan hambatan,
sehingga orang yangsemakin disiplin akan semakin mampu mencapai kesuksesan.
Untuk membangun pribadi yang disiplin kita harus membiasakan diri kita untuk bekerja
dengan : fokus, berkemampuan, berkemauan, pengaturan waktu, dan perencanaan yang
matang. Dan tentunya setiap kegiatan memiliki suatu tujuan. Seperti halnya dengan sikap
disiplin yang mana juga memiliki beberapa tujuan yaitu : Perintah atas diri; Menaklukan
kuasa kemauan; memperbaiki kebiasaan-kebiasaan; Hancurkan benteng setan;
Menghormati kedua orang tua dan Ilahi; Penurutan atas dasar prinsip, bukan paksaan.
Manfaat dari sikap disiplin adalah sebagai berikut: Tumbuhnya Kepekaan; Tumbuhnya
Kepedulian; Mengajarkan Keteraturan; Menumbuhkan Ketenangan; Tumbuhnya Rasa
Percaya Diri; Tumbuhnya Kemandirian; Tumbuhkan Keakraban; Membantu
Perkembangan Otak; Menumbuhkan Sikap Patuh. Sebelum seseorang memiliki sikap
disiplin maka akan didahului oleh serangkaian sikap yang akan mendorong terbentuknya
sikap disiplin. Sikap-sikap inilah yang kemudian disebut sebagai unsur-unsur disiplin.
Unsur-unsur disiplin meliputi tiga hal, antara lain: Pemahaman yang baik mengenai
sistem peraturan, perilaku, norma, kriteria dan standar sehingga menumbuhkan
pengertian yang mendalam; Sikap mental (mental attitude). Sikap mental merupakan
sikap taat dan tertib sebagai hasil dan pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran,
dan pengendalian watak; Sikap kelakuan yang wajar yang menunjukkan kesungguhan
hati untuk mentaati segala hal secara hormat dan tertib.
cara-cara menanamkan disiplin dapat dibagi menjadi tiga cara, yaitu: Mendisiplinkan
dengan Otoriter; Mendisiplinkan dengan Permisif; Mendisiplinkan dengan Demokratis

12
B. SARAN

Dari pembahasan diatas terdapat kekurangan materi yang disampaikan dikarenakan

kurangnya pemahaman serta literatur yang kurang sehingga bab ini tidak lengkap.

Informasi yang terdapat pada makalah ini sendiri jangan digunakan sebagai pedoman

semata. Sehingga untuk lebih memahami tentang upaya peningkatan disiplin diri

dianjurkan melihat referensi yang lain dan yang lebih lengkap.

C. DAFTAR PUSTAKA :
1. Hurlock, Elizabeth. 1970. Perkembangan Anak. Erlangga: Jakarta.
2. Lemhannas. 1995. Disiplin Nasional. Balai Pustaka: Jakarta.
3. Mar’at. 1984. Sikap Manusia: Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia
Indonesia.

12

Anda mungkin juga menyukai